KATA PENGANTAR
1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Revolusi Mental adalah gerakan untuk mengubah pola pikir, cara kerja, pola hidup dan sikap serta perilaku bangsa Indonesia yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan agar Indonesia menjadi negara maju, modern, makmur, sejahtera dan bermartabat. Seiring dengan tantangan globalisasi yang tak bisa dihindari, revolusi teknologi, transportasi, informasi dan komunikasi menjadikan dunia ini tanpa batas hingga daerah terpencil pun masuk ke dalam tatanan kebudayaan dan agama. Moralitas menjadi melonggar, sesuatu yang dulu dianggap tabu, sekarang menjadi biasa-biasa saja. Cara berpakaian, berinteraksi dengan lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan menikmati narkoba menjadi tren dunia modern yang sulit ditanggulangi.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional dan kemitraan sebagai salah satu bentuk kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Seiring dengan tantangan globalisasi dan kemajuan IPTEK yang tidak bisa dihindari menjadikan dunia ini tanpa batas, hingga ke daerah terpencil, bahkan masuk ke dalam tatanan kebudayaan dan agama. Melalui KKN Revolusi Mental, upaya pemerintah menjadi sangat relevan untuk mengedepankan revolusi karakter bangsa.
KKN Revolusi Mental (KKN RM) adalah program KKN mahasiswa dengan fokus spesifik berbasis pada nilai-nilai strategi RM yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong, dengan implementasi melalui sikap/perilaku Melayani, Bersih, Tertib, Mandiri dan Bersatu kepada masyarakat di kota maupun di desa. KKN Revolusi Mental merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu bentuk kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang melibatkan peran aktif masyarakat secara lebih luas.
Kegiatan KKN Tematik Revolusi Mental Universitas Udayana periode XIX tahun 2019 ini dilaksanakan di beberapa wilayah atau desa di Bali. Salah satu wilayah yang menjadi lokasi KKN Tematik Revolusi Mental adalah Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Desa Baturiti berdiri sejak tahun 1883. Nama Baturiti diperoleh saat penduduk desa menggali untuk membuat pondasi bangunan dan selalu menemukan batu yang permukaannya tidak rata (bergelombang dengan tonjolan). Keadaan tersebut
2
menyebabkan penduduk setempat memunculkan istilah “Baturiti” yang berasal dari 2 suku kata yakni Bebaturan: Batur/Batu, dan Pengriti: Riti. Desa Baturiti merupakan salah satu dari 12 desa yang ada di wilayah Kecamatan Baturiti. Desa ini terletak kurang lebih 37 km ke arah utara dari pusat Kota Tabanan. Desa Baturiti memiliki luas wilayah sebesar 99,17 km² dan memiliki batas wilayah yakni sebelah utara: Desa Batunya; sebelah timur: Desa Batunya dan Desa Antapan; sebelah selatan: Desa Mekarsari; dan sebelah barat: Desa Bangli dan Desa Apuan.
Desa Baturiti merupakan pusat pemerintahan dari Kecamatan Baturiti. Pemindahan pusat kegiatan pemerintahan dari yang sebelumnya di Desa Batunya ke Desa Baturiti telah melalui pertimbangan yakni Desa Baturiti memiliki letak atau lokasi sentral serta memiliki sarana perhubungan yang lebih strategis. Dalam rangka mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat, wilayah Desa Baturiti dibagi menjadi delapan banjar dinas dan banjar adat yaitu: 1) Banjar Abian Luwang; 2) Banjar Pacung; 3) Banjar Pacung; 4) Banjar Bangah; 5) Banjar Baturiti Kelod; 6) Banjar Baturiti Tengah; 7) Banjar Baturiti Kaja; 8) Banjar Pekarangan. Desa Baturiti tergolong dalam desa maju, namun masih memerlukan perbaikan dan dampingan terutama dalam memperbaiki mainset masyarakat yang berkaitan dengan revolusi mental.
Berdasarkan proyeksi BPS tahun 2016, jumlah penduduk Desa Baturiti mencapai 48.080 jiwa yang terdiri dari 24.020 laki-laki dan 24.060 perempuan, dengan jumlah KK 12.896. Penduduk Desa Baturiti rata-rata memiliki tingkat pendidikan setara dengan SMP.
Anak-anak usia SD dan SMP menempuh pendidikan di sekolah-sekolah yang berada di kawasan desa. Sedangkan anak-anak usia SMA biasanya melanjutkan sekolah di luar Desa Baturiti. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan tahun 2016, sarana pendidikan yang ada di Desa Baturiti meliputi TK sebanyak 2 buah, SD sebanyak 4 buah, SMP sebanyak 1 buah, dan masih belum ada SMA/SMK. Sementara untuk sarana prasarana umum di Desa Baturiti terdapat 8 unit posyandu, 1 unit puskesmas, 2 dokter praktek, 1 klinik bersalin, 2 pos KB, dan belum terdapat puskesdes dan puskesmas pembantu. Terkait tenaga medis, Desa Baturiti hanya memiliki 2 bidan dan 2 mantri kesehatan (BPS Kabupaten Tabanan, 2016: 44).
Kondisi geografis, Desa Baturiti merupakan dataran tinggi dengan ketinggian kurang lebih 700-900 meter dari permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 247,45 mm/tahun. Potensi lahan yang dimiliki oleh Desa Baturiti berbasis pada luasnya lahan yang dimiliki, dengan penggunaan di antaranya sebagai tanah sawah, tanah perkebunan, tanah kering (tegal dan pemukiman) dan tanah hutan. Potensi flora fauna merupakan potensi yang
3
sangat menunjang kehidupan masyarakat. Potensi flora diantaranya dalam pertanian terdapat berbagai jenis tanaman pangan dan tanaman hasil perkebunan yang dapat tumbuh subur di Desa Baturiti. Tanaman pangan meliputi sayur hijau, sawi putih, wortel, tomat, bunga gemitir, bunga pacah dan lain sebagainya. Hasil perkebunan di Desa Baturiti meliputi padi, jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan, buah-buahan (seperti pepaya, pisang, semangka, dan lainnya) dan rempah-rempah (seperti kopi, cengkeh, panili, dan lainnya).
Potensi fauna peternakan meliputi ayam, itik, babi dan sapi. Perekonomian Desa Baturiti, cenderung dari hasil pertanian dalam arti luas, termasuk dari lahan basah dan lahan kering.
Mata pencaharian penduduk Desa Baturiti sebagian besar masih bergantung pada sektor pertanian pangan dan pertenakan. Namun terdapat juga masyarakat yang berprofesi sebagai PNS/TNI/Polri, karyawan swasta, pedagang, wirausaha, pensiunan, buruh bangunan/
tukang.
Potensi sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi yang sangat penting sebab manusia merupakan pengelola sumber daya alam guna mengisi pembangunan desa. Secara kuantitas, mayoritas penduduk Desa Baturiti merupakan tenaga kerja pertanian dan tenaga kerja terampil di bidang bangunan. Potensi SDM di bidang pertanian dapat ditingkatkan mengingat potensi pertanian Desa Baturiti bersumber dari luas lahan 699 hektar yang diperuntukkan dalam sektor pertanian yaitu tanaman pangan, sawah dan perkebunan.
Berdasarkan jenis tanah, Desa Baturiti memiliki tanah yang cukup subur. Maka apabila dikelola dengan baik menggunakan teknologi canggih maka hasil pertanian Desa Baturiti dapat ditingkatkan.
Beberapa faktor pendukung untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan pendidikan di Desa Baturiti. Peningkatkan pendidikan didukung dengan meningkatkan faktor kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan sebagai suatu kebutuhan kemampuan material. Selain itu, diperlukan juga adanya kesadaran di masyarakat untuk menjadi lebih maju.
Potensi terakhir yaitu potensi kelembagaan di Desa Baturiti yang mana memiliki kekuatan serta kemampuan yang dikembangkan dalam meningkatkan kualitas hidup sekaligus meingkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi kelembagaan ini meliputi lembaga pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan. Lembaga pemerintahan desa yakni terbentuknya struktur aparat desa yang mempunyai peran strategis dalam upaya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan setiap kegiatan desa. Lembaga kemasyarakatan meliputi organisasi kemasyarakatan yakni PKK sebanyak 8 kelompok, Seka Truna Truni (STT) sebanyak 8 kelompok, Pecalang sebanyak 8 kelompok, Simantri sebanyak 1
4
kelompok, dan Seka Gong yang menunjang kegiatan desa. Desa Baturiti pula memiliki organisasi kesenian berupa Gong Kebyar sebanyak 4 kelompok; Tari Barong sebanyak 1 kelompok; Tari Topeng sebanyak 2 kelompok (BPS Kabupaten Tabanan, 2016: 16).
Desa Baturiti yang tergolong desa maju secara keseluruhan, program-program yang dijalankan oleh Pemerintah Desa Baturiti yang berkaitan dengan 5 (lima) substansi Gerakan Nasional Revolusi Mental sudah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana. Namun dalam proses menjalankan program-program tersebut masih terdapat beberapa kekurangan yang masih memerlukan perbaikan. Salah satu yang paling krusial adalah pada program pelayanan publik misalnya tentang administrasi kependudukan. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dibentuklah program pelaksanaan KKN Tematik Revolusi Mental Tahun 2019 di Desa Baturiti dengan tema “Terwujudnya Pelayanan Publik yang Baik di Lingkup Desa Baturiti, Baturiti, Tabanan”.