• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pengembangan karir terhadap motivasi kerja (studi kasus di Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pengembangan karir terhadap motivasi kerja (studi kasus di Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan)"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

80

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PROGRAM SARJANA STRATA (S1)

LEMBAR KUESIONER

Dengan rasa hormat, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk membantu

mengisi kuesioner yang saya sajikan ini demi mendukung penelitian/penulisan

skripsi yang saya lakukan dengan judul : “PENGARUH PENGEMBANGAN

KARIER TERHADAP MOTIVASI KERJA (Studi Kasus di Bank Mega

Syari’ah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan)”.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan

Bapak/Ibu yang telah meluangkan banyak waktu untuk mengisi kuesioner ini.

Saya mengharapkan tidak ada persoalan yang menyulitkan bagi Bapak/Ibu

sekalian saat mengisi kuesioner ini. Sebelum dan sesudahnya peneliti mohon

maaf apabila ada pernyataan yang kurang berkenan di hati Bapak/Ibu Sekalian.

Mohon dijawab semua pernyataan dengan memberi tanda (X) pada kolom

jawaban yang telah disediakan sesuai dengan tanggapan saudara.

Pilihan Jawaban Variabel Independen dan Dependen

ALTERNATIF JAWABAN

Skor VARIABEL INDEPENDEN (X1 dan X2) DAN VARIABEL

DEPENDEN (Y) a. Sangat Setuju

b. Setuju c. Ragu-Ragu d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

(3)

81

A. Profil Responden

1. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan

2. Usia Responden Saat ini :

a. < 30 Tahun

b. 31 – 40 Tahun

c. 41 – 50 Tahun

d. > 51 Tahun

3. Pendidikan Terakhir Responden saat ini :

a. SMA

b. D3

c. S1

Jakarta Hormat Saya

ANWAR ILHAM MAHBUBI Mahapegawai FAK. Syariah dan Hukum

(4)

82

KUESIONER

VARIABEL PENGEMBANGAN KARIER (X1)

No. PERTANYAAN

mengembangkan diri agar

dapat bekerja dengan baik.

2. Setiap karyawan hendaknya

harus tanggung jawab atas pekerjaan yang lakukannnya.

3. Setiap karyawan hendaknya dapat meningkatkan kemampuan kerja dalam era globalisasi seperti ini.

4. Setiap karyawan hendaknya dapat meningkatkan ilmu pengetahuan masalah perbankan.

5. Setiap karyawan hendaknya dapat meningkatkan keterampilandi bidang perbankan.

6. Setiap karyawan hendaknya dapat memberikan sikap yang bijak pada setiap nasabah.

7. Setiap karyawan hendaknya dapat bekerja dengan produktif agar hasilnya lebih maksimal dan pengembangan karier menjadi baik

8. Setiap karyawan hendaknya dapat meningkatkan skills kerja pada era globalisasi seperti sekarang ini.

9. Setiap karyawan hendaknya dapat meningkatkan keahlian agar dapat bekerja dengan baik.

(5)

83

KUESIONER

VARIABEL MOTIVASI KERJA (Y)

No. PERTANYAAN Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan sudah sangat baik

3. Kebijaksanan Perusahaan atau Bank Mega Syari’ah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan sudah sesuai dengan aturan baku perbankan.

4. Para Penyeliaan di Bank Mega Syari’ah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan sudah sangat baik.

5. Kelompok Kerja di Bank Mega Syari’ah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan sudah sesuai dengan ketentuan pimpinan.

6. Secara nyata Bank Mega Syari’ah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan sudah mengalami kemajuan yang baik.

7. Perkembangan Bank Mega Syari’ah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan sudah baik.

8. Tanggung Jawab karyawan yang ada di Bank Mega Syari’ah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan.

9. Bank Mega Syari’ah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan memberikan penghargaan yang berprestasi baik.

(6)

84

SKOR

VARIABEL PENGEMBANGAN KARIER (X)

No.

VARIABEL PENGEMBANGAN KARIER (X)

(7)

85

SKOR

VARIABEL MOTIVASI KERJA (Y)

No.

VARIABEL MOTIVASI KERJA (Y)

(8)

86

Uji Validitas dan Reliability Variabel Pengembangan Karier (X) Cas e Proce ss ing Sum m ary

(9)

87

Scale Statis tics

34,0000 170,667 13,06395 10

Mean Varianc e Std. Dev iation N of Items

Uji Validitas dan Reliability Variabel Motivasi Kerja (Y) Cas e Proce ss ing Sum m ary

(10)

88

Scale Statis tics

41,7000 106,456 10,31773 10

Mean Varianc e Std. Dev iation N of Items

Tabel

Data Korelasi dan Regresi Berganda

No.

X

Y

XY

X

2

Y

2

Sumber : Hasil Sebaran Angket/Kuesioner Desember Tahun 2010

Chi-Square Test

Pengembangan Karier (X) Motiv asi Kerja (Y )

9 cells (100.0%) hav e ex pec ted f requencies less than 5. The minimum expected cell f requency is 1.6.

(11)

89

Korelasion dan Regression

Model Sum m aryb

.954a .910 .903 1.87076 1.899

Model

Predictors: (Constant), Pengembangan Karier (X) a.

Dependent Variable: Motivasi Kerja (Y) b.

Variables Entere d/Re m ove db

Pengembangan Karier (X)a . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: Motivasi Kerja (Y) b.

Model Sum m aryb

.954a .910 .903 1.87076 1.899

Model

Predictors: (Constant), Pengembangan Karier (X) a.

Dependent Variable: Motivasi Kerja (Y) b.

Coe fficientsa

10.040 3.136 3.201 .008

.814 .074 .954 11.037 .000

(Cons tant)

(12)

90

ANOV Ab

426.360 1 426.360 121.826 .000a

41.997 12 3.500

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Pengembangan Karier (X) a.

Dependent Variable: Motivas i Kerja (Y ) b.

Res iduals Statisticsa

31.1957 50.7236 44.2143 5.72686 14

-2.70497 3.34472 .00000 1.79737 14

-2.273 1.137 .000 1.000 14

-1.446 1.788 .000 .961 14

Predicted V alue Residual

Std. Predicted V alue Std. Residual

Minimum Max imum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Motivas i Kerja (Y ) a.

(13)

91

NILAI-NILAI CHI KUADRAT (X2)

dk 50% 30% 20% 10% 5% 1%

(14)

92

NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

N Taraf Signifikan N Taraf Signifikan

(15)
(16)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER

TERHADAP MOTIVASI KERJA

(Studi Kasus di Bank Mega Syari’ah Cabang Panglima Polim

Jakarta Selatan)

Oleh :

ANWAR ILHAM MAHBUBI

206046103807

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

CIPUTAT - BANTEN

(17)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER

TERHADAP MOTIVASI KERJA

(Studi Kasus di Bank Mega Syari’ah Cabang Panglima Polim

Jakarta Selatan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Penulisan Skripsi Guna

Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

ANWAR ILHAM MAHBUBI

206046103807

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dedy Nursyamsi, SH., M.Hum Ismail Hasani, S.Ag., MH

NIP. 19611101 199303 10 02 NIP. 150411276

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

CIPUTAT - BANTEN

(18)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER

TERHADAP MOTIVASI KERJA (Studi Kasus di Bank Mega Syari’ah Cabang

Panglima Polim Jakarta Selatan)” telah diujikan dalam sidang Munaqosah

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Banten, pada tanggal 18 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Sarjana Ekonomi Syariah pada Progrom Studi Muamalat (Ekonomi Islam.

Jakarta, 18 Maret 2011

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM

NIP. 19550505198203 10 12

Ketua : Drs.H.Ahmad yani, MA (...)

NIP: 19640412 199403 10 04

Sekretaris : Moch. Syafii, S.EI (...)

Pembimbing 1 : Dedy Nursyamsi, SH., M.Hum (...)

NIP. 19611101 199303 10 02

Pembimbing 2 : Ismail Hasani, S.Ag., MH (...) NIP. 150411276

Penguji 1 : H. M. Asrorun Ni’am, S.Ag., MA (...)

NIP. 197605312000031001

Penguji 2 : Drs. H. Martono, MM (...)

(19)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui sistem pengembangan karier, motivasi kerja, dan dampak serta sistem pengembangan karier terhadap motivasi kerja karyawan di Bank Mega Syariah. Respondennya adalah karyawan Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim Jakarta selatan, diteliti melalui penyebaran angket kepada responden. Sebagai perbandingan peneliti juga melakukan wawancara dengan kepala HRD Bank Mega Syariah Pusat sebagai cross check, apakah jawaban responden sesuai dengan pengakuannya dalam wawancara atau

tidak.

Pengembangan karier pada dasarnya berorientasi pada perkembangan

organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa mendatang. Setiap organisasi harus menerima kenyataan bahwa eksistensinya di masa depan tergantung pada SDM. Tanpa memiliki SDM yang kompetitip sebuah organisasi akan mengalami kemunduran dan akhirnya akan tersisih karena ketidak mampuan menghadapi pesaing

Motivasi kerja karyawan merupakan dorongan karyawan mau bekerja dengan giat akan berbeda antara karyawan yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut sesuai dengan kebutuhan dari karyawan itu sendiri sehingga pimpinan harus tanggap terhadap keinginan karyawannya.

Berdasarkan hasil analisa bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Pengembangan Karier (X) terhadap Motivasi Kerja (Y) dengan nilai korelasi parsial dengan menggunakan program SPSS versi 12 for Windows diperoleh nilai sebesar 0,954 berarti ada pengaruh sangat kuat, sedangkan Koefisien Determinasinya sebesar atau R Square 0,910 atau 91,0% pengaruh positif dan sangat kuat. Dibuktikan melalui hasil uji hipotesis dengan menggunakan program SPSS versi 12 for Windows antara variabel Pengembangan Karier (X) terhadap

Motivasi Kerja (Y) diperoleh nilai to = 11,037 > t0,05 (12) 1,782, maka Ho ditolak

(20)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP MOTIVASI

KERJA (Studi Kasus di Bank Mega Syari’ah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan)”, dapat diselesaikan tepat waktunya. Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Junjungan Alam Nabi Besar Muhammad SAW., serta sahabat dan keluarganya.

Tulisan ini mungkin sangat jauh dari kesempurnaan, karena masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik itu penulisan maupun sumber-sumber yang dituangkan dalam penulisan skripsi ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan Skripsi ini di kemudian hari.

Skripsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa kontribusi dari berbagai pihak yang selama ini membantu penulis baik secara moril maupun meteril, dengan ketulusan dan kerendahan hati saya ucapkan terima kasih sebagai penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka:

1. Bapak Prof. Dr. Drs. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta yang telah memberikan fasilitas-fasilitas perkuliahan, sehingga penulisan skripsi dapat

terselesaikan.

2. Bapak Dedy Nursyamsi, SH., M. Hum selaku Dosen Pembimbing I ditengah

kesibukannya sebagai Dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah beliau bersedia membimbing dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dalam penulisan Skripsi ini.

3. Bapak Ismail Hasani, S.Ag., MH selaku Dosen Pembimbing II juga dalam

kesibukannya sebagai Dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah beliau tetap bersedia memberikan bimbingan, masukan yang bermanfaat pada penulisan Skripsi ini.

(21)

selaku Dosen penguji yang telah memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan perbaikan dari hasil sidang munaqosyah.

5. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah yang telah memberikan Ilmu Pengetahuan dan wawasan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Kepala Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sangat

membantu penulis dalam mendapatkan buku-buku yang berkenaan dengan penulisan skripsi ini.

7. Pimpinan Bank Mega Syariah Pusat dan pimpinan Bank Mega Syaraiah

Cabang Panglima Polim yang telah memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian di Kantornya.

8. Kedua Orang tua tercinta Drs. H. Mahyudin HM, MM., dan Dra. Hj. Ibah

Toyibah, yang tak henti-hentinya memberikan dukungan moril maupun materiil juga mengorbankan apa saja demi keberhasilan penulis untuk mencapai gelar sarjana.

9. Novi Yulianti, S.IKom selaku istri tercinta, yang dengan sabar, penuh

perhatian dalam penulisan skripsi ini, sehingga selesai dengan waktu yang singkat dan baik.

10. Seluruh rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu baik bantuan moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini tepat pada waktunya.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi khalayak umum dan penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu baik saran-saran, kritik dan juga referensi yang bermanfaat bagi penulis.

(22)
(23)

2. Teori Motivasi ………. 25

3. Tujuan Motivasi ……….………. 37

BAB III : BANK MEGA SYARI’AH CABANG PANGLIMA POLIM

JAKARTA SELATAN

A. Sejarah Singkat Bank Mega Syariah ...

B. Visi dan Misi Bank Mega Syariah ...

C. Jabatan / Karier di Bank Mega Syariah Cabang Panglima

Polim Jakarta Selatan ...

D. Promosi, Transfer, dan Demosi Jabatan ...

E. Sumberdaya Manusia ...

38 39

40

42 43

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP MOTIVASI KERJA DI BANK MEGA SYARIAH CABANG PANGLIMA POLIM JAKARTA SELATAN

A. Profil Responden ... 1. Jenis Kelamin Responden ... 2. Usia Responden ...

3. Tingkat Pendidikan Responden ...

B. Distribusi Data Independen dan Dependen

1. Variabel Pengembangan Karier ( X ) ...

2. Viriabel Motivasi Kerja (Y) ... C. Uji Validitas dan Reliabilitas ...

1. Variabel Pengembangan Karier ( X ) ...

2. Viriabel Motivasi Kerja (Y) ... D. Analisis Data Statistik ...

1. Uji Normalitas ... 2. Analisisi Koefesien Korelasi ... 3. Analisis Koefesien Determinasi ...

4. Analisis Regresi Linear Sederhana ...

(24)

BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 74

A. Kesimpulan ………..……… 74

B. Saran-Saran ………...……… 75

(25)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

3.1. Daftar Urutan Jabatan ... 40

4.1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

4.2. Data Responden Berdasarkan Usia ... 49

4.3. Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 50

4.4. Variabel X Pertanyaan 1 .………..……….……….. 52

4.25. Perbandingan Hasil rhitung dan rtabel Variabel Kualitas Pelayanan Jasa

(26)

4.26. Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan Jasa(X1)………….…. 64

4.27. Uji Validitas Variabel Loyalitas Konsumen(Y) ………... 64

4.28. Perbandingan Hasil rhitung dan rtabel Variabel Loyalitas Konsumen

(Y)... 65

4.29. Uji Reliabilitas Variabel Loyalitas Konsumen(Y) .………..… 66

4.30 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabitas Variabel Independen dan

Variabel dependen ……….…...……….…….... 66

4.31. Hasil Analisis Chi Square ……….……….…….. 67

4.32. Hasil Analisis Korelasi Parsial ………….………….………….…….. 68

4.33. Analisis Koefisien Korelasi Secara Bersama-sama …...…..…….. 69

4.34. Nilai Koefisien Korelasi dan Interpretasi ……….…….…….. 70

4.35. Analisis Regresi Linear Sederhana ………..……..…… 71

(27)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

(28)

DAFTAR GRAFIK

No. Keterangan Halaman

4.1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

4.2. Data Responden Berdasarkan Usia ... 50

4.3. Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 51

(29)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Untuk dapat

mencapai tujuan tersebut organisasi harus mendayagunakan sumber daya yang

dimilikinya. Terdapat empat sumber daya yang harus dimiliki setiap

organisasi yaitu: financial, manusia, teknologi, dan system. Aset organisasi

yang paling penting yang dimiliki dan diperhatikan adalah aset sumber daya

manusia dari organisasi tersebut, karena sumber daya manusia yang dimiliki

merupakan salah satu faktor penggerak organisasi atau perusahaan. Manusia

merupakan suatu makhluk yang dapat hidup berorganisasi baik di organisasi

swasta, pemerintah, maupun di masyarakat.

Faktor manusia mempunyai kedudukan penting dalam masyarakat yang

selalu berkembang. Kebutuhan hidup manusia yang terus bertambah

menjadikan manusia insan pekerja. Sebagai khalifah di bumi manusia

diwajibkan untuk bekerja demi melestarikan kehidupan. Hal tersebut sesuai

dengan sabda Nabi Saw yang berbunyi :

ّلج زع ها ليبس ىف دهاح لاك اك هلايع ى ع ّدك فرتح لا دبعلا ّبحي ها ّ ا Artinya :

Rasulullah saw telah bersabda : Sesungguhnya Allah sangat mencintai hamba-Nya yang bekerja. Barang siapa bersusah payah (bekerja) untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, maka dia bagaikan seseorang yang berjuang di jalan Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar” (HR. Ahmad)1

1

(30)

Dalam masyarakat berorientasi kerja, memandang kerja sebagai suatu

yang mulia, tidak mengabaikan manusia yang melaksanakan pekerjaan

tersebut. Pandangan atau falsafah yang dimiliki masyarakat menunjukkan hal

tersebut yaitu dengan semakin kuatnya permintaan masyarakat untuk

memperhatikan aspek manusia bukan hanya aspek teknologi dan ekonomi

dalam setiap usaha

Usaha pencapaian tujuan organisasi tidaklah selalu berjalan dengan

lancar, banyak faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, ada yang bersifat

teknik maupun prosedural. Akan tetapi faktor manusia menempati posisi yang

paling sentral dalam kehidupan organisasi. Artinya, bahwa keberhasilan atau

kegagalan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya pada dasarnya

ditentukan oleh unsur manusianya.

Mengingat demikian pentingnya faktor manusia dalam suatu organisasi

maka amat perlu bagi seorang pimpinan organisasi/kantor

pemerintahan/perusahaan untuk memikirkan cara-cara yang tepat agar dapat

mengoptimalkan tenaga kerja yang dipunyai, dalam hal ini terutama karyawan

yang mempunyai keterampilan, tanggung jawab dan loyalitas yang tinggi

terhadap tempat ia bekerja harus dipertahankan.

Dalam diri seseorang terdapat hal-hal yang dapat memotivasi seseorang

dalam melaksanakan pekerjaannya. Berikut ini beberapa teori motivasi

diantaranya adalah : “motivasi merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam

(31)

diri terhadap lingkungannya”.2 Pendapat lain mengatakan motivasi adalah

“sesuatu yang menggerakkan atau mendorong seseorang atau kelompok orang,

untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu”.3

Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan

kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Jika bawahan dapat bekerja

dengan baik, itu adalah keinginan dan harapan dari organisasi; namun, jika

tugas yang dibebankan tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka seorang

pimpinan perlu mengetahui sebab-sebanya. Pemberian motivasi agar

karyawan mau bekerja dengan giat akan berbeda antara karyawan yang satu

dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut sesuai dengan kebutuhan dari

karyawan itu sendiri sehingga pimpinan harus tanggap terhadap keinginan

karyawannya.

Motivasi merupakan salah satu hal yang paling sering disinggung oleh

pimpinan organisasi. Hal ini membuktikan pentingnya masalah motivasi di

dalam kepemimpinan pada sebuah organisasi, baik organisasi pemerintah

maupun swasta. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai

pengetahuan yang berhubungan dengan motivasi yang dapat mendorong atau

menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan suatu

perbuatan dan tindakan yang dikehendakinya. Karyawan yang kurang

termotivasi dapat bersikap apatis, tidak acuh terhadap pekerjaan, catatan

2

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 93

3

(32)

pengaturan waktu yang buruk, sering absen, dan masalah sejenis lainnya.

Pemberian motivasi oleh pimpinan diharapkan dapat meningkatkan semangat

kerja karyawannya.

Semangat kerja yang tinggi diperlukan dalam setiap usaha kerja sama

karyawan untuk mencapai tujuan organisasi, karena pencapaian tujuan

organisasi adalah sesuatu yang diidam-idamkan oleh setiap organisasi.

Sebaliknya, dengan karyawan yang mempunyai semangat kerja yang rendah

akan sukar mencapai hasil yang baik. Bahkan lebih tidak menguntungkan lagi

bagi organisasi, karena apabila saat terjadi kesulitan, karyawan akan mudah

menyerah pada keadaan dari pada berusaha untuk mengatasi kesukaran

tersebut. Hal ini tentunya berlainan dengan karyawan yang mempunyai

semagat kerja, karena mereka lebih berusaha mengatasi kesulitan dan

melakukan pekerjaannya lebih giat. Dengan demikian, pekerjaan dapat

diharapkan lebih cepat diselesaikan dan lebih baik. Pada intinya antara

organisasi atau perusahaan dengan karyawan harus ada saling pengertian dan

upaya kerjasama yang baik. Jika kerjasama kedua belah pihak telah terjalin,

maka visi misi organisasi atau perusahaan akan tercapai sesuai harapan.

Tentunya pencapaian tersebut akan berdampak positif pada karier karyawan.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Quran:

….. سف اب ا ا رّيغي ّىتح قب ا رّيغيا ها ّ ا …….

Artinya :

…….sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum

sehingga ia merubah dengan dirinya sendiri…….( Q.S. 13. Ar-Ra’d.,

(33)

Berdasarkan dalil tersebut jelas bahwa dalam semua aspek kehidupan

usaha adalah faktor utama mencapai suatu keberhasilan. Perusahaan harus

berusaha memberikan yang terbaik bagi karyawan misalnya seperti

peningkatan kesejahteraan karyawan. Sedangkan bagi karyawan harus

memberikan kontribusi yang maksimal bagi kemajuan perusahaan dengan

usaha yang diiringi motivasi tinggi. Sehingga kerjasama kedua belah pihak

dapat saling menguntungkan satu sama lainnya.

Oleh karenanya perusahaan berkewajiban memacu motivasi karyawan

dalam bekerja. Dalam mencapai semangat kerja yang tinggi untuk usaha

kejasama dalam mencapai tujuan organisasi didasari oleh beberapa faktor

yang memotivasinya, diantaranya adalah pengembangan karir.

Pengembangan karier pada dasarnya berorientasi pada perkembangan

organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa mendatang.

Sedangkan arti pengembangan karier adalah “usaha yang dilakukan secara

formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan dan

penambahan kemampuan seorang pekerja”.4

Pengembangan karier di Bank Mega Syariah adalah pola pembinaan

karyawan yang menggambarkan jalur karier dan menunjukkan keterkaitan dan

keserasian antara jabatan, pangkat dan pendidikan serta pelatihan.

Berdasarkan pengamat selama ini, pemberian motivasi terhadap pegawai

Bank Mega Syariah telah melakukan banyak hal, antara lain dengan

pemberian penghargaan bagi yang berprestasi, penilaian yang baik,

4

(34)

memberikan kesempatan untuk melakukan pendidikan atau

pelatihan-pelatihan ke jenjang yang lebih tinggi.

Meskipun pengembangan karier telah diberikan kepada karyawan,

pimpinan Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim belum melakukan

penelitian, sehingga belum diketahui seberapa jauh pengaruh pengembangan

karier dapat memotivasi kerja karyawan.

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik

untuk membahas skripsi ini dengan judul: “PENGARUH PENGEMBANGAN

KARIER TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di

Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan)”.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang muncul dalam hubungan antara pengembangan karier

terhadap motivasi kerja karyawan banyak sekali, diantaranya:

a. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan karier?

b. Pengembangan karier yang bagaimana yang baik untuk diterapkan di

perusahaan?

c. Bagaimana sistem pengembangan karier di Bank Mega Syariah?

d. Bagaimana dampak pengembangan karier terhadap perusahaan/Bank

Mega Syariah

(35)

f. Bagaimana pengaruh pengembangan karier terhadap motivasi kerja

karyawan di Bank Mega Syariah?

g. Berapa % pengengembangan karier dapat mempengaruhi motivasi

kerja?

2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini terjawab sesuai dengan cakupan judul,

dan karena adanya keterbatasan pemahaman teori maka tidak semua

masalah diteliti. Sehingga penulis memberi batasan tentang variabel yang

akan diteliti serta bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lainnya

sebagai berikut:

Mengukur pengaruh strategi pengembangan karier yang diberikan

oleh perusahaan terhadap karyawannya seperti pendidikan dan pelatihan,

promosi jabatan dan sebagaianya serta melihat dampak dari motivasi yang

tumbuh di kalangan para karyawan.

3. Perumusan masalah

Dengan memperhatikan latar belakang dan batasan masalah yang

telah diuraikan di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana sistem pengembangan karier di Bank Mega Syariah ?

b. Bagaimana motivasi kerja karyawan di Bank Mega Syariah ?

c. Bagaimana pengaruh pengembangan karier terhadap motivasi kerja

(36)

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, bahwa penelitian ini

memiliki tujuan yang ingin dicapai, antara lain :

1. Tujuan praktis

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana strata satu

jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Tujuan Akademis

a. Mengetahui sistem pengembangan karier di Bank Mega Syariah

b. Mengetahui motivasi kerja karyawan di Bank Mega Syariah

c. Megetahui dampak dan sistem pengembangan karier terhadap motivasi

kerja karyawan di Bank Mega Syariah.

Dengan mengetahui penelitian tersebut, penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat baik bagi penulis, bagi organisasi dan bagi para peneliti/praktisi.

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

a. Secara Akademis

Sebagai pengembangan khazanah keilmuan di bidang ekonomi

perbankan syariah umumnya, khususnya berkenaan dengan hubungan

antara pengaruh pengambangan karier dengan motivasi kerja.

b. Bagi Perusahaan

Agar karyawan dan perusahaan mengetahui hubugan pengembangan

karier terhadap motivasi kerja sehingga dapat dilakukan pembinaan di

(37)

D. Metode Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 2 (dua) bulan, yakni bulan Oktober

dan November 2010.

Penelitian dilakukan di Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim

Jakarta Selatan.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sejumlah masa (manusia atau bukan) yang terdapat

dalam kawasan tertentu dalam satu unit kesatuan.5 Pendapat lain

mengatakan bahwa populasi adalah Jumlah keseluruhan unit analisis yaitu

objek yang akan diteliti.6 Jumlah karyawan Bank Mega Syariah Cabang

Panglima Polim sebanyak 17 orang.

Sampel adalah semacam miniatur dari populasi. Atau menurut Prof.

Dr.Suharsimi Arikunto bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti.7 Sedangkan sampel yang penulis gunakan atau karyawan

yang dijadikan sampel atau responden ada sebanyak 14 orang. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian kali ini adalah Teknik Probabiliti

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara acak, atau

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Penedekatan Praktek, (Yogjakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), h. 108

(38)

memberi kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih

dengan cara di undi/kocok.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian survey yang merupakan suatu

penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan

terstruktur/sistimatis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian

seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah dan dianalisis.8

Dalam penelitian ini akan digunakan analisis kuantitatif dan

kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data yang

dapat diungkapkan berupa angka/jumlah, seperti banyaknya karyawan,

besarnya pendapatan, Sedangkan Analisis kualitatif dilakukan untuk

menggali informasi yang mendalam berupa deskripsi kebijakan, system,

prosedur dan mekanisme pengembangan karier bagi karyawan.

Dalam peneltian ini, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

a. Kuesioner / angket

Kuesioner merupakan alat pengumpul data yang berupa

serangkaian daftar pertanyaan untuk dijawab responden. Kuesioner

dapat disebut juga sebagai interview tertulis di mana responden

dihubungi melalui daftar pertanyaan.9 Kuesioner yang penulis

8

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta, PT. Raja Grafindo persada, 2005), h. 143

9

(39)

maksudkan disini adalah daftar pertanyaan yang penulis susun secara

sistimatis yang akan disebarkan ke pada karyawan Bank Mega Syariah

Cabang Panglima Polim selaku responden/sampel penelitian.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya

jawab lisan yang berlangsung satu arah.10

Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh

dari metode angket/kuesioner. Wawancara akan dilakukan kepada

pimpinan atau atasan langsung karyawan Bank Mega Syariah.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa

deskriftif yang akan menggambarkan prosedur dan mekanisme

pengembangan karier, motivasi kerja karyawan. Analisis ini merupakan

proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah

dipahami dan interprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan pengaturan

atau penyusunan data dalam bentuk table numeric dan grafik-grafik

statistic deskriftif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan

informasi mengenai karakteristik variable penelitian utama.

10

(40)

E. Review Studi Terdahulu

Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperlukan

kajian terhadap kajian-kajian terdahulu terhadap beberapa penelitian yang

dilakukan baik oleh praktisi ataupun oleh mahasiswa mengenai fenomena

yang berkaitan dengan penelitian. Dibawah ini terdapat beberapa penelitian

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada saat ini,

yaitu:

1. Pengaruh Pola Kepemimpinan, Motivasi dan pengambangan karier

terhadap kerja karyawan (Survey pada Kantor Akuntan Publik di

Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta) – (Teguh Setya

Nugroho - B. 200 050 003 – Fakultas Ekonomi Universitas

Muhamadiyah Surakarta)

Dalam penelitian ini menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh

yang signifikan antara semua variable pola kepemimpinan, motivasi dan

pengembangan karier terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang bersifat

deskriptif yaitu membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan fenomena yang diselidiki yang kemudian dianalisis

Perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan dengan

penulis adalah :

a. Dalam penelitian ini menjelaskan besarnya pengaruh yang signifikan

(41)

pengembangan karirer terhadap kinerja karyawan, sedangkan

penelitian yang dilakukan penulis adalah lebih menakankan pada

pengaruh pengembangan karier terhadap motivasi kerja karyawan

Bank Mega Syariah.

b. Persamaannya adalah sama – sama melakukan penelitian tentang

pengembangan karier terhadap motivasi kerja

2. Pengaruh Kepemimpinan dan Pengembangan Karier Terhadap

Motivasi : Kasus Karyawan PT. Indorama Synthetics, Tbk – (Dede

Suryana STIE - STAN Indonesia Mandiri)

Penelitian ini mencoba mengkaji motivasi pegawai dengan

menggunakan variabel kepemimpinan dan pengembangan karier. Secara

teoritis, hasil penelitian ini menguatkan gagasan mengenai pentingnya

kepemimipinan dan pengembangan karier dalam hubungannya dengan

motivasi.

Perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah :

a. Melakukan penelitian dan mengkaji dari segi kepemimpinan terhadap

motivasi kerja, sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan adalah

lebih menekankan pada pengaruh pengembangan karier terhadap

motivasi kerja karyawan Bank Mega Syariah.

b. Persamaannya adalah sama – sama melakukan penelitian tentang

(42)

F. Sistematika Pembahasan

Penelitian skripsi ini terdiri dari lima bab dengan menggunakan

sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, ,

metodologi penelitian yang akan menguraikan tentang waktu dan tempat

penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data,

review studi terdahulu dan sistematika pembahasan.

Bab II Tinjauan Kepustakaan, Dalam bab ini membahas mengenai

pengembangan karier yang meliputi pengertian, tujuan dan metoda

pengembangan karier. Motivasi kerja yang meliputi pengertian dan jenis

motivasi, teori motivasi, faktor-faktor motivasi dalam rangka meningkatkan

semangat kerja, dan tujuan pemberian motivasi serta hipotesis.

Bab III Gambaran Umum Bank Mega Syariah, dalam bab ini akan

dibahas mengenai sejarah singkat Bank Mega Syariah, tugas dan fungsi Bank

Mega Syariah, organisasi dan sumber daya manusia. Pengembangan karier di

Bank Mega Syariah dan sistem Kompensasi di Bank Mega Syariah.

Bab IV Analisis dan Pembahasan, pada bab ini dibahas mengenai

Analisis pengembangan karier, kompasasi dan motivasi kerja peneliti di Bank

Mega Syariah.

Bab V Penutup, pada bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari

(43)

BAB II

PENGEMBANGAN KARIER DAN MOTIVASI KERJA

A. Pengembangan Karier

Pengembangan karier pada dasarnya berorientasi pada perkembangan

organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa mendatang.

Setiap organisasi harus menerima kenyataan bahwa eksistensinya di masa

depan tergantung pada SDM. Tanpa memiliki SDM yang kompetitip sebuah

organisasi akan mengalami kemunduran dan akhirnya akan tersisih karena

ketidak mampuan menghadapi pesaing. Kondisi seperti itu mengharuskan

organisasi/perusahaan untuk melakukan pembinaan karier bagi para pekerja,

yang harus dilakukan secara berencana dan berkelanjutan.

Pengembangan karier tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kegiatan

perencanaan SDM, rekrutmen dan seleksi dalam rangka pengaturan staf

(staffing). Dari kegiatan-kegiatan manajemen SDM tersebut harus diperoleh

sejumlah tenaga kerja yang potensial dengan kualitas terbaik. Tenaga kerja

seperti itulah yang harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kariernya,

agar dengan kemampuannya yang terus meningkat sesuai dengan tuntutan

lingkungan bisnis, tidak saja mampu mempertahankan eksistensi organisasi,

tetapi juga mampu mengembangkan dan memajukannya.

Pengembang karier tidak hanya bergantung pada usaha-usaha individual

saja,karena hal itu tidak selalu dengan kepentingan organisasi. Sebagai contoh

(44)

tidak peduli terhadap kesempatan karier mereka dan membutuhkan staffing

organisasi.

Di kalangan manajer yang mengelola sumber daya manusia sering

terdapat persepsi pengembangan karier lebih berorientasi pada peningkatan

jabatan dimasa yang akan datang. Akan tetapi sesungguhnya perbedaan

tersebut tidak perlu ditonjolkan karena manfaat pelatihan yang dilaksanakan

sekarang dapat berlanjut sepanjang karier seseorang.

1. Pengertian Pengembangan Karier

Nawawi, berpendapat bahwa pengembangan karier adalah “suatu

rangkaian (urutan) posisi atau jabatan yang ditempati seseorang selama

masa kehidupan tertentu. Pengertian ini menempatkan posisi/jabatan yang

ditempatinya selama masa kehidupannya”.11

Mangkunegara berpendapat bahwa “pengembangan karier adalah

aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan

karier masa depan mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai

yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum”.12

Beberapa pendapat para ahli tentang pengembangan karier adalah

sebagai berikut; menurut Heidjrachman dan Suad Husnan menyatakan

bahwa : ”Pengembangan karier adalah usaha untuk meningkatkan jabatan,

11

Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk bisnis yang kompetitif,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2008), h.289 12

(45)

keterampilan maupun pengetahuan umum maupun khusus bagi para

karyawan agar pelaksanaan pencapaian tujuan lebih efisien dan efisien".13

Sedangkan menurut T. Hani Handoko, mengemukakan bahwa :

”Pengembangan karier adalah kegiatan menyiapkan karyawan untuk

memegang tanggung jawab pekerjaan diwaktu yang akan datang”.14

Berangkat dari asumsi demikian, merupakan hal yang logis dan

wajar apabila dalam kehidupan kekaryaan seseorang menanyakan berbagai

pertanyaan yang menyangkut karier dan proses perkembangannya dimasa

depan. Berbagai pertanyaan tersebut berkisar pada:

a. Kemampuan, Pengetahuan dan keterampilan apa yang dituntut oleh

organisasi agar meraih kemajuan dalam kariernya.

b. Sistem promosi apa yang berlaku dalam organisasi: apakah

senioritas ataukah gabungan dari keduanya.

c. Jika promosi menuntut pelatihan tambahan, apakah organisasi

menyelenggarakan pelatihan tersebut ataukah pekerja yang bersangkutan sendiri yang mencari kesempatan.

d. Apakah promosi dimasa depan menuntut keikutsertaan dalam

program pengembangan yang diselenggarakan oleh organisasi.

e. Sampai sejauh mana faktor keberuntungan berperan dalam promosi

seseorang dalam organisasi.

f. Apakah organisasi menganut kebijakan promosi orang dalam atau

membuka pintu masuk lateral untuk berbagai kedudukan dan

13

Heidjrachman Ranupandoyo dan Suad Husnan, Manajemen Personalia, (Yogyakarta : Penerbit BPFE, Gajah Mada, 2000).h. 104

14

(46)

jabatan.

g. Mana yang lebih penting: kemampuan kerja atau kesediaan

beradaptasi terhadap keinginan pejabat yang berwenang

memutuskan promosi seseorang.

Dari pengertian pengembangan karier di atas terlihat bahwa

pengertian pertama mengakui karier yang bersifat individual, merupakan

bagian dari ketentuan nasib seseorang sebagai manusia. Pengembangan

karier harus diusahakan secara aktif, dengan tidak sekedar menunggu

kematangan bersamaan dengan pertambahan usia. Di samping itu

posisi/jabatan yang dimaksudkan tidak boleh sekedar ditunggu, tetapi

harus diperjuangkan. Pengertian pengembangan karier berikutnya

dikatakan bahwa pengembangan karier merupakan usaha formal untuk

meningkatkan dan menambah kemampuan, yang diharapkan berdampak

pada pengembangan dan perluasan wawasan, yang membuka kesempatan

mendapatkan posisi/jabatan yang memuaskan dalam kehidupan sebagai

pekerja. Namun harus diakui juga bahwa semua usaha formal yang

dilakukan yang membawa seseorang pada posisi/jabatan, pada dasarnya

adalah nasib juga. Dengan usaha formal peluang untuk memperoleh nasib

yang lebih baik, akan lebih besar daripada tidak melakukan suatu kegiatan

apapun juga.

2. Tujuan Pengembangan Karier

Pengembangan karier sebagai kegiatan Manajemen SDM pada

(47)

pelaksanan pekerjaan oleh para pekerja, agar semakin mampu memberikan

kontribusi terbaik dalam mewujudkan tujuan bisnis organisasi/perusahaan.

Andrew J. Dubrin berpendapat tentang tujuan pengembangan karier

yang dikutip oleh Dr. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, M.Si dalam

bukunya Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan adalah:

a. Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan

b. Menunjukkan hubungan kesejahteraan pegawai.

c. Membantu pegawai menyadari kemampuan potensi mereka

d. Memperkuat hubungan antara Pegawai dan Perusahaan

e. Membuktikan Tanggung Jawab Sosial

f. Membantu Memperkuat Pelaksanaan Program-program Perusahaan

g. Mengurangi Turnover dan Biaya Kepegawaian

h. Mengurangi Keusangan Profesi dan Manajerial

i. Menggiatkan Analisis dari Keseluruhan Pegawai

j. Menggiatkan Suatu Pemikiran Jarak Waktu yang Panjang15

Pada dasarnya pengembangan karier diharapkan hasil sebagai

muaranya adalah terwujudnya produktivitas yang tinggi. Sehubungan

dengan itu bagi pekerja yang dengan peningkatan pengetahuan,

keterampilan, sikapnya dan lain-lain sehingga menjadi produktif.

3. Metode-metode Pengembangan Karier

Pelaksanaan pengembangan karier harus didasarkan pada

metode-metode yang telah ditetapkan dalam program pengembangan

organisasi/perusahaan. Program pengembangan ditetapkan oleh

penanggung jawab pengembangan, yaitu manajer personalia dan atau

suatu tim. Dalam program telah ditetapkan sasaran, proses, waktu, dan

metode pelaksanannya.

(48)

Hasibuan, mengemukakan bahwa metode-metode pengembangan

harus didasarkan kepada sasaran yang ingin dicapai

a. Sasaran Pengembangan Karyawan

1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis

mengerjakan pekerjaan atau technical skills.

2) Meningkatkan keahlian dan kecakapan memimpin serta

mengambil keputusan atau managerial skills dan conceptual skill.

b. Metode Pengembangan terdiri atas :

1) Metode latihan atau training yang diberikan kepada karyawan

operasional.

2) Metode pendidikan atau education yang diberikan kepada

karyawan manajerial. 16.

Pengembangan karier para karyawan sendiri agar dapat menentukan

jalur karier yang dapat mereka tempuh, para karyawan perlu

mempertimbangkan lima faktor yaitu :

a. Perlakuan yang adil dalam berkarir. Perlakuan yang adil itu hanya

dapat diwujudkan apabila promosi didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan yang objektif, rasional dan diketahui secara luas

dikalangan karyawan.

b. Kepedulian para atasan langsung. Para karyawan pada umumnya

menambahkan keterlibatan atasan langsung mereka dalam

pengembangan kerier masing-masing. Alat satu bentuk kepedulian itu

adalah memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang

mengetahui potensi yang perlu dikembangkan dan kelemahan yang

16

(49)

perlu diatasi. Pada gilirannya umpan balik itu merupakan bahan

penting bagi para karyawan mengenai langkah apa yang perlu

diambilnya agar kemungkinannya untuk dipromosikan menjadi lebih

besar.

c. Informasi tentang berbagai peluang promosi. Para karyawan

umumnya mengharapkan bahwa mereka memiliki akses kepada

informasi tentang berbagai peluang untuk dipromosikan tidak

diterapkan dalam organisasi.

d. Minat untuk dipromosikan. Pendekatan yang tepat digunakan dalam

hal menumbuhkan minat para pekerja untuk mengembangan karier

ialah pendekatan yang fleksibel dan proaktif. Artinya, minat untuk

mengembangkan karier sangat individualistic sifatnya. Seorang

pekerja memperhitungkan berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin,

jenis dan sifat pekerjaan sekarang, pendidikan dan pelatihan yang

pernah ditempuh, jumlah tanggungan dan berbagai variabel lainnya.

Bagaimana faktor tersebut dapat berakibat pada besarnya minat

seseorang mengembangkan kariernya. Sebaliknya berbagai faktor

tersebut tidak mustahil membatasi keinginan mencapai jenjang karier

yang lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa jenis informasi yang

dibutuhkanpun berbeda dari seorang karyawan dengan karyawan yang

lain. Disinilah letak pentingnya pleksibilitas dan sikap proaktif yang

dimaksud karena dengan pendekatan demikian bagian yang mengolah

(50)

menyesuaikan pengambilan langkah-langkah tertentu berdasarkan

keinginan yang individualistic tersebut.

e. Tingkat kepuasan. Meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa

setiap orang ingin meraih kemajuan termasuk dalam meniti karier,

ukuran keberhasilan yang digunakan memang berbeda-beda.

Perbedaan tersebut merupakan akibat tingkat kepuasan seseorang

berlain-lainan pula. Menarik untuk mencatat keberhasilan mencapai

posisi tinggi dalam organisasi, melainkan dapat pula berarti bersedia

menerima kenyataan bahwa, karena berbagai faktor pembatas yang

ditandai seorang karyawan puas apabila mendapat mencapai tingkat

tertentu dalam kariernya, meskipun tidak banyak anak tangga karier

yang berhasil dinaikinya. Berusaha mencapai anak tangga yang lebih

tinggi akan merupakan usaha yang sia-sia karena mustahil untuk

dicapai. Pemahaman berbagai faktor diatas akan memungkinkan

karyawan berperan aktif dalam pengembangan karier pada anggota

organisasi.

4. Sistem Karir

Sistem yang mengatur pergerakan/perpindahan karyawan dari

suatu jabatan ke jabatan lain di dalam organisasi suatu perusahaan.

Dalam lingkungan perusahaan sistem karier yang baik adalah tidak hanya

dinilai oleh karyawan sendiri, tetapi perusahaan juga mengadakan

(51)

mempunyai karier yang berhasil dan memuaskan baik menurut

pandangan perusahan maupun karyawan.

Tujuan dari sistem karir adalah

a. Menyiapkan karyawan untuk dapat dipromosikan.

b. Mempertahankan karyawan yang handal dan mengurangi tingkat

turnover.

c. Menarik calon-calon karyawan yang potensial.

d. Memotivasi karyawan untuk tumbuh dan berkembang.

e. Mengurangi penumpukkan karyawan.

f. Memotivasi karyawan agar berprestasi pada tingkat yang optimal.

g. Menjaga kontinuitas proses suksesi karyawan yang

mendukung perencanaan karyawan.17

B. Motivasi

Membahas motivasi menjadi salah satu hal yang penting dalam rangka

pengembangan sumber daya manusia. Perusahaan jika karyawannya

mengalami kelesuan atau perubahan sikap kerja yang diakibatkan kurangnya

kesediaan serta kesetiaan untuk mengusahakan upaya yang tinggi bagi

kepentingan perusahaan merupakan masalah yang harus dipecahkan. Dapat

dibayangkan karugian yang harus ditanggung jika hal tersebut

dikesampingkan, belum lagi jika dikaitkan dengan prestasi kerja yang tinggi

sebagai salah satu sasaran perusahaan.

1. Pengertian Motivasi

Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah” motif (motive)

yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu.

Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau

17

(52)

menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang

berlangsung secara sadar.”.18

DR. Faustino Cardoso Gomes berpendapat bahwa motivasi

berhubungan erat dengan keberhasilan seseorang, organisasi, atau

masyarakat didalam mencapai tujuan-tujuananya”.19

Nasution mengemukakan bahwa “motivasi diartikan sebagai alat

pembangkit, penguat dan penggerak seseorang karyawan yang diarahkan

untuk mencapai tujuan dan hasil”.20

Lebih jauh Bambang Tri Cahyono, Ph.D mendefinisikan motivasi

adalah “keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsang

untuk melakukan tindakan-tindakan”.21

Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi

adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah

laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak

melakukan sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.22

18

Hadari Nawawi, op cit., h. 351 19

Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumberdaya Manusia, (Yogjakarta, CV. Andi Offset : 2003), h. 177

20

Mulia Nasution, Manajemen Personalia “Aplikasi dalam Perusahaan, (Jakarta: Djambatan, 2000), h.191

21

Bambang Tri Cahyono, Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta, Badan Penerbit IPWI : 1996), h. 261

22

(53)

Dari pengertian-pengertian tersebut pada hakekatnya motivasi

mengandung tiga unsur yaitu usaha, kemauan yang kuat dan arah atau

tujuan.

a. Usaha

Motivasi adalah usaha, yang menunjukkan kepada kekuatan perilaku

kerja seseorang atau jumlah yang ditunjukkan oleh seseorang dalam

pekerjaannya.

b. Kemauan Keras

Motivasi adalah kemauan keras yaitu yang menunjuk pada kemauan

keras yang didemonstrasikan oleh seseorang dalam menerapkan

usahanya kepada tugas dan pekerjaannya.

c. Arah dan Tujuan

Motivasi adalah arah atau tujuan yaitu arah yang dituju oleh usaha dan

kemauan keras yang dimiliki oleh seseorang yang pada dasarnya

berupa hal-hal yang menguntungkan.

2. Teori Motivasi

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai konsep motivasi, dalam

hal ini banyak teori yang mengupas tentang motivasi. Untuk memotivasi

seseorang/kelompok, seorang motivator harus mengetahui motif dan

motivasi yang diinginkan oleh seseorang/kelompok tersebut. Peterson dan

Plowman dalam Hasibuan Menyatakan bahwa orang mau bekerja karena :

a. Keinginan untuk hidup

(54)

c. Keinginan akan kekuasaan

d. Keinginan untuk pengakuan23

Hasibuan dalam bukunya menyatakan bahwa teori-teori motivasi

diklasifikasikan/dikelompokkan atas24:

a. Teori Kepuasan (Content Theory) yang memusatkan pada apa yang

dimotivasi

Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor

kebutuhan individu yang menyebabkan bertindak serta berperilaku

dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada

faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung,

dan menghentikan perilakunya. Teori ini mencoba menjawab

pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan seseorang dan apa yang

mendorong semangat bekerja seseorang.

Jadi, pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa sesorang

akan bertindak atau semangat bekerja untuk dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhanya. Semakin tinggi standar kebutuhan yang

diinginkan, semakin giat orang itu bekerja.

Penganut-penganut teori motivasi kepuasan, antara lain adalah

sebagai berikut

1) Fredik Winslow Taylor dengan Teori Motivasi Klasik

2) A.H. Maslow dengan Maslow’s Need Hierarchy Theory (A Theory of Human Motivation)

23

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 200), h. 142

24

(55)

3) Fredick Herzberg dengan Herzberg’s Two Factor Theory (Teori Dua Faktor Herzberg)

4) Dauglas Mc. Gregor dengan Teori X dan Teori Y

5) Mc.Clelland dengan Mc.Clellad’s Learned Needs Theoroy

(Teori Kebutuhan yang Dipelajari)

6) Teori Motivasi Claude S. George25:

1) Fredik Winslow Taylor dengan Teori Motivasi Klasik

Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk

dapat memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk

uang/barang dari hasil pekerjaannya.

Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat,

bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitannya

dengan tugas-tugasnya. Manajer menentukan bagaimana tugas

dikerjakan dengan menggunakan sistem insentif untuk memotivasi

para pekerja. Semakin banyak mereka berproduksi, semakin besara

penghasilan mereka.

2) A.H. Maslow dengan Maslow’s Need Hierarchy Theory (A

Theory of Human Motivation)

Toeri ini mengatakan bahwa “kebutuhan manusia itu tersusun

dalam suatu hirarki, di mana kebutuhan ini akan dapat terpenuhi

seperti anak tangga yang makin naek, dari tangga kebutuhan yang

25

(56)

satu ketangga kebutuhan berikutnya. Lima kebutuhan ini

merupakan tangga dari bawah ke atas.” 26

Gambar 1 :

Hirarki Kebutuhan dari Maslow

PUNCAK KESUKSESAN DAN KEPUASAN

(a) Kebutuhan Fisiologi

Ini adalah kebutuhan yang paling utama, yakni berupa makan,

minum, pakaian dan tempat tinggal. Selama kebutuhan ini

belum terpenuhi maka manusia akan merasa tidak tenang dan ia

akan berusaha keras memenuhinya. Ia akan bekerja keras asal

imbalan yang diperoleh dapat memenuhi kebutuhan

fisiologinya.

(b) Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan ini merupakan tangga kedua dalam susunan

kebutuhan, karyawan membutuhkan rasa aman terhadap

ancaman dan bahaya kehilangan pekerjaan dan penghasilannya.

26

Mulia Nasution, MANAJEMEN PERSONALIA “APLIKASI DALAM PERUSAHAAN”, (Jakarta: Djambatan, 2000), h.2001

(e) Kebutuhan Realisasi diri

(d) Kebutuhan Penghargaan

(c) Kebutuhan Rasa Memiliki

(b) Kebutuhan Rasa Aman

(57)

Kebijakan-kebijakan perusahaan dalam menumbuhkan

motivasi tingkat kebutuhan ini adalah: (a) Rencana Pensiun, (b)

Tunjangan kesehatan dan kecelakaan, (c) Asuransi social

tenaga kerja.

(c) Kebutuhan Rasa Memiliki

Apabila kebutuhan primer seseorang sudah terpenuhi secara

baik, uang bukan lagi sebagai pendorong, pembangkit dan

penggerak motivasi. Sehingga dengan diterimanya seorang

karyawan masuk kelompok informal, dan pergaulan yang

menyenangkan serta kerja sama yang baik dalam kelompok

adalah kebutuhan tingkat tiga ini.

Dalam tingkat kebutuhan ini karyawan sangat menginginkan

diterima menjadi anggota kelompok informal, apabila ia tidak

diterima menjadi anggota kelompok informal dalam

perusahaan, ia akan merasa terkucil dan tidak merasa senang.

Sehingga keadaan semacam ini karyawan tidak bekerja dengan

baik dan prestasinya akan menurun.

(d) Kebutuhan Penghargaan

Karyawan yang bekerja dengan baik sudah tentu ingin

mendapatkan pujian dari atasannya dan rekan kerjanya. Ini

merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, minimal oleh

atasan karyawan berupa pujian terhadap hasil kerjanya.

(58)

yang bersedia melaksanakan tugas yang berat, sukar, dan penuh

resiko. Ia mau melaksanakan ini semua dengan mengharapkan

penghaargaan atas hasil kerjanya. Inilah yang perlu diamati

oleh pimpinan secara jeli, sehingga karyawan akan lebih

termotivasi lagi.

(e) Kebutuhan Realisasi diri

Kebutuhan ini merupakan puncak kebutuhan dari hirarki

kebutuhan Maslow, karyawan merasa bahwa ia telah berhasil

menyelesaikan pekerjaan dengan mengerahkan segala

kemampuan maksimum, keterampilan dan potensi yang ada

pada dirinya. Karyawan ini ingin menunjukkan kepada atasan,

rekan sekerjanya bahwa ia mempunyai kemampuan untuk lebih

baik.

3) Fredick Herzberg dengan Herzberg’s Two Factor Theory (Teori

Dua Faktor Herzberg

Teori ini mengemukakan bahwa ada dua faktor yang dapat

memberikan kepuasan dalam bekerja. Kedua faktor tersebut adalah:

(a) Faktor sesuatu yang dapat memotivasi (motivator). Faktor ini

antara lain adalah faktor prestasi (achievement), faktor

pengakuan/penghargaan, faktor tanggung jawab, faktor

memperoleh kemajuan dan perkembangan dalam bekerja khususnya promosi, dan faktor pekerjaan itu sendiri. Faktor ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang tinggi dalam teori

(59)

(b) Kebutuhan Kesehatan Lingkungan Kerja (Hygiene Factors). Faktor ini dapat berbentuk uang/gaji, hubungan antara pekerja, supervise teknis, kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan, dan proses administrasi di perusahaan. Faktor ini terkait dengan

kebutuhan pada urutan yang lebih rendah dalam teori Maslow. 27

Dalam implementasinya di lingkungan sebuah organsasi/

perusahaan, teori ini menekankan pentingnya menciptakan/

mewujudkan keseimbangan antara kedua faktor tersebut. Salah

satu diantaranya yang tidak terpenuhi, akan mengakibatkan

pekerjaan menjadi tidak efektif dan tidak efisien.

4) Dauglas Mc. Gregor dengan Teori X dan Teori Y

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan

tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X (teori

tradisional) dan manusia penganut teori Y (teori demokratik).

(a) Teori X

(1) Rata-rata manusia malas dan tidak suka bekerja.

(2) Pada umumnya karyawan tidak berambisi mencapai

prestasi yang optimal dan selalu menghindarkan tanggung

jawabnya dengan caara mengkambinghitamkan orang lain.

(3) Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, dan diawasi

dalam melaksanakan pekerjaannya.

27

Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk bisnis yang kompetitif,

(60)

(4) Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak

mempedulikan tujuan organisasi.

Menurut teori X ini untuk memotivasi karyawan harus

dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa, dan

diarahkan supaya meraka mau bekerja sungguh-sungguh.

(b) Teori Y

(1) Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya

bekerja sama wajarnya dengan bermain-main dan

beristirahat. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan

dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak betah dan

merasa kesal jika tidak bekerja.

(2) Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan

berambisi untuk maju dengan mencapai prestasi kerja

yang optimal. Mereka kreatif dan inovatif

mengembangkan dirinya untuk memecahkan persoalan

dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan pada

pundaknya. Jadi, mereka selalu berusaha mendapatkan

metode kerja yang terbaik.

(3) Karyawan selalu berusaha mencapai sasaran organisasi

dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu.

Organisasi seharusnya memungkinkan karyawan

mewujudkan potensinya sendiri dengan memberikan

(61)

Menurut teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya

dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi karyawan, kerja

sama, dan keterikatan pada keputusan.

5) Mc.Clelland dengan Mc.Clellad’s Learned Needs Theoroy (Teori

Kebutuhan yang Dipelajari)

Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan

energy potensial. Bagaimana energy dilepaskan dan digunakan

tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi

serta situasi peluang yang tersedia. Hal-hal yang memotivasi

seseorang adalah:

(a) Kebutuhan akan prestasi (n Ach)

Kebutuhan akan prestaasi (n Ach) merupakan daya penggerak

yang memotivasi semangat bekerja seseorang. Karena itu, n

Ach akan mendorong seseorang untuk mengembangkan

kreativitas dan mengerahkan semua kemampuan serta energy

yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang maksimal.

Seseorang menyadari bahwa hanya dengan mencapai prestasi

kerja yang tinggi akan dapat memperoleh pendapatan yang

besar. Dengan pendapatan yang besar akhirnya memiliki serta

(62)

(b) Kebutuhan akan afiliasi (n Af)

Kebutuhan akan Afiliasi (n Af) menjadi daya penggerak yang

akan memotivasi semangat bekerja seseorang. Karena setiap

orang menginginkan hala-hal berikut:

(1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di

lingkungan ia tinggal dan bekerja.

(2) Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia

merasa dirinya penting.

(3) Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal.

(4) Kebutuhan akan perasaan ikut serta.

(c) Kebutuhan akan kekuasaan (n Pow)

Kebutuhannakan kekuasaan (n Pow) merupakan daya

penggerak yang memotivasi semangat kerja karyawan. n Pow

akan merangsang dan memotivasi gairah kerja karyawan serta

mengerahkan semua kemampuannya demi mencapai kekuasaan

atau kedudukan yang terbaik.

(d) Teori Motivasi Claude S. George

Teori ini mengemukakan bahwa seseorang mempunyai

kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di

lingkungan ia bekrja, yaitu:

(1)Upah yang adil dan layak,

(2)Kesempatan untuk maju/promosi,

(3)Pengakuan sebagai individu,

(4)Keamanan kerja,

(5)Tempat kerja yang baik,

(63)

(7)Perlakuan yang wajar, dan

(8)Pengakuan atas prestasi.

b. Teori Motivasi Proses (Process Theory)

Teori motivasi proses pada dasarnya berusaha menjawab

pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan

menghentikan perilaku individu agar setiap individu bekerja sesuai

dengan keinginan manajer.

Yang termasuk ke dalam teori motivasi proses adalah:

1) Teori Harapan (expectancy Theory)

2) Teori Keadilan (equaty Theory)

3) Teori Pengukuhan (reinforcement theory)28

1) Teori Harapan (expectancy Theory)

Teori harapan ini dikemukakan oleh Victor Vroom. Vroom

medasarkan teorinya pada tiga konsep penting, yaitu:

a) Harapan (expectancy) dimana suatu kesempatan yang diberikan

terjadi karena perilaku.

b) Nilai (valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai

nilai/martabat tertentu bagi setiap individu tertentu

c) Pertautan (inatrumentallity) adalah persepsi dari individu

bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil

tingkat kedua.

(64)

2) Teori Keadilan (equaty Theory)

Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi

semangat kerja seseorang, karena manusia selalu mendambakan

keadilan dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap

setiap perilaku yang ralatif sama. Bagaimana perilaku bawahan

dinilai atasan, akan mempengaruhi semangat kerja mereka. Jika

dasar keadilan diterapkan dengan baik oleh atasan, gairah kerja

bawahan cenderung meningkat.

3) Teori Pengukuhan (reinforcement theory)

Nawawi dalam bukunya mengatakan bahwa teori ini banyak

dipergunakan dan fundamental sifatnya dalam proses belajar,

dengan menmpergunakan prinsip yang disebut “Hukum Ganjaran

(law Of Effect)”. 29 Hukum itu mengatakan bahwa suatu tingkah

laku yang mendapat ganjaran menyenangkan akan mengalami

penguatan dan cenderung untuk diulangi. Demikian pula

sebaliknya suatu tingkah laku yang tidak mendapat ganjaran, tidak

akan mengalami penguatan, karena cenderung tidak diulangi,

bahkan dihindari.

Implementasi teori ini di lingkungan sebuah

organisasi/perusahaan mengharuskan para manajer mampu

mengatur cara pemberian insentif dalam memotivasi para pekerja,

agar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan

29

Gambar

Gambar 1 : Hirarki Kebutuhan dari Maslow
Tabel 3.1 Daftar Urutan Jabatan
Tabel 4.1
Grafik 4.1 DATA RESPONDEN JENIK KELAMIN
+7

Referensi

Dokumen terkait

terhadap Pengembangan Karier Karyawan PT Bank BNI Syariah Cabang Kediri ” ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelayanan berpengaruh signifikan terhadap minat menabung di Bank Mega Mitra Syariah Cabang Sragen, hal ini terbukti dari hasil

Skripsi berjudul Analisis Pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta) telah

Bank Mega Syariah Distrik Padang 1 (FAS), Field Collection PT. Bank Mega Syariah Distrik Padang 1, dan Notaris yang menjadi rekanan PT. Bank Mega Syariah Kantor Cabang Bandar

dapat penulis simpulkan responden setuju bahwa rasa memiliki ( sense of belonging) dan loyalitas personal karyawan terhadap Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim

Berdasarkan hasil dari data dan pembahasan yang telah diarahakan pada bab sebelumnya mengenai Perbandingan Efisiensi Penyaluran Kredit Bank Umum Syariah antara Bank

Adapun manfaat lebih yang diberikan bank kepada nasabah dengan peluncuran program dana talangan haji Bank Mega Syariah Cabang Pekanbaru, antaranya; (1) nasabah

Pembatalan yang dilakukan ke Kementerian Agama diajukan oleh ahli waris atau dapat melalui Bank Mega Syariah cabang Semarang berdasarkan Surat Kuasa Pengurusan