BAB II LANDASAN TEORI
C. Laporan Keuangan
1. Pengertian laporan keuangan
a. Laporan keuangan secara umum
Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat
secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan
atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan
mudah dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan
perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Di
samping itu banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap
laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor,
investor maupun para supplier.4
Laporan keuangan biasanya dibuat per periode, seperti tiga bulan
(triwulan) atau enam bulan (semester) untuk kepentingan internal
perusahaan. Sementara untuk laporan luas dilakuakn satu tahun sekali.
Selain itu dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis
laporan keuangan tersebut5
b. Laporan Keuangan Bank Syariah
Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti
sektor lainnya, yaitu untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan yang
rasional, seperti: shahibul maal; pihak-pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana; pembayar zakat, infak dan shadaqah;
4
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta : Rajawali Pers 2014) h. 6 5
pemegang saham; otoritas pengawasan; Bank Indonesia; Pemerintahan;
lembaga penjamin simpanan; dan masyarakat.6
Dalam pengenrtian yang sederhana, laporan keuangan adalah:
laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos
keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam
praktinya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti :7 1. Neraca
Nerca merupsksn laporan yang menunjukan jumlah aktiva
(harta), kewajiban (hutang) dan modal perusahaan (ekuitas)
perusahaan pada saat tertentu. Pembuatan neraca biasanya dibuat
berdasarkan periode tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik atau
manajemen dapat pula meminta laporan neraca sesuai lebutuhan
untuk mengetahui secara persis berapa harta, utang dan modal yang
dimilikinya pada saat tertentu.
2. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja
dan kegiatan usaha bank syariah pada suatu periode tertentu yang
meliputi pendapatan dan beban yang timbul pada operasi utama bank
dan operasi lainnya.8
6
Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (IAI), Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2003) h. 1
7
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta : Rajawali Pers 2014) h. 7 8
Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia, h. VII-1
Laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau
periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan
biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah
perusahaan dalam keadaan laba ataukah rugi 9 3. Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang
dimiliki perusahaan saat ini.kemudian laporan ini juga menunjukan
perubahan serta sebab-sebab berubahnya modal.10 4. Laporan catatan atas laporan keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang
dibuat berkaitan dengan keuangan yang disajikan. Laporan ini
memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas
laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebabnya.
Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami
jelas data yang disajikan.
5. Laporan arus kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukan arus kas
masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa
pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar
merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus
kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.
9
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta : Rajawali Pers 2014) h. 8 10
c. Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu
maupun periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun
secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara
berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan
informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang
memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
D. Penilaian Kinerja Bank
Kondisi keuangan suatu bank dapat diketahui dengan melihat laporan
keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini juga
sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. Agar laporan
ini dapat dibaca sehingga menjadi berarti maka, perlu dilakukan analisis
terlebih dahulu. Analisis yang diguynakan adalah dengan ,enggunakan
rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Menggunakan rasio-rasio
keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kinerja kepada
penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
bank dari suatu periode ke periode berikutnya. Untuk menilai kinerja setiap
bank apakah telah bekerja secara efisien dan bagaimana tingkat kesehatan bank
yang bersangkutan, serta upaya-upaya apa yang harus dilakukan agar bank
dapat lebih efisien dan lebih baik lagi yaitu dengan cara mengetahui cara
perhitungan dari rasio-rasio keuangan. Penilaian rasio keuangan dalam
meliputi analisis kesehatan / kinerja bank dari sisi Capital (Permodalan), Assets
(Kualitas Aset), Management, Earnings (Rentabilitas), Likuiditas dan
Sensitivity to Market Risk (Sensitivitas Atas Risiko Pasar).11
1. Penilaian Permodalan (Capital)
Rasio permodalan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam
menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula
digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh
pemegang sahamnya. Modal bank selain sebagai sumber penting dalam
memenuhi kebutuhan dana bank juga akan mempengaruhi
keputusan-keputusan manajemen. Perhitungan aspek permodalan bank dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan bank tersebut untuk
menanggung resiko kerugian yang mungkin timbul dari pembiayaan yang
diberikan bank kepada pihak lain. Penilaian permodalan dimaksudkan untuk
menilai kecukupan modal bank dalam mengamankan ekpor risiko posisi dan
mengantisipasi ekspor risiko yang akan muncul. Rasio utama pada permodalan
adalah rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau lebih
dikenal sebagai rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank, yang diukur dari
persentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
2. Penilaian Kualitas Aset
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu
penanaman dana bank dalam rupiah atau valas dalam bentuk kredit, surat
11 Dwi Nur‟aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Ciputat, Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press, 2013), h. 89
berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan. Penilaian tersebut
dilakuakn untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk
menghasilkan laba secara maksimal. Selain itu penilaian kualitas aset
dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko
gagal bayar dari pembiayaan yang akan muncul. Rasio Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) sebagai rasio dalam penilaian kualitas aset sangat berguna
untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat mengelola aktiva yang
dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan
atau keuntungan semaksimal mungkin . selain KAP Non Performing Financing
(NPF) pada bank syariah selalu digunakan oleh bank pada saat
mempublikasikan kondisi kinerja bank. Semakin tinggi NPF menunjukan
kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk, bank dengan NPF yang
tinggi akan akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif
maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank
3. Penilaian Kualitas Manajemen.
Penilaian manajemen dimaksudkan untuk menilai kemampuan
manajerial pengurus bank dalam menjalankan usahanya sesuai dengan perinsip
manajemen umum, kecukupan manajemen risiko dan kepatuhan bank terhadap
ketentuan baik yang terkait dengan prinsip kehati-hatian maupun kepatuhan
terhadap prinsip syariah dan komitmen bank kepada bank Indonesia. 12
Indikator manajemen disini dapat diartikan kemampuan manajemen
perusahaan perbankan dalam mengendalikan operasinya ke dalam maupun ke
luar, pengendalian operasi yang baik, memiliki sistem dan prosedur yang jelas
yang didukung denga adanya sumber daya manusia yang handal,
kepemimpinan manajemen yang prifesional serta ketersediaan teknologi
informasi. Manajemen bank dapat diklasifikasikan sehat apabila
sekurang-kurangnya telah memenuhi 81% dari seluruh aspek tersebut.
4. Penilaian Rentabilitas (Earnings)
Rasio rentabilitas atau yang biasadisebut dengan rasio profitabilitas
merupakan alat ukur untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha
dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian rentabilitas
dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba.
Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi:13
a. Kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung
ekspansi dan menutup risiko serta tingkat efisiensi.
b. Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan
fee based income dan diversifikasi penenanaman dana, serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan da biaya.
Penilaian kuantitatif faktor rentabilitas dilakukan dengan penilaian
terhadap komponen-komponen sebagai berikut: Net Operating Margin
(NOM),;Return On Assets (ROA), Rasio efisiensi kegiatan operasional (REO); Diversifikasi pendapatan; Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama
(PPBO); Net structural operating margin; Return on equity (ROE); komposisi penempatan dana pada surat berharga atau pasar keuangan; disparitas imbal
jasa tertinggi denga terendah; Pelaksanaan fungsi edukasi; Pelaksanaan fungsi
sosial; Korelasi anatara tingkat bunga di pasar denga return yang diberikan bank syariah; Rasio bagi hasil dana investasi dan Penyaluran dana yang diwrite off dibandingkan dengan biaya operasional.
5. Penilaian likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya terutama kewajiban jangka pendeknya.
Suatu bank dinyatakan likuid apabila bank tersebut dapat memenuhi kewajiban
hutangnya, dapat membayar kembali semua simpanan nasabah, serta dapat
memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.
Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam
memelihara tingkat likuiditas yang memedai termasuk antisipasi atas risiko
likuiditas yang akan muncul. Berdasarkan ketentuan dari Bank Indonesia, bank
wajib memelihara likuiditasnya yang didasarkan dua rasio dengan bobot yang
sama. Rasio tersebut adalah:
a. Perbandingan jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar yaitu kas, giro, pada Bank Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan
surat berharga pasar uang dalam rupiah
b. Perbandingan antara kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga,
termasuk pinjaman yang diterima dengan jangka waktu lebih dari tiga
6. Sensitivity To Market Risk
Penilaian sensitivitas atas risiko pasar dimaksudkan untuk menilai
kemampuan keuangan bank dalam mengantisipasi perubahan risiko pasar yang
disebabkan oleh pergerakan nilai tukar. Penilaian sensitivitas atas risiko pasar
dilakukan dengan menilai besarnya kelebihan modal yang digunakan untuk
menutup risiko bank dibandingkan dengan besarnya risiko kerugian yang
timbul dari pengaruh perubahan risiko pasar.
E. Rasio-rasio keuangan perbankan untuk mengukur kinerja bank