• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Keuangan

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 36-40)

2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Lebih lanjut lagi laporan keuangan memberikan gambaran kondisi keuangan, kinerja perusahaan, perubahan ekuitas, dan arus kas (dana) pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu untuk dikomunikasikan kepada para pemakainya.

Definisi laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Indonesia (2007:2) sesuai pernyatakan Ikatan Akuntansi Indonesia menyebutkan:

“Laporan Keuangan adalah proses pelaporan keuangan. Laporan Keuangan yang lengkap biasanya meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas dana), catatan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.”

Pengertian menurut Syahrul dan Nizar (2000:370) sebagai berikut:

“Laporan keuangan adalah catatan tertulis tentang status keuangan dari individu, sosial, organisasi bisnis. Dalam laporan keuangan termasuk neraca dan laporan laba rugi atau laporan operasi, serta laporan perubahan ekuitas. Di dalamnya juga termasuk laporan arus kas dan analisis lainnya. Laporan-laporan itu bisa digabungkan dengan laporan tambahan untuk menunjang status keuangan atau kinerja organisasi.” Semua komponen laporan keuangan seperti yang disebutkan dalam pengertian di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Penggunaan laporan keuangan oleh pihak-pihak yang berkepentingan tergantung kepada kebutuhannya.

2.4.2 Karakteristik Kialitatif Laporan keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagai ciri khas dari laporan keuangan yang menjadikannnya dapat berguna bagi para pengguna atau pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum karakteristik kualitatif laporan keuangan tersebut dalam IAI (2007:7) meliputi:

1) Dapat dipahami. Kualitas penting informasi yang ditampunng dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat segera dipahami oleh pemakai. 2) Ralevan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan ekonomi sehingga membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, sekarang dan masa depan (predictive), mengkoreksi hasil operasi masa lalu (confirmatory). Relevansi dipengaruhi hakikat dan materialitasnya. 3) Keandalan. Informasi mempuanyai kualitas andal jika:

(1) Bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan/secara wajar diharapkan dapat disajikan. (2) Setiap peristiwa perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan

realitas ekonomi dan juga bukan hanya bentuk hukumnya.

(3) Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan atau keinginan pihak tertentu (netralitas). (4) Dalam hal mengahadapi ketidakpastian suatu peristiwa/keadaan tertentu,

maka ketidakpastian tersebut diakui dengan mengungkapkan hakekat dan tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat (prudence).

(5) Laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitasnya dan biaya (completeness). Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan dapat mengakibatkan informasi menjadi tidak benar dan menyesatkan.

4) Dapat dibandingkan. Laporan keuangan harus dapat dibandingkan antar periode dan antar perusahaan untuk dapat mengidentifikasi/mengevaluasi kecendrungan (trend)/perubahan posisi keuangan dan kinerja perusahaan.

2.4.3 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2004:133) menjelaskan bahwa APB Statement No.4 (AICPA) menggambarkan tujuan laporan keuangan dalam dua bagian, yaitu:

“1) Tujuan umum.

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima. 2) Tujuan khusus.

Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.”

2.4.4 Unsur dan Komponen Penyajian Laporan Keuangan

Secara umum unsur-unsur laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan dan unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja. Sedangkan untuk laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan rugi laba dan berbagai perubahan dalam neraca. Oleh karenanya, di dalam laba rugi dan neraca penyajian berbagai unsur tersebut memerlukan proses sub-klasifikasi (Prastowo dan Juliaty, 2002:8-11). Berikut rincian berbagai unsur dalam laporan keuangan seperti yang dinyatakan sebelumnya, yaitu:

1) Unsur posisi keuangan (disajikan dalam laporan neraca).

(1) Aktiva, merupakan sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan.

(2) Kewajiban, merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

(3) Ekuitas, merupakan hak residual (residual interest) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban (aktiva bersih). Namun demikian, didalam neraca ekuitas dapat di sub-klasifikasikan.

2) Unsur kinerja perusahaan (disajikan dalam laporan rugi laba).

(1) Penghasilan (income), merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukkan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (setoran) penanam modal.

(2) Beban (expense), merupakan penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

2.4.5 Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Prastowo dan Julianty (2002:16) menyatakan:

“Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu.”

Sedangkan menurut Simamora (2000:22) pengertian laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

“Laporan keuangan resmi yang menerangkan kegiatan-kegiatan operasi (pendapatan dan biaya) selama periode tertentu, biasanya satu bulan atau satu tahun.”

Informasi mengenai potensi perusahaan menghasilkan laba atas kegiatan operasinya selama periode tertentu dalam laporan laba rugi menurut Hanafi dan Halim (2005:59) terbagi menjadi tiga elemen pokok, sebagai berikut:

1) Pendapatan operasional.

Pendapatan operasional didefinisikan sebagai asset masuk atau asset yang naik lainnya, selama periode dimana perusahaan memproduksi atau menyerahkan barang atau memberikan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan aktivitas pokok perusahaan.

2) Beban operasional.

Beban operasional dapat didefinisikan sebagai asset keluar atau munculnya hutang selama periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang, memberikan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan aktivitas pokok perusahaan.

Untung didefinisikan sebagai kenaikan modal saham dari transaksi yang bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama periode tertentu, kecuali yang berasal dari pendapatan operasional dan investasi oleh pemilik perusahaan. Rugi didefinisikan sebagai penurunan modal saham dari transaksi yang bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama periode tertentu, kecuali yang berasal dari pendapatan operasional dan investasi oleh pemilik perusahaan.

Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja bagi penyaji secara wajar dari suatu satuan usaha dalam periode tertentu. Sehubungan dengan susunan laporan laba rugi tersebut, terdapat prinsip-prinsip umum yang biasa digunakan, sebagai berikut:

1) Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau pemberian jasa) diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual sehingga diperoleh laba kotor. 2) Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya

penjualan dan biaya umum atau administrasi (operating expense).

3) Bagian ketiga meunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar operasi pokok perusahaan, yang diikuti biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan (non-operating/financial income and expense).

4) Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi insidentil (extra ordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 36-40)

Dokumen terkait