• Tidak ada hasil yang ditemukan

Current Ratio

Dalam dokumen ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO (Halaman 29-0)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Current Ratio

Current ratio (rasio lancar) merupakan jenis dari rasio likuiditas. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan membayar seluruh liabilitas finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. Dengan kata lain, seberapa banyak aset lancar yang tersedia untuk menutupi liabilitas jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Menurut Munawir (2005:72), “rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisis posisi modal kerja perusahaan adalah current ratio, yaitu perbandingan antara jumlah aset lancar dengan liabilitas lancar”. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar yang segera dapat dijadikan uang ada

sekian kalinya dari liabilitas jangka pendek. Rumus current ratio adalah sebagai berikut:

Current Ratio (CR) = Aset Lancar Liabilitas Lancar

Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tidak ada ketentuan yang mutlak tentang berapa tingkat current ratio yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat current ratio ini juga sangat tergantung kepada jenis usaha dari masing-masing perusahaan. Current ratio merupakan indikator sesungguhnya dari likuiditas perusahaan, karena perhitungan tersebut mempertimbangkan hubungan relatif antara aset lancar dengan liabilitas lancar untuk masing-masing perusahaan.

Jika liabilitas lancar dari perusahaan naik lebih cepat daripada aset lancar, maka current ratio akan turun, dan ini merupakan pertanda adanya masalah bagi perusahaan tersebut. (Brigham dan Houston, 2010:135)

2.7 Debt to Equtiy Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio keuangan yang tergolong kelompok rasio solvabilitas. Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menggunakan liabilitas dan modal untuk mengukur besarnya rasio. Debt to Equity Ratio menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.

Debt to Equtiy Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio (DER) = Total Liabilitas Total Ekuitas

Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan liabilitas.

2.8 Net Profit Margin

Menurut Martono dan Harjito (2005:59), “Margin Laba (Net Profit Margin) merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan”. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Net Profit Margin (NPM) = Laba Bersih Penjualan

Net Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan penjualan yang dicapai perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam produksi, personalia, pemasaran, dan keuangannya (Sudana, 2011).

2.9 Total Asset Turnover

Total assets turnover merupakan rasio antara jumlah aset yang digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Rasio perputaran total aset menurut Brigham dan Houston (2010:139), “mengukur perputaran seluruh aset perusahaan, dan dihitung dengan membagi penjualan dengan total aset”. Formula untuk menghitung total asset turnover adalah sebagai berikut:

Total Asset Turnover (TATO) = Penjualan

Total Asset

Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukkan suatu tren yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisiensi penggunaan aset sehingga hasil usaha akan meningkat (Sawir, 2001:56).

2.10 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Total Asset Turnover terhadap profitabilitas sudah pernah dilakukan oleh peneliti – peneliti sebelumnya. Hasil penelitian tersebut dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Argananta parsial CR dan DER tidak berpengaruh signifikan Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Return on

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

• Profitabilitas (ROE) Equity. Secara parsial variabel Current Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap parsial, variabel current ratio, net profit margin, dan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap variabel return on equity. Secara parsial, total asset turnover dan debt to equity ratio yang memiliki pengaruh

Secara simultan, variabel inventory turnover,

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Industri Makanan

dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, untuk penelitian dari Argananta (2017) dengan judul analisis pengaruh CR, DER dan TATO terhadap ROE pada PT. Mustika Ratu Tbk. menyimpulkan bahwa variabel CR, DER, dan TATO secara simultan berpengaruh terhadap ROE, sedangkan kalau diuji secara parsial, maka CR dan DER tidak berpengaruh terhadap ROE. Untuk variabel TATO berpengaruh positif terhadap ROE.

Dalam penelitian Dahlia (2017) dengan judul pengaruh net profit margin dan total asset turnover terhadap return on equity pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menyimpulkan bahwa secara parsial maupun simultan, net profit margin dan total asset turnover berpengaruh secara signifikan terhadap return on equity.

Dalam penelitian Hantono (2015) dengan judul pengaruh current ratio dan debt to equity ratio terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 - 2013 menyimpulkan bahwa secara simultan, current ratio dan debt to equity ratio berpengaruh terhadap return on equity dan variabel current ratio dan debt to equity ratio juga berpengaruh terhadap return on equity secara parsial.

Dalam penelitian Permono (2013) dengan judul pengaruh rasio keuangan terhadap return on equity pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (Studi kasus pada perusahaan farmasi yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011) menyimpulkan variabel current ratio, net profit margin, debt to equity ratio, dan total asset turnover tidak berpengaruh terhadap return on equity baik secara simultan maupun parsial.

Dalam penelitian Pongrangga, dkk. (2013) dengan judul pengaruh current ratio, total asset turnover dan debt to equity ratio terhadap return on equity (Studi pada perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2011-2014) menyimpulkan bahwa secara simultan, current ratio, total asset turnover dan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap variabel return on equity. Namun secara parsial, total asset turnover dan debt to equity ratio yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return on equity, sedangkan current ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return on equity.

Dalam penelitian Pratiwi (2013) dengan judul pengaruh inventory turnover, current ratio, total asset turnover terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 menyimpulkan bahwa secara simultan, variabel inventory turnover, current ratio, total asset turnover tidak berpengaruh terhadap return on equity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.11 Kerangka Konseptual

Menurut Kuncoro (2013:45), “Kerangka konseptual adalah suatu fondasi utama di mana sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan. Kerangka konseptual

juga merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”.

Kerangka konseptual menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian ini menggunakan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Total Asset Turnover sebagai variabel independen, sedangkan profitabilitas digunakan sebagai variabel dependen.

Current Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancarnya menggunakan asset lancar yang dimilikinya. Tingkat current ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan berada jauh dari suatu kondisi yang dinamakan financial distress. Namun current ratio yang tinggi juga selalu baik karena akan menunjukkan bahwa terdapat aset lancar yang berlebih yang tidak digunakan secara efektif sehingga dapat menyebabkan berkurangnya keuntungan atau tingkat profitabilitas, yang juga dapat mengakibatkan semakin kecilnya return on equity.

Tinggi rendahnya debt to equity ratio juga mempengaruhi tingkat profitabilitas dalam suatu perusahaan. Jika biaya yang ditimbulkan oleh pinjaman lebih kecil daripada modal sendiri, maka sumber dana yang berasal dari pinjaman akan lebih efektif dalam menghasilkan laba sehingga return on equity akan semakin bagus. Di sisi lain, di dalam pinjaman itu sendiri ada beban bunga yang melekat, semakin tinggi pinjaman kepada dari pihak lain, tentunya akan meningkatkan risiko tidak terbayarnya beban bunga yang dapat menyebabkan

kinerja perusahaan jadi buruk yang menyebabkan tingkat profitabilitas tentunya akan menurun.

Tinggi rendahnya net profit margin mempengaruhi tingkat profitabilitas dalam suatu perusahaan. Jika penjualan semakin tinggi, tentunya akan meningkatkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan penjualan yang tinggi, perusahaan diharapkan dapat mengefektifkan biaya operasional dan beban perusahaan untuk menunjang penjualan yang tinggi tersebut. Dengan semakin tingginya rasio net profit margin, tentunya rasio total asset turnover juga akan tinggi. Rasio total asset turnover yang tinggi ini didukung dengan penggunaan asset yang efektif dalam meningkat kinerja penjualan perusahaan.

Dengan demikian, dengan laba yang semakin meningkat tentunya tingkat profitabilitas juga akan meningkat.

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, dan total asset turnover terhadap profitabilitas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka konseptual berikut :

Current Ratio (X1)

2.12 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan oleh peneliti (Kuncoro, 2013:59). Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H1 : Current Ratio berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE).

Current ratio menunjukkan sejauh mana aset lancar memenuhi liabilitas- liabilitas lancar. Semakin besar perbandingan aset lancar dengan liabilitas lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi liabilitas jangka pendeknya.

Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Current ratio juga bias dikategorikan baik karena menunjukkan kondisi kesehatan perusahaan. Di sisi lain, current ratio yang tinggi juga mengisyaratkan bahwa terdapat aset lancar yang berlebih yang tidak digunakan secara efisien, sehingga profitabilitas cenderung tetap.

H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE).

Besarnya liabilitas yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami perbandingan antara risiko dan laba yang didapat.

Hutang membawa risiko karena setiap hutang pada umumnya akan menimbulkan keterkaitan yang tetap bagi perusahaan berupa kewajiban membayar beban bunga beserta cicilan kewajiban pokoknya (principal) secara periodik.

Kewajiban bukan suatu yang jelek jika dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya. Jika kewajiban dimanfaatkan dengan efektif, tentunya ini akan meningkatkan profitabilitas karena laba yang didapat cukup untuk membayar bunga secara periodik. Di sisi lain jika perusahaan melakukan pinjaman melebihi batas optimum, maka perusahaan menanggung resiko kerugian yang menyebabkan profitabilitas menjadi kurang baik. Menurut Brigham dan Houston (2010:10), “Investor umumnya menginginkan pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang rendah”. Jadi, pada dasarnya debt to equity ratio untuk setiap perusahaan tentu berbeda-beda, tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya. Hal ini tentu sesuai dengan teori struktur modal.

H3 : Net Profit Margin berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE).

Net Profit Margin merupakan rasio profitabilitas. Net Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan penjualan yang dicapai perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam produksi, personalia, pemasaran, dan keuangannya (Sudana, 2011). Menurut Ang (1997) apabila nilai net profit margin semakin besar mendekati satu, semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih. Semakin tinggi rasio net profit margin semakin besar pula tingkat profitabilitas yang bisa dicapai perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan yang baik dan memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaan dapat bekerja dengan baik. Hal ini meningkatkan daya tarik investasi dari

penanaman modal untuk menginvestasikan modalnya, sehingga perusahaan berpeluang dalam meningkatkan profitabilitas.

H4 : Total Asset Turnover berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE).

Total Asset Turnover merupakan rasio aktivitas. Total Asset Turnover merupakan rasio yang mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki perusahaan. Total Asset Turnover (Sudana, 2011) mengukur efektivitas penggunaan seluruh aset dalam menghasilkan penjualan. Menurut Ang (1997) semakin besar total asset turnover akan semakin baik karena semakin efisien seluruh aset digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan bersihnya, maka pendapatan yang diperoleh akan meningkat sehingga tingkat profitabilitas semakin besar. Profitabilitas adalah suatu ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi profitabilitas perusahaan yang dicapai perusahaan mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demikian, apabila rasio total asset turnover baik, maka akan meningkatkan tingkat profitabilitas. Hal ini juga didukung dengan teori sinyal, dimana profitabilitas yang meningkat akan memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan. Sinyal positif yang dihasilkan akan mendorong minat para investor untuk berinvestasi pada perusahaan property dan real estate.

H5 : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Total Asset Turnover berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE).

Tingkat profitabilitas yang kurang baik terjadi saat current ratio mengalami kenaikan, dimana total aset lancar yang dimiliki perusahaan dapat

menutupi liabilitas lancarnya jika sewaktu-waktu diperlukan. Ini juga menunjukkan, bahwa perusahaan tidak dapat mengelola asset lancarnya dengan efektif. Tanpa pengelolaan asset yang kurang efisien tentunya akan menurunkan penjualan sehingga ratio net profit margin tentunya akan mengalami penurunan.

Selain rasio net profit margin yang mengalami penurunan, tentunya ini juga akan berdampak pada rasio total asset turnover. Hal ini dikarenakan karena rasio total asset turnover mengukur seberapa besar keefektifan perusahaan dalam mengelola asset yang dimiliki oleh perusahaan. Jika asset lancar perusahaan tidak digunakan secara efektif, tentunya perusahaan tidak perlu terbebani dengan beban bunga yang cukup tinggi karena perusahaan bias menutupi hutang jangka pendeknya dengan asset lancar. Oleh sebab itu, dengan beban bunga yang sedikit diharapkan perusahaan dapat menggunakan modal yang tersisa untuk meningkatkan profitabilitas.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal. Menurut Juliandi (2014:14)

“penelitian kausal (hubungan sebab akibat) adalah penelitian yang ingin melihat apakah suatu variabel yang berperan sebagai variabel bebas berpengaruh terhadap variabel lain yang menjadi variabel terikat.”

3.2 Batasan Operasional Penelitian

Atas pertimbangan adanya keterbatasan dalam waktu penelitian, tenaga serta pengetahuan dari peneliti, maka peneliti melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yakni:

1. Penelitian ini hanya dibatasi selama 3 tahun yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016.

2. Penelitian hanya terbatas pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Variabel independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, dan total asset turnover.

b. Variabel dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas.

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Merurut Kuncoro (2013:171) “definisi operasional memperinci aturan pemetaan dan alat dimana variabel akan diukur dalam kenyataan. Definisi ini menyatakan prosedur yang harus diikuti oleh peneliti dalam memberikan angka terhadap konsep yang diukur”. Berikut definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini serta skala pengukurannya.

3.3.1 Variabel Independen

Menurut Siregar (2013:10), “variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau mengubah /mempengaruhi variabel lain (variabel dependen). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, dan total asset turnover. Untuk masing-masing variabel independen pengukuran yang digunakan adalah:

1. Current Ratio(CR)

Current ratio adalah perbandingan antara jumlah aset lancar dengan liabilitas lancar. Skala pengukurannya rasio dengan rumus sebagai berikut:

Current Ratio = Current Assets Current Liabilities

2. Debt to Equtiy Ratio(DER)

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan liabilitas terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Skala pengukurannya rasio dengan rumus sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = Total Debt Total Equity 3. Net Profit Margin(NPM)

Net Profit Margin diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total penjualan. Skala pengukurannya skala rasio dengan rumus sebagai berikut:

Net Profit Margin = Net income after tax Total sales 4. Total Asset Turnover (TATO)

Total assets turnover merupakan rasio antara jumlah aset yang digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Skala pengukurannya skala rasio dengan rumus:

Total Asset Turnover = Net Sales Average Total Assets

3.3.2 Variabel Dependen

Menurut Siregar (2013:10), “variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel independen/bebas)”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

profitabilitas. Profitabilitas (ROE) diukur dengan menggunakan skala rasio.

Profitabilitas (ROE) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Profitabilitas (ROE)=𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 x 100%

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Variabel

Penelitian Definisi Indikator Skala

Current Ratio

Variabel

Penelitian Definisi Indikator Skala

atas modalnya sendiri.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:75), “populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang berada dalam suatu wilayah tertentu dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2016 yang berjumlah 50 perusahaan.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:120). Menurut Erlina (2008:76), “sampel yang diambil harus representatif atau mewakili. Jika sampel kurang representatif maka nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu.

Adapun kriteria dalam pemilihan sampel penelitian sebagai berikut :

1. Seluruh perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak didelisting dari tahun 2014-2016

2. Perusahaan property dan real estate yang memperoleh laba setiap tahun dari 2014-2016

Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 34 sampel perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dari 50 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang dilakukan 3 tahun sehingga jumlah pengamatan dalam penelitian ini berjumlah 102 amatan. Adapun proses pemilihan sampel dapat dilihat di lampiran 1. Daftar sampel penelitian perusahaan property dan real estate yang digunakan setelah melewati tahap pemilihan berdasarkan kriteria dapat dilihat di lampiran 2.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Data yang digunakan juga merupakan data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro, 2002:147).

Data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan data runtut waktu (time series) yaitu laporan keuangan perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2014 sampai 2016 dan data antar ruang waktu (cross section) untuk 50 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang laporan keuangannya dapat diunduh dari website www.idx.co.id.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dalam melakukan pengumpulan data penelitian, dimana peneliti mengambil data sendiri, tetapi

memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak lain. Selain menggunakan teknik dokumentasi, peneliti juga melakukan studi pustaka dalam mengumpulkan data. Peneliti mengumpulkan informasi dan data dengan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti buku referensi, serta berbagai penelitian terdahulu.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS. Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik itu sendiri akan diuji berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Kemudian peneliti akan menguji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan menguji signifikansinya dengan Uji koefisien determinasi, uji t, dan uji F.

3.7.1 Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2006:19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi.

Model regresi akan dapat dijadikan sebagai alat estimasi yang tidak bias

jika telah memenuhi persyaratan BLUE (best linear unbiased estimator) yakni tidak gejala heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi. Tujuan utama dari asumsi klasik adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.

jika telah memenuhi persyaratan BLUE (best linear unbiased estimator) yakni tidak gejala heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi. Tujuan utama dari asumsi klasik adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.

Dalam dokumen ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO (Halaman 29-0)

Dokumen terkait