• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 L a p o r a n K e g i a t a n

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1 L a p o r a n K e g i a t a n"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1 | L a p o r a n K e g i a t a n

(2)

i | L a p o r a n K e g i a t a n

LAPORAN KEGIATAN

LOKA KARYA MUSRENBANG DAN INTEGRASI COMMUNITY DRIVEN PROGRAM

KE DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PADA LEVEL DISTRIK DAN LEVEL KAMPUNG

DI KABUPATEN TELUK BINTUNI

DISUSUN OLEH:

KEMITRAAN UNTUK PEMBARUAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN

2018

(3)

ii | L a p o r a n K e g i a t a n

Daftar Isi

Bab I Konteks Kegiatan ... 2

A. Latar Belakang ... 2

B. Tujuan Kegiatan dan Hasil Yang Diharapkan ... 4

C. Peserta Kegiatan ... 5

Bab II Implementasi Kegiatan ... 6

A. Implementasi Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program Ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pada Level Distrik dan Level Kampung Di Kabupaten Teluk Bintuni ... 6

B. Rekomendasi Dan Penutup ... 22 Lampiran 1: Daftar Hadir Peserta Kegiatan Loka Karya Musrenbang Dan Integrasi Community Driven Program Ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pada Level Distrik Dan Level Kampung Di Kabupaten Teluk Bintuni .. Error! Bookmark not defined.

Lampiran 2: Foto Kegiatan Loka Karya Musrenbang Dan Integrasi Community Driven Program Ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pada Level Distrik Dan Level Kampung Di Kabupaten Teluk Bintuni ... Error! Bookmark not defined.

(4)

i | L a p o r a n K e g i a t a n

Daftar Tabel

Tabel 1 Peserta Kegiatan Loka Karya Musrenbang Dan Integrasi Community Driven Program Ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pada Level Distrik Dan Level Kampung Di Kabupaten Teluk Bintuni ... 77 Tabel 2 Tawaran Konsepsi Bantuan Pihak Ketiga Dalam Konstruksi Hukum ... 155 Tabel 3 Substansi Dalam Perjanjian Kerjasama Dan Peraturan Bupati Terkait Dengan Integrasi CDP Ke Dalam Musrenbang ... 255

(5)

i | L a p o r a n K e g i a t a n

Daftar Gambar

Gambar 1 Sambutan Perwakilan dari Kemitraan dalam Pembukaan Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Teluk Bintuni ... 3Error! Bookmark not defined.

Gambar 2 Fasilitator Kemitraan sedang Melakukan Fasilitasi Forum dalam Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Teluk Bintuni... 3Error! Bookmark not defined.

Gambar 3 Diskusi Desain MoU dan Perbub dengan peserta Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Teluk Bintuni ... 35 Gambar 4 Penutupan Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Teluk Bintuni ... 36

(6)

2 | L a p o r a n K e g i a t a n

Bab I

Konteks Kegiatan

A. Latar Belakang

Sebagai pemerintahan level terbawah, pemerintahan Kampung menerima pelimpahan urusan dan kewenangan pemerintahan di atasnya (Kabupaten) dalam pelaksanaan sebagai tugas dan fungsi pemerintahan yang ada di Kampung. Urusan ini meliputi tiga bidang utama, yaitu pelayanan administrasi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Hasil Good Governance Assessment menunjukkan bahwa bagi Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, Kampung merupakan unit penting dalam penyediaan berbagai data di tingkat terbawah yang digunakan bagi perencanaan program- program pembangunan dalam penyusunan APBD. Dari sisi ini, pelibatan Kampung dalam perencanaan pembangunan diakomodasi melalui mekanisme perencanaan berjenjang dari bawah (bottom–up) yang berbasis spasial, mulai dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kampung, Distrik, Kabupaten/kota, dan nasional. Hanya saja, efektivitas dari praktek perencanaan semacam ini sulit dilihat jejak kontribusinya dalam APBD. Paling tidak, jika dibandingkan dengan mekanisme perencanaan sektoral yang diusulkan oleh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD). Hasil-hasil rencana program pembangunan yang diusulkan oleh Kampung seperti menguap tanpa bekas. Desain partisipasi Kampung dalam pembangunan daerah pada gilirannya juga cenderung artifisial.

Di sisi lain, posisi Kampung bagi Pemerintah Kabupaten ini juga ditempatkan sebagai penerima tugas bagi pelaksanaan program-program pemerintah atasan, yang dapat diperbantukan (asas tugas perbantuan) dalam menjalankan sebagian fungsi pelayanan publik (civil and civic services) di Kampung. Dalam konteks pelaksanaan asas tugas perbantuan ini, Kampung

(7)

3 | L a p o r a n K e g i a t a n

diberikan beban urusan namun tidak memiliki kewenangan lebih kecuali sebagai pelaksana saja.

Hal yang sama juga muncul dalam penerapan asas dekonsentrasi terhadap Kampung yang menempatkan Kampung sebatas sebagai wilayah lokasi dilaksanakannya berbagai program Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Pusat. Kampung adalah penerima program pembangunan tanpa perlu dilibatkan dalam proses perencanaan maupun relevansi program tersebut dengan kebutuhannya.

Ruang yang lebih besar bagi pengembangan kemandirian Kampung sebenarnya ada pada implementasi asas desentralisasi yang memberikan urusan dan kewenangan kepada Kampung yang disertai transfer fiskal melalui skema Alokasi Dana Kampung, bagian pajak daerah, dan bagian retribusi daerah.

Hanya saja, hal ini belum banyak dipatuhi oleh Pemerintah Kabupaten di Papua dan Papua Barat. Akibatnya, praktis kapasitas sumberdaya keuangan yang dimiliki oleh Kampung memang sangat terbatas.

Rendahnya perhatian Pemerintah Kabupaten terhadap pemerintahan Kampung ini pada gilirannya telah menstrukturkan lemahnya efektivitas pemerintahan Kampung dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Keberadaan Kampung dan pemerintahan Kampung bagi Pemerintah Kabupaten pada akhirnya lebih tampak sebagai pemenuhan aspek adminsitrasi-prosedural saja.

Bagi daerah di pedalaman, kondisinya jauh lebih parah. Rendahnya kapasitas SDM berjalin-kelindan dengan tantangan isolasi geografis dan minimnya fasilitas infrastruktur yang menyulitkan efektivitas fungsi pelayanan baik oleh pemerintahan Kampung maupun Pemerintah Kabupaten.

Berangkat dari kondisi pemerintahan di Pemkab Teluk Bintuni dan menyadari akan kehadiran dunia investasi Migas di Kabupaten Teluk Bintuni yang ikut memberi dampak pembangunan, maka dirasa penting pelaksanaan dari rencana pengelolaan dampak sosial yang dikelola dalam AMDAL.

Implementasi rencana pengelolaan dampak social ini melalui pengembangan

(8)

4 | L a p o r a n K e g i a t a n

Program Pembangunan yang Berkelanjutan Tangguh LNG (Tangguh Sustainable Development Program / TSDP). TSDP pada prinsipnya merupakan kelanjutan dari Program-program Sosial Terpadu (Integrated Social Programs / ISP) yang telah disesuaikan dengan berbagai pembaharuan pendekatan sosial, termasuk prioritas pada masyarakat asli serta penguatan kapasitas pemangku kepentingan.

Salah satu program yang masuk dalam komitmen adalah proses perencanaan di tingkat kampung. Hal ini sangat penting sebagai suatu strategi perencanaan pembangunan bagi masyarakat. Tersedianya program pembangunan di kampung yang terkena dampak proyek baik dari pemerintah, Tangguh LNG maupun sumber-sumber lain tentunya perlu dikelola dan diintegrasikan dengan baik. Beberapa program yang mengalir di kampung terkena dampak proyek selama ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Program Nasional Pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri, Rencana Strategis Pengembangan Kampung (Respek), serta dana Rencana Kerja Masyarakat (CAPs/ Community Action Plans) yang berasal dari Tangguh LNG.

Terkait dengan pengembangan masyarakat tersebut, dalam buku TDSP dikatakan: “Tangguh LNG akan mendukung upaya pembangunan bagi Masyarakat Asli yang tinggal di Wilayah Sekitar Operasi Tangguh LNG yang melibatkan perencanaan dari masyarakat dan Pemerintah Daerah yang terfokus pada kegiatan yang berkelanjutan. Bentuk, lingkup, jenis, jumlah, anggaran, jangka waktu dan hal-hal lain yang berhubungan dengan dukungan Tangguh LNG dalam hal ini akan lebih lanjut ditentukan di dalam Program Hubungan Eksternal yang tercantum dalam TSDP.

Dengan adanya dukungan ini, diharapkan, adanya perencanaan pembangunan kampung yang terpadu, yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat di Wilayah Sekitar Operasi Tangguh LNG; pula, apparat kampung memiliki kemampuan dalam menyusun RPJMDes, RKP dan APBDes. Sinergisitas

(9)

5 | L a p o r a n K e g i a t a n

perencanaan pembangunan kampung menjadi mutlak dilakukan sehingga tujuan dan sasaran pembangunan yang ingin dicapai bisa terwujud.

Merujuk pada paparan di atas, sebuah Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musrenbang sangat diperlukan.

Untuk Kabupaten Teluk Bintuni, Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musrenbang sesuai dengan dokumen RPJMD Kabupaten Teluk Bintuni pada bagian Prioritas pembangunan daerah yaitu: PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG EFISIEN, EFEKTIF DAN MELAYANI. Dalam bagian ini disebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni mempunyai komitmen yang kuat untuk memantapkan pemberdayaan Pemerintahan Distrik dan Kampung sebagai garda terdepan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik di Kabupaten Teluk Bintuni yang selaras dengan kebijakan otonomi desa yang diluncurkan oleh Pemerintah Pusat.

Secara umum, Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musrenbang akan membawa kontribusi yang berupa:

(1) Penyusunan desain kelembagaan dari tata kelola pemerintahan Kampung melalui revitalisasi Musrenbang Kampung, (2) Penyusunan desain pengembangan SDM untuk perangkat Kampung, dan (3) Penyusunan desain integrasi Community Driven Program ke dalam Musrenbang Kampung.

B. Tujuan Kegiatan Dan Hasil Yang Diharapkan

Secara umum, Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Teluk Bintuni mempunyai maksud untuk membangun dukungan teknokratik administratif dari Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dalam mengintegrasikan Community Driven Program (CDP) pada Musrembang Distrik dan Musrenbang Kampung. Adapun, tujuan dari kegiatan:

(10)

6 | L a p o r a n K e g i a t a n

1. Merumuskan framework CDP /Model Musrenbang terintegrasi yang disepakati dengan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.

2. Menyusun kesepakatan bersama mengenai penyelarasan kegiatan Kabupaten Teluk Bintuni dengan Program Tangguh LNG.

Sedangkan hasil yang diharapkan dari Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program Ke Dalam Musrenbang adalah:

1. Adanya satu dokumen framework CDP /Model Musrenbang terintegrasi yang disepakati dengan Pemda.

Adapun untuk framework CDP/Model Musrenbang terintegrasi telah termuat dalam tabel 3 laporan di bawah.

2. Adanya satu dokumen kesepakatan bersama mengenai penyelarasan kegiatan Kabupaten Teluk Bintuni dengan Program Tangguh LNG.

Adapun untuk framework CDP/Model Musrenbang terintegrasi telah termuat dalam tabel 3 laporan di bawah.

C. Peserta Kegiatan

Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Teluk Bintuni ini akan diikuti oleh sekitar 30 perwakilan 8 Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) dari Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.

(11)

7 | L a p o r a n K e g i a t a n

BAB II

Implementasi Kegiatan

A. Implementasi Kegiatan Loka Karya Musrenbang Dan Integrasi Community Driven Program Ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pada Level Distrik Dan Level Kampung Di Kabupaten Teluk Bintuni

A.1. Implementasi Kegiatan di Kabupaten Teluk Bintuni

Implementasi Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Teluk Bintuni dilaksanakan di Hotel Steenkool, Bintuni, pada tanggal 4-5 Juni 2018. Saat berkonsultasi dengan Kepala Bappelitbangda Kab. Teluk Bintuni, beliau meminta agar nama kegiatan dirubah menjadi Loka Karya Perencanaan Pembangunan dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Teluk Bintuni. Karena itu, nama kegiatan di backdrop saat pelaksanaan berubah sesuai permintaan beliau.

Sesuai dengan ToR awal dan undangan diberikan kepada 8 OPD yang terkait di Pemkab Bintuni berjumlah 30 orang. Namun dalam implementasi, kegiatan diikuti oleh 22 peserta yang berasal dari sejumlah Organisasi Pemerintah Daerah. Sebaran peserta dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1

Peserta Kegiatan Loka Karya

Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan

pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Teluk Bintuni

NO NAMA JABATAN

1 Robert Irianto P Subag Perencanaan Dikpora

2 Agus Wiratno Kepala Distrik

3 Fredrick Bappeda

4 P.A. Womatoney Sekretaris Dinas Pertanian

5 Ari Murzi Staff Dinas Pertanian

(12)

8 | L a p o r a n K e g i a t a n

6 Daniel Sudung Sekretaris Dinas Kebudayaan

7 G. Manupputi Sekretaris Daerah

8 Benny ADC. Sekda

9 Mukyet PMDK

10 MIchael Sekretaris

11 A. Fertina Sekretaris

12 Ahmad Haryanudin Staf. Bappeda

13 Erick Bobenen Staf Bappeda

14 Jefri Ardiansyah Staf. Bappeda

15 Benny Staf Sekda

16 Satya Pers

17 La Karim Kabid Litbang

18 Johanes Lahankelan Bappeda

19 Marten Bappeda

20 Alimudin Bappeda

21 Agus M Bappeda

22 Asliana Bappeda

Hari Pertama, 4 Juni 2018

Secara umum, kegiatan dan materi pada hari pertama adalah:

1. Pembukaan Kegiatan Pelatihan:

a. Sambutan Perwakilan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.

b. Sambutan Tangguh LNG.

c. Sambutan Kemitraan.

d. Pembukaan Kegiatan Pelatihan.

2. Strategi Revitalisasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Tingkat Distrik dan Tingkat Kampung oleh Kepala Bappelitbangda Kabupaten Teluk Bintuni.

Secara umum, Kepala Bappelitbangda Kabupaten Teluk Bintuni mengidentifikasi sejumlah persoalan, terkait proses perencanaan dan penganggaran dari level Kampung sampai dengan level Kabupaten, yakni:

a. Adanya ketidaksinkronan antara siklus politik dengan siklus perencanaan dan penganggaran sehingga terjadi kesulitan untuk mengintegrasikan dokumen perencanaan dan penganggaran antar level pemerintahan.

(13)

9 | L a p o r a n K e g i a t a n

b. Musrenbang Kampung dihadapkan pada sejumlah persoalan antara lain:

- Limitasi data dan informasi.

- Limitasi pengalaman masyarakat Kampung.

- Limitasi pendidikan masyarakat Kampung.

- Limitasi partisipasi masyarakat Kampung.

Persoalan ini bermuara pada kesulitan untuk mengelola forum Musrenbang Kampung secara partisipatif, mengingat semua usulan berasal dari kepentingan kepala Kampung dan para elit Kampung.

c. Terjadi perbenturan antara logika bottom-up yang berbasis pada usulan dari masyarakat Kampung dengan logika top down dari pimpinan daerah sebagai konsekuensi dari janji politik pada saat kampanye.

d. Berdasarkan hal tersebut, Kepala Bappelitbangda mengusulkan untuk menghapus Musrenbang Kampung dan digabungkan langsung dengan Musrenbang Distrik.

3. Praktik Baik Pelaksanaan CDP-Paparan Good Governance Assessment dan pengalaman Tangguh LNG terkait CDP.

Berkaitan dengan sejumlah kondisi obyektif berbasis pada Good Governance Assessment dalam lingkup perencanaan dan penganggaran terdapat sejumlah catatan, antara lain:

a. Secara umum, model governance, idealnya, dapat diimplementasikan secara komprehensif dalam proses perencanaan dan penganggaran di tingkat lokal. Implementasi model governance yang kuat bisa dilakukan melalui mekanisme perencanaan baik yang bersifat bottom up mupun yang bersifat top down.

b. Baik untuk tingkatan Provinsi Papua Barat dan untuk tingkatan Kabupaten Teluk Bintuni, terkait dengan instrumen yang bersifat bottom up, Musrenbang dilakukan dengan melibatkan perwakilan dari pemerintah daerah, masyarakat, serta aktor strategis lainnya, seperti semua perwakilan korporasi yang mempunyai usaha ekonomi produktif di wilayah Provinsi Papua Barat (termasuk didalamnya pihak Tangguh LNG).

(14)

10 | L a p o r a n K e g i a t a n

Namun demikian, bila dicermati secara komprehensif, dalam ranah struktural, Perwakilan Pemerintah Daerah terlihat selalu mempunyai dominasi terhadap pihak lainnya, terutama dominasi kepada perwakilan masyarakat dan perwakilan korporasi.

c. Berkaitan dengan instrumen yang bersifat top down, proses Musrenbang di level Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Teluk Bintuni tidak bisa menolak semua program yang berasal dari dokumen RPJMD Provinsi Papua Barat dan dari dokumen RPJMD Kabupaten Teluk Bintuni. Sebab, secara politik, implementasi dokumen ini memperoleh dukungan politik yang sangat kuat dari Kepala Daerah karena dokumen RPJMD tersebut merupakan mekanisme untuk merealisasikan janji-janji kampanye dari Gubernur Papua Barat dan Bupati Teluk Bintuni.

d. Dalam aras institusional, praktek perencanaan dan penganggaran yang ada memperlihatkan adanya perbenturan logika bottom up dan top down. Dalam konteks ini, usulan kebutuhan masyarakat acap kali bertentangan dengan orientasi kebijakan para pimpinan daerah (Gubernur Papua Barat dan Bupati Kabupaten Teluk Bintuni) yang tertuang dalam dokumen RPJMD sebagai mekanisme untuk memenuhi janji politik pada saat para kepala daerah ini saat kampanye Pilkada.

e. Selain adanya perbenturan antara instrumen yang bersifat bottom up dan instrumen top down, dalam aras institusional, proses perencanaan dan penganggaran juga mengalami perbenturan siklus perencanaan dan penganggaran antara pemerintah di level provinsi dan pemerintah di level Kabupaten.

f. Pada aras institusional, sebagai akibat adanya perbenturan instrumen bottom up dan instrumen top down serta perbenturan siklus perencanaan dan penganggaran di level Provinsi Papua Barat dengan siklus perencanaan dan penganggaran di level Kabupaten Teluk Bintuni, maka proses perencanaan dan penganggaran di wilayah ini gagal untuk mengintegrasikan program pembangunan daerahnya.

(15)

11 | L a p o r a n K e g i a t a n

g. Berkenaan dengan faktor regulasi, proses perencanaan dan penganggaran di tingkat Provinsi Papua Barat dan di tingkat Kabupaten Teluk Bintuni kerap kali menghadapi sejumlah persoalan sebagai akibat dari dukungan regulasi yang minimalis.

h. Tidak jauh berbeda dengan realitas faktor struktural, dalam proses perencanaan dan penganggaran, perwakilan masyarakat tidak mempunyai kesetaraan kapasitas dengan kapasitas perwakilan dari pemerintah, baik yang berasal dari Pemerintah Provinsi Papua Barat maupun yang berasal dari Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.

i. Realitas masyarakat Papua memberikan fakta tidak ada faktor pemampu yang dapat mendukung logika politik serta logika teknokratis administratif dalam proses perencanaan dan penganggaran.

j. Lebih lanjut berdasarkan kondisi di atas maka integrasi program dari Pihak Ketiga tidak bisa dilakukan dalam tahun anggaran 2018 secara cepat, mengingat benturan berbagai siklus perencanaan dan penganggaran dengan siklus politik menghasilkan prasayarat adanya scenario transisi. Dengan demikian, diperlukan periode transisi untuk dapat mengintegrasi program pihak ketiga.

k. Bila dikaitkan dengan integrasi CDP ke dalam sistem perencanaan pembangunan dan penganggaran daerah, proses transisi dapat dimulai di akhir tahun anggaran 2018 dan sepanjang tahun anggaran 2019.

Hari Kedua, 23 Mei 2018

Secara umum, materi yang disampaikan pada hari kedua adalah:

1. Integrasi TSDP ke Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten Fakfak oleh Miftah Adhi Ikhsanto, SIP, Dipl. Ek, MiOP

Secara umum proses integrasi TSDP harus disesuaikan dengan alur perencanaan pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam bagan di bawah ini.

(16)

12 | L a p o r a n K e g i a t a n

Bagan 1

ALUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Dalam lingkup programatik, TSDP sebagai model bantuan pihak ketiga mempunyai tujuan: berkontribusi meningkatkan tata kelola pembangunan daerah yang adil, merata, dan berkelanjutan. Adapun sasaran TSDP adalah: PNS, Pejabat Terpilih, OMS dan Media setempat.

Terkait logika intervensi, TSDP memiliki dua komponen, yakni:

a. Komponen pemerintah berupa: (a) Bantuan teknis dan monitoring untuk Bappeda dan Sekda untuk perencanaan penganggaran dan pengawasan pembangunan, (b) Mengembangkan kapasitas Bappeda dan pemerintah Distrik dan Kampung tertentu untuk pelaksanaan Musrenbang, dan (c) Peningkatan kapasitas untuk pelayanan publik.

b. Komponen masyarakat sipil berupa: (a) Peningkatan kapasitas untuk OMS dan LSM terpilih dalam pengelolaan organisasi, advokasi atau keterampilan teknis, (b) Pelatihan untuk media lokal, (c) Peningkatan kapasitas perwakilan masyarakat (anggota DPRD) pada isu-isu kebijakan

(17)

13 | L a p o r a n K e g i a t a n

dan tugas utama, dan (d) Advokasi peraturan dan pelaksanaan pengelolaan DBH.

Pada level implementasi TSDP dalam lingkup program tata kelola pemerintahan mempunyai target:

a. Pelatihan perencanaan partisipatif di 3 Distrik Kamundan, Kokas, dan Aroba (2016-2017)

b. Terlaksananya model Musrenbang di Distrik Babo dan Distrik Kokas.

c. Terbentuknya forum multi pemangku kepentingan di Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Fakfak.

d. Lokakarya industri Migas dan DBH di Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Fakfak, dan Provinsi Papua Barat.

e. MoU dengan 2 LSM Lokal.

f. Adanya indeks tata kelola pemerintahan di Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Fakfak.

Integrasi Program TSDP ke dalam siklus tahunan perencanaan pembangunan daerah dilakukan dalam beberapa kegiatan, antara lain:

a. Musrenbang Desa/Kampung pada Bulan Januari.

b. Musrenbang Kecamatan/Distrik pada Bulan Februari.

c. Penyusunan Renja SKPD pada Bulan Februari dan Bulan Maret.

d. Musrenbang Pemerintah Kabupaten/Kota pada Bulan Maret.

e. Penyusunan RKA-SKPD dari Bulan Juli sampai dengan September.

f. Asistensi Dokumen RKA-SKPD pada Bulan September.

2. Identifikasi Fisibilitas dan Prasyarat Hukum, Teknokratis Administratif, dan Dukungan Politik untuk Integrasi CDP ke Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah melalui Penyusunan MoU dan Peraturan Bupati tentang Bantuan Pihak Ketiga.

Dalam sesi ini peserta secara bersama-sama mengisi beberapa kotak untuk mengisi materi-materi penting untuk pembuatan MoU antara Tangguh

(18)

14 | L a p o r a n K e g i a t a n

LNG dengan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dalam konteks Bantuan Pihak Ketiga. Selain bicara tentang MoU tersebut, peserta juga berdiskusi terkait dengan materi-materi yang penting untuk pembuatan PerBup atau Perda dalam mengelola atau mencatat Bantuan Pihak Ketiga.

Dalam lingkup hukum terdapat sejumlah konsep yang ditawarkan dalam diskusi sebagaimana tertuang dalam tabel di bawah ini.

(19)

15 | L a p o r a n K e g i a t a n

Tabel 2

Tawaran Konsepsi Bantuan Pihak Ketiga Dalam Konstuksi Hukum Siklus Perencanaan

Pembangunan Materi MoU Pemda &

Tangguh Materi Perbup

1. Bantuan Pihak Ketiga - Berupa program yang dapat dinilai dengan uang

- Mengacu pada komitmen social di AMDAL Tangguh LNG

Pemberian pihak ketiga kepada Daerah secara ikhlas, tidak mengikat,

perolehannya oleh pihak ketiga tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang

berlaku, baik berupa uang atau disamakan dengan uang maupun barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak.

Pemberian bantuan kepada Pemerintah Daerah oleh pihak ketiga tidak

mengurangi kewajiban- kewajiban pihak ketiga yang bersangkutan kepada Negara dan Daerah seperti

pembayaran pajak dan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pemberian Bantuan pihak ketiga tidak disertai dengan

pemberian kemudahan fasilitas, tidak

mengurangi ataupun membebaskan

kewajiban pihak ketiga

(20)

16 | L a p o r a n K e g i a t a n

kepada negara dan daerah untuk

membayar pajak dan retribusi maupun kewajiban lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Bentuk Bantuan Pihak

Ketiga - Berupa program yang

dapat dinilai dengan uang

- Bantuan berupa program dan tidak bisa diberikan dalam bentuk uang tunai - Fokus pada

penguatan kapasitas masyarakat

- Tidak dalam bentuk infrastruktur atau konstruksi

- Bantuan Tidak untuk membayar

honorarium dari suatu organisasi dalam bentuk apapun baik di kampung maupun distrik

Bantuan dapat berupa pemberian, hadiah donasi, wakaf, hibah, dan atau lain-lain Bantuan yang serupa dengan itu yang diberikan oleh pihak ketiga kepada daerah.

Bantuan pihak ketiga dapat berupa uang atau yang

dipersamakan dengan uang barang dan/atau jasa yang tidak dapat ditarik kembali.

3. Pihak Ketiga - Tangguh LNG

- Tangguh LNG dapat menunjuk mitra pelaksanana dalam mengimplementasika n hasil dari

perencanaan pembangunan kampung

Pihak ketiga adalah setiap orang,

organisasi dan badan baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum dimanapun domisilinya tanpa membedakan kewarganegaraan dan asal usulnya

 Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang

(21)

17 | L a p o r a n K e g i a t a n

tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan

komanditer,

perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya

termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

4. Mekanisme Pemberian

dan Penerimaan Bantuan - Penerima dukungan adalah penerima manfaat yang terdiri dari masyarakat Kampung,

masyarakat terutama masyarakat asli sesuai dengan yang tertera dalam dokumen AMDAL Tangguh LNG.

- Mekanisme

pemberian bantuan program dari Tangguh LNG akan melalui persetujuan PemDa berdasarkan dokumen perencanaan.

Bantuan pihak ketiga dapat berupa uang atau yang

dipersamakan dengan uang, program

pengembangan masyarakat, barang dan/atau jasa yang tidak dapat ditarik kembali

1) Bantuan Pihak Ketiga berupa uang

atau yang

dipersamakan

dengan uang disetorkan ke rekening Kas Umum

Daerah dan

dicantumkan dalam

(22)

18 | L a p o r a n K e g i a t a n

- Jumlah kampung penerima bantuan dikoordinasikan dengan distrik dan kampung.

- Besaran anggaran yang disediakan oleh Tangguh LNG akan tunduk pada persetujuan Work Program and Budget (WP&B) yang

diberikan oleh SKKMigas

APBD dan

dianggarkan pada kelompok

pendapatan lain-lain pendapatan daerah yang sah dan diuraikan kedalam jenis, objek, dan rincian objek pendapatan sesuai kode rekening yang berkenaan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

2) Bantuan Pihak Ketiga berupa barang terdiri dari barang bergerak dan barang tidak bergera diserahkan kepada Pejabat yang berwenang dan menjadi kekayaan daerah.

3) Bantuan Pihak Ketiga berupa jasa meliputi program, penelitian dan/atau bentuk lainnya di koordinasikan dan dilaksanakan oleh SKPD terkait.

Bantuan Pihak Ketiga diterima oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk"

Bantuan Pihak Ketiga dinyatakan dengan surat pernyataan.

Bantuan Pihak Ketiga dalam pelaksanaannya

(23)

19 | L a p o r a n K e g i a t a n

akan ditindaklanjuti Perjanjian Hibah berdasarkan Perbup Bantuan Pihak Ketiga 5. Musrenbang Kampung

Di dalam Musrenbang Kampung, untuk program yang dibiayai melalui mekanisme CDP, masyarakat dapat mengusulkan berbagai macam program capacity building, antara lain pelatihan adminstrasi pengelolaan keuangan, pelatihan peningkatan kapasitas pemuda antara lain pelatihan

pemeliharaan genset dan motor tempel, pelatihan pertukangan, pengadaan peralatan nelayan atau pertanian, peralatan rumah ibadah, peralatan olah raga, atau program lainya yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan dan penguatan ekonomi kerakyatan

Kesepakatan bahwa

Tangguh LNG akan terlibat dalam setiap agenda Musrenbang Kampung.

Tangguh LNG bersama masyarakat akan memilih program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekaligus sesuai dengan program TSDP

Perencanaan program yang berasal dari Bantuan Pihak III harus diselaraskan dan mendukung visi-misi Pemerintah

Kabupaten.

Perencanaan program harus dilakukan

melalui saluran-saluran yang dimiliki secara struktural di

Pemerintah Kabupaten Pengaturan mengenai rencana pemberian bantuan Pihak III bisa dilakukan dalam bentuk:

1) Kas 2) Barang 3) Jasa 4) Kegiatan

6. Musrenbang Distrik Di dalam Musrenbang Distrik, Tangguh LNG perlu mengawal bahwa program CDP yang telah disepakati di level Kampung dapat terjaga dan dapat dinaikkan sampai dengan

Musrenbang Kabupaten.

Output dari musrenbang Distrik adalah shortlist usulan program dan

Kesepakatan bahwa

Tangguh LNG akan terlibat dalam setiap agenda Musrenbang Distrik.

Tangguh LNG bersama Distrik akan memastikan bahwa program yang telah disepakati dalam

Musrenbang Kampung tidak mengalami pergeseran secara politis.

(24)

20 | L a p o r a n K e g i a t a n kegiatan dari level

Kampung, baik yang akan dilakukan menggunakan mekanisme APBD maupun WP&B

7. Forum SKPD

Di dalam forum SKPD, program pengembangan yang akan dibiayai oleh Tangguh LNG akan dimasukkan ke dalam daftar sektoral OPD.

Untuk itu, Tangguh LNG harus memastikan bahwa program yang disepakati di tingkat Kampung dan Distrik sudah dimasukkan ke dalam sektor yang sesuai. Selain itu, Tangguh LNG harus memastikan bahwa program pengembangan tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan satu rangkaian dengan program-program OPD.

Kesepakatan bahwa

Tangguh LNG akan terlibat dalam agenda Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten.

Tangguh LNG dan SKPD bekerjasama untuk

melakukan sinergi program dan kegiatan untuk

memaksimalkan output dan outcome program.

Tangguh LNG dan Pemerintah Kabupaten bersama-sama harus menjaga bahwa tidak ada pergeseran terhadap

program usulan masyarakat secara politis.

Tangguh LNG dan Pemerintah Daerah menyepakati bahwa program yang telah diusulkan dalam proses perencanaan harus termuat dalam dokuman

perencanaan Pemerintah Daerah

Kesepakatan bersama bahwa Tangguh LNG dan Pemerintah Kabupaten akan melakukan monitoring dan evaluasi program yang berasal dari Tangguh LNG 8. Musrenbang Kabupaten

dan Penetapan RKPD Pada dasarnya,

Musrenbang Kabupaten dilakukan untuk

menyaring kembali program-program yang direncanakan di dalam Forum SKPD untuk memastikan kesesuaian program SKPD dengan visi-misi Pemerintah Kabupaten. Hasil

lanjutan dari Musrenbang Kabupaten adalah

penetapan RKPD. Di dalam RKPD, program

(25)

21 | L a p o r a n K e g i a t a n Tangguh LNG harus masuk secara eksplisit sebagai bagian dari program pemerintah daerah dengan note pendanaan dari Tangguh LNG.

3. Penutupan dilakukan pada pukul 15.30 WIT.

a. Sambutan dari Miftah Adhi Ikhsanto selaku Perwakilan Kemitraan:

Kemitraan mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Teluk Bintuni dan Tangguh-LNG yang mempercayakan untuk mengelola program ini. Lebih lanjut, Daftar Isian Masalah ini akan dikawal untuk menjadi naskah MoU, naskah Perbup, dan naskah Perda.

b. Sambutan dari Agustinus Poluakan selaku Perwakilan dari Tangguh LNG:

Tangguh LNG berharap kedepan makin minggir kesamping dan mundur ke belakang dan menjadi strategic partner. Industri ekstraktif lain juga diharapkan untuk ikut terlibat dalam proses perencanaan pembangunan, dan diwujudkan dalam bentuk program.

c. Sambutan dari Gustav Manuputty selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Teluk Bintuni:

Terkait masalah perencanaan, selama ini banyak program- program sudah dilakukan tetapi belum sempurna. Mekanisme perencanaan kalau dipahami dengan baik, akan bisa bekerja dengan baik. Ini salah satu awal yang baik karena beberapa OPD yang hadir mewakili pemberdayaan masyarakat, pemerintahan, pendidikan, bappeda, PU. Bappeda diharapkan menjadi tiang buat yang lain. Dalam dua hari ini ada hal-hal yang perlu dilakukan dengan mitra yang bermanfaat dengan masyarakat. Pemerintah melihat banyak program-

(26)

22 | L a p o r a n K e g i a t a n

program yang belum mengena ke masyarakat. Hal ini berarti terjadi pemborosan anggaran pemerintah daerah. Di dalam proses perencanaan selain memahami perencanaan pembangunan dan harus dipahami juga rencana keuangannya. Semoga ke depan terjadi integrasi program sektoral OPD ke Kampung yang akan berjalan dengan baik.

(27)

23 | L a p o r a n K e g i a t a n

B. Rekomendasi Dan Penutup B.1. Rekomendasi

Dalam lingkup programatik, Kegiatan Loka Karya Musrenbang dan Integrasi Community Driven Program ke Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Level Distrik dan Level Kampung di Kabupaten Teluk Bintuni merumuskan sejumlah rekomendasi, antara lain:

a. Proses integrasi CDP ke dalam Musrenbang dilakukan dengan dua instrumen dasar, yakni: instrumen teknokratis administratif dan instrumen regulatif.

b. Berkaitan dengan instrumen teknokratis administratif, proses integrasi CDP ke Musrenbang dilakukan dengan memasukkan kegiatan CDP ke dalam siklus perencanaan pembangunan mulai dari level Kampung, Distrik & Kabupaten.

Hal ini membawa konsekuensi, antara lain:

- Komunikasi dan koordinasi yang kuat antara Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Bintuni dan Tangguh LNG.

- Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dan Tangguh LNG akan melakukan sinkronisasi program dengan program TSDP dalam sejumlah dokumen, yaitu: Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Dokumen Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah (Renja OPD) terkait, serta Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (RKA OPD) terkait.

- Guna keperluan monitoring dan evaluasi, Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni mencatatkan implementasi TSDP ke dalam Dokumen Laporan Pertanggungjawaban Bupati teluk Bintuni, Dokumen Laporan Kinerja dan Akuntabilitas (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dan Dokumen Laporan Kinerja dan Akuntabilitas (LAKIP) OPD terkait.

c. Berkaitan dengan instrumen regulasi, proses integrasi CDP ke Musrenbang dilakukan dengan mendorong lahirnya dua produk hukum yakni: perjanjian kerjasama integrasi program CDP ke dalam Musrenbang antara Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dengan Tangguh LNG dan Peraturan Bupati

(28)

24 | L a p o r a n K e g i a t a n

tentang Bantuan Pihak Ketiga. Adapun substansi yang akan diatur dalam kedua produk hukum tersebut dipaparkan melalui tabel di bawah ini.

(29)

25 | L a p o r a n K e g i a t a n

Tabel 3

Substansi Dalam Perjanjian Kerjasama Dan Peraturan Bupati Terkait Dengan Integrasi CDP Ke Dalam Musrenbang

SUBSTANSI YANG DIATUR MoU PERATURAN BUPATI

Bantuan Pihak Ketiga Pemberian bantuan Tangguh-LNG kepada Pemkab Teluk Bintuni yang berupa sesuatu yang besarannya dapat disamakan dengan uang dalam bidang Tatakelola pemerintahan, kesehatan, pendidikan, pengembangan ekonomi, dan hubungan komunitas. Bantuan dari Tangguh tidak untuk infrastruktur atau honorarium personil suatu

organisasi

Bantuan yang disalurkan pihak ketiga kepada pemda dalam bentuk barang, jasa di bidang/ program governance, ekonomi, pendidikan, kesehatan.

Jenis bantuan akan dibahas dalam pasal tersendiri.

Pemberian pihak ketiga kepada daerah secara ikhlas, tidak mengikat, perolehannya oleh pihak ketiga tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, baik berupa uang atau disamakan dengan uang maupun barang-barang bergerak atau tidak bergerak

Pihak Ketiga LNG-Tangguh Pihak ketiga adalah setiap orang,

organisasi, dan badan baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum dimanapun

domisilinya tanpa membedakan kewarganegaraan dan asal-usulnya Mekanisme Penerimaan Bantuan Pihak

Ketiga Komitmen bantuan dari Tangguh-LNG

setelah WP&B disetujui oleh SKK MIGAS, dilaporkan kepada Bupati

bantuan pihak ketiga diterima oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk dan dinyatakan dengan surat pernyataan

(30)

26 | L a p o r a n K e g i a t a n

melalui Bappelitbangda setiap bulan November dan Desember untuk implementasi tahun anggaran berikutnya

Komitmen bantuan dari Tangguh-LNG dicatatkan didalam dokumen Renja OPD yang terkait.

Tangguh-LNG, Bupati,

Bappelitbangda, dan OPD Terkait bersama-sama menentukan wilayah implementasi program dan jenis program berdasarkan usulan dari masyarakat sesuai dokumen Amdal.

Bantuan berupa jasa harus

dikoordinasikan/ dilaporkan kepada Bupati atau pejabat teknis yang ditunjuk

Bantuan pihak ketiga yag berupa uang dan barang dicatat dan dilaporkan setelah diserahterimakan.

Bantuan pihak ketiga yang berupa jasa/program dikoordinasikan melalui Bappelitbangda.

Pencatatan bantuan pihak ketiga yang berupa jasa/program, disesuaikan dengan siklus perencanaan

pembangunan dan penganggaran daerah

Mekanisme Penyaluran Bantuan Pihak

Ketiga Penerima manfaat bantuan pihak

ketiga dari Tangguh-LNG adalah pemerintah Kabupaten, pemerintah kampung, dan masyarakat asli Penyaluran bantuan pihak ketiga dilakukan berdasarkan rekomendasi dari OPD terkait

Penerima manfaat bantuan pihak ketiga adalah pemerintah Kabupaten, pemerintah Kampung dan masyarakat Penyaluran bantuan pihak ketiga dilakukan berdasarkan rekomendasi dari OPD terkait

(31)

27 | L a p o r a n K e g i a t a n B.2. Penutup

Laporan ini diajukan oleh Partnership for Governance Reform Indonesia (PGRI) kepada Tangguh LNG, sebagai bagian dari instrumen monitoring dan evaluasi. Dalam lingkup programatik laporan ini, secara substantif dan manajerial, telah memperoleh

legalisasi dari Partnership for Governance Reform Indonesia (PGRI).

Jakarta, 31 Juli 2018

Inda Presanti Loekman Miftah Adhi Ikhsanto

Project Director Project Manager

(32)

28 | L a p o r a n K e g i a t a n

Referensi

Dokumen terkait

telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah tertulis ini yang berjudul “ Efektivitas Abu Sekam dan Zeolit

Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Rujukan Berjenjang Kasus Kegawatdarutan Maternal Dan Neonatal Pada Program Jampersal Di Puskesmas Kencong Tahun 2012; Yuli Karya

[r]

Rencana Kerja Sekretariat Daerah Kota Banda Aceh Tahun 2022 adalah dokumen perencanaan Sekretariat Daerah Kota Banda Aceh untuk melaksanakan program pembangunan Tahun

Reviu Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Klaten Kelas IA 2020-2024 merupakan dokumen reviu perencanaan Pengadilan Negeri Klaten Kelas IA yang memuat Visi, misi,

Sehubungan hal tersebut diatas, guna mewujudkan keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya/ Permukiman Kabupaten Wonogiri mengalokasikan anggaran untuk Penyusunan

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pendampingan pada kelompok peternak dalam satu kawasan untuk menerapkan inovasi tenologi pemeliharaan ternak sapi dan

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Komponen Teknologi Dalam Pendekatan PTT Padi Sawah.. Correlation is significant at the 0.01