• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Budaya Organisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Budaya Organisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS BANK DKI SYARIAH CABANG WAHID HASYIM JAKARTA PUSAT)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

NURJANAH NIM. 103046128347

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

( STUDI KASUS BANK DKI SYARIAH CABANG WAHID HASYIM JAKARTA PUSAT )

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

NURJANAH NIM. 103046128347

Dibawah Bimbingan

Pembimbing

Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc, Ph.D NIP. 450.005.016

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN

PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS BANK DKI SYARIAH CABANG WAHID HASYIM JAKARTA PUSAT) telah diujikan dalam Sidang Munaqosah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah.

Jakarta, 23 Juni 2008

Mengesahkan Dekan,

Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM.

NIP.150210422

PANITIA UJIAN

Ketua : Euis Amalia, M. Ag

(...)

NIP.150285972

Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag (...)

NIP.150318308

Pembimbing I : Dr.Ir.M. Nadratuzzaman Hosen, MS,M.Sc, Ph. D (...)

NIP. 450.005.016

(4)

Penguji I : Drs. Noryamin Aini, MA (...)

NIP. 150247330

Penguji II : Muhammad Taufiqi, M. Ag (...)

(5)

Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 23 Juni 2008

(6)

ABSTRAKSI

Nama : Nurjanah NIM : 103046128347

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS BANK DKI SYARIAH CABANG WAHID HASYIM JAKARTA PUSAT)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator-indikator yang

mempengaruhi pembentukan budaya organisasi pada Bank DKI Syariah Cabang

Wahid Hasyim Jakarta Pusat, dan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi

terhadap kinerja karyawan.

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif, dengan

menggunakan pendekatan statistik inferensial nonparametrik. Subyek penelitian ini

adalah seluruh pegawai Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat dan

studi penelitian ini menggunakan pendekatan sensus.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer

melalui penyebaran kuisioner kepada karyawan Bank DKI Syariah Cabang Wahid

Hasyim Jakarta Pusat, dan menggunakan data sekunder melalui studi dokumentasi;

data-data laporan keuangan dan profil Perusahaan Bank DKI Syariah Cabang Wahid

Hasyim Jakarta Pusat. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan

(7)

Hasil penelitian ini adalah: terdapat 9 indikator yang mempengaruhi budaya

organisasi Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat yaitu; inovasi,

keberanian mengambil risiko, perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi

manusia, agresivitas, stabilitas, sistem imbalan, dan jaminan sosial. Dan terdapat 2

indikator yang mempengaruhi kinerja karyawan Bank DKI Syariah Cabang Wahid

Hasyim Jakarta yaitu: kualitas kerja dan kedisiplinan.

Sedangkan menurut hasil perhitungan rank spearman menunjukkan

bahwa terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara budaya organisasi dan

kinerja karyawan, dengan nilai r 0,668. Nilai koefisien determinasi sebesar 44,6%

menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara budaya

organisasi dengan kinerja karyawan yaitu sebesar 44,6% dalam meningkatkan kinerja

karyawan Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Sedangkan 55,4%

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahi Al-rahman Al-Rahim

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.

Tempat ku mengadu dan bersyukur atas rahmat, inayah dan anugrah-Nya yang

berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam

selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan

pengikutnya.

Tugas akhir skripsi ini terwujud tidak terlepas bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin berterima kasih yang sebesar- besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM. Sebagai Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ibu Euis Amalia M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak

Azharuddin Latif, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang

telah memberikan dukungan dan kemudahan kepada penulis dalam

menyelesaikan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ir. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc, Ph.D atas dukungan, arahan,

masukan yang berharga dan kesediaannya memberikan waktu luang kepada

(9)

4. Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat yang telah

memberikan kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian.

5. Kepala Perpustakaan Universitas Indonesia beserta jajarannya, kepala

perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum beserta jajarannya dan Ibu Ulima

Fauziyah selaku staff Administrasi Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim

Jakarta Pusat yang telah membantu penulis melakukan penelitian.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta H. Ahmad Nuhibbul Quro Ibrahim Tamimi

Mukarliti dan Hj. Darmawati Syahid atas kasih sayang tiada terkira,

membantu, mendukung dan mendorong ananda baik moriil maupun materiil

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Teman seperjuangan HMI Komfaksy (Ida dan Dina), Sahabat-sahabatku

(Betty, Dedeh, Nola,Tuha, dan Wita), dan adikku (Lela dan Lisa), yang telah

ikut membantu dan mendukung penulis selama penulis menyusun skripsi.

Demikian, semoga tugas akhir ini dapat diterima oleh semua pihak.

Apabila masih terdapat kekurangan penulis mohon masukan dan saran agar

dapat memperbaiki kekurangan tersebut di waktu yang akan datang. Amin.

Jakarta, 23 Juni 2008

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

E. Metode Penelitian ... 6

F. Review Studi Terdahulu... 11

G. Kerangka Teori... 15

H. Teknik Penulisan ... 16

I. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II TINJAUAN TEORI A. Budaya Organisasi... 18

1. Pengertian Budaya ... 18

2. Pengertian Organisasi ... 20

3. Pengertian Umum Budaya Organisasi ... 21

(11)

5. Tujuh Dimensi Budaya ... 26

6. Fase- Fase Perkembangan Budaya Organisasi ... 28

7. Jenis-Jenis Budaya Organisasi... 29

B. Norma dan Nilai Dalam Organisasi... 31

1. Pengertian Norma dan Nilai ... 31

2. Nilai- Nilai Dalam organisasi... 32

3. Proses Integrasi Nilai ... 33

C. Kinerja Karyawan ... 34

1. Pengertian Kinerja Karyawan ... 34

2. Manfaat Penilaian Kerja... 35

3. Metode Penilaian Kerja... 36

4. Penggunaan Penilaian Kerja... 38

BAB III GAMBARAN UMUM BANK DKI SYARIAH A. Sejarah Berdiri Bank DKI Syariah ... 39

B. Logo Bank DKI Syariah ... 42

C. Visi dan Misi ... 43

D. Struktur Organisasi ... 44

E. Produk dan Jasa ... 44

F. Kinerja Keuangan Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat... 49

(12)

A. Profil Responden ... 58

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 60

C. Analisis Deskriptif Budaya Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap

Kinerja Karyawan... 66

D. Analisa Korelasi Rank Spearman... 99

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 102

(13)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio CAR...49

2. Gambar 3.2 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio ROA...51

3. Gambar 3.3 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio NIM...52

4. Gambar 3.4 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio BOPO...53

5. Gambar 3.5 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio NPF...54

6. Gambar 3.6 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio FDR...55

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian

Lampiran 2 : Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Budaya Organisasi

Lampiran 3 : Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Kinerja Karyawan

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 : Tabel Nilai Kritik r

(15)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Data Penyaluran Pembiayaan Bank DKI Syariah Cabang Wahid

Hasyim Jakarta Pusat... 56

2. Tabel 4.1 Responden Menurut Usia... 58

3. Tabel 4.2 Responden Menurut Tingkat Pendidikan terakhir... 59

4. Tabel 4.3 Responden Menurut Lama Bekerja... 59

5. Tabel 4.4 Responden Menurut Status Pekerjaan... 60

6. Tabel 4.5 Uji Validitas Budaya Organisasi... 61

7. Tabel 4.6 Uji Validitas Kinerja Karyawan... 64

8. Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Budaya Organisasi... 65

9. Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan... 65

10.Tabel 4.9 Di perusahaan ini, ada orang atau tim yang bertanggung jawab atas inovasi produk yang akan diperlukan dalam tiga atau lima tahun kedepan... 66

(16)

12.Tabel 4.11 Direksi menciptakan gaya kepemimpinan yang kondusif dan terbuka dengan nilai inovasi, sehingga karyawan termotivasi untuk

menyumbangkan gagasan-gagasan yang terbaik...68

13.Tabel 4.12 Perusahaan dapat memelihara nilai inovasi yang menghasilkan laba dengan mendorong karyawan untuk berpikir seperti

interpreneur... 69

14.Tabel 4.13 Karyawan dan direksi siap menerima sanksi apapun apabila

terbukti melanggar kode etik perusahaan... 70

15.Tabel 4.14 Karyawan di perusahaan ini berani menegur siapa saja yang

melakukan kesalahan... 71

16.Tabel 4.15 Karyawan menggunakan pelayanan secara Islami kepada

nasabah... 71

17.Tabel 4.16 Karyawan memiliki perhatian yang tinggi terhadap

kebersihan... 72

18.Tabel 4.17 Karyawan merespon dengan segera keluhan-keluhan

nasabah... .73

19.Tabel 4.18 Penampilan kantor menarik secara visual dan Islami... 73

20.Tabel 4.19 Karyawan menganggap ketaatan terhadap Standar Operation Procedure (SOP) dan regulasi perusahaan adalah sangat

penting... 74

(17)

waktu) untuk mencapai produktivitas produk dan jasa yang

dihasilkan... 75

22.Tabel 4.21 Perusahaan mampu meminimalisir biaya input untuk memperoleh laba sesuai yang diinginkan... 76

23.Tabel 4.22 Insentif yang dipersepsikan sebagai suatu penghargaan atas kinerja unggul akan menjadikan program produktivitas menjadi suatu nilai

bagi karyawan... 77

24.Tabel 4.23 Perusahaan memposisikan faktor hygine seperti gaji dan tunjangan pada tingkat kewajaran untuk meningkatkan

produktivitas karyawan... 78

25.Tabel 4.24 Karyawan dituntut untuk memiliki jiwa interpreneur (enterpreneur employee) agar mereka dapat terus

berinovasi... 79

26.Tabel 4.25 Rasa memiliki (Sense of belonging) dan loyalitas personal

karyawan terhadap perusahaan ini sangat tinggi sehingga karyawan

tidak merasa apatis terhadap organisasi dan tujuannya...80

27.Tabel 4.26 Di perusahaan ini ada Gugus Tugas (task force) atau yang sering disebut tim proyek khusus atau tim pemecahan masalah yang

sementara dibentuk untuk misi tertentu... 81

(18)

secara teratur untuk mengidentifikasi, menganjurkan, dan membuat

perbaikan lingkungan kerja... 82

29.Tabel 4.28 Karyawan sangat antusias terhadap kegiatan- kegiatan dan pelatihan- pelatihan yang diadakan

perusahaan...83

30.Tabel 4.29 Karyawan di perusahaan ini secara agresif berusaha mencapai kualitas dalam rangka melampaui harapan pelanggan internal

maupun eksternal... 84

31.Tabel 4.30 Karyawan tidak canggung untuk mengusulkan ide- ide

positif dalam pekerjaannya kepada perusahaan... 85

32.Tabel 4.31 Karyawan mempunyai keinginan kuat untuk mempertahankan

prestasi atau penghargaan yang sudah diraih perusahaan... 86

33.Tabel 4.32 Direksi selalu menjaga stabilitas perolehan laba yang sudah diraih pada tahun sebelumnya... 87

34.Tabel 4.33 Direksi memiliki konsepsi yang jelas tentang arah visi dan misi perusahaan... 87

35.Tabel 4.34 Perusahaan lebih mengedepankan prestasi individu dalam pemberian kompensasi, pengakuan, dan promosi dari pada

faktor-faktor lain seperti senioritas dan hubungan

personal... 88

36.Tabel 4.35 Penghargaan dalam bentuk bonus, uang, liburan, dan lain-lain

(19)

37.Tabel 4.36 Pengakuan baik berupa ucapan terima kasih, award, dan

lain-lain sering dilakukan di perusahaan ini... 89

38.Tabel 4.37 Perusahaan memberikan jaminan jamsostek, jaminan

kematian dan hari tua kepada karyawan... 90

39.Tabel 4.38 Perusahaan memberikan uang pensiun dalam jumlah besar kepada karyawan... 91

40.Tabel 4.39 Perusahaan sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan

melalui peningkatan kompensasi... 91

41.Tabel 4.40 Perusahaan memberikan kemudahan proses pemberian

pembiayaan bagi karyawan... 92

42.Tabel 4.41 Karyawan di perusahaan ini sangat memperhatikan

efesiensi dan efektivitas kerja... 93

43.Tabel 4.42 Karyawan di perusahaan ini mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar perusahaan... 94

44.Tabel 4.43 Karyawan di perusahaan ini mampu mengimplementasikan visi dan misi perusahaan dalam pekerjaan... 95

45.Tabel 4.44 Karyawan membuat program kerja sebelum memulai

pekerjaan... 95

46.Tabel 4.45 Karyawan di perusahaan ini segera mengoreksi kesalahan dalam laporan hasil kerja mereka... 96

47.Tabel 4.46 Karyawan di perusahaan ini mau bekerja melebihi jam

(20)

48.Tabel 4.47 Karyawan di perusahaan ini selalu mengevaluasi hasil kerjanya setiap bulan... 97

49.Tabel 4.48 Karyawan di perusahaan ini selalu datang ke kantor tepat waktu...98

50.Tabel 4.49 Karyawan selalu mengikuti kegiatan- kegiatan (Pelatihan,

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Budaya adalah gabungan kompleks dari asumsi, tingkah laku, cerita,

mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa

arti menjadi anggota masyarakat tertentu.1 Budaya tidak hanya menjadi konsep

yang penting untuk memahami masyarakat atau kelompok manusia tetapi juga

untuk memahami organisasi.

Budaya organisasi adalah konsep yang marak berkembang dalam satu

dasawarsa ini dan akan terus berevolusi. Ratusan judul buku dan puluhan artikel

ilmiah telah diterbitkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Asosiasi

manajemen dan profesi di berbagai negara memberikan perhatian besar terhadap

budaya organisasi. Di tanah air, baru di pergantian millenium ini, manajemen

tertarik untuk memperhitungkannya dengan ditandai penelitian di kalangan

mahasiswa baik berupa skripsi, tesis maupun disertasi mengenai budaya

(22)

organisasi. Tidak hanya sampai disitu, perusahaan BUMN besar juga banyak

yang mengundang konsultan untuk membedah budayanya.

Dunia perbankan juga tak ingin ketinggalan dalam euforia budaya

organisasi. Untuk mempertahankan eksistensinya Bank dituntut untuk memiliki

visi dan misi yang jelas dan strategik, dan setiap komponen di dalamnya juga

dituntut untuk dapat merealisasikan visi dan misi perusahaan.Visi dan misi inilah

yang kemudian melahirkan nilai- nilai yang diyakini oleh anggota organisasi dan

mencerminkan budaya organisasi.

Fakta membuktikan bahwa budaya organisasi sangat berpengaruh

terhadap kinerja karyawan. Maka untuk mencapai profesionalisme kerja,

Manajemen puncak dan Divisi Sumber Daya Manusia dituntut untuk menciptakan

budaya kerja organisasi yang berkualitas melalui penerapan sistem manajemen

yang baik. Mulai dari konsep berawalan “ing” seperti reengineering, downsizing, restructuring, benchmarking atau konsep yang disingkat dengan tiga huruf seperti

JIT (Just In Time) dan TQM (Total Quality Management) atau konsep lainnya yang baru muncul seperti Six Sigma.

Tentunya semua ini dilakukan tidak hanya untuk perbaikan budaya

organisasi tetapi juga dalam rangka menciptakan knowledge worker, yaitu karyawan yang selalu ingin memperbaiki diri dengan terus belajar untuk

(23)

Bank akan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pendanaan dan

pertumbuhan pembiayaan.

Bank DKI Syari’ah merupakan salah satu Bank Umum Syariah Indonesia

yang telah memiliki dan menerapkan budaya kualitas. Hal ini ditandai dengan

berhasilnya Bank DKI Syariah meraih penghargaan sebagai unit syariah terbaik

kategori aset di bawah 100 Miliar dalam ajang Penghargaan Syariah Award 2006 versi Majalah Investor. Selain itu, Bank yang mulai beroperasi sejak tanggal 1 Maret 2004, kini telah membuka sepuluh konter layanan syariah yang

lebih dikenal dengan istilah Office Channelling.

Pada akhir Juni 2006, Bank DKI Syariah memiliki 41 Sumber Daya Insani

(SDI) yang terdiri dari 18 orang di tingkat manajerial dan 23 tenaga administrasi.

Dalam meningkatkan performance karyawan Bank DKI Syariah selain mengikuti pelatihan dilakukan juga pengajian rutin dan diskusi tentang perbankan/ekonomi

syariah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan keimanan

agar tercipta karyawan yang Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah2.

Didasari oleh latar belakang di atas, penulis merasa perlu dan tertarik

untuk meneliti budaya organisasi yang diterapkan pada Bank DKI Syariah

Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat, maka dari itu penelitian ini diberi judul:

“Analisis Budaya Organisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat)”.

2

(24)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah

penelitian ini adalah budaya organisasi pada Bank DKI Syariah Cabang

Wahid Hasyim Jakarta Pusat dan pengaruh budaya organisasi yang diterapkan

di Bank DKI Syariah terhadap kinerja karyawan.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari masalah diatas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini

adalah:

a. Indikator- indikator yang mempengaruhi pembentukan budaya organisasi

Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

b. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Bank DKI Syariah

Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

Dan agar lebih terarah, maka penulis merumuskan masalah, sebagai

berikut:

a. Indikator-indikator apa sajakah yang mempengaruhi pembentukan budaya

organisasi pada Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat?

b. Apakah budaya organisasi berpengaruh tehadap kinerja karyawan Bank

(25)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan penulis di atas,

maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini, di

antaranya:

1. Untuk mengetahui indikator-indikator yang mempengaruhi pembentukan budaya organisasi pada Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta

Pusat.

2. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini,

diantaranya adalah sbb:

1. Secara akademik

Sebagai aset pustaka yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan

akademisi, baik dosen maupun mahasiswa, dalam upaya memberikan

pengetahuan, informasi, dan sebagai proses pembelajaran mengenai budaya

organisasi yang diterapkan di perbankan.

2. Secara Praktek.

Bagi Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim sebagai masukan dan saran

untuk dapat memacu proses perbaikan budaya kerja perusahaan dan

(26)

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif, dengan

menggunakan pendekatan statistik inferensial nonparametrik. Subyek

penelitian ini adalah seluruh pegawai Bank DKI Syariah Cabang Wahid

Hasyim Jakarta Pusat dan studi penelitian ini menggunakan pendekatan

sensus.

2. Jenis Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Responden, yaitu pegawai Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

b. Data Sekunder

Profil perusahaan, Laporan keuangan, diagram struktur organisasi,

buku-buku, makalah, dan jurnal ilmiah yang membahas budaya organisasi.

3. Variabel penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Dimana Variabel X adalah budaya

organisasi dan disebut juga sebagai variabel independen atau eksogen karena

(27)

(variabel dependen) adalah kinerja karyawan atau disebut juga dengan

variabel endogen.

4. Indikator dan Operasional Variabel

Indikator budaya organisasi dalam penelitian ini merujuk kepada tujuh

dimensi budaya Stephen P. Robbins, yaitu inovasi, keberanian mengambil

risiko, perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi manusia, orientasi

tim, agresivitas, stabilitas, sistem imbalan, dan jaminan sosial. Namun penulis

menyesuaikan dengan budaya organisasi yang diterapkan pada Bank DKI

Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Sehingga penulis tidak

menggunakan dimensi orientasi tim dalam indikator budaya organisasi dan

menambahkan dua indikator lagi, yaitu sistem imbalan dan jaminan sosial.

Sedangkan pada variabel kinerja karyawan penulis menggunakan variabel

kualitas kerja dan tidak menggunakan variabel kehadiran seperti pada

penelitian sebelumya tetapi menggabungkan indikator kehadiran ke dalam

indikator kedisiplinan.

Indikator Budaya Organisasi Definisi Operasional Variabel

a. Inovasi Tingkat di mana para karyawan didorong untuk bersikap inovatif.3

3

(28)

b. Pengambilan

Tingkat dimana para karyawan untuk

menampilkan ketepatan, analisis, dan perhatian

terhadap detail.5

d. Orientasi Hasil Tingkat di mana para manajer memusatkan perhatian pada hasil- hasil bukan pada tekink-

teknik dan proses-proses yang digunakan untuk

mencapai hasil-hasil itu.6

e.Orientasi Manusia

Tingkat di mana keputusan-keputusan

manajemen memperhitungkan pengaruh hasil-

hasil terhadap manusia didalam organisasi itu.7

f. Agresivitas Tingkat di mana orang bersikap agresif dan bersaing bukannya ramah dan bekerja sama.8

g. Stabilitas Tingkat di mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan usaha mempertahankan status quo

(29)

i. Sistem Imbalan Sistem pemberian upah atau gaji dan di luar gaji kepada karyawan.

j. Jaminan Sosial Jaminan kesejahteraan yang diberikan perusahaan kepada karyawan.

Indikator Kinerja Karyawan Definisi Operasional Variabel

a. Kualitas Kerja

Gambaran kemampuan, pencapaian target dan

tanggung jawab karyawan terhadap

perusahaan.

b. Kedisiplinan

Gambaran kepatuhan karyawan terhadap kode

etik perusahaan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan

dengan menggunakan beberapa teknik tertentu, yaitu:

a. Survei; Penyebaran kuisioner kepada karyawan Bank DKI Syariah Cabang

Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

b. Studi dokumentasi; data- data laporan keuangan dan profil Perusahaan

Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

(30)

a. Uji Koefisien Korelasi Rank Spearman

Selain menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan SPSS. 15.0

penelitian ini juga menggunakan metode analisa korelasi rank spearman

untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi (X) dan kinerja

karyawan (Y). Formula yang digunakan dalam uji hitung rank spearman

adalah10:

Apabila terdapat nilai ranking yang sama, statistik rs dihitung dengan rumus:

Di mana:

dan

10

Ali Mauludi, Statistika 1 Penelitian Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Edisi Pertama, ( Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006), h.153

rs = Ranking Spearman

di = Selisih Pasang Rank

(31)

dan

7. Hipotesis

Hipotesis, penulis menyimpulkan sementara, bahwa ada hubungan

yang signifikan antara budaya organisasi dan kinerja karyawan. Hipotesis

tersebut dirumuskan dengan simbol, sebagai berikut:

a. Ho: rs = 0, maka ada hubungan yang signifikan antara budaya organisasi

(X) dan kinerja karyawan (Y).

b. H1: rs 0, maka tidak ada hubungan yang signifikan antara budaya

organisasi (X) dan kinerja karyawan (Y).

F. Review Studi Terdahulu

Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut akan dikemukakan

beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan variabel dalam

penelitian ini:

1. Skripsi Cut Sarah Sandria, S1 Manajemen Universitas Atma Jaya, 2004. Dengan Judul ”Analisis Budaya Organisasi di PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan bantuan SPSS 12.

Sedangkan Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

(32)

skripsi ini adalah budaya organisasi yang diterapkan pada Bank Syariah

Muamalat sudah cukup baik, hal ini ditandai dengan :

a. Lingkungan kerja didalam perusahaan bersifat kondusif terhadap kinerja

karyawan. Hal ini terlihat dari jumlah responden SS (sangat setuju)

sebesar 47,5 %.

b. Hubungan karyawan dan pimpinan terjalin dengan baik dengan rata- rata

responden menjawab setuju.

c. Karyawan tidak takut mengeluarkan ide dengan jawaban Setuju 32,5%.

d. Perusahaan menanggapi dengan baik ide-ide karyawan dengan jumlah

jawaban responden Setuju 42,5% dan Sangat Setuju 37,5%.

Tetapi ada hal lain yang perlu diperbaiki lagi yaitu peningkatan kompensasi

kepada karyawan. Seperti pemberian pembiayaan bagi karyawan, jaminan

jamsostek, dan jaminan kematian dan hari tua.

2. Thesis Anis Biarwati, Ekonomi dan Keuangan Syariah Program Studi Timur Tengah dan Islam Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia (2007)

dengan Judul ”Budaya Organisasi Perbankan Syariah Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Sedangkan metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei desriptif. Dan metode

(33)

independen dengan satu atau lebih variabel dependen dengan bantuan sofware

LISREL versi 8.72. Hasil Penelitian ini ada dua, pertama terdapat tujuh

indikator yang secara signifikan mempengaruhi pembentukan budaya

organisasi, yaitu : Inovasi, pengambilan risiko, perhatian terhadap detail,

orientasi hasil, orientasi manusia, agresivitas, dan kemantapan. Indikator yang

memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan budaya organisasi di

Bank Muamalat adalah kemantapan sedangkan indikator yang memiliki

kontribusi terkecil adalah orientasi tim. Kedua, terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja perusahaan yaitu

sebesar 86% dalam meningkatkan kinerja Bank Muamalat Indonesia,

Sedangkan 14% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam

model.

3. Thesis Shirley Budiarti, Ekonomi dan Keuangan Syariah Program Studi Timur Tengah dan Islam Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia

(2006), dengan Judul ” Pengaruh Budaya Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif. Dan metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan

analisis logit dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian ini adalah:

a. Faktor budaya kerja selain 12 nilai budaya kerja Muamalat yang terdiri

dari perilaku hubungan kemanusiaan dan konseptual memiliki pengaruh

(34)

kemanusiaan dan semakin baik karyawan mengimplementasikan visi dan

misi serta konsep ZIKR, PIKR, MIKR maka semakin besar kinerja

karyawan Bank Muamalat. Dan sebaliknya semakin rendah perilaku

kemanusiaan dan semakin rendah karyawan mengimplementasikan visi

dan misi serta konsep ZIKR, PIKR, MIKR maka semakin rendah pula

kinerja karyawan Bank Muamalat.

b. Selain faktor-faktor budaya kerja, faktor kepuasan kerja yang terdiri dari

gaji, kondisi lingkungan, hubungan antara pegawai, pekerjaan,

kemampuan, dan prestasi kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan kantor pusat Bank Muamalat.

c. Faktor kinerja yang terdiri dari kehadiran dan kualitas pekerjaan dapat

dipengaruhi oleh faktor- faktor budaya kerja selain 12 nilai Muamalat

yaitu faktor kepuasan kerja. Di mana kepuasan kerja juga berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai kantor pusat Bank Muamalat.

Sementara itu, penelitian penulis yakni membahas tentang “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan”. Dimana dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui budaya organisasi yang diterapkan

di Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat dan pengaruhnya

terhadap kinerja karyawan. Ruang lingkup penelitian ini sama dengan penelitian

sebelumnya. Adapun perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah objek

penelitian yang berbeda yaitu Bank DKI Syariah cabang wahid Hasyim Jakarta

(35)

yang berbeda, yaitu adanya indikator sistem imbalan dan jaminan sosial yang

mempengaruhi pembentukan budaya organisasi selain tujuh indikator yang telah

digunakan oleh peneliti sebelumnya dan indikator kedisiplinan dalam kinerja

karyawan. Penulis juga memasukkan konsep efisiensi, produktivitas, faktor

hygine dari teori motivasi Herzberg, gugus tugas (quality circle), Gugus Kendali

Mutu (GKM) dalam pernyataan instrumen budaya organisasi.

G. Kerangka Teori

Istilah budaya organisasi ternyata telah berumur dan masih berevolusi

sampai kini. Pemakaian istilah ini mungkin dapat ditelusuri ke belakang dari

karya E. Jaques di tahun 1951, The Changing Culture of a Factory11. Ilmuwan-

ilmuwan Amerika banyak yang masih bersilang pendapat mengenai kerangka

dasarnya. Tidak hanya sampai disitu banyak pakar organisasi yang bersilang

pendapat antara budaya dan iklim organisasi. Namun dalam proses adaftasi

konsep ini, kebanyakan mereka sependapat dengan asumsi bahwa inti budaya

organisasi adalah sistem nilai yang dianut bersama-sama dalam rangka mencapai

tujuan organisasi.

Konsep budaya organisasi banyak diadaftasi oleh perusahan- perusahaan

di dunia mulai dari perusahaan manufaktur, dagang dan jasa seperti perbankan.

Dari beberapa hasil penelitian sebelumnya terhadap perbankan menunjukkan

11

(36)

bahwa budaya organisasi tidak hanya berpengaruh signifikan terhadap prestasi

keuangan perusahaan tetapi juga terhadap kinerja karyawan. Ketika karyawan

menginternalisasi perilaku yang dianggap tepat oleh budaya organisasi, maka

akan mendorong karyawan untuk berkinerja tinggi. Institusi perbankan juga telah

melakukan perbaikan budaya organisasi melalui sistem-sistem manajemen yang

diterapkan. Semua sistem itu diterapkan tidak hanya untuk meningkatkan potensi

budaya organisasi tetapi juga dalam rangka perbaikan kinerja karyawan.

H. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan ini berpedoman dan disesuaikan dengan

kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang

diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2007.

I. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan

penulisan skripsi, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab

dengan rincian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori,

(37)

Bab II Kerangka Teori, memuat tentang pengertian budaya, pengertian

organisasi, pengertian umum budaya organisasi, elemen budaya

organisasi, tujuh dimensi budaya organisasi, fase-fase perkembangan

budaya organisasi, norma dan nilai dalam organisasi, pengertian

kinerja karyawan, manfaat penilaian kerja, metode penilaian kerja,

serta penggunaan penilaian kerja.

Bab III Gambaran Umum Bank DKI Syariah, memuat tentang sejarah berdiri

Bank DKI Syariah, logo, visi dan misi, struktur organisasi, produk

dan jasa yang ditawarkan, serta kinerja keuangan Bank DKI Syariah

Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

Bab IV Hasil Penelitian, memuat tentang profil responden, hasil uji validitas

dan reliabilitas, analisis deskriptif budaya organisasi dan

pengaruhnya terhadap kinerja karyawan, analisa korelasi rank

spearman, serta analisis data.

(38)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Budaya Organisasi 8. Pengertian Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu

buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi dan akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan berasal dari kata culture, yang berasal dari kata latin colere, yaitu mengolah dan mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah dan atau bertani. Kata culture kadang juga diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.12

Budaya adalah gabungan kompleks dari asumsi, tingkah laku, cerita,

mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan

apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu.13

12

Diakses pada tanggal 26 Juni 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.

(39)

Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski, seperti

yang dikutip dalam situs http://id.wikipedia.org/wiki/budaya. Kebudayaan

adalah segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh

kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat

itu adalah Cultural-Determinism. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang

kemudian disebut sebagai superorganic.14

Menurut Andreas Eppink, seperti yang dikutip dalam situs

http://id.wikipedia.org/wiki/budaya. Kebudayaan mengandung keseluruhan

nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur sosial, religius, dan

lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang

menjadi ciri khas suatu masyarakat.15

Menurut Edward B. Taylor, seperti yang dikutip dalam situs

http://id.wikipedia.org/wiki/budaya. Kebudayaan merupakan keseluruhan

yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang

didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.16

Dari beberapa definisi tentang budaya diatas, penulis menyimpulkan

bahwa budaya adalah segala sesuatu yang ada dalam masyarakat yang

14

Diakses pada tanggal 26 Juni 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.

15

Ibid, http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.

16

(40)

menjadi sistem nilai yang dianut bersama, menjadi kebiasaan dan menjadi

identitas bagi masyarakat tersebut.

9. Pengertian Organisasi

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Organisasi adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan

yang sama.17

Pengertian organisasi telah banyak disampaikan oleh para ahli, tetapi

pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, sebagai bahan perbandingan

ada beberapa pendapat mengenai budaya organisasi dari beberapa pakar

organisasi, diantaranya:

a. Chester I. Barnard, seperti yang dikutip dalam situs http://id. Wikipedia.org/wiki/Organisasi dalam bukunya The Executive Functions. Organisasi adalah sistem kerja sama antara dua orang atau lebih (I define organization as a system of cooperatives of two more persons).18

b. James D. Mooney, seperti yang dikutip dalam situs http://id. Wikipedia.org/wiki/Organisasi. Organization is the systematic bringing together or interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achieve a given purpose. Menurut D. Mooney organisasi adalah perpaduan secara

17

Diakses pada tanggal 26 Juni 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/organisasi.

18

(41)

sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan

untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan,

koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah

ditentukan.19

c. Stephen P. Robbins, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Organisasi sebagai “...conciously coordinated social entity, with a relatively identifiable boundary, that functions on a relatively continous basic to achieve a common goals or a set of a goals’’. Robbins mengemukakan bahwa organisasi merupakan social entity, unit-unit dari organisasi terdiri atas orang atau kelompok orang yang saling berinteraksi. Interaksi

tersebut terkoordinasi secara sadar, artinya dikelola dalam upaya mencapai

tujuannya.20

Dan menurut penulis organisasi adalah kumpulan satu orang atau lebih

yang kemudian saling berinteraksi dan bekerja sama dalam rangka mencapai

tujuan organisasi.

10. Pengertian Umum Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah perwujudan sehari-hari dari nilai-nilai dan

tradisi yang mendasari organisasi. Hal ini terlihat pada bagaimana para

karyawan berperilaku, harapan karyawan terhadap organisasi dan sebaliknya,

19

Ibid, http://id. Wikipedia.org/wiki/Organisasi.

20

(42)

serta apa yang dianggap wajar dalam hal bagaimana karyawan melaksanakan

pekerjaannya.21

Wirawan mendefinisikan budaya organisasi sebagai norma, nilai-nilai,

asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya (isi

budaya organisasi) yang dikembangkan dalam kurun waktu lama oleh pendiri,

pemimpin, dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada

anggota baru serta diterapkan dalam dalam aktivitas organisasi sehingga

mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam

memproduksi produk, melayani konsumen, dan mencapai tujuan organisasi.22

Selanjutnya Wirawan mengemukakan beberapa pengertian budaya

organisasi menurut pakar organisasi. Beberapa di antaranya, yaitu:

a. Edgar H. Schein

Menurut Schein, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Budaya organisasi

adalah pola asumsi dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh suatu

kelompok orang selagi mereka belajar untuk menyelesaikan

problem-problem, menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal, dan berintegrasi

dengan lingkungan internal.23

21

Fandy Tjiptono, dan Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003), Edisi Revisi, h. 75.

22

Wirawan, Budaya Dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h. 10.

23

(43)

b. Schwartz dan Davis

Menurut kedua pengarang ini, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Budaya

organisasi merupakan pola kepercayaan dan harapan yang dianut oleh

anggota organisasi. Kepercayaan dan harapan tersebut menghasilkan

nilai-nilai yang dengan kuat membentuk perilaku para individu dan kelompok-

kelompok anggota organisasi. 24

c. Tunstall

Menurut peneliti ini, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Budaya

organisasi adalah suatu konstelasi umum mengenai kepercayaan,

kebiasaan, nilai, norma perilaku, dan cara melakukan bisnis yang unik

bagi setiap organisasi yang mengatur pola aktivitas dan tindakan

organisasi, serta melukiskan pola implisit, perilaku, dan emosi yang

muncul yang menjadi karakteristik dalam organisasi. 25

d. Robert G. Owen

Menurut Owen, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Budaya organisasi

adalah norma yang menginformasikan anggota organisasi mengenai apa

yang dapat diterima dan apa yang dapat ditolak, nilai- nilai dominan yang

dihargai organisasi di atas yang lainnya, asumsi dasar dan kepercayaan

yang dianut bersama organisasi, peraturan main yang harus dipelajari jika

orang ingin dapat sejalan dan diterima sebagai anggota organisasi, dan

24

Ibid , h. 8-9.

25

(44)

filsafat yang mengarahkan organisasi dalam berhubungan dengan

karyawan dan kliennya.26

Dari beberapa pengertian budaya organisasi di atas, penulis

menyimpulkan bahwa budaya organisasi adalah sistem nilai yang dianut

bersama oleh anggota organisasi yang kemudian menjadi pedoman bagi

anggota organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

11. Elemen Dasar Budaya.

Menurut Schein, seperti yang dikutip oleh James A. F. Stooner, at all

dalam bukunya Management 1 . Budaya ada dalam tiga tingkat,27 yaitu : a. Artifact, adalah hal- hal yang ‘’dilihat, didengar, diraba, dan dirasa kalau

seseorang berhubungan dengan sekelompok baru dengan budaya yang

tidak dikenalnya”. Artifact termasuk produk, jasa, dan bahkan tingkah

laku anggota kelompok.

b. Espoused value (Nilai-nilai yang didukung), adalah alasan yang diberikan oleh sebuah organisasi untuk mendukung caranya melakukan sesuatu.

c. Basic assumption (Asumsi dasar), adalah keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi.

26

Ibid, h. 9.

(45)

Sedangkan menurut Jhon Kotter dan James Hesket dalam bukunya

Dampak Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja, ada dua tingkat budaya dalam organisasi, yaitu:

2. Nilai-nilai yang dimiliki bersama, yaitu keyakinan dan tujuan penting

yang dimiliki bersama oleh kebanyakan kelompok, yang cenderung

membentuk perilaku kelompok, dan sering bertahan lama, bahkan

walaupun sudah terjadi perubahan dalam anggota kelompok. Misalnya:

manager peduli terhadap pelanggan, eksekutif menyenangi pinjaman

jangka panjang.28

3. Norma dan tingkah laku kelompok, yaitu cara bertindak yang sudah lazim

atau sudah meresap yang sudah ditemukan dalam satu kelompok dan

bertahan karena anggota kelompok cenderung berperilaku dengan cara

mengajarkan praktik-praktik ini (juga nilai-nilai yang mereka anut

bersama) kepada anggota baru. Misalnya: para pegawai cepat merespon

permintaan pelanggan dan para manager sering mengikutsertakan para

pegawai golongan rendah dalam pengambilan keputusan.29

Tidak seperti nilai-nilai yang dimiliki bersama, norma dan tingkah

laku kelompok ini semakin mudah untuk diubah karena dapat dilihat. Akan

tetapi kedua tingkat budaya ini harus diperbaiki. Karena baik tidaknya budaya

organisasi juga harus didukung oleh perubahan tingkat budaya yang kedua.

28

Jhon P. Kotter and James L. Heskett, Culture and Performance (Pen.), Drs, Benyamin Molan, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997), h. 5.

29

(46)

12. Tujuh Dimensi Budaya

Riset mengemukakan bahwa ada tujuh dimensi yang secara keseluruhan

mengungkap hakikat budaya sebuah organisasi.30

a. Inovasi dan pengambilan resiko. Tingkat di mana para karyawan didorong

untuk bersikap inovatif dan mengambil resiko.

b. Perhatian pada detail. Tingkat di mana para karyawan diharapkan untuk

menampilkan ketepatan, analisis, dan perhatian terhadap detail.

c. Orientasi hasil. Tingkat dimana para manajer memusatkan perhatian pada

hasil- hasil bukannya pada teknik- teknik dan proses-proses yang

digunakan untuk mencapai hasil- hasil itu.

d. Orientasi manusia. Tingkat di mana keputusan-keputusan manajemen

memperhitungkan pengaruh hasil- hasil terhadap manusia didalam

organisasi itu.

e. Orientasi tim. Tingkat di mana kegiatan-kegiatan kerja disusun sekitar

tim- tim bukan individu- individu.

f. Agresivitas. Tingkat di mana orang bersifat agresif dan bersaing bukannya

ramah dan bekerja sama.

g. Stabilitas. Tingkat di mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan

usaha mempertahankan status quo bukan pertumbuhan.

30

(47)

Menurut penulis selain tujuh dimensi budaya yang disebutkan Stephen

P. Robbins dalam buku Management I ada dua dimensi lain yang mempengaruhi pembentukan budaya organisasi, yaitu:

1) Sistem imbalan

Sistem imbalan ada dua macam yaitu:

a) Imbalan langsung, yaitu imbalan yang langsung dirasakan karyawan

biasanya dalam bentuk tunai. Contohnya: gaji pokok, tunjangan hari

raya keagamaan, bonus yang didasarkan atas tingat keuntungan yang

diperoleh perusahan.

b) Imbalan tidak langsung, yaitu imbalan diluar gaji. contohnya: gaji disaat cuti, bantuan kena musibah, iuran jamsostek yang ditanggung

perusahaan, premi asuransi yang ditanggung perusahaan dan fasilitas

seperti transportasi dan kesehatan.

2) Jaminan sosial.

Jaminan sosial adalah bagian dari imbalan tidak langsung atau imbalan

ekstrinsik (extrinsic rewards) yaitu rewards external to the job31 (imbalan diluar pekerjaan) yang diberikan perusahaan kepada karyawan seperti

jaminan jamsostek, kematian, hari tua, uang pensiun, proses kemudahan

pemberian pembiayaan, dll. Jaminan sosial menjadi salah satu faktor

penentu pembentukan budaya organisasi.

31

(48)

13. Fase- Fase Perkembangan Budaya Organisasi.32 a. Fase Kelahiran

Dalam fase ini pendiri organisasi meletakkan fondasi budaya organisasi

berupa tujuan, visi, misi, norma- norma, produk, nilai, bentuk organisasi,

dan sebagainya.

b. Fase Pertumbuhan

Pada fase pertumbuhan, struktur organisasi tumbuh sejajar dengan

meningkatnya aktivitas organisasi. Organisasi merekrut lebih banyak

profesional dan kepada mereka diberlakukan sosialisasi budaya organisasi.

Peraturan, kebijakan, prosedur kerja, dan teknologi dikembangkan secara

tertulis.

c. Fase Dewasa

Dalam fase ini organisasi sudah mapan dan mempunyai budaya organisasi

yang stabil yang menjadi pedoman perilaku anggotanya dan aktivitas

organisasi mencapai tujuannya.

d. Fase Fluktuasi

Pada fase ini terjadi gejolak dalam organisasi. Ada sejumlah faktor yang

mungkin menyebabkan gejolak.

1) Pemimpin organisasi yang menjadi motor penggerak perkembangan

organisasi tidak berfungsi karena sakit, atau meninggal. Terjadi

pergantian kepemimpinan dalam organisasi.

(49)

2) Organisasi (Perusahaan) diakuisisi atau merger dengan organisasi lain.

3) Terjadi persaingan ketat terhadap produk organisasi dan organisasi

ditinggalkan oleh sebagian pelanggannya.

4) Terjadi konflik dekstruktif di antara anggota organisasi sehingga

kesehatan organisasi menurun.

5) Produk organisasi ketinggalan zaman karena adanya produk baru yang

lebih baik atau muncul produk pengganti.

e. Fase Kematian

Pada fase ini, organisasi yang berbudaya lemah tidak mampu bertahan

ketika mengalami fluktuasi karena persaingan, konflik, dan tidak mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan eksternalnya

sehingga sakit dan akhirnya mati (bangkrut).

14. Jenis- jenis Budaya Organisasi

Deal dan Kennedy, seperti yang dikutip oleh Wirawan mengemukakan

bahwa budaya organisasi dapat dikelompokkan menjadi empat jenis budaya:

Budaya keras/ Macho, budaya kerja/ bermain keras, budaya pertaruhkan

perusahaan anda, dan budaya proses.33

Dalam bukunya Mangement Sixth Edition. Leslie W Roe dan Llyod L. Byars mengemukakan kembali keempat jenis budaya tersebut, yaitu: the though person, macho culture, work hard/ play hard culture, bet your

33

(50)

company culture dan process culture34. Adapun pengertian ke empat jenis budaya tersebut, yaitu:

a. The though person, macho culture (Budaya keras/ budaya macho), Budaya organisasi ini ditandai oleh individu-individu yang terbiasa

mengambil resiko tinggi dalam rangka mengharapkan keuntungan yang

cepat tanpa memikirkan mereka salah atau benar35. Dalam budaya

organisasi tipe ini kerja tim tidaklah penting, artinya nilai kerjasama tidak

menjadi sesuatu yang dianggap penting dan tidak ada kesempatan untuk

belajar dari kesalahan. Contoh dari perusahaan yang menggunakan budaya

ini adalah industri hiburan.

b. Work-hard/ play hard culture (Budaya kerja keras/ bermain keras), Budaya organisasi ini memotivasi karyawan untuk mengambil resiko

rendah dan mengharapkan pengembalian yang cepat36. Budaya organisasi

ini menekankan diri pada bersenang-senang dan tindakan. Budaya

organisasi ini lebih mengutamakan penjualan37. Contoh petusahaan yang

menggunakan budaya ini adalah real estate.

c. Bet-your company culture (Budaya pertaruhkan perusahaan anda). Budaya ini ada dilingkungan di mana resiko tinggi dan keputusan diambil

34

Leslie W. Roe and Lloyd L. Byars, Management Skills and Application Tenth edition, McGraw-Hill Irwin, Newyork, 2003, p. 328.

35

Ibid, p. 328.

36

Ibid , p. 328.

37

(51)

sebelum hasil diketahui. Contoh perusahaan yang menerapkan budaya ini

adalah pesawat terbang.

d. Process culture (Budaya proses), adalah budaya resiko rendah dengan pengembalian rendah; karyawan hanya fokus kepada bagaimana sesuatu

dilakukan daripada hasil38. Contoh perusahaan dengan budaya ini adalah

perusahaan perbankan.

B. Norma Dan Nilai Dalam Budaya Organisasi 1. Pengertian Norma dan Nilai

Norma adalah peraturan, tatanan, ketentuan, standar, gaya, dan pola

perilaku yang menentukan perilaku yang dianggap pantas dan tidak dalam

merespon sesuatu39. Norma dalam organisasi mengatur perilaku organisasi.

Norma dalam organisasi tertuang dalam kode etik perusahaan. Kode etik

(code of ethics) adalah pernyataan formal tertulis mengenai nilai-nilai, kepercayaan, filsafat organisasi, apa yang diharapkan dan apa yang dihindari,

serta apa yang dilarang dilakukan oleh anggota organisasi.40

Sedangkan nilai adalah suatu kepercayaan permanen mengenai apa

yang tepat dan tidak tepat yang mengarahkan tindakan dan perilaku seseorang.

38

Leslie W. Roe and Lloyd L. Byars, Management Skills and Application Tenth edition, p. 329.

39

Wirawan, Budaya Dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, h.43.

40

(52)

2. Nilai- Nilai Dalam Organisasi

a. Nilai Organisasi (Value of Organization)

Nilai dalam organisasi menjadi pedoman perilaku anggota

organisasi dalam mencapai suatu tujuan bersama. Nilai organisasi ini

tertuang dalam visi dan misi perusahaan. Visi adalah pernyataan mengenai

organisasi akan menjadi apa atau suatu keyakinan akan suatu kondisi

mendatang. Sedangkan Misi adalah gambaran apa yang akan dilakukan

organisasi untuk mencapai visi. Jika proses implementasi visi dan misi

terlaksana dengan baik maka organisasi akan sukses besar.

b. Nilai Karyawan (Value Of Employee)

Di samping nilai organisasi ada juga nilai karyawan. Nilai

karyawan adalah suatu kepercayaan permanen mengenai apa yang tepat

dan tidak tepat yang mengarahkan tindakan dan perilaku karyawan

terhadap organisasi atau sesuatu yang dianggap penting oleh karyawan.

Pada saat karyawan memasuki suatu organisasi, mereka datang dengan

kepentingan khusus atau yang sering disebut dengan nilai- nilai pribadi.

Karyawan menyumbangkan tenaga, keahlian, dengan mengharapkan suatu

imbalan berupa materi atau kepuasan batin, yang kemudian menjadi suatu

nilai bagi karyawan.

c. Nilai Religi (Value of Religion)

(53)

Eksistensi Nilai- nilai religi ini sangat penting dalam Bank Syariah. Nilai

religi inilah yang membedakan identitas Bank Syariah dengan Bank

Konvensional. Ketika Bank Syariah dilandasi dengan nilai- nilai

ketauhidan maka diharapkan Bank Syariah akan terhindar dari unsur-

unsur gharar, maysir dan riba karena menyadari adanya pengawasan dari Allah swt.

3. Proses Integrasi Nilai.

Ketika nilai organisasi, nilai- nilai karyawan dan nilai- nilai religi

terintegrasi dengan baik maka akan tercipta nilai- nilai yang dianut bersama

dan tercipta kesamaan tujuan dalam organisasi. Kemudian lahirlah budaya

organisasi.

Skema Integrasi Nilai

Nilai

Nilai karyawan

Nilai Religi

Nilai- Nilai yang dianut bersama

(54)

C. Kinerja Karyawan 5. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja

Kinerja dalam bahasa Inggris adalah Performance. Dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “kerja” yang menterjemahkan dalam

bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.

Ada beberapa pengertian kinerja menurut para ahli, diantaranya:

Pengertian kinerja menurut Malayu Hasibuan seperti yang dikutip oleh

situs http://id.Wikipedia. Org/Wiki/Kinerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya berdasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan

serta waktu.41

Kemudian menurut Ambar Teguh Yulistiani, kinerja seseorang

merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

dapat dinilai dari hasil kerjanya”.42

Menurut Jhon Whitmore, kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang

dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,

suatu pameran umum keterampilan.43

41

Diakses pada tanggal 11 Januari 2008 dari http://id. Wikipedia.Org/Wiki/Kinerja.

42

Ibid, diakses pada tanggal 11 Januari 2008.

43

(55)

b. Pengertian Kinerja Karyawan.

Menurut penulis kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

6. Manfaat Penilaian Kerja

Beberapa Tujuan Penilaian Kerja44:

a. Penilaian kerja untuk tujuan administrasi personalia, karena hasil penilaian

kerja pegawai menjadi dasar untuk:

1) Penetapan naik atau turunnya penghasilan pegawai.

2) Penetapan kepesertaan pelatihan pegawai.

3) Penetapan jenjang karir jabatan pegawai dalam wujudnya sebagai

promosi, rotasi atau demosi jabatan.

b. Sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja dan produktivitas organisasi

dan unit kerja pada umumnya serta individu-individu pegawai dalam

setiap jabatan mereka khususnya.

c. Untuk tujuan pengembangan diri pegawai, yang meliputi:

1) Sebagai dasar dasar untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan

karyawan sehingga dapat menjadi salah satu bahan pertimbanangan

dalam melibatkan pegawai dalam program- program pengembangan

pegawai.

44

(56)

2) Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan atau

pejabat penilai dalam mengamati perilaku kerja pegawai secara

keseluruhan, sehingga diketahui minat-minat, kemampuan-

kemampuan serta kebutuhan- kebutuhan pegawai.

7. Metode Penilaian Kerja

Terdapat banyak bentuk metode penilaian dan pada dasarnya dapat

dikelompokkan menjadi dua45, yaitu:

a. Metode Tradisional, yaitu metode yang paling sederhana dan tertua yang

dapat diterapkan baik secara sistematis maupun tidak sistematis. Yang

termasuk dalam metode ini adalah:

1) Rating Scale, suatu penilaian yang dilakukan oleh atasan atau supervisor untuk mengukur karakteristik. Seperti: inisiatif,

ketergantungan, kematangan dan kontribusinya terhadap tujuan

kerjanya.

2) Employee Comparation, suatu metode penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan seorang karyawan dengan karyawan

lainnya.

3) Check List, dengan meode ini penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan prestasi kerja dan karakteristik

setiap karyawan, baru melaporkannya kebagian personalia untuk

(57)

menetapkan bobot nilai, indeks nilai dan kebijaksanaan selanjutnya

bagi karyawan yang bersangkutan.

4) Freedom Essay, dalam metode ini penilai diharuskan membuat karangan yang berkenaan dengan karyawan yang sedang dinilainya.

5) Critical Incident, dalam metode ini penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah laku bawahannya sehari-hari kemudian

dimasukkan ke dalam buku catatan khusus yang terdiri dari tingkah

laku bawahannya.

b. Metode Modern, yaitu suatu metode penilaian karyawan yang merupakan

pengembangan dari metode tradisional sebelumnya. Yang termasuk ke

dalam metode ini adalah:

1) Assesment centre, dalam metode ini biasanya dibentuk tim penilai khusus, yang berasal dari luar, dari dalam, maupun kombinasi

keduanya.

2) Management by objective (MBO), dalam metode ini karyawan langsung diikutsertakan dalam perumusan pemutusan persoalan

dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam menentukan

sasaran masing-masing yang ditekankan pada pencapaian sasaran

perusahaan.

(58)

dengan cara membandingkan terhadap variabel-variabel yang dapat

mempengaruhi keberhasilan perusahaan.

8. Penggunaan Hasil Penilaian Kerja46

Hasil penilaian kerja digunakan untuk mengambil kebijakan yang

berkenaan dengan tiga hal, yaitu:

a. Mutasi

Malayu Hasibuan S.P mendefinisikan mutasi seperti yang dikutip oleh

Suhendra dan Murdiyah Hayati sebagai suatu perubahan

posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal

maupun vertikal (promosi dan demosi) di dalam satu organisasi yang pada

dasarnya merupakan salah satu fungsi pengembangan karyawan, karena

tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja perusahaan

tersebut.47

b. Promosi, adalah mutasi yang memperbesar kewenangan dan tanggung jawab karyawan ke jabatan lain yang lebih tinggi.

c. Demosi, adalah suatu perpindahan karyawan dalam suatu organisasi dari satu posisi ke posisi yang lain yang lebih rendah baik posisi, jabatan,

maupun kewenangannya, dan juga melibatkan penurunan status maupun

gajinya. Demosi biasanya digunakan untuk menghindari ketidaktepatan

penempatan karyawan.

46

Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 132-134.

47

(59)

BAB III

GAMBARAN UMUM BANK DKI SYARIAH

G. Sejarah Berdiri Bank DKI Syariah

Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta Akta Nomor 30 tanggal 11 April

1961 yang dibuat di hadapan Notaris Eliza Pondang, SH di Jakarta, dengan nama

PT. Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta Raya yang disingkat BPD JAYA.48

Landasan Hukum Pendirian Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta

adalah Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1995 tentang Pengawasan Lembaga

Perkreditan dan izin usaha dari Menteri Keuangan Nomor BUN 9-2 tanggal 11

April 1961.49

Modal dasar saat didirikan sebesar Rp. 2.500.000,- yang terdiri dari 250

lembar saham. Pemegang saham pada waktu itu adalah Pemerintah Daerah DKI

Jakarta sebanyak 200 lembar saham dan 50 lembar saham dimiliki oleh Asuransi

Bumi Putra 1912. Jumlah modal disetor Rp. 2.500.000,- untuk menyesuaikan

dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Bank Pembangunan Daerah dan sebagai pelaksana undang-undang

48

Company Profile Bank DKI Syariah, h. 1.

49

(60)

tersebut, diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1978 tentang Bank

Pembangunan Daerah DKI Jakarta.50

Dalam Peraturan Daerah tersebut modal dasar ditingkatkan menjadi Rp. 1

Milyar. Bentuk badan hukum berubah dari Perseroan Terbatas menjadi

Perusahaan Daerah.51

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya

dalam transaksi luar negeri, berdasarkan surat persetujuan Bank Indonesia No.

25/67/KEP/Dir tanggal 30 Nopember 1992, Bank Pembangunan Daerah DKI

Jakarta resmi menjadi Bank Devisa dan nama panggilan berubah dari BPD Jaya

menjadi Bank DKI.52

Sejalan dengan langkah kebijakan Pemerintah RI untuk menyehatkan

sistem perbankan nasional, pada bulan Mei 1999, Bank DKI diikutsertakan

sebagai salah satu bank yang mendapat bantuan modal dari Pemerintah Pusat

melalui program rekapitalisasi perbankan. Bank DKI berubah bentuk badan

hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Perda

Nomor 1 tahun 1999 dan Akta Pendirian Nomor 4 Tahun 1999 yang dibuat

dihadapan Notaris Harun kamil, SH. Dan modal dasar Bank DKI ditingkatkan

menjadi Rp. 700 Milyar.53

Pada hari Ulang Tahun yang ke-41 tanggal 11 April 2002, PT. Bank DKI

menggunakan Motto “TERPERCAYA MEMBANGUN USAHA”. Pada bulan

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio CAR
Gambar 3.2 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio ROA
Gambar 3.3 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio NIM
Gambar 3.4 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio BOPO
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan ( Studi Kasus Di Bank Syariah Bukopin Cabang Sidoarjo). Skripsi Progam Studi Manajemen Dakwah Jurusan Dakwah

Dari penjelasan diatas, penulis, menyimpulkan arti dari pembiayaan modal kerja dalam perbankan syariah adalah pembiayaan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam

Jenis masalah dalam penelitian adalah pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada Bank BNI Syariah Cabang Cirebon..

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat ditetapkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui budaya organisasi di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Cirebon,

Follow-Up Tindak Lanjut Urutan terakhir dari personal selling yang dilakukan oleh marketing BRI Syariah KCP Wachid Hasyim Jombang adalah menindak lanjuti nasabah yang sudah di

Berdasarkan hasil analisis uji t di atas diketahui bahwa variabel yang berpengaruh relatif dominan secara signifikan terhadap loyalitas nasabah pada Bank Mega Syariah Cabang Jakarta

Kemudian diperoleh nilai koefisien determinasi R = 0,691, artinya tinggi rendahnya kinerja karyawan (Y) pada PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Pematangsiantar