PENDAHULUAN
Latar Belakang
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan, misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan kerja pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45 dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga (Sukirno, 2009).
Untuk menjaga pH larutan agar tidak mengalami perubahan yang mencolok, digunakan zat-zat yang bersifat penyangga. Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan penyangga ditambah sedikit asam atau ditambahkan sedikit basa atau diencerkan maka pH larutan tidak berubah. Hal ini menunjukkan bagaimana sifat dari larutan buffer itu sendiri. Pada percobaan ini, akan digunakan larutan penyangga dari HCl dan H3PO4 yang akan dititrasi dengan NaOH (Poedjani, 2010).
Praktikum ini akan digunakan berbagai macam larutan dan berbagai macam konsentrasi. Hal ini bertujuan untuk dapat membandingkan bagaimana tampilan perubahan pH dan juga kapasitas dari buffer fosfat. Dengan menggunakan berbagai macam larutan dan juga berbagai macam konsentrasi, maka akan didapatkan berbagai perbandingan dari masing-masing percobaan.
Oleh karena itu, praktikan harus menyiapkan alat-alat dan bahan praktikum sebelum memulainya, hal ini bertujuan agar praktikum dapat dilaksanakan.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk membandingkan tampilan perubahan pH asam kuat dan asam lemah yang dititrasi dengan NaOH.
18
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, cair, ataupun padat. Komponen larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut (Darma, 2014).
Pengenceran yaitu penambahan pelarut yang mengakibatkan jumlah pelarut yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah zat terlarutnya. Untuk membuat larutan dengan konsentrsi tertentu yang berasal dari larutan pekat, maka diambil dengan volume tertentu larutan pekat yang diperlukan. Setelah itu, diencerkan dengan aquades sampai volume yang ditentukan. Ketelitian dalam pengenceran merupakan salah satu factor untuk memperoleh ketetpan konsentrasi yang diinginkan. Oleh karena itu, pengenceran akan lebih baik jika dilakukan dalam labu takar (Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin, 2010).
Larutan penyangga adalah larutan yang bersifat mempertahankan pHnya. Jika ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau diencerkan, pHnya akan tetap dipertahankan. Larutan penyangga merupakan campuran asam lemah dan basa konjugasi atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya. Nilai pH larutan buffer tidak berubah setelah penambahan asam, basa maupun air. Larutan buffer mampu menetralkan penambahan asam ataupun basa luar (Utami, 2009).
Larutan buffer dapat dibuat dengan berbagai cara. Larutan buffer asam dapat dibuat dengan cara mencampurkan sejumlah larutan asam lemah dengan larutan basa konjugasinya secara langsung. Selain itu, larutan buffer asam juga dengan mencampurkan sejumlah larutan basa kuat dengan asam lemah berlebih. Setelah reaksi selesai, campuran dari larutan basa konjugasinya yang terbentuk dan sisa larutan asam lemah membentuk larutan buffer asam. Cara yang serup, larutan buffer basa juga dapat dibuat melalui dua cara. Pertama pencampuran sejumlah larutan basa lemah dengan larutan asam kunjugasinya secara langsung. Cara kedua mencampurkan sejumlah larutan asam kuat dengan larutan basa lemah berlebih (Andy, 2009).
Alkalinitas adalah ukuran kapasitas penyangga ,edium kultur dalam daerah pH netral. Dengan demikian, kapasitas medium untuk menerima proton adalah alkalinitasnya. Alkalinitas medium adalah fungsi bikarbonatnya, carbonate, dan bagian hidroksida. Dari ketiga bagian tersebut, bikarbonat adalah yang paling penitng (Djoko Padmono, 2007).
20
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 10 November 2015 di laboratorium Kimia dan Biologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroidustri, Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum a. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pH stik, pipet ukur, gelas piala, tabung reaksi, alat titrasi, dan ruble bulp.
b. Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah laruatan HCl 0,1 m, H3PO4,0,5 M, dan NaH2PO4 0,2 M, dan aquades.
Prosedur Kerja a. Titrasi Larutan HCl
Disiapkan HCl 0,1 m, aquades, dan NaOH 0,01 M
Diambil 2 ml HCl 0,1 m, masukkan ke dalam gelas piala 18 ml aquades
Diaduk rata
Diukur pH dengan pH stik
Dititrasi dengan NaOH 0,01 N (30 ml)
Diukur pH dengan pH stik dengan selang pengukuran 5 ml
b. Titrasi Larutan H3PO4
Disiapkan larutan H3PO4 0,05 M, NaOH 0,05 N
Diambil 20 ml H3PO4 0,05 M, masukkan ke dalam gelas piala
Diaduk rata
Diukur pH dengan pH stik
Dititrasi dengan NaOH 0,05 N (30 ml)
Diukur pH setiap penambahan 5 ml sambil diaduk
22
HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Perubahan pH larutan HCl 0,1 dengan Penambahan NaOH 0,01 N
Volume NaOH 0,01 N (ml) yang ditambahkan
0 5 10 15 20 25 30
pH Larutan
HCl 1 2 2 3 3 3 3
Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Perubahan pH larutan H2PO4 M dengan Penambahan NaOH 0,01 N
Volume NaOH 0,05 N (ml) yang ditambahkan
0 5 10 15 20 25 30
pH Larutan
H3PO4
2 2 2 3 3 3 3
Gambar 1. Kurva Titrasi Hubungan antara Perubahan pH HCl dan volume NaOH 0,01 N (ml) 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 0 5 10 15 20 25 30
Gambar 2. Kurva titrasi Hubungan antara Perubahan pH H3PO4 dan volume NaOH 0,05 N (ml). 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 0 5 10 15 20 25 30
24
PEMBAHASAN
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Dikatakan campuran karena kompposisinya dapat berubah dan dikatakan homogen karena susunannya begtu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan.Larutan buffer adalah larutan yang bersifat mempertahankan pHnya. Jika ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa ataupun diencerkan, pHnya akan tetap dipertahankan (Ani, 2010).
Pada percobaan ini, menggunakan dua campuran yaitu HCl dengan NaOH dan H3PO4 dengan NaOH dengan aquades. Pada percobaan pertama, pH larutan HCl 0,1 m dengan penambahan volume NaOH 0,01 N dengan selang pengukuran 5 ml sampai 30 mldiperoleh pH larutan HCl berturut-turut adalah 1, 2, dan 3. Pada percobaan ini, pH larutan mengalami peningktan sehingga tingkat keasamannya (pH) mengalami pengurangan (karena basa) karena adanya penambahan aquades. Hubungan yang terjadi antara titras perubahan pH dan volume NaOH juga menunjukkan bahwa volume NaOH dengan selang pengukuran 5 ml tingkat keasamannya berkurang.
Pada percobaan kedua, perubahan pH larutan H3PO4 0,05 m dengan penambahan NaOH 0,05 N juga mengalami perubahan. Ketika ditambahkan NaOH dan aquades pada selang pengukuran 0 sampai 30 ml mengalami perubahan pH yang menunjukkan bahwa tingkat keasamannya berbeda.
Dari data percobaan di atas, hasil dari keduanya menunjukkan bahwa perubahan pH larutan buffer dapat berubah, baik dengan penambahan asam
kuat dan basa kuat yang relatif banyak. Dari kedua percobaan juga menunjukkan bahwa larutan HCl dan H3PO4 bersifat asam lemah, karena pHnya kurang dari 7.
26
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik keimpulan sebagai berikut:
1. Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antar molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
2. Larutan penyangga adalah larutan yang bersifat mempertahankan pHnya, jiak ditambahkan sedikit asam, sedikit basa atau diencerkan.
3. Jika ditambahkan dengan asam atau basa dengan volume yang banyak, maka larutan akan cenderung berubah nilai pHnya.