• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber : Zaki Bar idwan, 1995, Bunga Rampai SIA, edisi per tama, BPFE, Yogyakar ta, hal 128.

2.2.2. Kiner ja Sistem Infor masi Akuntansi (SIA)

Keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi dapat dilihat dengan cara bagaimana sistem tersebut dapat memproses informasi dengan baik.

Menurut Soegiharto (2001) kinerja sebuah sistem informasi dapat diukur dari dua persepsi yaitu kepuasan pemakai atas pemakaian sistem informasi akuntansi dan pemakaian sistem itu sendiri.

2.2.3. Kualitas Sistem Infor masi Akuntansi (SIA)

Karakteristik kualitas sistem informasi yang baik menurut Jogiyanto (2003:10) meliputi :

Bukti

Transaksi Jurnal

Laporan Keuangan dan

Laporan lain, yaitu

laporan Keuangan

Fiskal

File Transaksi

Buku

Besar

1. Akurat, berarti niformasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.

2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

3. Relevan, informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.

Kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat waktu, dan relevan. Keakuratan suatu informasi berhubungan dengan pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut yang mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila informasi tersebut aktual atau mutakhir. Informasi yang relevan, apabila informasi tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan. Umumnya suatu laporan penyajian informasi secara singkat pada hal-hal yang penting saja, tetapi rincian dari informasi tersebut disajikan dalam uraiannya.

2.2.4. Faktor -Faktor Yang Mempengar uhi Pengembangan Sistem Infor masi Ak untansi

2.2.4.1. Duk ungan Manajemen Puncak 2.2.4.1.1. Penger tian Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003:8).

2.2.4.1.2. Tingkatan Manajemen

Menurut Jogiyanto (2003:17), tingkatan manajemen dalam organisasi dibagi menjadi tiga golongan berbeda, yaitu :

1. Manajer Lini-pertama

Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Para manajer ini disebut dengan kepala atau pimpinan, mandor, dan penyelia.

2. Manajer Menengah

Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang karyawan operasional. Sebutan lain manajer menengah adalah manajer departemen, kepala pengawas.

3. Manajer Puncak

Manajer puncak terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan lain manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, dan wakil presiden senior.

2.2.4.1.3. Fungsi Manajemen

Menurut Handoko (2003:23) ada lima fungsi manajemen, yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah penetapan tujuan, prosedur, budget, dan program dari suatu organisasi.

2. Penyusunan Personalia (Staffing)

Penarikan, pelatihan, dan pengembangan, serta penempatan dari pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja. Kegiatan ini memanfaatkan segala saluran yang telah ditentukan oleh kegiatan pengorganisasian.

3. Pengorganisasian (Organizing)

Suatu proses manajemen yang menyebabkan seseorang dapat bekerjasama untuk membentuk satuan yang dapat dipimpin dan diawasi. Selepas perencanaan manajer menetapkan dengan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kemudian mengelompokkan kegiatan tersebut menjadi satuan-satuan kerja.

4. Pengarahan (Directing)

Merupakan kerjasama karyawan dalam berbagai kegiatan untuk menuju tujuan yang telah ditentukan. Koordinasi adalah segala usaha yang diperlukan tertuju kepada tujuan bersama tanpa tumpang tindih kegiatan yang menyebabkan penghambatan pekerjaan.

5. Pengawasan (Controlling)

Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan.

2.2.4.2. Par tisipasi Pemakai

Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan telah diakui secara luas dalam literatue. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi (Setianingsih, 1998:195).

Partisipasi pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan konstribusi kepada tujuan kelompok dan berbagi tanggung jawab pencapaian tujuan tersebut (Davis, 1996:179).

Menurut Davis (1996:179) ada tiga gagasan penting dalam partisipasi kerja, antara lain :

1. Keterlibatan mental dan emosional, berpartisipasi berarti keterlibatan mental dan emosional para pegawai daripada hanya berupa aktivitas fisik. 2. Motivasi konstribusi, bahwa partisipasi memotivasi orang-orang untuk memberikan konstribusi, mereka diberi kesempatan untuk menyalurkan sumber inisiatif dan kreativitasnya guna mencapai tujuan organisasi.

3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi berate mendorong orang-orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok. Partisipasi membantu mereka menjadi pegawai yang bertanggung jawab daripada hanya sekedar pelaksana yang tidak bertanggung jawab.

Partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan, dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Barki dan Hartwick dalam Restuningdiah dan Indriantoro, 2000:121).

Pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak berpartisipasi, akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pemakai terlibat secara langsung dalam penggunaan sistem informasi. Pada kenyataanya sering kali pemakai lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi, dengan diajak berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan-keinginan mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.

2.2.4.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem

Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri daripada pengalaman orang lain.

Menurut Soegiharto (2001:179), jika para pengguna sistem semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil dan lingkungan

sosial, politis ditempat digunakannya sistem tersebut, mereka akan memberikan konstribusi yang lebih besar bagi pengembang sistem tersebut.

Menurut pendapat Tjhai Fung Jen (2002:138), bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Asumsi di atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan teknik personal sistem informasi adalah kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi organisasi.

2.2.5 Penga r uh Dukungan Manajemen Puncak Ter hadap Pengembangan Sistem Infor masi Akuntansi

Manajemen puncak memegang peranan penting dalam setiap tahap siklus pengembangan sistem yang meliputi perencanaan, perancangan, dan implementasi dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan.

Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada.

Teori yang mendukung pengaruh dukungan manajemen puncak dengan kinerja sitem informasi akuntansi adalah teori kelompok. Teori yang dikembangkan oleh Filley, House dan Kerr (1976) dalam Miftha (2004:29),

suatu pertukaran yang positif di antara pemimpin dan pengikutnya. Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan, dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan terhadap bawahan.

2.2.6. Penga r uh Par tisipasi Pemakai Ter hadap Pengembangan Sistem Infor masi Ak untansi

Partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan, dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi, sedangkan dalam pengembangan sitem informasi, apabila pemakai diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi.

Teori yang mendukung partisipasi pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi adalah teori Y dari Mc Gregor. Dalam teori ini dijelaskan bahwa orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terikat dengan tujuan itu.

Hwang (1999) dalam Tjhai Fung Jen (2002:137), mengatakan bahwa keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka

kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.

Teori tersebut di atas ditari kesimpulan bahwa partisipasi adalah bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan pemakai dan dalam proses pengembangan Sistem Informasi Akuntansi.

2.2.7. Penga r uh Kemampuan Tek nik Per sonal Ter hadap Pengembangan Sistem Infor masi Akuntansi

Kemampuan teknik personal merupakan kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi organisasi. Dengan mengembangkan apa yang terjadi pada mereka, individu mengembangkan perjalanan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku interaktif dalam situasi yang lain.

Menurut Toding (2009:39), kemampuan merupakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan berbagai macam tugas dalam pekerjaanya, dengan kemampuan yang ada, kegiatan karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha sehingga memberi kepuasan. Asumsi lain mengatakan, jika seseorang menghabiskan waktu berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik, maka orang tersebut akan menampakkan dorongan, energi dan hasrat, ingin sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar.

untuk menggunakan sistem informasi, sehingga Kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan meningkat.

Teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Kemampuan teknik personal merupakan keahlian yang diperoleh dari pendidikan dan pengalaman. Rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan terhadap pemakaian sistem informasi.

2.3. Ker angka Pikir

Sesuai dengan landasan teori dan fakta-fakta pendukung yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disusun sebuah diagram kerangka pikir ditunjukkan pada gambar 2.3. sebagai berikut :

Regr esi Linier Ber ganda

Gambar 2.3 : Diagr am Ker angka Pikir

Dokumen terkait