• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR DI DESA HARAPAN MAKMUR

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkebunan di Indonesia pada awalnya hadir sebagai sebuah sistem perekonomian baru yang belum dikenal oleh kalangan masyarakat Indonesia. Bangsa ini hanya mengenal sistem kebun sebagai sistem perekonomian tradisional, yang kegunaannya sebatas pemenuhan kebutuhan hidup dan dikerjakan dengan cara pola- pola tradisional saja. Selain itu juga usaha perkebunan yang dikelola oleh bangsa asing muncul pertama sekali di Sumatera Timur, khususnya di Deli, pada tahun 1823. Dengan cepat usaha perkebunan ini berkembang, terutama setelah undang-undang agraria (1870)1, sehingga pada tahun 1972 sudah terdapat sekitar 22 perkebunan di Sumatera Timur yang terbesar tidak hanya di Deli tetapi juga sampai ke wilayah Serdang, Langkat dan Asahan.

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Areal penanaman kelapa sawit di Indonesia terkonsentrasi di lima provinsi yakni Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Jambi dan Aceh. Areal penanaman

1

Salah satu isi Undang-undang agraria (1870) adalah pemberian hak erfpacht, semacam hak guna usaha yang memungkinkan seseorang menyewa tanah terlantar yang telah menjadi milik negara. Selama maksimum 75 tahun sesuai kewenangan yang diberikan hak eigendom (kepemilikan), selain dapat mewariskannya dan dapat menjadikan agunan. Hak guna itu adalah untuk perkebunan atau pertanian besar.

tersebar terdapat di Riau dan Sumatera Utara (dengan sentra produksi di Labuhan Batu, Langkat, dan Simalungun). Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang berpotensi sebagai kawasan industri. Industri perkebunan yang terdapat di Sumatera Utara terdiri dari industri besar, sedang, kecil. Sumatera Utara merupakan wilayah yang memiliki komoditi perkebunan terbesar, salah satunya adalah tanaman kelapa sawit. Sumatera Utara menduduki posisi kedua setelah Riau dalam luas areal perkebunan kelapa sawit. Sumatera Utara memiliki luas areal perkebunan kelapa sawit berkisar 1.138.908 Ha. Tersedianya luas areal yang dimiliki oleh Sumatera Utara merupakan salah satu faktor pendukung berdirinya perkebunan kelapa sawit. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki komoditi perkebunan kelapa sawit yang terbesar dengan luas lahan 41.181 Ha, produksi rata-rata 532.799 Ton/Ha/Tahun.2

Perkebunan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu perkebunan inti rakyat (PIR) yang dikelola oleh perusahaan inti dan perkebunan rakyat serta perkebunan besar (plantation). Perkebunan inti rakyat merupakan bentuk usaha pertanian dengan skala kecil, tidak padat modal, tenaga kerja dikelola oleh sekelompok keluarga, serta penggunaan lahan pertanian yang terbatas, sementara perkebunan besar (plantation) merupakan bentuk usaha pertanian dengan skala besar dan kompleks, modal yang besar, areal pertanian luas, memiliki manajemen organisasi yang baik, juga

menggunakan teknologi yang modern seperti halnya PT Anugerah Langkat Makmur yang berada di Sei Lepan kini telah mampu memberikan peluang pekerjaan buat masyarakatnya. PT Anugerah Langkat Makmur memiliki areal pertanian, beberapa sawit yang luas dan memilki manajemen jangka waktu yang sangat panjang. PT Anugerah Langkat Makmur berdiri pada tahun 1982.

Pembukaan perusahaan perkebunan di Sei Lepan berawal pada tahun 1982 dengan penanaman perdana bibit kelapa sawit dengan areal luas 7.5 Ha. Kemudian pada tahun 1982 didirikan sebuah perusahaan berbadan hukum dengan nama PT. Anugerah Langkat Makmur. PT. Anugerah Langkat Makmur adalah sebuah perusahaan agrobisnis yang memfokuskan kegiatan bisnisnya di sektor perkebunan kelapa sawit. Keputusan untuk masuk ke dalam industri perkebunan kelapa sawit ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada saat itu bisnis perkebunan kelapa sawit sangat menjanjikan dan menguntungkan. Selain mengelola proyek perkebunan kelapa sawit, PT. Anugerah Langkat Makmur juga mengembangkan proyek-proyek perkebunan plasma yang dimiliki masyarakat setempat. Plasma ini didanai melalui skema kredit yang tersedia untuk anggota koperasi primer.3

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan umum. Untuk itu dilakukan pembangunan yang hakekatnya ialah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya Pancasila dan

3

Hasil Wawancara, Malisik sebagai karyawan PT. Anugerah Langkat Makmur, di Harapan Makmur tanggal 21 Mei 2014.

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar dan pedoman bagi pembangunan nasional. Dalam rangka pembangunan perekonomian masyarakat dan kesejahteraan masyarakat lokal tentunya tidak dapat dipisahkan dari prinsip-prinsip hukum agraria nasional,terutama menyangkut hak meguasai dari negara. Undang-Undang nomor 5 tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) memberi dasar-dasar hukum bagi pelaksanaan politik hukum agraria nasional. Untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pembangunan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

Usaha mensejahterakan masyarakat sebagai kewajiban pemerintah mensyaratkan berbagai upaya yang harus dilakukan guna menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Oleh karena itu perlu adanya upaya terobosan untuk meningkatkan sektor rill agar tumbuh positif dan upaya ini dapat dilakukan melalui pengembangan perkebunan khususnya melalui pelaksanaan program revitalisasi perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu alasan PT. Anugerah Langkat Makmur memilih komoditi kelapa sawit sebagai program revatilisasi perkebunan didasarkan beberapa pertimbangan strategis antara lain: 4

1. Komoditi yang dikembangnkan mempunyai peranan yang sangat strategis sebagai sumber pendapatan masyarakat.

2. Komoditi yang dikembangkan mempunyai prospek pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar ekspor.

3. Mampu menyerap tenaga kerja baru.

4 Hasil Wawancara, Hanum sebagai Kepala Tata Usaha PT. Anugerah Langkat Makmur, di Harapan Makmur tanggal 3 April 2014

4. Mempunyai peranan dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup.

Dalam hal ini terdapat empat tujuan revitalisasi perkebunan sebagai berikut: Pertama, meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat melalui pengembangan perkebunan. Kedua, meningkatkan daya saing melalui peningkatkan produktifitas dan pengembangan industri. Ketiga, meningkatkan penguasaan ekonomi nasional dengan mengikutsertakan masyarakat dengan pengusaha lokal. Keempat, mendukung pengembangan wilayah. Pelaksanaan pengembangan perkebunan melalui program revitalisasi perkebunan harus didukung melalui kebijakan yang berbasis masyarakat (political will) oleh pemerintah baik pusat maupun daerah guna mendukung program revitalisasi perkebunan,5 di samping kemampuan dan kemauan perusahaan yang bergerak di bidang usaha perusahaan sendiri.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengertian Revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan yang menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang berkembang, sebenarnya revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali (untuk kehidupan dan sebagainya). Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti proses, cara, dan perbuatan untuk untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Lebih jelasnya revitalisasi itu adalah

5 Mahmul Siregar, Perdagangan Internasional dan Penanaman Modal (studi kesiapan Indonesia dalam perjanjian Investasi Multilateral), Medan: Universitas Sumatera Utara Sekolah Pasca Sarjana 2005, hlm. 294.

membangkitkan kembali vitalitas. Jadi, pengertian revitalisasi secara umum adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.

Pelaksanaan revitalisasi perkebunan pada hakekatnya merupakan bagian dari reformasi agraria yang bertujuan untuk menghasilkan revitalisasi sektor pertanian dan pedesaan yang kokoh. Reformasi agraria yang berhasil di tandai oleh kepastian penguasaan tanah yang menjamin penghidupan dan kesempatan kerja bagi petani, tata-guna tanah yang mampu memperbaiki pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian mutu lingkungan hidup, kedaulatan pangan, kemampuan produktivitas yang mampu membuat keluarga petani mampu melakukan re-investasi dan memiliki daya beli yang tinggi.6

Dengan dibukanya perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur pada tahun 1982, Desa Harapan Makmur adalah sebuah desa yang termasuk kedalam kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. Desa ini pada awalnya hanya dihuni oleh penduduk dalam jumlah yang sedikit tetapi perlahan-lahan berkembang dengan ditandai oleh semakin ramai para pendatang dari berbagai suku dan daerah yang datang ke desa Harapan Makmur untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang layak, sehingga kondisi daerah di Harapan Makmur semakin padat dan ramai. Dengan semakin berkembangnya perusahaan perkebunan tersebut, tentu saja memerlukan lahan tanam yang cukup luas untuk produksi yang semakin besar, demikian pula halnya dengan

6

Dianto Bachriadi, Reforma Agraria untuk Indonesia: Pandangan Kritis tentang Program Pembaruan Agraria Nasional, http/www.google.com.

kuantitas serta kualitas tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah lahan tersebut semakin bertambah pula. Sebagian besar atau hampir keseluruhan wilayah dari desa Harapan Makmur saat ini merupakan daerah perkebunan kelapa sawit. Di mana perkebunan tersebut ada yang milik perusahaan dan ada yang diusahakan oleh masyarakat (plasma).

Secara teoritis pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, kawasan, ataupun daerah tertentu akan diikuti oleh perubahan-perubahan mendasar dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Perubahan pola konsumsi masyarakat misalnya merupakan salah satu aspek telihat paling jelas. Aktivitas migrasi yang berlangsung dari wilayah satu ke wilayah tertentu yang merupakan imbas positif yang berkembang sebagai konsekuensi pertumbuhan perekonomian daerah yang bersangkutan.7 Semakin baik perkembangan ekonomi suatu daerah maka kemungkinan terjadinya pertambahan angka migrasi pun akan semakin meningkat. Semakin pesat angka pertambahan penduduknya ketika perkebunan telah berkembang maka akan menunjukan perkembangan dari segi ekonominya.

Persoalan di atas menarik untuk dikaji, karena perkebunan kelapa sawit memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian masyarakat daerah ini dan membawa dampak perubahan-perubahan yang bersifat positif yakni kemajuan- kemajuan yang dialami oleh daerah ini salah satunya adalah pertambahan serta keanekaragaman penduduknya. Di samping itu, menurut pengamatan saya masalah

7

Abdul Haris & Nyoman Andika (ed), Dinamika Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia: dari perspektif makro ke realitas mikro, Yogyakarta: LESFI 2002, hlm. 21.

ini juga belum pernah diteliti. Ini lah alasan peneliti untuk meneliti bagaimana Pengaruh perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur terhadap masyarakat desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan(1982-1998).

Cakupan kajian ini adalah daerah Harapan Makmur sebagai satu desa di Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Batasan temporalnya adalah 1982-1998. Batasan waktu berkaitan dengan awal mulanya Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur melakukan penanaman sahamnya di desa Harapan Makmur. Pada tahun 1998 ini dilihat dari aspek ekonominya perusahaan karena pada saat itu dinilai bahwa perusahaan telah membuka daerah ini dan membawa kemajuan yang signifikan dilihat dari infrastruktur yang dibangun oleh pihak perusahaan terhadap masyarakat yang ada di sekeliling perkebunan, infrastrukturnya adalah di bidang kesehatan, pendidikan, koperasi, dan tempat ibadah (gereja dan mesjid).

Dokumen terkait