• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan tugas dan pengawasan dewan komisaris

Dalam dokumen Bank Mandiri 2014 Annual Report Indonesian (Halaman 38-42)

Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi berpedoman kepada Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Dewan Komisaris melakukannya dengan penuh tanggung jawab, obyektif dan independen serta fokus pada kegiatan strategis yang dihadapi perseroan. Dewan Komisaris secara proaktif memberikan arahan dan masukan kepada Direksi sejak perumusan strategi, tahap implementasi program hingga pemantauan kinerja yang disertai upaya untuk memastikan bahwa pengendalian internal,penerapan manajemen risiko, shareholder value dan good corporate governance dilaksanakan secara komprehensif, efektif dan efisien dalam kerangka kebijakan perseroan.

Pada tahun 2014 kondisi makro ekonomi masih menunjukan kondisi penuh tantangan, yang dapat dilihat dari pengaruh beberapa faktor eksternal maupun internal, beberapa faktor

eksternal yaitu perlambatan ekonomi China, pemulihan perekenomian Amerika yang belum sepenuhnya menunjukan arah yang positif dan penurunan harga minyak dunia. Sedangkan beberapa faktor internal yaitu melemahnya nilai tukar rupiah,inflasi yang masih cukup tinggi, penurunan harga komoditas dan ekspor nasional yang relatif stagnan. Ditengah kondisi makroekonomi tersebut, Direksi telah mengelola perusahaan dengan baik dan dengan dukungan serta kerja keras dari seluruh lapisan pekerja Bank Mandiri, pencapaian kinerja Bank Mandiri tahun 2014 mengalami peningkatan yang sangat baik dibandingkan dengan pencapaian pada tahun sebelumnya yang tercermin pada kinerja perseroan yang terus menunjukan berbagai peningkatan dan perbaikan.

Sehubungan dengan hal itu, Dewan Komisaris memberikan apresiasi kepada Direksi atas pencapaian kinerja perseroan selama tahun 2014 dengan beberapa pandangan sebagai berikut :

1. PANDANGAN ATAS KINERJA KEUANGAN BANK

A. LAPORAN POSISI KEUANGAN

Pada Tahun 2014, kinerja keuangan Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil mencapai total aset sebesar Rp855,04 triliun, sedangkan secara bank only total aset mencapai Rp757,04 triliun atau 102,9% dari target sebesar Rp735,8 triliun. Apabila dibandingkan dengan posisi pada Tahun 2013 secara konsolidasi sebesar Rp733,10 triliun, total aset naik Rp121,94 triliun atau tumbuh 16,6%. Sedangkan secara bank only, posisi pada tahun 2013 total aset mencapai sebesar Rp648,25 triliun, naik sebesar Rp121,94 triliun atau tumbuh 16,8%. Secara garis besar, penjelasan mengenai realisasi Laporan Posisi Keuangan tersebut dapat disampaikan sebagai berikut :

1) Dari sisi aset, terdapat pos-pos yang melebihi target terutama adalah Penempatan pada Bank Lain, Surat Berharga Yang Dimiliki (diluar Obligasi Pemerintah) dan Tagihan Surat Berharga Reverse Repo. Penempatan pada Bank Lain (net) secara

targetnya Rp20.996 miliar, Surat Berharga Yang Dimiliki (net) secara konsolidasi mencapai Rp40.465, sedangkan secara bank only mencapai Rp17.870 miliar dari targetnya Rp14.454 miliar dan Tagihan Surat Berharga Reverse Repo (net) secara konsolidasi mencapai Rp19.745 miliar, sedangkan secara bank only mencapai Rp18.528 miliar dari targetnya Rp6.796 miliar.

2) Pinjaman diberikan pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan dengan posisi Tahun 2013 sebesar Rp57,6 triliun atau sebesar 12,2% yang semula sebesar Rp472,4 triliun pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp530,0 triliun pada tahun 2014. 3) Rasio NPL gross secara konsolidasi mencapai 2,15%,

sedangkan secara bank only mencapai 1,66%, lebih baik dari targetnya 2,08%. Sementara NPL (net) secara konsolidasi mencapai 0,81%, sedangkan secara bank only mencapai 0,44%, juga lebih baik dari targetnya 0,59%. Pembentukan CKPN kredit untuk meng-cover NPL secara konsolidasi mencapai

4) Dari sisi liabilitas, pos-pos melebihi targetnya antara lain Simpanan Berjangka dan Pinjaman yang Diterima. Simpanan Berjangka secara konsolidsasi mencapai Rp255.870 miliar, sedangkan secara bank only mencapai Rp223.829 miliar dari targetnya Rp192.934 miliar, sementara Pinjaman yang Diterima secara konsolidsasi mencapai Rp24.227 mencapai Rp21.367 miliar dari targetnya Rp8.996 miliar.

5) Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi mencapai Rp636,4 triliun, sedangkan secara bank only mencapai Rp576,3 triliun atau 100,2% dari target sebesar Rp575,1 triliun. Realisasi dana murah Giro dan Tabungan masing-masing secara konsolidasi mencapai Rp128,1 triliun dan Rp252,4 triliun, sedangkan secara bank only mencapai Rp123,0 triliun dan Rp 229,5 triliun. Sementara itu, Simpanan Berjangka secara konsolidasi mencapai Rp255,9 triliun, sedangkan secara bank only mencapai Rp223,8 triliun (116,0% dari target).

Secara konsolidasi, dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2013 sebesar Rp360 triliun, Giro dan Tabungan sebagai komponen dana murah secara nominal naik Rp20,5 triliun menjadi Rp380,5 triliun atau tumbuh 5,7%.

Secara bank only, dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2013 sebesar Rp330,4 triliun, Giro dan Tabungan sebagai komponen dana murah secara nominal naik Rp22,1 triliun menjadi Rp352,5 triliun atau tumbuh 6,7%.

6) Secara konsolidasi ekuitas mencapai Rp104,8 triliun, sedangkan secara bank only ekuitas mencapai Rp97,3 triliun atau 98,4% dari target sebesar Rp98,9 triliun. Dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2013 secara konsolidasi sebesar Rp88,8 triliun, sedangkan secara bank only sebesar Rp82,6 triliun, ekuitas mengalami peningkatan bersih sebesar Rp16 triliun secara konsolidasi atau naik 18,1% dan Rp14,7 triliun atau naik 17,8% secara bank only. Sehubungan dengan realisasi pencapaian kinerja keuangan sampai dengan Tahun 2014 tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian sebagai berikut :

a) Ditinjau dari aspek penyaluran kredit yang realisasinya secara konsolidasi mencapai Rp530,0 triliun secara konsolidsai dan mencapai Rp475,3 triliun secara bank only, kiranya kontinuitas pertumbuhan kredit yang berkelanjutan agar tetap dijaga, dengan

memperhatikan prinsip kehati-hatian, meningkatkan kualitas pengendalian internal dan penerapan manajemen risiko perkreditan yang memadai. Khusus dalam pengembangan retail inancing agar didukung dengan pengembangan infrastruktur dan sumber daya manusia disertai peningkatan internal control yang baik. Mengantisipasi perkembangan ekonomi global yang belum stabil, kiranya penyaluran kredit dalam valuta asing agar dapat dilaksanakan secara lebih selektif yaitu hanya kepada perusahaan yang berorientasi ekspor disamping tetap menjaga kemampuan dalam menghimpun dana valuta asing.

b) Ditinjau dari aspek penghimpunan dana, realisasi volume dan komposisi dana murah belum melampaui target. Volume penghimpunan dana mencapai 100,2% dari target. Strategi pengelolaan penghimpunan dana harus lebih progresif untuk peningkatan dana murah di semua segmen, baik

melalui penguatan account plan maupun pengembangan program penghimpunan dana murah yang efektif. Dengan demikian diharapkan peningkatan total dana selaras dengan pertumbuhan kredit.

B. LABA RUGI

Laba sebelum pajak dan kepentingan non pengendali secara konsolidasi untuk tahun 2014 mencapai Rp26 triliun dan secara bank only mencapai Rp24,19 triliun atau 111,4% dari target sebesar Rp21,71 triliun, sementara laba setelah pajak secara konsolidasi mencapai Rp19,87 triliun atau 105,4% dari target sebesar Rp18,86 triliun. Sementara itu, secara bank only mencapai Rp19,43 triliun atau 111,9% dari target sebesar Rp17,37 triliun.

Pelampauan laba setelah pajak secara konsolidasi terutama dikontribusikan oleh beban operasional selain bunga yang mencapai Rp30,96 triliun, sementara pendapatan bunga bersih mencapai Rp41,81 triliun dan pendapatan operasional selain bunga mencapai Rp15,13 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp18,20 trilliun, laba setelah pajak naik Rp1,67 triliun.

Pelampauan laba setelah pajak secara bank only terutama dikontribusikan oleh beban operasional selain bunga mencapai Rp24,42 triliun, pendapatan bunga bersih mencapai Rp34,68 triliun dan pendapatan operasional selain bunga mencapai Rp13,90 triliun.

Dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp17,21 trilliun, laba setelah pajak naik Rp2,22 triliun

C. KOMITMEN DAN KONTINJENSI

Total Komitmen Bersih per 31 Desember 2014 secara konsolidasi sebesar Rp107 triliun, sedangkan secara bank only sebesar Rp106,1 triliun atau 97,5% dari target sebesar Rp108,8 triliun. Total Kontinjensi Bersih secara konsolidasi sebesar Rp46,1 triliun, sedangkan secara bank only sebesar Rp46,9 triliun atau 116,1% dari target sebesar Rp40,4 triliun.

D. RASIO KEUANGAN

Secara umum, realisasi kinerja Bank Mandiri dalam tahun 2014 telah mencapai target yang ditetapkan. Rasio keuangan yang menyangkut Kualitas Aset dan Rentabilitas lebih baik dari targetnya:

1) Nominal NPL secara konsolidasi mencapai Rp11,4 triliun, sedangkan secara bank only mencapai Rp7,9 triliun dibandingkan targetnya Rp9,9 triliun dengan rasio NPL Gross secara konsolidasi sebesar 2,15% dan secara bank only sebesar 1,66% dari target 2,08% dan NPL Net secara konsolidasi sebesar 0,81% dan secara bank only sebesar 0,44% dari target 0,59%.

2) Provision-to-NPL secara konsolidasi mencapai 157,11%, sedangkan secara bank only mencapai 201,43% dibandingkan targetnya 200,01%.

3) ROA secara konsolidasi mencapai 3,39%, sedangkan secara bank only 3,57% dibandingkan targetnya 3,21%.

4) ROE atas dasar rata-rata Ekuitas secara konsolidasi mencapai 20,95%, sedangkan secara bank only mencapai 22,02% dari target 19,88%. Sementara itu, ROE atas dasar rata-rata Modal Inti secara konsolidasi mencapai 24,52%, sedangkan secara bank only mencapai 25,81% dari target 23,22%. 5) NIM secara konsolidasi mencapai 5,97%, sedangkan

secara bank only mencapai 5,94% dibandingkan targetnya 5,97%.

6) BOPO secara konsolidasi 70,02%, sedangkan secara bank only mencapai 64,98% dari target 68,63% dan Eiciency Ratio mencapai 36,47% dari target 39,11%.

Sedangkan rasio Permodalan dan Likuiditas pencapaiannya sebagai berikut :

dan operasional secara konsolidasi mencapai 16,13% dan secara bank only mencapai 16,60% dibandingkan targetnya 14,88%.

2) Loan-to-Deposit Rasio secara konsolidasi mencapai 82,86% dan secara bank only mencapai 82,02% dibandingkan targetnya 83,10%.

2. PANDANGAN ATAS

PROSPEK USAHA BANK

Tahun 2014 merupakan tahun ke lima dan sekaligus merupakan tahun penutupan transformasi Bank Mandiri tahap ke dua yang dimulai pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 untuk selanjutnya akan memasuki transformasi tahap ke tiga yaitu dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020. Visi Bank Mandiri menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif telah diwujudkan, pencapaian tersebut dapat terlihat dari semakin kuatnya indikator – indikator utama keuangan perusahaan yang meningkat hampir dua kali lipat. Nilai aset secara konsolidasi sebesar Rp855,04 triliun dan secara bank only sebesar Rp757,04 triliun pada tahun 2014 dibandingkan nilai aset pada tahun 2009 secara konsolidasi yang sebesar Rp394,62 triliun dan secara bank only sebesar Rp370,31 triliun. Demikian pula dengan total dana pihak ke tiga yang dapat dihimpun pada tahun 2014 secara konsolidasi sebesar Rp636,4 triliun dan secara bank only sebesar Rp576,3 triliun dibandingkan total dana pihak ke tiga pada tahun 2009 yang secara konsolidasi sebesar Rp319,55 triliun dan secara bank only sebesar Rp299,72 triliun, pinjaman diberikan secara konsolidasi pada tahun 2014 sebesar Rp530,0 triliun dan secara bank only sebesar Rp475,3 triliun dibandingkan dengan pinjaman diberikan secara konsolidasi pada tahun 2009 sebesar Rp198,5 triliun dan secara bank only sebesar Rp179,7 triliun.

Dewan Komisaris berpendapat bahwa indikator utama keuangan Bank Mandiri mampu mengembangkan bisnis dan mereleksikan kuatnya posisi Bank Mandiri di pasar keuangan Indonesia. Program kerja maupun target-target yang ditetapkan telah mencerminkan potensi Bank Mandiri untuk terus tumbuh dan

berkembang sesuai dengan arah yang ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank.

Pencapaian kinerja pada transformasi tahap ke dua menjadi modal kuat bagi seluruh insan Bank Mandiri untuk memasuki transformasi tahap berikutnya. Dalam rangka memasuki transformasi tahap ke tiga, telah ditetapkan 2 (dua) target inansial yaitu menjadi bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di kawasan ASEAN dan peningkatan Return on Asset (ROA) yang tinggi dibandingkan dengan bank – bank pesaing di kawasan ASEAN. Disamping itu telah ditetapkan target non inansial yaitu menjadi bank yang paling unggul dalam tata kelola perusahaan.

Dewan Komisaris menyadari bahwa semakin ketatnya persaingan usaha di masa yang akan datang, perbaikan dan penyempurnaan di segala bidang harus dilakukan guna mengantisipasi semakin kuatnya bank – bank besar di kawasan ASEAN.

3. AKTIVITAS PENGAWASAN

Dewan Komisaris menyadari pentingnya pencapaian target dan pertumbuhan yang berkelanjutan oleh karena itu Dewan Komisaris dengan seksama melakukan pengawasan secara disiplin terhadap parameter – parameter mikro keuangan dan makro eksternal sebagai peringatan dini dalam pengelolaan perusahaan. Dalam kapasitasnya mengawasi kegiatan perusahaan, Dewan Komisaris melalui Komite Audit, Komite Pemantau Risko & GCG dan Komite Nominasi dan Remunerasi telah bekerja dengan baik sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Adapun pelaksanaan organ-organ Dewan Komisaris tersebut telah berfungsi dengan baik sesuai lingkup tanggung jawab danbidangnya masing-masingtugas dan tanggung jawab pengawasan dilakukan melalui mekanisme :

1. Rapat Dewan Komisaris

2. Rapat Dewan Komisaris mengundang Direksi 3. Rapat Komite dengan Direksi dan unit kerja terkait 4. Kunjungan kerja ke Wilayah Kerja Bank Mandiri secara

terjadwal

Berdasarkan pembahasan Dewan Komisaris dengan Direksi dan unit kerja terkait terdapat beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian Direksi hal-hal sebagai berikut : 1. Penghimpunan Dana

Peningkatan komposisi dana murah dan meningkatkan proactive relationship dalam penanganan kebutuhan nasabah melalui pemberian

solusi secara menyeluruh terhadap pemenuhan kebutuhan produk perbankan nasabah serta mengembangkan aliansi berbasis value chain disertai dengan pengembangan jaringan cabang, ATM dan EDC untuk memenuhi kebutuhan bisnis/usaha nasabah.

2. Penyaluran Dana

Penyaluran dana agar dilakukan dengan tetap mematuhi prinsip kehati – hatian dan penerapan manajemen risiko yang memadai. Dalam penyaluran dana diharapkan mampu menjadi pemimpin pasar (market leader), terutama untuk pengembangan retail financing di segmen consumer finance dan Micro & Retail Banking.

3. Permodalan

Untuk dilakukan langkah peningkatan modal dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan bisnis dan persaingan menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun 2015.

4. Implementasi Good Corporate Governance (GCG), Untuk dilakukan penyempurnaan penerapan prinsip – prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan serta senantiasa dilakukan perbaikan dan

penyempurnaan yang diperlukan sehingga dapat meningkatkan reputasi perseroan dan mendukung perkembangan usaha dimasa yang akan datang. 5. Pertumbuhan Non Organik

Pertumbuhan bisnis non organik diharapkan dapat mendukung dan meningkatkan kinerja perseroan secara keseluruhan dan harus memenuhi prinsip kehati-hatian, termasuk penerapan manajemen risiko yang memadai.

6. Manajemen Risiko

Pengelolaan risiko usaha dapat dimitigasi dengan penerapan manajemen risiko yang baik dan mempertahankan tingkat risiko komposit pada kategori low to moderate (nilai 2)

7. Compliance

Sosialisasi dan internalisasi fungsi dan budaya kepatuhan (compliance awareness) tetap terus dilakukan secara berkesinambungan pada segenap jajaran insan Bank Mandiri, termasuk mengevaluasi efektivitas hasil sosialisasi dimaksud dalam rangka pencegahan penyimpangan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.

8. Pengendalian Internal

Meningkatkan kualitas pengendalian internal antara lain melalui :

t Penyempurnaan implementasi Data Quality Audit sejalan dengan implementasi Data Quality Management dan pengembangan Data Warehouse.

t Penyempurnaan Petunjuk Teknis Kepatuhan Compliance Risk Assessment dan Standar Pedoman Kepatuhan.

t Peningkatan kegiatan Regional Risk Forum pada seluruh Kantor Wilayah Bank Mandiri untuk meningkatkan kesadaran atas pentingnya pengendalian dan memastikan kecukupan kontrol/mitigasi risiko operasional unit kerja. t Peningkatan kompetensi Risk, Control, Audit

dan Governance melalui implementasi Audit Compliance Governance Academy.

9. Teknologi Informasi

Melakukan perbaikan dan penyempurnaan Management Information System (MIS) dan Data Warehouse untuk mendukung transaksi cross selling Bank Mandiri serta mendukung kegiatan operasional bank dalam rangka pencapaian visi Bank Mandiri. 10. Sumber Daya Manusia

Perencanaan SDM dilakukan secara terintegrasi yang mengacu kepada Corporate Plan, RBB dan RKAP serta sesuai dengan kebutuhan riil perkembangan bisnis perseroan.

4. KOMPOSISI DEWAN

KOMISARIS DAN KOMITE DI

Dalam dokumen Bank Mandiri 2014 Annual Report Indonesian (Halaman 38-42)

Dokumen terkait