• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA

1. Latar Belakang Hukum Persaingan Usaha

Masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki kultur yang sifatnya menjunjung tinggi keharmonisan, kerjasama, dan kegotongroyongan. Pemahaman akan prinsip kompetisi atau bersaing tentu tidak akan mudah diterima karena kita telah terbiasa hidup dengan nilai-nilai tersebut. Walaupun demikian, bukan berarti kompetisi tidak dikenal sama sekali dalam kehidupan tatanan masyarakat kita yang heterogen. Kompetisi ini dapat saja dalam bentuk harga, jumlah, pelayanan ataupun kombinasi berbagai faktor yang dinilai oleh konsumen.17

Indonesia menganut prinsip “Ekonomi Pancasila” pada UUD 1945 tidak jelas memberikan gambaran apakah prinsip ini memberi kesempatan yang sama untuk bersaing secara jujur dan terbuka bagi pelaku usaha. Fakta yang ada adalah kebijakan ekonomi mengatas namakan kepentingan rakyat tetapi pada praktiknya hanya dinikmati oleh sekelompok pelaku usaha tertentu yang diproteksi oleh pemerintah. Lagipula, Indonesia selama ini juga tidak memiliki kebijakan kompetisi yang jelas bagi pelaku usaha untuk bersaing, karena peraturan-peraturan yang memberi petunjuk untuk persaingan diantara para pelaku usaha ternyata didapati secara sporadis pada beberapa peraturan pemerintah, misalnya

17 ELIPS Project bekerja sama dengan Partnership for Business Competition, Persaingan Usaha dan Hukum yang Mengaturnya di Indonesia, (Jakarta: Departemen Kehakiman RI, 2000), hlm. 24.

UU Usaha Kecil No. 9/1995, UU No. 5/1992 tentang Koperasi, UU Perindustrian No. 5/1984 dan UU No. 8/1999 mengenai Perlindungan Konsumen.18

Berdasarkan perkembangan perekonomian nasional di Indonesia selama kurang lebih 3 (tiga) dasawarsa sebelum tahun 1999 menunjukkan bahwa kebijakan yang diterapkan di bidang perekonomian kurang mengacu kepada amanat pasal 33 Undang–Undang Dasar 1945, bahkan cenderung menunjukkan corak yang sangat monopolistik.19 Oleh sebab itu tuntutan akan lahirnya suatu Undang-Undang modern tentang persaingan usaha menjadi suatu jawaban alternatif yang dapat menjadi alat untuk menciptakan suatu “level playing field”

yang relatif sama bagi semua pelaku usaha.20

Banyak perubahan yang signifikan terjadi pada saat negara kita mengadakan reformasi, misalnya perubahan mengenai kehidupan berdemokrasi, penataan hukum dan perekonomian. Fakta menunjukkan bahwa reformasi dipicu oleh gejolak akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan yang merupakan kesalahan manejemen ekonomi pemerintah Orde Baru. Krisis terjadi karena rusaknya pilar ekonomi dari segi perbankan, kebijakan moneter dan pinjaman hutang luar negeri yang tinggi. Ketergantungan pada Negara asing ini lah yang menyebabkan pemerintahan Indonesia kala itu harus mengikuti persyaratan yang di ajukan oleh Negara asing. Salah satunya adalah pembuatan Undang-Undang yang sudah lama di dambakan, yang dalam keadaan normal tidak akan dapat

18 Ibid.

19 Wafiya, “Politik Hukum Pembentukan Undang – Undang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat”. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Vol. 8 No. 4, Oktober-Desember 2014, diakses dari web http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat/article/view/323, pada tanggal 19 Agustus 2018.

20 ELIPS Project bekerja sama dengan Partnership for Business Competition, Op.Cit., hlm. 24.

dibentuk dalam waktu singkat.21 Penyusunan Undang-Undang Antimonopoli adalah satu satu bentuk syarat yang diajukan oleh IMF (International Monetary Fund) yang kemudian harus di patuhi oleh pemerintah Indonesia, dikarenakan IMF juga turut memberikan bantuan kepada Indonesia kala itu dalam jumlah yang sangat besar yakni US$ 43 Miliar. Hal tersebut lah yang melatar belakangi pembuatan UU No. 5/1999 tentang larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.22

Indonesia baru memiliki aturan hukum dalam bidang persaingan usaha, setelah atas inisiatif DPR menyusun RUU tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. RUU tersebut akhirnya disetujui dalam sidang Paripurna DPR pada tanggal 18 Februari 1999, dalam hal ini pemerintah diwakili oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rahardi Ramelan. Setelah seluruh prosedur legislasi terpenuhi, akhirnya Undang-Undang Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ditandatangani oleh Presiden B.J.

Habibie dan diundangkan pada tanggal 5 Maret 1999.23 UU No. 5 Tahun 1999 mulai berlaku efektif satu tahun sejak tanggal di undangkan, yaitu tanggal 5 Maret 2000, dengan tujuan untuk memberikan tenggang waktu bagi pelaku usaha dan pemerintah dalam membuat kebijakan. Sehingga dalam pembuatan kebijakan, keputusan ke depan tidak terjadi pelanggaran hukum baik di sengaja atau tidak.24

21 Andi Fahmi Lubis, dkk, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks, e-book, diakses dari web http://www.kppu.go.id/docs/buku/buku_ajar.pdf, pada tanggal 19 Juli 2018.

22 Ibid, hlm. 12.

23 Ibid, hlm. 13.

24 Kuntara Tanjung dan Januari Siregar, Fungsi dan Peran Lembaga KPPU dalam Praktik Persaingan Usaha di Kota Medan, Jurnal Mercatoria Vol. 6 No. 1, Juni 2013: 64-86, diakses dari web http://ojs.ac.id/index.php/mercatoria/article/view/632 , pada tanggal 19 Agustus 2018.

Dengan diberlakukannya UU No. 5 Tahun 1999 ini maka akan terjadi perubahan struktur pasar dan ketika kelak Undang-Undang ini, maka ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi bagi para pelaku usaha:25

a. Pelaku usaha yang kuat akan bertahan di pasar, yaitu pelaku usaha yang dapat mempertahankan efisiensi dan bersaing dengan baik;

b. Ada konsentrasi kekuatan dari pelaku usaha yang setelah menjalani kompetisi ternyata lemah mengantisipasi pasar;

c. Ada perubahan sektor usaha, pelaku usaha yang tidak mampu bersaing, akan terpaksa mencari peluang lain untuk tetap eksis di pasar;

d. Terdapat pelaku usaha yang kalah bersaing dalam kompetisi.

Sangat diharapkan, pemerintah Indonesia akan menunjukkan komitmennya yang kuat dalam pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1999 ini sebab jika hal itu tidak dilakukan maka UU No. 5 Tahun 1999 ini akan mengalami nasib yang sama dengan UU yang lainnya yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan dampak yang sangat jelek bagi perkembangan dunia usaha di Indonesia.26

Dokumen terkait