• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 74

DAFTAR GRAFIK

A. Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Untuk dapat

mencapai tujuan tersebut organisasi harus mendayagunakan sumber daya yang

dimilikinya. Terdapat empat sumber daya yang harus dimiliki setiap

organisasi yaitu: financial, manusia, teknologi, dan system. Aset organisasi

yang paling penting yang dimiliki dan diperhatikan adalah aset sumber daya

manusia dari organisasi tersebut, karena sumber daya manusia yang dimiliki

merupakan salah satu faktor penggerak organisasi atau perusahaan. Manusia

merupakan suatu makhluk yang dapat hidup berorganisasi baik di organisasi

swasta, pemerintah, maupun di masyarakat.

Faktor manusia mempunyai kedudukan penting dalam masyarakat yang

selalu berkembang. Kebutuhan hidup manusia yang terus bertambah

menjadikan manusia insan pekerja. Sebagai khalifah di bumi manusia

diwajibkan untuk bekerja demi melestarikan kehidupan. Hal tersebut sesuai

dengan sabda Nabi Saw yang berbunyi :

ّلج زع ها ليبس ىف دهاح لاك اك هلايع ى ع ّدك فرتح لا دبعلا ّبحي ها ّ ا Artinya :

Rasulullah saw telah bersabda : Sesungguhnya Allah sangat mencintai hamba-Nya yang bekerja. Barang siapa bersusah payah (bekerja) untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, maka dia bagaikan seseorang yang berjuang di jalan Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar” (HR. Ahmad)1

1

Dalam masyarakat berorientasi kerja, memandang kerja sebagai suatu

yang mulia, tidak mengabaikan manusia yang melaksanakan pekerjaan

tersebut. Pandangan atau falsafah yang dimiliki masyarakat menunjukkan hal

tersebut yaitu dengan semakin kuatnya permintaan masyarakat untuk

memperhatikan aspek manusia bukan hanya aspek teknologi dan ekonomi

dalam setiap usaha

Usaha pencapaian tujuan organisasi tidaklah selalu berjalan dengan

lancar, banyak faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, ada yang bersifat

teknik maupun prosedural. Akan tetapi faktor manusia menempati posisi yang

paling sentral dalam kehidupan organisasi. Artinya, bahwa keberhasilan atau

kegagalan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya pada dasarnya

ditentukan oleh unsur manusianya.

Mengingat demikian pentingnya faktor manusia dalam suatu organisasi

maka amat perlu bagi seorang pimpinan organisasi/kantor

pemerintahan/perusahaan untuk memikirkan cara-cara yang tepat agar dapat

mengoptimalkan tenaga kerja yang dipunyai, dalam hal ini terutama karyawan

yang mempunyai keterampilan, tanggung jawab dan loyalitas yang tinggi

terhadap tempat ia bekerja harus dipertahankan.

Dalam diri seseorang terdapat hal-hal yang dapat memotivasi seseorang

dalam melaksanakan pekerjaannya. Berikut ini beberapa teori motivasi diantaranya adalah : “motivasi merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaiakan

diri terhadap lingkungannya”.2

Pendapat lain mengatakan motivasi adalah “sesuatu yang menggerakkan atau mendorong seseorang atau kelompok orang, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu”.3

Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan

kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Jika bawahan dapat bekerja

dengan baik, itu adalah keinginan dan harapan dari organisasi; namun, jika

tugas yang dibebankan tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka seorang

pimpinan perlu mengetahui sebab-sebanya. Pemberian motivasi agar

karyawan mau bekerja dengan giat akan berbeda antara karyawan yang satu

dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut sesuai dengan kebutuhan dari

karyawan itu sendiri sehingga pimpinan harus tanggap terhadap keinginan

karyawannya.

Motivasi merupakan salah satu hal yang paling sering disinggung oleh

pimpinan organisasi. Hal ini membuktikan pentingnya masalah motivasi di

dalam kepemimpinan pada sebuah organisasi, baik organisasi pemerintah

maupun swasta. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai

pengetahuan yang berhubungan dengan motivasi yang dapat mendorong atau

menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan suatu

perbuatan dan tindakan yang dikehendakinya. Karyawan yang kurang

termotivasi dapat bersikap apatis, tidak acuh terhadap pekerjaan, catatan

2

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 93

3

Anton Irianto, Kunci Sukses yang Tak Pernah Gagal, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 53

pengaturan waktu yang buruk, sering absen, dan masalah sejenis lainnya.

Pemberian motivasi oleh pimpinan diharapkan dapat meningkatkan semangat

kerja karyawannya.

Semangat kerja yang tinggi diperlukan dalam setiap usaha kerja sama

karyawan untuk mencapai tujuan organisasi, karena pencapaian tujuan

organisasi adalah sesuatu yang diidam-idamkan oleh setiap organisasi.

Sebaliknya, dengan karyawan yang mempunyai semangat kerja yang rendah

akan sukar mencapai hasil yang baik. Bahkan lebih tidak menguntungkan lagi

bagi organisasi, karena apabila saat terjadi kesulitan, karyawan akan mudah

menyerah pada keadaan dari pada berusaha untuk mengatasi kesukaran

tersebut. Hal ini tentunya berlainan dengan karyawan yang mempunyai

semagat kerja, karena mereka lebih berusaha mengatasi kesulitan dan

melakukan pekerjaannya lebih giat. Dengan demikian, pekerjaan dapat

diharapkan lebih cepat diselesaikan dan lebih baik. Pada intinya antara

organisasi atau perusahaan dengan karyawan harus ada saling pengertian dan

upaya kerjasama yang baik. Jika kerjasama kedua belah pihak telah terjalin,

maka visi misi organisasi atau perusahaan akan tercapai sesuai harapan.

Tentunya pencapaian tersebut akan berdampak positif pada karier karyawan.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Quran:

….. سف اب ا ا رّيغي ّىتح قب ا رّيغيا ها ّ ا …….

Artinya :

…….sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum

sehingga ia merubah dengan dirinya sendiri…….( Q.S. 13. Ar-Ra’d.,

Berdasarkan dalil tersebut jelas bahwa dalam semua aspek kehidupan

usaha adalah faktor utama mencapai suatu keberhasilan. Perusahaan harus

berusaha memberikan yang terbaik bagi karyawan misalnya seperti

peningkatan kesejahteraan karyawan. Sedangkan bagi karyawan harus

memberikan kontribusi yang maksimal bagi kemajuan perusahaan dengan

usaha yang diiringi motivasi tinggi. Sehingga kerjasama kedua belah pihak

dapat saling menguntungkan satu sama lainnya.

Oleh karenanya perusahaan berkewajiban memacu motivasi karyawan

dalam bekerja. Dalam mencapai semangat kerja yang tinggi untuk usaha

kejasama dalam mencapai tujuan organisasi didasari oleh beberapa faktor

yang memotivasinya, diantaranya adalah pengembangan karir.

Pengembangan karier pada dasarnya berorientasi pada perkembangan

organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa mendatang.

Sedangkan arti pengembangan karier adalah “usaha yang dilakukan secara

formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan dan

penambahan kemampuan seorang pekerja”.4

Pengembangan karier di Bank Mega Syariah adalah pola pembinaan

karyawan yang menggambarkan jalur karier dan menunjukkan keterkaitan dan

keserasian antara jabatan, pangkat dan pendidikan serta pelatihan.

Berdasarkan pengamat selama ini, pemberian motivasi terhadap pegawai

Bank Mega Syariah telah melakukan banyak hal, antara lain dengan

pemberian penghargaan bagi yang berprestasi, penilaian yang baik,

4

Hadari Nawawi, Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, (Jogjakarta, Gajah Mada University Press, 2001), cet. Ke 4, h. 289

memberikan kesempatan untuk melakukan pendidikan atau

pelatihan-pelatihan ke jenjang yang lebih tinggi.

Meskipun pengembangan karier telah diberikan kepada karyawan,

pimpinan Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim belum melakukan

penelitian, sehingga belum diketahui seberapa jauh pengaruh pengembangan

karier dapat memotivasi kerja karyawan.

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik

untuk membahas skripsi ini dengan judul: “PENGARUH PENGEMBANGAN

KARIER TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di

Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan)”.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang muncul dalam hubungan antara pengembangan karier

terhadap motivasi kerja karyawan banyak sekali, diantaranya:

a. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan karier?

b. Pengembangan karier yang bagaimana yang baik untuk diterapkan di

perusahaan?

c. Bagaimana sistem pengembangan karier di Bank Mega Syariah?

d. Bagaimana dampak pengembangan karier terhadap perusahaan/Bank

Mega Syariah

f. Bagaimana pengaruh pengembangan karier terhadap motivasi kerja

karyawan di Bank Mega Syariah?

g. Berapa % pengengembangan karier dapat mempengaruhi motivasi

kerja?

2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini terjawab sesuai dengan cakupan judul,

dan karena adanya keterbatasan pemahaman teori maka tidak semua

masalah diteliti. Sehingga penulis memberi batasan tentang variabel yang

akan diteliti serta bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lainnya

sebagai berikut:

Mengukur pengaruh strategi pengembangan karier yang diberikan

oleh perusahaan terhadap karyawannya seperti pendidikan dan pelatihan,

promosi jabatan dan sebagaianya serta melihat dampak dari motivasi yang

tumbuh di kalangan para karyawan.

3. Perumusan masalah

Dengan memperhatikan latar belakang dan batasan masalah yang

telah diuraikan di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana sistem pengembangan karier di Bank Mega Syariah ?

b. Bagaimana motivasi kerja karyawan di Bank Mega Syariah ?

c. Bagaimana pengaruh pengembangan karier terhadap motivasi kerja

Dokumen terkait