• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Tahap Analisis Data

I. Uji Signifikansi

a. Koefisien determinasi (R )

Koefisien determinasi digunakan untuk mendeteksi seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Koefisien determinasi dinyatakan dalam persentase yang

nilainya berkisar antara 0 < R < 1. Nilai R yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai R yang mendekati 1

menandakan variabel-variabel indepanden memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi varasi variabel

dependen.8

Koefisien determinasi hanyalah konsep statistik, kita

mengatakan bahwa sebuah garis regresi adalah baik jika nilai R tinggi

dan sebaliknya jika nilai R rendah maka kita mempunyai garis regresi yang kurang baik. Namun demikian kita harus memahami bahwa

rendahnya nilai R dapat terjadi karena beberapa alasan. Dalam kasus khusus variabel independen (X) mungkin bukan vaariabel yang

menjelaskan dengan beik terhadap variabel dependen (Y) walaupun

kita percaya bahwa X mampu menjelaskan Y. Akan tetapi dalam hal

regresi runtut waktu (time series) kita sering kali mendapatkan nilai R

8

Ishman Wati, Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Profitabilitas Pada Sektor Perbankan Syariah, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2012, h. 45

yang tinggi. Hal ini terjadi hanya karena setiap variabel yang

berkembang dalam runtut waktu mampu menjelaskan dengan baik

variasi variabel lain yang juga berkembang dalam waktu yang sama.

Dengan kata lain data runtut waktu didugamengandung unsur trend,

yakni bergerak dalam arah yang sama. Dilain pihak, dalam data antar

tempat atau antar ruang (cross section) akan menghasilkan nilai R yang rendah. Hal ini terjadi karena adanya variasi yang besar antara

variabel yang diteliti pada periode waktu yang sama.9

Nilai adjusted R lebih baik jika digunakan untuk menganalisis

kekuatan model. apabila suatu variabel bebas ditambahkan ke dalam

model nilai R pasti meningkat sementara R dapat saja meningkat

atau menurun. Ketika sebuah variabel bebas yang memiliki kekuatan

penjelas yang besar diikutsertakan dalam model, maka nilai adjusted

R meningkat dan sebaliknya. Koefisien determinasi (R ) memiliki

kesalahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukan

dalam model regresi dimana setiap penambahan satu variabel bebas

dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R

meskipun variabel yang dimasukan tersebut tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap variabel tergantungnya. Untuk mengurangi

kesalahan kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi

yang telah disesuaikan, adjusted R . Koefisien determinasi yang telah

disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan

9

memasukan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan.

Dengan menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka

nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun

oleh adanya penembahan variabel baru dalam model10

Interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dapat

dimasukan dalam kriteria sebagai berikut (sarwono 2006)

 0 : tidak ada korelasi antar variabel  > 0 - 0.25 : korelasi sangat lemah

 >0.25 - 0.5 : korelasi cukup  >0.5 - 0.75 : korelasi kuat

 >0.75 – 0.99 : korelasi sangat kuat

 1 : korelasi sempurna

b. Uji Statistik F (Uji Simultan)

Uji F pada dasarnya digunakan untuk melihat atau menguji

besarnya pengaruh seluruh variabel dependen (CAR, NPF, FDR dan

BOPO) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen

(ROA dan ROE).

Pengujian dilakukan dengan hipotesis:

Ho : nilai F hitung < nilai F tabel

H1 :nilai F hitung > nilai F tabel

10

Amrina Rosyada, Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing Terhadap Return On Asset Perbankan Syariah, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 67-68

Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model

(goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut uji simultan, untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu

menjelaskan perubahan perubahan nilai variabel tergantung atau tidak.

Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok atau

tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan

derajat bebas: df: ɑ, (k-1), (k-n), dimana k adalah jumlah variabel independen dan dependen, sementara n adalah jumlah pengamatan

(ukuran sampel). Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai F

hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa

variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen, tapi jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan

H1 ditolak yang artinya bahwa variabel independen secara simultan

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen11

Pengujian juga dapat dilakukandengan cara mengamati nilai

signifikansi F pada tingkat ɑ (5%). Analisis didasarkan pada pembandingan antara nilai signifikan F dengan nilai signifikan 0,05.

Pengujian dilakukan dengan hipotesis:

Ho : Signifikansi F > tingkat ɑ (0,05) H1 : Signifikansi F < tingkat ɑ (0,05)

Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi

F > tingkat ɑ (0,05) maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti

11Suliyanto, “Ekonometrika Terapan Teori dengan SPSS”, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011), h. 61-62

bahwa variabel independen secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen, tapi jika nilai signifikan F <

tingkat ɑ (0,05) maka H1 diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel

dependen

c. Uji Statistik t (Uji Parsial)

Tujuan dari uji t yaitu untuk mengetahui tingkat signifikansi

pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat

dengan asumsi variabel bebas yang lain tidak berubah (secara parsial /

individu).

Pengujian dilakukan dengan hipotesis:

Ho : nilai t hitung < nilai t tabel

H1 :nilai t hitung > nilai t tabel

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t

tabel. Adapun nilai t tabel diperoleh dengan df : ɑ (n-k) di mana ɑ adalah tingkat signifikasi yang digunakan, n adalah jumlah

pengamatan (ukuran sampel), dan k adalah jumlah variabel independen

dan dependen. Sehingga dapat diambil suatu keputusan, apabla nilai t

hitung > nilai t tabel, maka Ho ditolak yang berarti bahwa variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi

jika t hitung < t tabel maka H1 diterima, yang artinya variabel

Pengujian juga dapat dilakukandengan cara mengamati nilai

signifikansi t pada tingkat ɑ (5%). Analisis didasarkan pada pembandingan antara nilai signifikan t dengan nilai signifikan 0,05.

Pengujian dilakukan dengan hipotesis:

Ho : Signifikansi t > tingkat ɑ (0,05) H1 : Signifikansi t < tingkat ɑ (0,05)

Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi

t > tingkat ɑ (0,05) maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen, tapi jika nilai signifikan F < tingkat ɑ (0,05) maka H1 diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa variabel

independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen

Dokumen terkait