• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang

Dalam dokumen 1 L a p o r a n K e g i a t a n (Halaman 6-9)

Bab I Konteks Kegiatan

A. Latar Belakang

Sebagai pemerintahan level terbawah, pemerintahan Kampung menerima pelimpahan urusan dan kewenangan pemerintahan di atasnya (Kabupaten) dalam pelaksanaan sebagai tugas dan fungsi pemerintahan yang ada di Kampung. Urusan ini meliputi tiga bidang utama, yaitu pelayanan administrasi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Hasil Good Governance Assessment menunjukkan bahwa bagi Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, Kampung merupakan unit penting dalam penyediaan berbagai data di tingkat terbawah yang digunakan bagi perencanaan program-program pembangunan dalam penyusunan APBD. Dari sisi ini, pelibatan Kampung dalam perencanaan pembangunan diakomodasi melalui mekanisme perencanaan berjenjang dari bawah (bottom–up) yang berbasis spasial, mulai dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kampung, Distrik, Kabupaten/kota, dan nasional. Hanya saja, efektivitas dari praktek perencanaan semacam ini sulit dilihat jejak kontribusinya dalam APBD. Paling tidak, jika dibandingkan dengan mekanisme perencanaan sektoral yang diusulkan oleh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD). Hasil-hasil rencana program pembangunan yang diusulkan oleh Kampung seperti menguap tanpa bekas. Desain partisipasi Kampung dalam pembangunan daerah pada gilirannya juga cenderung artifisial.

Di sisi lain, posisi Kampung bagi Pemerintah Kabupaten ini juga ditempatkan sebagai penerima tugas bagi pelaksanaan program-program pemerintah atasan, yang dapat diperbantukan (asas tugas perbantuan) dalam menjalankan sebagian fungsi pelayanan publik (civil and civic services) di Kampung. Dalam konteks pelaksanaan asas tugas perbantuan ini, Kampung

3 | L a p o r a n K e g i a t a n

diberikan beban urusan namun tidak memiliki kewenangan lebih kecuali sebagai pelaksana saja.

Hal yang sama juga muncul dalam penerapan asas dekonsentrasi terhadap Kampung yang menempatkan Kampung sebatas sebagai wilayah lokasi dilaksanakannya berbagai program Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Pusat. Kampung adalah penerima program pembangunan tanpa perlu dilibatkan dalam proses perencanaan maupun relevansi program tersebut dengan kebutuhannya.

Ruang yang lebih besar bagi pengembangan kemandirian Kampung sebenarnya ada pada implementasi asas desentralisasi yang memberikan urusan dan kewenangan kepada Kampung yang disertai transfer fiskal melalui skema Alokasi Dana Kampung, bagian pajak daerah, dan bagian retribusi daerah.

Hanya saja, hal ini belum banyak dipatuhi oleh Pemerintah Kabupaten di Papua dan Papua Barat. Akibatnya, praktis kapasitas sumberdaya keuangan yang dimiliki oleh Kampung memang sangat terbatas.

Rendahnya perhatian Pemerintah Kabupaten terhadap pemerintahan Kampung ini pada gilirannya telah menstrukturkan lemahnya efektivitas pemerintahan Kampung dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Keberadaan Kampung dan pemerintahan Kampung bagi Pemerintah Kabupaten pada akhirnya lebih tampak sebagai pemenuhan aspek adminsitrasi-prosedural saja.

Bagi daerah di pedalaman, kondisinya jauh lebih parah. Rendahnya kapasitas SDM berjalin-kelindan dengan tantangan isolasi geografis dan minimnya fasilitas infrastruktur yang menyulitkan efektivitas fungsi pelayanan baik oleh pemerintahan Kampung maupun Pemerintah Kabupaten.

Berangkat dari kondisi pemerintahan di Pemkab Teluk Bintuni dan menyadari akan kehadiran dunia investasi Migas di Kabupaten Teluk Bintuni yang ikut memberi dampak pembangunan, maka dirasa penting pelaksanaan dari rencana pengelolaan dampak sosial yang dikelola dalam AMDAL.

Implementasi rencana pengelolaan dampak social ini melalui pengembangan

4 | L a p o r a n K e g i a t a n

Program Pembangunan yang Berkelanjutan Tangguh LNG (Tangguh Sustainable Development Program / TSDP). TSDP pada prinsipnya merupakan kelanjutan dari Program-program Sosial Terpadu (Integrated Social Programs / ISP) yang telah disesuaikan dengan berbagai pembaharuan pendekatan sosial, termasuk prioritas pada masyarakat asli serta penguatan kapasitas pemangku kepentingan.

Salah satu program yang masuk dalam komitmen adalah proses perencanaan di tingkat kampung. Hal ini sangat penting sebagai suatu strategi perencanaan pembangunan bagi masyarakat. Tersedianya program pembangunan di kampung yang terkena dampak proyek baik dari pemerintah, Tangguh LNG maupun sumber-sumber lain tentunya perlu dikelola dan diintegrasikan dengan baik. Beberapa program yang mengalir di kampung terkena dampak proyek selama ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Program Nasional Pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri, Rencana Strategis Pengembangan Kampung (Respek), serta dana Rencana Kerja Masyarakat (CAPs/ Community Action Plans) yang berasal dari Tangguh LNG.

Terkait dengan pengembangan masyarakat tersebut, dalam buku TDSP dikatakan: “Tangguh LNG akan mendukung upaya pembangunan bagi Masyarakat Asli yang tinggal di Wilayah Sekitar Operasi Tangguh LNG yang melibatkan perencanaan dari masyarakat dan Pemerintah Daerah yang terfokus pada kegiatan yang berkelanjutan. Bentuk, lingkup, jenis, jumlah, anggaran, jangka waktu dan hal-hal lain yang berhubungan dengan dukungan Tangguh LNG dalam hal ini akan lebih lanjut ditentukan di dalam Program Hubungan Eksternal yang tercantum dalam TSDP.

Dengan adanya dukungan ini, diharapkan, adanya perencanaan pembangunan kampung yang terpadu, yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat di Wilayah Sekitar Operasi Tangguh LNG; pula, apparat kampung memiliki kemampuan dalam menyusun RPJMDes, RKP dan APBDes. Sinergisitas

5 | L a p o r a n K e g i a t a n

perencanaan pembangunan kampung menjadi mutlak dilakukan sehingga tujuan dan sasaran pembangunan yang ingin dicapai bisa terwujud.

Merujuk pada paparan di atas, sebuah Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musrenbang sangat diperlukan.

Untuk Kabupaten Teluk Bintuni, Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musrenbang sesuai dengan dokumen RPJMD Kabupaten Teluk Bintuni pada bagian Prioritas pembangunan daerah yaitu: PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG EFISIEN, EFEKTIF DAN MELAYANI. Dalam bagian ini disebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni mempunyai komitmen yang kuat untuk memantapkan pemberdayaan Pemerintahan Distrik dan Kampung sebagai garda terdepan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik di Kabupaten Teluk Bintuni yang selaras dengan kebijakan otonomi desa yang diluncurkan oleh Pemerintah Pusat.

Secara umum, Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musrenbang akan membawa kontribusi yang berupa:

(1) Penyusunan desain kelembagaan dari tata kelola pemerintahan Kampung melalui revitalisasi Musrenbang Kampung, (2) Penyusunan desain pengembangan SDM untuk perangkat Kampung, dan (3) Penyusunan desain integrasi Community Driven Program ke dalam Musrenbang Kampung.

Dalam dokumen 1 L a p o r a n K e g i a t a n (Halaman 6-9)

Dokumen terkait