• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonom

DAFTAR LAMPIRAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 42.693.951 jiwa. Indonesia pada tahun 2009 memiliki jumlah penduduk miskin yaitu sebanyak 32,52 juta jiwa dengan komposisi kemiskinan pada penduduk di perkotaan 11,91 juta jiwa dan pedesaan sebesar 20,61 juta jiwa. Kemiskinan di Jawa Barat pada tahun 2009 sebanyak 4,98 juta jiwa, dari tahun 2007 sampai 2009 dominan kemiskinan terjadi di pedesaan(Gambar 1.1). Kemiskinan di pedesaanmerupakan masalah pokok nasional, sehingga penanggulangannya harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan yang bertujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Sehingga pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan pedesaansecara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin.

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, 2008

Gambar 1.1 Pertumbuhan Penduduk dan Kemiskinan Jawa Barat Tahun 2003- 2009

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, 2008

Gambar 1.2 Penduduk Berumur 15*) Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Pekerjaan Utama di Jawa Barat

Gambar 1.2 menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Barat bekerja pada sektor pertanian dengan persentase 41 persen dari keseluruhan sektor yang ada, hal ini dikarenakan banyak penduduk Jawa Barat berada di daerah pedesaandengan mata pencarian sebagai petani. Sedangkan untuk sektor perdagangan 28 persen, industri 8 persen, jasa-jasa sebesar 6 persen, dan lain-lain 19 persen.

Dari 26 kabupaten atau kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, yang paling banyak penduduknya bekerja pada sektor pertanian yaitu Kabupaten Cianjur yaitu sebanyak 372.422 jiwa dari jumlah penduduk 609.484 jiwa. Nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Cianjur pada tahun 2009 sebesar 47,73 persen berasal dari kontribusi sektor pertanian, persentase tersebut berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan yang mencapai 35,29 persen, subsektor perkebunan sebesar 3,37 persen, subsektor peternakan sebesar 6,69 persen, subsektor perikanan sebesar 2,14 persen dan subsektor kehutanan sebesar 0,24 persen (BPS Kabupaten Cianjur, 2010).

Cara penanggulangan kemiskinan penduduk yang dilakukan pemerintahan Indonesia yaitu dibentuk TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) dengan adanya program-program penanggulangan kemiskinan yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu 1) Kelompok Program Berbasis Bantuan dan Perlindungan Sosial berdasarkan konsumsi, 2) Kelompok Program Berbasis Pemberdayaan Masyarakat, 3) Kelompok Program Berbasis Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil yaitu kegiatan produktif (TNP2K, 2010).

Kelompok program yang pertama yaitu Kelompok Program Berbasis Bantuan dan Perlindungan Sosial berdasarkan konsumsi, dimana yang menjadi target sasaran program ini yaitu rumah tangga miskin yang berfokus pada pemenuhan hak-hak dasar dalam perbaikan kualitas hidup. Program ini diantaranya adalah pemenuhan pangan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Adapun yang termasuk dalam kegiatan program ini yaitu Beras Miskin (Raskin) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Kelompok Program kedua yaitu Kelompok Program Berbasis Pemberdayaan Masyarakat, program ini mendorong agar masyarakat miskin untuk ikut serta berpartisipasi dalam menanggulangi kemiskinan. Dengan adanya program pemberdayaan ini, masyarakat miskin juga dapat memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada. Identifikasi salah satu penyebab kemiskinan adalah tidak hanya sebagai akibat minimnya atau bahkan tidak adanya modal dalam bentuk uang akan tetapi juga akses yang digunakan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Adapun kegiatan dalam program pemberdayaan ini yaitu PNPM-

Mandiri yang didalamnya terdapat program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan).

Kelompok program ketiga yaitu Kelompok Program Berbasis Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil yaitu kegiatan produktif. Program ini ditujukan supaya masyarakat mampu meningkatkan produktivitas dan kapasitas produktifnya. Program ini dirancang untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil. Aspek penting dalam penguatan adalah memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat miskin untuk dapat berusaha dan meningkatkan kualitas hidupnya. Contoh programnya yaitu penyaluran kredit produktif atau KUR (Kredit Usaha Rakyat).

Pemerintah telah menetapkan Program Jangka Menengah (2005-2009) yang fokus pada pembangunan pertanian perdesaan. Salah satunya ditempuh melalui pendekatan mengembangkan usaha agribisnis dan memperkuat kelembagaan pertanian di pedesaandengan mengeluarkan program PUAP, dimana program ini berintegrasi dengan PNPM Mandiri, untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di pedesaanyang selaras. Ada tiga hal dalam program PUAP yaitu membantu dalam hal teknologi untuk pertanian, membantu dalam pendampingan kelompok tani dan membantu dalam permodalan. Salah satu Program PUAP yaitu pemberian modal yang merupakan dana pemberdayaan dalam bentuk BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) diberikan kepada Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). Gapoktan memiliki tugas untuk mengelola dana PUAP tersebut sehingga dapat digunakan oleh para Poktan (kelompok tani) dengan menggunakan sistem kredit (simpan pinjam).

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1192/Kpts/OT.160/3/2009 yang menetapkan sebanyak 700 desa sebagai desa atau kelurahan penerima dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) PUAP pada tahun 2009. Adapun 700 desa atau kelurahan tersebut tersebar di 23 kabupaten atau kota dan 267 kecamatan di Jawa Barat. Menurut data Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, pada tahun 2009 Kabupaten Cianjur mendapatkan dana PUAP terbanyak dari beberapa kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Sebanyak 31 kecamatan, yang tersebar di 103 desa atau 103 Gapoktan dengan dana PUAP sebesar Rp 10,3 milyar (Gambar 1.3).

Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, 2011

Gambar 1.3 Jumlah Gapoktan Program Puap Provinsi Jawa Barat 2009 Dana PUAP merupakan dana hibah yang dibiayai dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) oleh pemerintah, untuk mengatasi kemiskinan di perdesaan. Dana ini khusus dikelola oleh Gapoktan yang dapat disebut sebagai lembaga keuangan petani yang ada pada masing-masing desa. Gapoktan menggunakan sistem kredit kelompok, dimana anggota Poktan mengajukan kredit

atas nama kelompok, dengan begitu Gapoktan bisa mengeluarkan dana PUAP. Kabupaten Cianjur memberikan kebebasan kepada pengurus Gapoktan dalam pengelolaan dana PUAP. Penelitian ini penting dilaksanakan untuk menganalisis mekanisme kredit kelompok yang ada di setiap Gapoktan serta mengaanalisis faktor-faktor yang dapat menyebabkan moral hazard program PUAP Kabupaten Cianjur.

Dokumen terkait