• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pendidikan yang baik pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu pendukung keberhasilan penyelenggaraan dan pengelolaannya terletak pada sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidang pendidikan. Sebagai pemeran penting dalam suatu organisasi pendidikan khususnya sekolah, sumber daya manusia menjadi penentu dalam keberhasilan sekolah.

Paradigma pendidikan yang memberikan wewenang yang cukup luas kepada sekolah dalam mengembangkan berbagai kompetensinya sangatlah memerlukan berbagai peningkatan kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam berbagai aspek kompetensinya.

Kepala sekolah merupakan the key person yang menentukan keberhasilan tujuan penyelenggaraan schoolpreneurship. Ia bertanggung jawab terhadap keberhasilan tujuan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah harus mampu mempengaruhi, mendorong, menggerakkan, mengarahkan, dan memberdayakan seluruh sumber daya pendidikan untuk membentuk karakter wirausaha (entrepreneur) bagi peserta didiknya.1

Pengelola satuan pendidikan kepala sekolah disyaratkan menguasai keterampilan dan kompetensi tertentu yang dapat mendukung pelaksanan

tugasnya.2 Kompetensi kepala sekolah sebagaimana tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, terdapat lima kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.3

Salah satu yang harus dikuasai kepala sekolah yakni kompetensi kewirausahaan yang menuntut kepala sekolah untuk mampu menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah, bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah, memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah, dan memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah kompetensi kewirausahaan kepala sekolah adalah segenap kemampuan, keterampilan, ataupun kecakapan yang harus dimiliki kepala sekolah dalam melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan

2 Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Bandung: Alfabeta, 2009), 28.

3 Permendiknas, Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

3

ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perkembangan sekolah/madrasah yang dipimpinnya.

Istilah kewirausahaan sering digunakan silih berganti dengan istilah kewiraswastaan. Kita bisa mengapresiasi makna kedua istilah tersebut dari pemahaman kata-kata bahwa wira artinya berani atau berjiwa kepahlawanan, swa artinya sendiri, usaha artinya cara-cara yang dilakukan dan sta artinya berdiri. Jadi seorang kepala sekolah yang berjiwa kewirausahaan adalah mereka yang memiliki keberanian, berjiwa kepahlawanan dan mengembangkan cara-cara kerja yang mandiri.

Kewirausahaan dalam pendidikan merupakan kerja keras yang terus-menerus dilakukan oleh pihak sekolah terutama kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya lebih bermutu. Konsep kewirausahaan ini meliputi usaha membaca dengan cermat peluang-peluang, melihat setiap unsur institusi sekolah adanya sesuatu yang baru atau inovatif, menggali sumber daya secara realistik dan dapat dimanfaatkan, mengendalikan resiko, mewujudkan kesejahteraan (benefits) dan mendatangkan keuntungan finansial (profits). Benefits dan profits ini terutama dilihat untuk kepentingan peserta didik, guru-guru, kepala sekolah, staf, orang tua, pemerintah dan masyarakat sekitar atau masyarakat yang lebih luas lagi.4

Dalam Al-Qur’an Allah Swt. juga telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk giat berusaha serta memiliki semangat

4

dalam berwirausaha. Salah satunya adalah firman Allah Swt. dalam Qur’an Surah At-Taubah ayat 105.



































Artinya: “Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan (QS At-Taubah ayat 105)5

Menjadi wirausaha yang berhasil tentunya harus memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan atau pengalaman usaha.

Sekolah Menengah Kejuruan atau yang sering kita dengar dengan sebutan SMK, merupakan sekolah yang didirikan dengan tujuan untuk mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia usaha. SMK sejauh ini masih di klaim mampu mencetak lulusan yang berkualitas dibandingkan dengan Sekolah Menengah Atas lainnya jika dilihat dari skill yang dimiliki alumni.

Sebab SMK memiliki banyak sekali jurusan yang bisa dipilih oleh peserta didik sesuai dengan bakatnya. Salah satu jurusan yang ada di SMK yaitu jurusan pemasaran. Jurusan pemasaran sendiri terdiri dari kelas pemasaran Reguler dan kelas pemasaran Unggulan (Alfamart Class), yang merupakan suatu hal yang masih baru dan belum semua SMK memilikinya.

5 Al-Quran dan Terjemahan, 203: 105.

5

Alfamart Class merupakan program jurusan unggulan pemasaran yang memiliki pendidikan ritel yang disediakan atas kerjasama antara pihak lembaga sekolah dengan pihak perusahaan PT Sumber Alfaria Trijaya yang berupa laboratorium Business Centre dan dijadikan sebagai sarana praktek belajar langsung bagi peserta didik. Dengan adanya Business Centre semakin mempermudah bagi guru dan peserta didik dalam memahami materi terkait kewirausahaan. Pendidikan ritel ini dapat menjadi alternatif yang baik bagi peserta didik SMK. Peserta didik yang ingin masuk jurusan Alfamart Class harus melalui tahap seleksi baik dari pihak sekolah maupun dari pihak perusahaan PT Sumber Alfaria Trijaya. Tahap penyeleksiannyapun diadakan kembali pada saat peserta didik sudah berada dikelas XII. Hal itu bertujuan untuk melihat sejauh mana kematengan peserta didik sebelum direkrtut untuk masuk perusahaan PT Sumber Alfaria Trijaya. Lulusan Alfamart Class selain memiliki peluang untuk bekerja di perusahaan Alfamart juga bisa membuka usaha ritel sendiri.

SMK Walisongo Rambipuji yang dulunya bernama SMEA Walisongo merupakan Sekolah Menengah Kejuruan di Jember yang berbasis pesantren yang berdiri di bawah naungan Yayasan Subulus Salam Rambipuji, dan merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang pertama kali menerapkan Alfamart Class yaitu pada bulan September 2016 sekabupaten Jember.6

Alfamart Class yang berada di SMK Walisongo Rambipuji merupakan salah satu bentuk implementasi kompetensi kewirausahaan yang

dimiliki kepala sekolah dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan kepada peserta didiknya serta guna untuk pengembangan lembaga sekolah/madrasah.

Selain Alfamart Class bentuk Kompetensi yang dimiliki kepala sekolah yaitu terlihat dari kerjasama antara pihak sekolah dengan PT. Nippon Indosari Corpindo yang terkenal dengan produknya yaitu Sari Roti.7 Beberapa kompetensi kewirausahaan lain yang dimiliki kepala sekolah yaitu terlihat dari beberapa usaha yang dimiliki kepala sekolah di luar lingkungan sekolah.8

Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seberapa tingkat efektivitas Alfamart Class terhadap pengembangan jiwa kewirausahaan peserta didik. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil tema Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan Peserta Didik Melalui Alfamart Class di SMK Walisongo Rambipuji Jember.

Dokumen terkait