• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut. Dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan. Jadi, untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2010:1).

Menurut Myer dalam Munawir (2010:5), mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba, yang disusun akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perusahaan-perusahaan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan). Sedangkan menurut PSAK No. 1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 12 dalam PSAK (Revisi 2009) dinyatakan :

“Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”.

Dengan demikian, tujuan laporan keuangan sangat penting bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan, karena masing-masing pihak mempunyai kepentingan tersendiri dalam memanfaatkan informasi keuangan suatu perusahaan.

c. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:7) mengemukakan bahwa karateristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Karakteristik laporan keuangan ini meliputi:

1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini, para pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

2) Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan (predictive), menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu (confirmatory).

3) Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4) Dapat Dibandingkan

Para pemakai laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Selain itu, pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan secara relatif.

d. Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan (Munawir, 2010:2).

Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:3), para pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, para pemakai laporan keuangan tersebut meliputi:

1) Investor

Para investor dan penasihatnya berkepentingan terhadap risiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investor ini membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.

2) Kreditor

Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

3) Pemasok dan Kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

4) Para Pemegang Saham

Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang diperoleh, dan

penambahan modal untuk business plan selanjutnya. 5) Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan bergantung pada perusahaan.

6) Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Pemerintah juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7) Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

8) Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, seperti pemberian kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu

masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

e. Jenis Laporan Keuangan

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 49 dalam PSAK (Revisi 2009) laporan keuangan terdiri dari :

1) Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

2) Laporan Laba Rugi Komprehensif

Laporan laba rugi komprehensif merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, dan rugi-laba yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2010:26).

3) Laporan Perubahan Ekuitas

Merupakan laporan yang memberikan informasi perubahan ekuitas dalam jangka waktu tertentu.

4) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan arus masuk dan arus keluar dari kas dan setara kas selama periode tertentu. Laporan tersebut memberikan kepada pengguna suatu dasar, dalam menilai kemampuan entitas

untuk menghasilkan dan memanfaatkan uang tunainya (Ankarath, 2012:43).

5) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. PSAK No.1 Paragraf 68 (Revisi 2009) dinyatakan, catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:

a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

b) Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

f. Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat rentabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan perusahaan. Salah satu alat ukur untuk menilai kesehatan perusahaan dari segi financial (keuangan) yaitu dengan menggunakan analisis rasio. Rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan dan juga merupakan

alat analisis yang dapat memberikan jalan keluar serta menggambarkan

simpton (gejala-gejala yang tampak) suatu keadaan (Prastowo dan Juliaty, 2005:5). Dengan demikian analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya, yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2007:297).

Hanafi dan Halim (2009:74) mengemukakan bahwa pada dasarnya analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu: 1) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.

3) Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

4) Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

5) Rasio Pasar

Rasio pasar digunakan untuk melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan.

Sedangkan menurut Riyanto dalam Munawir (2010:70), mengemukakan bahwa angka-angka rasio keuangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Rasio Likuiditas a) Current ratio

b) Cash ratio

c) Acid test ratio

d) Working capital to total assets ratio

2) Rasio Solvabilitas

a) Total debt to equity ratio

b) Total debt to total capital assets

c) Long term debt to equity ratio

d) Tangible assets debt coverage

e) Time interest earned ratio

3) Rasio Aktivitas

a) Total assets turnover

b) Receivable turnover

c) Average collection period

d) Inventory turnover

f) Working capital turnover

4) Rasio Rentabilitas a) Gross profit margin

b) Operating income ratio

c) Operating ratio

d) Net profit margin (sales margin)

e) Earning power of total investment

f) Net earning power ratio

g) Rate of return for the owners 3. Koperasi

a. Pengertian Koperasi

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 pasal 1 dinyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dengan demikian secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis (Rudianto, 2010:3).

b. Landasan, Asas, dan Tujuan Koperasi

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 pasal 2 dinyatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam Undang-Undang tersebut juga disebutkan bahwa tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

c. Prinsip-prinsip Koperasi

Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 pasal 5 ayat 1 bahwa koperasi melaksanakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Sifat sukarela mengandung makna bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan siapapun. Dalam hal ini seorang anggota juga dapat mengundurkan diri dari koperasi sesuai syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.

2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Prinsip demokratis menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota.

3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

Dalam hal ini pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan berdasarkan pertimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi bukan semata-mata karena modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi.

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

Modal dalam koperasi pada dasarnya digunakan untuk kemanfaatan anggota bukan untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, balas jasa yang diberikan kepada anggota juga terbatas, bukan berdasarkan modal yang diberikan. Maksud terbatas dalam hal ini adalah wajar yang diartikan tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar. 5) Kemandirian

Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri.

d. Penggolongan Koperasi

Menurut Baswir (1997:97) menyatakan bahwa penggolongan koperasi adalah pengelompokan koperasi ke dalam kelompok-kelompok tertentu berdasarkan kriteria dan karakteristik-karakteristik tertentu. Di bawah ini merupakan penggolongan koperasi berdasarkan kriteria dan karakteristik-karakteristiknya, yaitu:

a) Koperasi konsumsi adalah koperasi yang usahanya menyediakan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggota. b) Koperasi produksi adalah koperasi yang kegiatan utamanya

melakukan pemrosesan bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.

c) Koperasi pemasaran adalah koperasi yang dibentuk untuk membantu para anggota koperasi dalam memasarkan barang- barang yang dihasilkannya.

d) Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk dipinjamkan kembali kepada anggota- anggotanya yang memerlukan modal.

2) Berdasarkan Jenis Komoditi

a) Koperasi ekstraktif adalah koperasi yang usahanya memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung tanpa atau dengan sedikit mengubah bentuk atau sifat sumber-sumber alam tersebut.

b) Koperasi pertanian dan peternakan

Koperasi pertanian adalah koperasi yang usahanya berhubungan dengan komoditi pertanian tertentu, yang beranggotakan para petani, buruh tani, serta mereka yang mempunyai keterkaitan secara langsung dengan usaha pertanian. Sedangkan koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya berhubungan dengan komoditi peternakan tertentu, yang beranggotakan para pemilik

ternak dan para pekerja yang mata pencahariannya berkaitan langsung dengan usaha peternakan.

c) Koperasi industri atau koperasi kerajinan adalah koperasi yang melakukan usaha dalam bidang industri atau kerajinan, yang berkaitan dengan usaha pengadaan bahan baku, pengelolaan bahan baku, dan pemasaran hasil-hasil produksi atau kerajinan tersebut.

d) Koperasi jasa-jasa adalah koperasi yang mengkhususkan usahanya dalam memproduksi atau memasarkan kegiatan jasa tertentu.

3) Berdasarkan Profesi Anggota

Berdasarkan profesi anggotanya, maka koperasi antara lain dapat dibedakan atas:

a) Koperasi Karyawan (Kopkar) b) Koperasi Pegawai (KP)

c) Koperasi Angkatan Darat (Kopad) d) Koperasi Mahasiswa (Kopma) e) Koperasi Pedagang Pasar (Koppas)

f) Koperasi Veteran Republik Indonesia (Koveri) g) Koperasi Nelayan dan sebagainya.

4) Berdasarkan Daerah Kerja

a) Koperasi primer adalah koperasi yang dibentuk sekurang- kurangnya 20 (dua puluh) orang dan biasanya didirikan pada

lingkup kesatuan wilayah terkecil.

b) Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan koperasi- koperasi primer, yang biasanya didirikan sebagai pemusatan dari beberapa koperasi primer dalam lingkup suatu wilayah tertentu. c) Koperasi gabungan adalah koperasi yang beranggotakan koperasi

pusat yang berasal dari suatu wilayah tertentu.

d) Koperasi induk adalah koperasi yang beranggotakan koperasi- koperasi pusat atau gabungan, yang berkedudukan di ibu kota negara.

e. Perangkat Organisasi Koperasi

Agar koperasi dapat menjalankan kegiatannya dengan baik, maka koperasi harus memiliki perangkat organisasi. Perangkat organisasi tersebut berguna sebagai pilar-pilar yang dapat menentukan berkembang maupun runtuhnya suatu koperasi (Baswir, 1997:149). Seperti ditegaskan dalam Bab VI Undang-Undang No. 25/1992, perangkat organisasi koperasi terdiri atas: (a) rapat anggota, (b) pengurus, dan (c) pengawas. Dari ketiga perangkat organisasi koperasi tersebut yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi adalah rapat anggota. Dengan demikian, setiap anggota koperasi dapat menyampaikan hak suaranya dalam rapat anggota dan berpeluang untuk mempengaruhi jalannya organisasi dan usaha koperasi serta dapat mengevaluasi kinerja pengurus dan pengawas koperasi. Adapun penjelasan terkait dengan perangkat organisasi koperasi berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun 1992, yaitu:

1) Rapat Anggota

Rapat anggota koperasi mempunyai kekuasaan antara lain: a) Menetapkan anggaran dasar koperasi;

b) Menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi;

c) Menetapkan pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian pengurus dan pengawas;

d) Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan, dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan;

e) Menetapkan pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;

f) Menetapkan pembagian sisa hasil usaha;

g) Menetapkan penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.

2) Pengurus

Berikut ini merupakan tugas-tugas dan wewenang pengurus koperasi, yaitu:

a) Pengurus bertugas:

(1) Mengelola koperasi dan usahanya;

(2) Mengajukan rencana-rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi;

(4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

(5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;

(6) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus. b) Pengurus berwenang:

(1) Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan;

(2) Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar;

(3) Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota.

3) Pengawas

Berikut ini merupakan tugas-tugas dan wewenang pengawas koperasi, yaitu:

a) Pengawas bertugas:

(1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi;

(2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. b) Pengawas berwenang:

(1) Meneliti catatan yang ada pada koperasi;

f. Karakteristik Koperasi

Menurut Rudianto (2010:3) mengemukakan bahwa koperasi memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan badan usaha komersil pada umumnya yaitu:

1) Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya satu kepentingan ekonomi yang sama.

2) Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong serta bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan, dan demokrasi.

3) Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi, serta

Dokumen terkait