• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pupuk merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam meningkatkan hasil dan produktivitas pertanian. Pupuk adalah suatu zat, baik sintetis maupun organik, yang ditambahkan untuk meningkatkan pasokan nutrisi penting guna meningkatkan pertumbuhan tanaman dan vegetasi di dalam tanah.

Pendistribusian pupuk secara efektif merupakan kunci utama untuk mengoptimalkan penjualan. Namun, seringkali muncul permasalahan dalam pendistribusian pupuk yaitu permasalahan persediaan (Kusumah dan Ilmaniati, 2019).

Masalah persediaan dianggap sangat penting oleh perusahaan, terutama di bidang industri dan perdagangan. Alasan utama perusahaan sangat memperhatikan persediaan ialah karena persediaan merupakan sumber daya yang menganggur (idle resources) yang berarti jika persediaan berlebih menyebabkan investasi sia-sia, akan tetapi bila tidak ada persediaan maka akan sulit mengantisipasi fluktuasi permintaan atau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya kekurangan (Madinah, 2015).

Pengelolaan persediaan yang tepat berdampak besar pada kinerja perusahaan. Keputusan penting dalam suatu sistem persediaan adalah menentukan berapa banyak dan kapan pesanan harus dilakukan sehingga memungkinkan perusahaan untuk menyimpan persediaan dalam jumlah yang sesuai di gudang dan

membantu meminimalkan biaya. Manajemen persediaan mempertimbangkan semua aktivitas yang terlibat dalam perencanaan dan pengendalian tingkat persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi sehingga jumlah persediaan optimal (Mokhtari, 2018).

Dalam penelitian Chandradevi dan Puspitasari (2016) di PT. Pharos Tbk, ditemukan permasalahan yaitu perusahaan memesan bahan baku catropilini terlalu banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut mengakibatkan overstock bahan baku dan menuntut perusahaan mengeluarkan biaya lebih untuk menyimpan bahan baku tersebut di gudang. Total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan cukup besar, yaitu Rp 3.637.861. Penelitian dilakukan untuk menghitung jumlah bahan baku yang seharusnya ditetapkan dan didapatkan total biaya dengan menggunakan metode Economic Order Quantity adalah Rp2.652.884. Dengan menerapkan metode Economic Order Quantity (EOQ), maka perusahaan dapat menghemat total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp984.977.

Penelitian lain dilakukan oleh Enny Ariyani dan Sarah Panjaitan (2020) di PT. XYZ untuk mengatasi masalah penumpukan bahan baku kain di gudang yang menyebabkan membengkaknya biaya persediaan yang harus dikeluarkan perusahaan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Algoritma Wagner Within dan menghasilkan total biaya persediaan sebesar Rp8.551.302.000 sementara total biaya persediaan dengan perhitungan perusahaan sebesar Rp9.311.518.375 sehingga didapatkan penghematan sebesar Rp760.216.375 atau 8,1%.

PT. Fajar Tetap Jaya adalah perusahaan distributor pupuk yang mendistribusikan pupuk kepada konsumen (yang meliputi petani dan toko) di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Terdapat 16 merk pupuk yang didistribusikan oleh PT. Fajar Tetap Jaya yaitu Cal Ponit, Cantik, Hidro Boron, Kamas, KCL, KNO3, KS Plus, NPK 3x16, Organik Fajar Mas, Phonska Plus, Phosgrow, SS Burung, TSP, Urea, YaraMila, dan ZA. Semua merk pupuk ini dijual dalam satuan sak, dimana berat setiap sak adalah 50 kg. Pada tahun 2020, jumlah keseluruhan permintaan pupuk mencapai 255.154 sak.

PT. Fajar Tetap Jaya melakukan pemesanan pupuk kepada supplier yang berada di Medan untuk memenuhi permintaan konsumennya. Perusahaan akan menghubungi pihak supplier di Medan untuk melakukan pembelian dan produk yang dipesan diantar dengan menggunakan truk ke perusahaan dan kemudian disimpan di gudang. Pemesanan dilakukan sebanyak 2 kali per bulan.

PT. Fajar Tetap Jaya selama ini mengelola persediaan hanya berdasarkan pengalaman. Pembelian pupuk didasarkan pada jumlah kebutuhan pupuk tahun sebelumnya, padahal penjualan belum tentu sama dengan penjualan tahun lalu sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kondisi overstock. Kondisi overstock dapat menimbulkan biaya penyimpanan yang tinggi. Data pembelian dan penjualan pupuk di PT. Fajar Tetap Jaya selama periode Januari – Desember 2020 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Data Pembelian dan Penjualan Pupuk di PT. Fajar Tetap Jaya Tahun 2020

Bulan Pembelian (sak) Penjualan (sak)

Januari 27.100 17.112

Februari 21.122 23.873

Maret 27.500 29.377

April 28.046 26.251

Mei 27.032 16.606

Juni 19.512 16.804

Juli 18.484 18.565

Agustus 18.064 15.565

September 15.030 25.527

Oktober 23.770 24.483

November 26.010 21.549

Desember 13.220 19.442

Total 264.890 255.154

Sumber: PT. Fajar Tetap Jaya

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pembelian pupuk dilakukan setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Namun, terdapat kelebihan pembelian pupuk dibandingkan kebutuhan pupuk sebesar 9.736 sak. Kelebihan pupuk ini akan disimpan di gudang yang menyebabkan meningkatnya biaya penyimpanan. Tingginya biaya penyimpanan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Oleh karena itu, masalah utama pada perusahaan ini adalah belum adanya metode pengendalian persediaan pupuk, sehingga menyebabkan pengendalian persediaan belum berjalan secara optimum dan menyebabkan total biaya persediaan yang tinggi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana metode pengendalian persediaan pupuk yang seharusnya dilakukan PT. Fajar Tetap Jaya agar dapat meminimalkan total biaya persediaan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian terbagi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meminimalkan total biaya persediaan pupuk menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) dan metode WWA (Wagner Within Algorithm).

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Menentukan jumlah persediaan pengaman (safety stock) dan titik pemesanan kembali (reorder point).

2. Menentukan total biaya persediaan.

3. Membandingkan total biaya persediaan berdasarkan kondisi aktual dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) dan metode WWA (Wagner Within Algorithm).

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Objek Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengendalian persediaan barang.

2. Bagi Khasanah Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah literatur terkait pengendalian persediaan barang dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang dipelajari selama di Teknik Industri tentang persediaan.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Berikut merupakan batasan masalah yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini:

1. Metode yang digunakan adalah metode EOQ (Economic Order Quantity) dan metode WWA (Wagner Within Algorithm).

2. Data yang digunakan adalah data pembelian dan penjualan pupuk selama Januari 2020 sampai Desember 2020.

3. Biaya persediaan yang dihitung terdiri dari biaya pesan dan biaya penyimpanan.

Berikut merupakan asumsi yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini:

1. Tidak terjadi perubahan metode pengendalian persediaan selama penelitian berlangsung.

2. Penyediaan stock pupuk diasumsikan lancar tanpa hambatan.

3. Harga pupuk, biaya pesan dan biaya penyimpanan diasumsikan bersifat tetap.

II-1

Dokumen terkait