• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Motivasi Kerja Intrinsik dan Ekstrinsik Karyawan Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor Motivasi Kerja Intrinsik dan Ekstrinsik Karyawan Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Presyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

BANGUN KARISMA PALUPI NIM. 109046100009

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ANALISIS FAKTOR MOTTVASI KERJA INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

KARYAWAN BANK DKI SYARIAH CABANG PONDOK INDAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

BANGT]N KARISMA PALUPI

IIIIM:

109046100009

KONSEI{TRASI PERBAhIKAN SYARIAII

PROGRAM STUDI MUAMALAT

B'AIilLTAS

SYARIAII DAI\[ HUKT]M

UNWERSITAS ISLAM I\IEGERI

SYARIF ITIDAYATT]LLAII

JAKARTA

1436 HJ201s

M

Di Bawah Bimbingan
(3)

EKsTRINsIK KAiTYAwAht BAITK

I}KI

SYARIAII CABAI{G POI{DOK Ih[DAH,, tCIAh diujikan dalam sidagg munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa,29 September zols. Skripsi

ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Eko:romi Syar-iah (S.E.Sy.) pada Program Strata I (Sl) pada

Program Studi Muamatat (Ekonomi Islam)'

Jakart4

Oktober2015

Mengesahkan,

Dekan Fakultas SYariah dan Hukrmr

Panitia Sidang: Ketua

Sekretaris

Pembimbing

Penguji

I

Penguju

II

AI4. Hasan Ali. MA

NIP. 19751201200501 100s

Abdurratrf. Lc. M.A.

NIP. 1973 1 2115200501 1002

Dr. Nurhasanah" M.Ag NIP. 1 9740 817 2002122013

Dr. H. Abdul Malik. MM

}.IIP. 19500702197831003

Dr. Hj. Isnawati R.ais" M.A.

NIP- 1 9s71 A27 W8s032001

NIP. 1 9691 21 6199608laar

(4)

iv ABSTRAK

Bangun Karisma Palupi. NIM: 109046100009. Analisis Faktor Motivasi Kerja

Intrinsik dan Ekstrinsik Karyawan Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah. Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah merupakan Unit Usaha Syariah dari PT Bank DKI. Penelitian dalam skripsi ini meneliti tentang motivasi karyawan dalam bekerja sebab permasalahan motivasi merupakan aspek dasar yang menjadi dorongan bagi karyawan untuk lebih maksimal atau tidak dalam melakukan pekerjaannya. Penelitian ini bermaksud untuk menguji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 52 orang yang merupakan seluruh karyawan tetap dan tidak tetap yang bekerja di Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode Analisis Faktor. Data diolah dengan menggunakan software statistik yakni SPSS 17 yang dapat mereduksi beberapa atribut tidak signifikan untuk kemudian menemukan faktor-faktor utama diantara atribut-atribut tersebut.

Hasil dari pengolahan data menggunakan Analisis Faktor menunjukan bahwa terdapat 25 atribut yang secara umum mempengaruhi motivasi kerja karyawan Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah dengan nilai eigenvalue lebih dari 0,50 dan 1 atribut yang tereduksi dengan nilai eigenvalue kurang dari 0,50. Sementara itu terdapat faktor utama yang secara signifikan mempengaruhi motivasi kerja karyawan Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah, yakni 1) Faktor Intrinsik yang terdiri atas pengembangan potensi individu, prestasi, tanggung jawab, dan pekerjaan itu sendiri; 2) Faktor Ekstrinsik yang terdiri atas gaji, kondisi kerja, status, dan hubungan kerja. dengan hasil Rotated Component Matriks yang nilainya > 0,50.

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 Prodi Muamalat, Fakultas

Syariah dan Hukum, Jurusan perbankan Syariah di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Agustus 2015

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Bank DKI

Syariah”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW

beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa

pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan kali ini, izinkan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah memberikan bantuan serta kontribusinya

dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Maka dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA selaku Ketua Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak AM. Hasan Ali, MA selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak

H. Abdurrauf, LC, MA Selaku Sekretaris Prodi Muamalat

3. Ibu Dr. Nur Hasanah, M.Ag. yang telah meluangkan waktunya untuk

(7)

4. Bapak Imam selaku Kepala Cabang Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah

yang bersedia mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Bank DKI

Syariah Cabang Pondok Indah.

5. Segenap pihak Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah yang telah banyak

membantu memberikan ilmu dan informasi kepada penulis selama melakukan

penelitian. Kepada Mas Fahmi, Mba Rahmani, Mas Adit, Mba Fitri, yang telah

meluangkan waktu nya untuk memberikan kontribusi dalam penelitian penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif idayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah dan

Hukum, Perpustakaan Psikologi atas kemudahan penulis mendapatkan referensi

dalam penyelesaian skripisi ini.

8. Ungkapan terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan dengan rasa

hormat dan rendah hati penuh kasih sayang dan cinta kepada kedua orang tua

penulis, yakni Ayahanda Muslih dan Ibunda Anita Sophiati. Kepada

adik-adikku tersayang Gusti Cahyaning Dewo dan Fatekha Nur Hidayah atas

keceriaan yang kalian berikan dan menjadi dorongan yang sangat berati dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

9. Untuk Dian Maryani atas dorongan, masukan, dan semangatnya yang tak

(8)

viii

10.Kawan-kawan Perbankan Syariah Kelas A angkatan 2009, Keluarga besar

LiSenSi atas kebersamaan, keceriaan dan ilmu nya selama menempuh

perkuliahan.

Terimakasih kepada semua pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu

per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, namun penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya

dan ekonomi islam pada khususnya.

Jakarta, Agustus 2015

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

ABSTRAK ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identfikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Metode Penelitian ... 9

F. Review Studi Terdahulu ... 12

G. Kerangka Teori ... 20

H. Kerangka Konsep ... 21

(10)

x BAB II LANDASAN TEORI

A. Definisi Motivasi Kerja ... 23

B. Asas Motivasi ... 24

C. Tujuan dan Prinsip Motivasi ... 26

D. Pendekatan-Pendekatan Motivasi ... 30

E. Teori Motivasi Kerja ... 32

F. Faktor-Faktor Motivasi ... 45

1. Motivasi Intrinsik ... 45

2. Motivasi Ekstrinsik ... 49

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 57

B. Objek dan Subjek Penelitian ... 58

C. Responden Penelitian ... 63

D. Jenis Data ... 68

E. Teknik Pengumpulan Data ... 68

F. Metode Analisis Data ... 70

(11)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Faktor motivasi Kerja Karyawan ... 79

B. Faktor Motivasi Kerja Intrinsik Karyawan di Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah ... 84

C. Faktor Motivasi Kerja Ekstrinsik Karyawan di Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah ... 85

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(12)

xii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu ... 12

2. Tabel 3.1 Pengukuran Skala Likert ... 67

3. Tabel 3.2 Hasil Analisis uji coba Instrumen Penelitian Faktor Instrinsik .... 72

4. Tabel 3.3 Rekapitulasi Validitas Instrumen Pernyataan ... 73

5. Tabel 3.4 Hasil Analisis uji coba Instrumen Penelitian Faktor Ekstrinsik ... 74

6. Tabel 3.5 Rekapitulasi Validitas Instrumen Pernyataan ... 75

7. Tabel 3.6 Faktor-Faktor Motivasi Menurut Herzberg ... 78

8. Tabel 4.5 Nilai KMO dan Bartlett’s Test ... 79

9. Tabel 4.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan Bank

DKI Syariah Cabang Pondok Indah ... 80

10. Tabel 4.7 Hasil Total Variance Explained ... 82

(13)

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik 1.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 21

2. Grafik 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 34

3. Grafik 2.2 Teori Dua Faktor Herzberg ... 36

4. Grafik 2.3 Proses Penguatan oleh B.F. Skinner ... 41

5. Grafik 2.4 Model Motivasi Porter – Lawler ... 44

6. Grafik 3.1 Struktur Organisasi Bank DKI ... 62

7. Grafik 3.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin (dalam persen) ... 64

8. Grafik 3.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir (dalam persen) ... 65

9. Grafik 3.4 Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan (dalam persen) ... 66

10.Grafik 3.5 Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan (dalam persen) ... 66

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini perbankan syariah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari

masyarakat Indonesia. Keberadaan bank syariah di Indonesia menjadi alternatif

lembaga intermediasi keuangan. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya lembaga

keuangan yang mulai bermunculan dengan sistem syariah sebagai standar

operasional.

Jumlah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sampai

dengan Oktober 2012 tidak mengalami perubahan, namun demikian jumlah jaringan

kantor meningkat. Meskipun dengan jumlah BUS (11 buah) maupun UUS (24 buah)

yang sama, namun pelayanan kebutuhan masyarakat akan perbankan syariah menjadi

semakin meluas yang tercermin dari bertambahnya Kantor Cabang dari sebelumnya

sebanyak 452 menjadi 508 Kantor, sementara Kantor Cabang Pembantu (KCP) dan

Kantor Kas (KK) telah bertambah sebanyak 440 kantor pada periode yang sama.

Secara keseluruhan jumlah kantor perbankan syariah yang beroperasi sampai dengan

bulan Oktober 2012 dibandingkan tahun sebelumnya meningkat dari 1.692 kantor

menjadi 2.188 kantor.1

1

Tanpa Nama, Analisis dan Forecasting Kinerja, artikel diiakses pada 22 Juni 2014 dari http://esharia.blogspot.com/2014/05/analisis-dan-forecasting-kinerja.html

(15)

Pesatnya bank syariah yang tumbuh harus dibarengi dengan memadainya

jumlah Sumber Daya Manusia (SDM). Jika SDM nya tidak memadai maka institusi

tidak bisa menjalankan operasional dengan baik.

Keberhasilan pengembangan perbankan syariah bukan hanya ditentukan

keberhasilan pertumbuhan yang spektakuler atau keberhasilan penyebarluasan

informasi, penyusunan atau penyempurnaan perangkat ketentuan hukum, atau

banyaknya pembukaan jaringan kantor, tetapi juga ditentukan oleh kualitas sumber

daya insani para pelaku/praktisi perbankan syariah itu sendiri.2 Untuk mewujudkan

sistem dan tatanan perbankan syariah yang sehat dan istiqomah dalam penerapan

prinsip syariah dibutuhkan sumber daya insani (SDI) yang mampu menguasai syariah

dan teknis perbankan.

Dalam industri perbankan Syariah, kualitas SDM sangat menentukan apakah

perbankan syariah bisa menjalankan operasionalnya sesuai dengan prinsip syariah

islam atau tidak. Oleh karena itu, kualitas SDM dalam perbankan syariah harus

benar-benar mengenal dan memahami prinsip-prinsip syariah.3

Menurut Bank Indonesia, syarat kemampuan Sumber Daya Manusia Syariah

meliputi fatonah (kompeten dan profesional), amanah (dapat dipercaya), sidiq (benar

dan jujur), tablig (memiliki social concern untuk mengembangkan

lingkungan/bawahan meuju kebaikan), memiliki komitmen dalam melaksanakan

2

Agustianto, Mencetak SDM Bank Syariah yang Berkompetensi, diakses pada 7 Agustus 2014 dari http://www.padangekspres.co.id/?news=berita&id=10964

3

(16)

usaha bank berdasarkan prinsip syariah secara konsisten, memiliki integrasi dan

moral yang baik, serta memiliki pengalaman operasional syariah atau telah

mendapatkan pendidikan dan pelatihan perbankan syariah.4

Perkembangan SDM di lembaga keuangan syaraiah pun dari tahun ke tahun

memiliki peningkatan. Hal ini bisa terlihat dari tenaga kerja yang terserap pada April

2014 oleh Bank Umum Syariah sebanyak 27.102, Unit Usaha Syariah sebanyak

11.355 karyawan, dan BPRS 4.833 pegawai.5 Dimana pada bulan yang sama tahun

sebelumnya, BUS memiliki 25.055 tenaga kerja, UUS 8.532 karyawan, dan BPRS

4.678 pegawai.

Namun sayangnya, kebutuhan karyawan yang terus meningkat tidak

diimbangi pasokan tenaga kerja yang memadai. Karyawan yang telah bergabung

dengan bank syariah harus menunjukan kinerjanya. Karena kinerja karyawan

merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan mencapai

tujuannya.6

Beragamnya karakteristik SDM yang dimiliki membuat setiap karyawan

memiliki kinerja yang berbeda. Perbedaan ini salah satunya disebabkan oleh motivasi

kerja. Karena perbedaan tingkatan motivasi individu dalam organisasi sangat

mempengaruhi hasil kerja dan bahkan kinerja nyadi dalam organisasi.

4

Elza Septerina, Penerapan Sistem Rekrutmen SDM Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT BNI Cabang Syariah Padang, (Skripsi Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, FSH UIN Jakarta, 2009), hlm 52.

5

Portal Otoritas Jasa Keuangan, Data Statistik Perbankan Syariah April 2014, diakses pada 14 Juli 2014 dari http://ojk.go.id/data-statistik-perbankan-syariah

6

(17)

Motivasi kerja karyawan adalah sesuatu yang menciptakan semangat kerja

karyawan atau pekerja.7 Untuk mendapatkan loyalitas yang tinggi dari para

pekerjanya, maka sebuah perusahaan memerlukan motivasi kepada karyawaannya

agar lebih rajin dalam bekerja. Motivasi adalah sesuatu kekuatan yang mampu

menggerakan batin untuk bertindak. Sedangkan kerja atau bekerja adalah melakukan

gerakan untuk menghasilkan sesuatu.

Dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat

semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya. Secara umum dapat dijelaskan

bahwa motivasi merupakan penyebab seseorang untuk bertindak atau berusaha dalam

pencapaian tujuan tertentu.8 Tentu banyak faktor yang menyebabkan karyawan

mempunyai motivasi kerja yang tinggi atau rendah, namun secara garis besar

motivasi dapat bersumber dari faktor internal dan faktor eksternal tergantung dari

mana suatu kegiatan dimulai.

Motivasi sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer memberikan

inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawan untuk

mengambil tindakan-tindakan/9 Dalam hal ini, pemberian motivasi yang diberikan

oleh seorang pemimpin memberikan spirit yang lebih bagi para karyawan. Sehingga

7

Ruslani, Semangat da Motivasi Kerja Karyawan, artikel diakses pada 15 Desember 2014 dari http://www.ruslani.com/kata-semangat-motivasi-kerja-karyawan.html

8

Tanpa Nama, Sumber Motivasi Kerja Karyawan, artikel diakses pada 16 Desember 2014 dari http://artikel-manajemen.blogspot.com/2009/06/sumber-motivasi-kerja-karyawan.html

9

(18)

mereka mampu bekerja secara efektif untuk bisa mencapai target yang diberikan oleh

atasan nya.

Dari sekian banyak lembaga perbankan yang mempunyai usaha syari’ah di

Indonesia salah satunya adalah Bank DKI. Bank DKI berdiri pada tanggal 11 April

1961, 16 tahun sesudah Presiden Soekarno berproklamasi. Sekarang Bank DKI sudah

bekembang dengan pesat, hal ini bisa dilihat dari jumlah kepemilikan 1 kantor pusat,

5 kantor unit kerja diluar kantor pusat, 21 kantor cabang (konvensional dan UUS), 41

kantor cabang pembantu (Konfensional dan UUS), 103 kantor kas (Konvensional dan

UUS), 31 payment point, dan 4 samsat drive thru.10

Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah dari PT Bank DKI. UUS

Bank DKI mulai beroperasi pada tanggal 16 Maret 2004 setelah mengantongi Surat

Izin Bank Indonesia No. 6/371/DPbS tanggal 8 Maret 2004.11 Pada saat itu Unit

Usaha Syariah diberikan modal sebesar Rp 2 Miliar.

UUS Bank DKI Syariah mengalami peningkatan yang signifikan dari waktu

ke waktu. Hal ni bisa dilihat dari meningkatnya modal Unit Usaha Syariah sebesar Rp

100 Miliar di tahun 2007. Selain itu total aset yang dikelola Bank DKI Syariah

mencapai Rp 638,31 Miliar dengan pembukuan laba sebesar Rp 15,46 Miliar di tahun

2010.

10

Portal PT Bank DKI, Sekilas Bank DKI, diakses pada 23 Juni 2014 dari http://www.bankdki.co.id/corporate-website/sekilas-bank-dki

11

(19)

Meskipun masih berbentuk Unit Usaha Syariah namun Bank DKI Syari’ah

telah berhasil meraih beberapa penghargaan. Beberapa diantaranya yakni “Best

syari’ah 2012” sebagai Unit Usaha Syariah Terbaik dengan Aset lebih dari 500 M,

"The Most Expansive Funding” untuk kategori UUS dengan modal dibawah Rp 1

Triliun dan lain sebagainya. Selain itu Bank DKI Syariah berpredikat SANGAT

BAGUS atas Kinerja Keuangan Tahun 2011.12 Atas prestasi yang baik tersebut,

alangkah baiknya jika motivasi karyawan Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah

dapat terus ditingkatkan dan terpelihara dengan baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruh motivasi kerja karyawan di Bank DKI Syari’ah agar bisa

mendapatkan loyalitas lebih dari karyawan. Maka penelitian skripsi ini berjudul

“Analisis Faktor Motivasi Kerja Intrinsik dan Ekstrinsik Karyawan Bank DKI

Syariah Cabang Pondok Indah”

B. Identifikasi Masalah

Tema motivasi kerja ini memiliki permasalahan yang meluas. Motivasi

seorang karyawan dalam bekerja akan menentukan keberhasilan target perusahaan.

Selain itu, motivasi akan memberikan dampak pada hasil kerja yang dicapai atas

12 Portal UUS Bank DKI Syariah, Profil Perusahaan, diakses pada 23 Juni 2014

(20)

tugas-tugas dari perusahaan. Seringkali kinerja karyawan tidak menunjukan performa

yang baik karena permasalahan motivasi kerja.13

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan karya ilmiah ini agar tidak meluas dan fokus pada

permasalahan yang akan dibahas, serta mencapai hasil yang diharapkan, maka

penulis membatasi objek yang akan dikaji sebagai berikut:

a. Fokus utama dalam penelitian ini yakni terkait faktor-faktor motivasi yang

dikemukakan oleh Herzberg yang terangkum dalam faktor intrinsik dan

ekstrinsik.

b. Objek penelitian dibatasi untuk karyawan PT Bank DKI Syariah Cabang

Pondok Indah.

c. Karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para karyawan tetap

dan tidak tetap yang masih bekerja di Bank DKI Syariah Cabang Pondok

Indah pada periode 2015.

d. Data analisis faktor dalam penelitian ini diolah dengan software SPSS

2. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah tersebut kemudian penulis merumuskan pokok

permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

13

(21)

1. Bagaimana masalah motivasi kerja intrinsik karyawan Bank DKI Syariah

Cabang Pondok Indah?

2. Bagaimana masalah motivasi kerja intrinsik karyawan Bank DKI Syariah

Cabang Pondok Indah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dan manfaat dalam

penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui atribut-atribut apa saja yang berkaitan dengan motivasi

kerja karyawan di Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah.

b. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam hal motivasi kerja

karyawan Bank DKI Syariah cabang Pondok Indah.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi penulis khususnya

mengenai betapa pentingnya motivasi kepada karyawan untuk mendapatkan

etos kerja yang tinggi.

b. Meningkatkan semangat bagi karyawan agar berlomba-lomba untuk terus giat

bekerja dan meningkatkan kinerjanya serta citra perusahaan sebagaimana

(22)

c. Menjadi sarana informasi serta masukan bagi perusahaan dalam peningkatan

motivasi karyawan sehingga dapat mengembangkan perusahaan sesuai dengan

tujuan yang diarahkan.

d. Bagi pihak lain yang membutuhkan, diharapkan penelitian ini bisa menambah

khazanah pengetahuan yang berkaitan dengan tema ini, dan dapat dijadikan

sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif deskriptif. Format deskriptif kualitatif pada umumnya

dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus14. Metode deskriptif yaitu

pengumpulan data yang berhubungan dengan sikap dan pendapat dari suatu

kelompok orang dengan meminta mereka untuk memberikan informasi

penting.15

Penelitian sosial menggunakan format deskriptif kualititatif bertujuan

untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau

berbagai fenomena realitas, sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek

penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri,

14

H.M.Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta:Kencana, 2011), h. 68.

15

(23)

karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun

fenomena tertentu16.

2. Sumber Data

Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini bersumber dari data

primer dan data sekunder.

a) Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari obyek yang dituju.

Data ini diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak

Kepala Cabang Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah tentang

motivasi kerja karyawan.

b) Data Sekunder

Data Sekunder diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang

berkaitan dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku

sumber, jurnal, surat kabar maupun laporan yang diterbitkan oleh pihak

terkait yang relevan dengan pokok masalah yang diangkat penulis pada

skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian,

penulis menggunakan jenis pengumpulan data berikut:

16

(24)

a) Studi Dokumentasi

Dalam hal pengumpulan data dengan studi kepustakaan, teknik yang digunakan

yakni mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini

melalui buku, artikel, studi terdahulu, majalah, surat kabar, brosur, media online

dan lain sebagainya.

b) Penelitian Lapangan

Peneliti melakukan penelitian langsung ke lapangan dengan cara observasi,

wawancara, dan memberikan kuisioner dari pihak-pihak terkait.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam pengolahan dan analisis data, penelitian ini menggunakan analisis faktor.

Analisis faktor merupakan sebuah analisis yang mencari hubungan

interdependensi antar variabel, sehingga mampu mengidentifikasi

dimensi-dimensi atau faktor yang menyusunnya.17 Dalam analisis faktor tidak terdapat

variabel bebas atau variabel terikat karena dalam analisis ini tidak

mengklasifikasikan variabel bebas maupun variabel terikatnya. Manfaat dari

analisis faktor adalah melakukan peringkasan atribut berdasarkan tingkat

keeratan hubungan antar atribut, sehingga akan diperoleh faktor-faktor dominan

yang berpengaruh terhadap atribut lainnya.

17

(25)

5. Teknik Penulisan Skripsi

Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada prinsip-prinsip

yang telah diatur dalam buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012”

F. Review Studi Terdahulu

Pada penelitian yang berkaitan dengan motivasi kerja karyawan terdapat

[image:25.612.111.533.245.694.2]

beberapa studi terdahulu yang berkaitan dengan penulis, yakni:

Tabel 1.1

Review Studi Terdahulu

No.

Aspek Perbandingan

Studi Terdahulu Rencana Penelitian

1. a.Judul Faktor- Faktor yang

Mempengaruhi Motivasi Kerja

Polisi. Penulis: Gilang Raka

Pratama (Skripsi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta)

Analisis Faktor Motivasi

Kerja Intrinsik dan

Ekstrinsik Karyawan Bank

DKI Syariah Cabang

Pondok Indah. Penulis:

Bangun Karisma Palupi

(Skripsi Fakultas Syariah

dan Hukum, UIN Syarif

(26)

b.Pendekatan

Teori

Motivasi menjadi salah satu

aspek yang sangat penting

dalam menentukan perilaku

kerja Polri. Melalui motivasi,

seorang Polri didorong dan

diarahkan perilakunya untuk

melaksanakan tugas

perlindungan dan pengamanan

secara efektif.

Motivasi akan memberikan

dampak pada hasil kerja

yang dicapai atas

tugas-tugas dari perusahaan.

Seringkali kinerja

karyawan tidak

menunjukan performa yang

baik karena permasalahan

motivasi kerja.

c. Fokus Pengaruh yang signifikan

antara faktor hygiene dan

faktor motivator terhadap

motivasi kerja polisi.

Variabel - variabel yang

menjadi faktor-faktor

motivasi yang

dikemukakan oleh

Herzberg yang terangkum

dalam faktor intrinsik dan

ekstrinsik.

d. Metode

Penelitian

Penelitian menggunakan

metode kuantitatif dengan

metode analisis faktor dan

diolah dengan menggunakan

Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif

dengan pendekatan

(27)

software LISREL 8.7. data menggunakan teknik analisis faktor yang diolah

dengan program software

SPSS 17.

e. Waktu dan

Tempat

Penelitian dilakukan pada

Tahun 2011 di Polresta Bogor

Penelitian dilakukan pada

Tahun 2015 di Bank DKI

Syariah Cabang Pondok

Indah.

Perbedaan Objek penelitian sebelumnya adalah Polisi di Polresta Bogor

dengan melakukan penelitian faktor-faktor yang mendorong

motivasi kerja polisi dengan software pengolah data

menggunakan LISREL 8.7. Sedangkan dalam penelitian ini,

objek penelitian merupakan karyawan Bank DKI Syariah

Cabang Pondok Indah dengan melakukan penelitian

faktor-faktor motivasi kerja karyawan Bank Syariah yang diolah

dengan menggunakan software SPSS 17.

2. a. Judul Motivasi Nasabah dalam

Menggunakan Jasa Pegadaian

Syariah (Studi Kasus Perum

Pegadaian Syariah Cabang

Cinere). Penulis: Syarifah

Analisis Faktor Motivasi

Kerja Intrinsik dan

Ekstrinsik Karyawan Bank

DKI Syariah Cabang

(28)

(Perbankan Syariah, FSH UIN

Jakarta)

Bangun Karisma Palupi

(Skripsi Fakultas Syariah

dan Hukum, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

b. Pendekatan

Teori

Nasabah akan bergadai jika

menghadapi kebutuhan yang

mendesak.

Motivasi akan memberikan

dampak pada hasil kerja

yang dicapai atas

tugas-tugas dari perusahaan.

Seringkali kinerja

karyawan tidak

menunjukan performa yang

baik karena permasalahan

motivasi kerja.

c. Fokus Skripsi ini membahas bahwa

yang menjadi motivasi nasabah

dalam memilih jasa pegadaian

syariah adalah karena

pelayanannya baik, prosedur

mudah, cepat, serta jarak

tempuh yang lebih dekat dan

strategis.

Variabel-variabel yang

menjadi faktor-faktor

motivasi yang

dikemukakan oleh

Herzberg yang terangkum

dalam faktor intrinsik dan

(29)

d. Metode

Penelitian

Menggunakan metode

deskriptif analisis dengan

menjelaskan motivasi nasabah

menggunakan jasa layanan

Perum Pegadaian Syariah

Cabang Cinere.

Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif

dengan pendekatan metode

deskriptif. Metode analisis

data menggunakan teknik

analisis faktor yang diolah

dengan program software

SPSS 17.

e. Waktu dan

Tempat

Penelitian dilakukan pada

tahun 2008 di Perum

Pegadaian Syariah Cabang

Cinere.

Penelitian dilakukan pada

Tahun 2015 di Bank DKI

Syariah Cabang Pondok

Indah.

Perbedaan Objek penelitian sebelumnya adalah nasabah gadai pada

Perum Pegadaian Cabang Cinere dengan melakukan

penelitian faktor-faktor yang mendorong motivasi nasabah

terhadap penggunaan jasa Pegadaian Syariah. Sedangkan

dalam penelitian ini, objek penelitian merupakan karyawan

Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah dengan melakukan

penelitian faktor-faktor motivasi kerja karyawan Bank

Syariah.

(30)

Peningkatan Kinerja Karyawan

Bagian Merketing pada BRI

Syariah Bogor. Penulis: Intan

Kusuma Dewi (Perbankan Syariah,

FSH UIN Jakarta)

Motivasi Kerja

Intrinsik dan

Ekstrinsik Karyawan

Bank DKI Syariah

Cabang Pondok Indah.

Penulis: Bangun

Karisma Palupi

(Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum,

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

b. Pendekatan

Teori

Motivasi sangat diperlukan untuk

meningkatkan kinerja karyawan.

Faktor yang ikut mendukung untuk

pencapaian kinerja karyawan yang

baik adalah motivasi dimana harus

ada keselarasan dalam persepsi dan

tujuan dari perusahaan sebagai

pihak yang memberikan motivasi

dengan karyawan sebagai penerima

motivasi tersebut.

Motivasi akan

memberikan dampak

pada hasil kerja yang

dicapai atas

tugas-tugas dari perusahaan.

Seringkali kinerja

karyawan tidak

menunjukan performa

yang baik karena

(31)

kerja.

c. Fokus Skripsi ini membahas mengenai

faktor motivasi intrinsik dan

ekstrinsik dengan tujuan untuk

mengetahui bagaimana kedua

variable tersebut bisa

mempengaruhi kinerja karyawan.

Variabel-variabel yang

menjadi faktor-faktor

motivasi yang

dikemukakan oleh

Herzberg yang

terangkum dalam

faktor intrinsik dan

ekstrinsik.

d. Metode

Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif kuantitatif

dengan teknik analisis

menggunakan Korelasi Product

Moment Pearson

Penelitian ini

merupakan penelitian

kuantitatif dengan

pendekatan deskriptif.

Metode analisis data

menggunakan teknik

analisis faktor yang

diolah dengan

program software

SPSS 17.

(32)

Tempat 2013 di BRI Syariah Bogor. pada Tahun 2015 di

Bank DKI Syariah

Cabang Pondok Indah.

Perbedaan Objek penelitian sebelumnya adalah nasabah gadai pada

Perum Pegadaian Cabang Cinere dengan melakukan

penelitian faktor-faktor yang mendorong motivasi nasabah

terhadap penggunaan jasa Pegadaian Syariah. Sedangkan

dalam penelitian ini, objek penelitian merupakan karyawan

Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah dengan melakukan

penelitian faktor-faktor motivasi kerja karyawan Bank

Syariah.

e. Waktu dan

Tempat

Penelitian ini dilakukan pada tahun

2013 dengan tempat penelitian di

Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta

dan Serang Banten.

Penelitian dilakukan

pada Tahun 2015 di

Bank DKI Syariah

Cabang Pondok Indah.

Perbedaan Objek penelitian sebelumnya adalah Perguruan Tinggi

Negeri di Jakarta dan Serang dengan melakukan penelitian

untuk melihat pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap

kinerja dengan menggunakan analisis regresi berganda.

(33)

karyawan Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah dengan

melakukan penelitian faktor-faktor motivasi kerja karyawan

Bank Syariah dengan menggunakan teknik analisis faktor.

G.Kerangka Teori

Motivasi, berasal dari kata motif (motive), yang berarti dorongan. Dengan demikian berarti motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong atau menjadi

sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara

sadar. Motivasi kerja disuatu perusahaan akan berpengaruh untuk membangkitkan

semangat kerja para pegawainya, mengarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai serta memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

Ada beberapa teori yang membahas mengenai permasalahan motivasi kerja.

Salah satunya yakni teori dua faktor yang dikemukakan oleh Herzberg. Dalam

teori ini Herzberg membagi dua faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam

berorganisasi yakni faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsic dan ekstrinsik

memiliki komponen yang berbeda-beda. Hal ini dilihat dari aspek kepuasan dan

ketidakpuasan yang sekiranya mempengaruhi motivasi kerja karyawan, dimana

faktor yang menimbulkan motivasi ini bukan hanya dilihat dari diri sendiri namun

(34)

Yang termasuk ke dalam faktor intrinsik, antara lain prestasi, pengakuan,

pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab dan kemajuan. Sementara faktor ekstrinsik

terdiri dari kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan, gaji, hubungan

kerja, kondisi kerja, keselamatan dan keamanan kerja serta status pekerjaan.

[image:34.612.106.542.244.671.2]

H.Kerangka Konsep

Grafik 1.2

Kerangka Konsep Penelitian

Motivasi Kerja Karyawan

Teori 2 Faktor dari Herzberg

Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik

Faktor Motivasi Kerja Intrinsik dan Ekstrinsik Karyawan Factoring

Pengukuran MSA (Measure of

Sampling Adequacy)

serta Uji KMO dan Bartlett Test of

Sphericity Pengujian atribut-atribut yang telah ditentukan

Data Valid Tidak Valid

Factor Rotation Analisis

Faktor

(35)

I. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisandalam skripsi ini yakni sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori, kerangka

konsep dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori mengenai definisi motivasi kerja, asas

motivasi, tujuan dan prinsip motivasi, pendekatan-pendekatan motivasi,

teori motivasi kerja dan faktor-faktor motivasi.

BAB III : METODE PENELITIAN

Terdiri dari jenis penelitian, objek dan subjek penelitian, responden

penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, metode analisis data, dan

teknik analisis faktor.

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil dari analisis faktor motivasi kerja karyawan

dan faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja

karyawan Bank DKI Syariah Cabang Pondok Indah.

BAB V : PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang

(36)

23

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis akan membahas tentang konsep dan teori yang

berkaitan dengan masalah penelitian. Pertama penulis akan membahas tentang

beberapa hal yang berkaitan dengan motivasi kerja, tujuan dari motivasi kerja,

prinsip-prinsip motivasi kerja, proses motivasi kerja, teori motivasi kerja, dan

faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi kerja. Selanjutnta demi

memudahkan pemahaman akan motivasi kerja maka penulis akan menjelaskan

beberapa teori motivasi kerja.

A. Definisi Motivasi Kerja

Motivasi, berasal dari kata motif (motive), yang berarti dorongan. Dengan demikian berarti motivasi merupakan suatu kondisi yang mendorong atau menjadi

sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara

sadar. Banyak pengertian motivasi seperti yang di kemukakan oleh Wexley dan Yukl (1977), Memberikan batasan sebagai “the process by which behavior is energized and directed”. Mathis dan Jackson (2006) mengatakan, motivasi

merupakan hasrat di dalam diri seseorang menyebabkan orang tersebut melakukan

suatu tindakan. Seseorang melakukan tindakan untuk sesuatu hal dalam mencapai

tujuan. Oleh sebab itu, motivasi merupakan penggerakan yang mengarahkan pada

tujuan dan itu jarang muncul dengan sia-sia. Robbins (2003), Motivation as the processes that account for an individual’s intensity, direction, and persistence of

(37)

effort toward attaining a goal.1Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), motivasi adalah dorongan yang timbul pada dirisesorang

secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu.2

Jadi, bisa disimpulkan motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri

seseorang baik secara sadar/tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan

tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyababkan seseorang atau

sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai

tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan atas kerja.

Dalam hubungannya dengan lingkungan kerja, Menurut Ernest J.

McCormick mengemukakan bahwa “Work motivation is defined as conditions

which influence the arousal, direction, and maintenance of behaviors relevant in work settings”. (Motivasi di definisikan sebagai kondisi yang berpengaruh

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan

dengan lingkungan kerja).3

B. Asas Motivasi

Suatu program motivasi akan berhasil dengan baik apabila memperhatikan

asas-asas motivasi sebagai berikut:4

1

Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 312.

2

Kamus Besar Bahasa Indoneisa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, Cet pertama, Ed 7), h. 930.

3

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 94.

4

(38)

25

1. Asas mengikut sertakan, artinya mengajak bawahan untuk ikut

berpartisipasi dan memberikan kesempatan pada mereka untuk

mengajukan pendapat, rekomendasi, dalam proses pengambilan

keputusan.

2. Asas komunikasi, artinya menginformasikan secara jelas tentang tujuan

yang ingin dicapai, cara-cara mengerjakan dan kendala-kendala yang

dihadapi.

3. Asas pengakuan, artinya memberikan penghargaan, pujian dan pengakuan

yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.

4. Asas wewenang yang didelegasikan, artinya memberi kewenangan, dan

kepercayaan diri pada bawahan bahwa dengan kemampuan dan

kreativitasnya mampu mengerjakan tugas-tugas itu dengan baik.

5. Asas adil dan layak, artinya alat dan jenis motivasi yang diberikan harus

berdasarkan atas “keadilan dan kelayakan” terhadap semua karyawan.

6. Asas perhatian timbal balik, artinya bawahan yang berhasil mencapai

tujuan dengan baik, maka pimpinan harus bersedia memberikan alat dan

jenis motivasi, atau dapat disebut sebagai kerja sama yang saling

menguntungkan kedua belah pihak.

Sebuah program motivasi sebaiknya dirancang dengan memperhatikan

asas-asas motivasi. Sebab asas motivasi merupakan dasar sesuatu yang menjadi

tumpuan berfikir dan menjadi dasar cita-cita perkumpulan atau organisasi.

Dalam asas motivasi telah mencangkup berbagai aspek untuk tersampaikannya

(39)

terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan apabila

dibuat dengan asas motivasi.

Dalam prakteknya perusahaan sering kali menggunakan dua jenis

motivasi antara lain:5

1. Motivasi positif (Insentif Positif), maksudnya manager memotivasi (merangsang) bawahannya dengan memeberikan hadiah kepada mereka

yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan motivasi positif,

semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia

senang menerima yang baik-baik saja.

2. Motivasi negatif (Insentif Negatif), maksudnya manager memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Motivasi

seperti ini dalam jangka pendek mungkin semangat kerjanya meningkat

akan tetapi perlu diwaspadai dalam jangka panjang akan berakibat kurang

baik.

C. Tujuan dan Prinsip Motivasi 1. Tujuan Pemberian Motivasi

Adapun tujuan pemberian motivasi menurut Malayu6 adalah:7

a. Menciptakan gairah dan semangat kerja karyawan

5

Malayu, S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007) h. 150.

6

Malayu S.P. Hasibuan adalah seorang pakar dan penulis yang berkaitan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. Lahir di Padangsidempuan, 2 September 1939. Beberapa buku yang telah diterbitkannya antara lain berjudul Dasar-Dasar Perbankan, Manajemen Sumber Daya Manusia,Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Organisasi dan Motivasi, dan lain sebagainya.

7

(40)

27

b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

c. Meningkatkan produktifitas karyawan

d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan

e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan

f. Mengefektifkan pengadaan karyawan

Islam juga menaruh perhatian pada permasalahan motivasi. Islam

memotivasi setiap muslim untuk bekerja. Hal ini seperti yang tergambar

dalam firman-Nya yang terdapat dalam Al-Quran Surat At-Taubah ayat

105 :



































Artinya: “Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasulnya

serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan hal ghaib dan yang

nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu yang telah kamu kerjakan.” (A

t-Taubah:105)

Motivasi kerja dalam islam bukanlah untuk mengejar hidup

hedonis, bukan juga untuk status, apalagi untuk mengejar kekayaan

dengan segala cara namun untuk beribadah.8 Bekerja untuk mencari

8

(41)

nafkah merupakan suatu kewajiban yang istimewa dalam pandangan

Islam. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

“Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan

terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.(H.R. Ahmad)

Sehingga dalam islam diajarkan bahwa tujuan dan target yang

hendak dicapai dari pemberian motivasi adalah:

a. Meningkatkan etos kerja

b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

c. Meningkatkan ibadah kepada Allah

2. Prinsip-Prinsip Motivasi

Dalam memotivasi pegawai terdapat beberapa prinsip yang perlu

diperhatikan, diantaranya yakni:9

a. Prinsip partisipasi

Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan

ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh

pemimpin.

b. Prinsip Komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan

dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai

akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

9

(42)

29

c. Prinsip mengakui andil bawahan

Pemimpin mengakui bahwa (pegawai) mempunyai andil di dalam

usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan

lebih mudah dimotivasi kerjanya.

d. Prinsip pendelagasian wewenang

Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai

bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap

pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang

bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang

diharapkan oleh pemimpin.

e. Prinsip memberi perhatian

Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan

pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang

diharapkan oleh pemimpin.

Prinsip motivasi menjadi pedoman bertindak yang didasarkan atas

asas yang benar. Seorang pemimpin akan bertindak berdasarkan prinsip

motivasi dalam upaya meningkatkan motivasi kerja karyawannya sebagai

dasar untuk bertindak. Hal ini dilakukan agar apa yang menjadi tujuan

perusahaan dapat terlaksana dengan baik oleh para karyawan yang telah

(43)

D. Pendekatan-Pendekatan Motivasi

Sebagaimana dikemukakan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995)

paling tidak terdapat tiga pendekatan yang dikenal dalam dunia management,

yaitu pendekatan traditional atau dikenal sebagai traditional model of motivation theory, pendekatan relasi manusia atau human relation model, dan pendekatan sumber daya manusia atau human resourses model.10

1. Pendekatan Traditional

Pendekatan ini sering kali dikaitkan dengan perspektif saintifik dalam

ilmu managemen atau kelompok managemen ilmiah, yang salah satu tokoh

penggagasnya Frederick Winslow Taylor. Pendekatan ini memandang bahwa

pada dasarnya manager memiliki kinerja yang lebih baik dari pekerja, dan

para pekerja akan menunjukan kinerja yang baik sekiranya diiming-imingi

dengan kompensasi berupa uang. Human are motivated solely by money. Oleh karena itu, di antara sistem yang dihasilkan dalam pendekatan tradisional ini

diantaranya adalah mengenai sistem pemberian insentif.

2. Pendekatan Relasi Manusia

Pendekatan ini sering kali dikaitkan dengan Elton Mayo dan para

pengikutnya. Menurutnya, pekerjaan yang sama jika dilakukan secara

terus-menerus akan menyebabkan kebosanan dan justru akan berimplikasi pada

penurunan motivasi. Mayo menganggap bahwa kontak sosial atau relasi antar

manusia justru akan membantu dan memelihara motivasi para pekerja. Pada

intinya, manager semestinya berkewajiban membantu para pekerja untuk

10

(44)

31

melakukan interaksi sosial di lingkungan pekerjaannya dan membuat mereka

merasa diperlukan dan penting bagi perusahaan, oleh karena itu mereka akan

menunjukan kinerja terbaik bagi perusahaan. Beberapa penerapan dari

pendekatan ini telah dipergunakan hingga hari ini, Misalnya terdapatnya kotak

saran, seragam pekerja (untuk meminimalkan terdapatnya diskriminasi dan

perbedaan antar pekerja), surat kabar atau buletin pekerja, dan berbagai

mekanisme yang memungkinkan pekerja terlibat dalam berbagai hal

diperusahaan.

3. Pendekatan Sumber Daya Manusia

Pendekatan ini mengkritisi penyederhanaan pandangan terhadap

pekerja yang hanya didasarkan pada uang dan interaksi sosial. Menurut

pendekatan ini yang seringkali dikaitkan dengan Douglas McGregor para

manager perlu menyadari bahwa pada dasarnya manusia dapat dikatagorikan

kepada dua jenis karakter yaitu tipe-X dan tipe-Y.

SDM yang bertipe-X memiliki kecenderungan sebagai orang yang

malas untuk bekerja dan hanya akan bekerja jika dipaksa untuk bekerja. Para

manager harus memaksa dan menyuruh para pekerja dengan type-X ini agar

mau bekerja. Paksaan dapat berupa aturan yang ketat, pemberian insentif, dan

cara lainnya yang dapat memaksa pekerja untuk mau bekerja.

Adapun SDM yang bertipe-Y memandang bahwa pada dasarnya

bekerja tidak berbeda jauh dengan bermain atau beristirahat, sangat tergantung

kepada para pekerja dalam hal bagaimana menyikapi dan menjalaninya.

(45)

pekerjaan, oleh karena itu mereka akan sangat berinisiatif, kreatif, dan

menyukai tantangan. Para manager perlu menciptakan suasana kerja yang

memungkinkan partisipasi dari setiap individu untuk berkembang.

E. Teori Motivasi Kerja

Dari sudut psikologi terdapat teori-teori motivasi yang dapat

diimplementasikan dalam management SDM suatu organisasi atau perusahaan.

Teori tersebut yakni sebagai berikut:11

1. Teori kebutuhan (Need) dari Abraham Maslow

Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau

pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada

dalam diri.12 Teori ini menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai

kebutuhan (need) yang munculnya sangat bergantung pada kepentingannya

secara individu. Berdasar hal tersebut, Maslow membagi kebutuhan manusia

menjadi lima tingkatan, sehingga teori motivasi ini disebut sebagai ”the five

hierarchy need”. Adapun kelima tingkatan tersebut yakni:

a. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisologis merupakan kebutuhan paling dasar dalam

kehidupan manusia. Kebutuhan fisiologis in sering juga disebut sebagai

kebutuhan tingkat pertama (the first need) antara lain kebutuhan makan,

minum, tempat tinggal dan istirahat. Setelah kebutuhan ini terpenuhi maka

manusia baru dapat memikirkan kebituhan yang lebih tinggi.

11

Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 316.

12

A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

(46)

33

b. Kubutuhan Rasa Aman

Setelah kebutuhan pertama terpenuhi maka muncul kebutuhan tingkat

kedua sebagai penggantinya, yaitu kebutuhan rasa aman. Ini merupakan

kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan atas perlindungan fisik.

Manusia mendirikan rumah yang bebas dari bahaya, seperti bukan

mendirikan rumah ditepi pantai, mendirikan rumah ditengah hutan yang

banyak binatang buas, dan mendirikan rumah yang jauh dari banjir.

c. Kebutuhan Sosial

Kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan sosial, setiap manusia ingin

hidup berkelompok. Kebutuhan sosial mencangkup kasih sayang, rasa

memiliki, diterima dengan baik dalam kelompok tertentu, dan

bersahabatan.

d. Kebutuhan harga diri

Kebutuhan harga diri menyangkut faktor penghormatan diri seperti,

Harga diri otonomi dan prestasi; dan penghormatan dari luar misalnya,

status, pengakuan, dan perhatian. Pada tingkat ini manusia sudah menjada

image, karena merasa harga dirinya sudah meningkat.

e. Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang tertinggi dan muncul setelah

keempat kebutuhan sebelumnya terpenuhi. Kebutuhan aktualisasi diri

merupakan dorongan agar menjadi seseorang yang sesuai dengan

ambisinya yang mencangkup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan

(47)
[image:47.595.128.508.171.517.2]

Grafik 2.1

Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow

Sumber: A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan 2. Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg

Dalam teori ini dikemukakan bahwa pada umumnya para karyawan baru

cenderung untuk memusatkan perhatiannya pada pemuasan kebutuhan lebih

rendah dalam pekerjaan mereka, terutama keamanan. Kemudian setelah hal

itu dapat terpuaskan, mereka akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pada

tingkatan yang lebih tinggi, seperti kebutuhan inisiatif, kreativitas, dan

tanggung jawab.

Berdasarkan hasil penelitiannya, herzberg membagi dua faktor yang

mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi, antara lain faktor kepuasan

dan ketidakpuasan.

Need

for self

actualization

(Doing your thing)

Esteem need

(Sell and Peer value)

Social need

(Friendship, affiliation, love)

Safety need

(Freedom, physical, and mental feelings of being secure)

Psychological need

(48)

35

Faktor kepuasan (satisfaction), biasa disebut juga sebagai motivator factor atau pemuas (satiesfiers). Faktor kepuasan bukanlah merupakan lawan dari faktor ketidakpuasan karena faktor kepuasan dapat memberikan kepuasan

kerja seseorang dan juga dapat meningkatkan prestasi para pekerja, tetapi

faktor ini tidak dapat menimbulk an ketidakpuasan bila hal itu tidak terpenuhi.

Yang termasuk pada faktor ini ialah faktor-faktor pendorong bagi prestasi dan

semangat kerja, antara lain, prestasi (achievement), pengakuan (recognition), pekerjaan itu sendiri (work it self), tanggung jawab (responsibility), dan kemajuan (advancement). Faktor kepuasan disebut juga sebagai faktor intrinsik (intrinsic motivation).

Faktor ketidakpuasan (dissatisfaction), biasa disebut juga sebagai hygiene factor atau faktor pemeliharaan merupakan faktor yang bersumber dariketidakpuasan kerja. Faktor-faktor tersebut, antara lain, kebijakan dan

admisnistrasi perusahaan (company policy and administration), pengawasan (supervision), penggajian (salary), hubungan kerja (interpersonal relation), kondisi kerja (working condition), keamanan kerja (job security), dan status

pekerjaan (job status). Faktor ketidakpuasan bukanlah merupakan

kebalikandari faktor kepuasan karena tidak terpenuhinya faktor-faktor

ketidakpuasan bukanlah penyebab kepuasan kerja melainkan hanya

mengurangi ketidakpuasann kerja saja. Faktor ketidakpuasan ini biasa juga

disebut sebagai motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation), karena faktor-faktor yang menimbulkannya bukan dari diri sesorang melainkan dari luar

(49)
[image:49.595.122.507.134.543.2]

Grafik 2.2

Teori Dua Faktor Herzberg

Sumber: Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia.

3. Teori X dan Y dari Douglas McGregor

Menurut Prof. Dr. J. Winardi, SE dalam buku Manajemen Perilaku

Organisasi bahwa dalam teori Douglas McGregor dikemukakan dua

pandangan berbeda mengenai manusia, pada dasarnya yang satu adalah

negatif yang ditandai dengan teori X, dan yang lainnya adalah bersifat positif

yang ditandai dengan teori Y. McGregor menyimpulkan bahwa pandangan

seorang manajer mengenai sifat manusia didasarkan pada suatu

pengelomppokan dengan asumsi-asumsi tertentu. Berdasarkan asumsi-asumsi

tersebut manajer menetapkan perilakunya terhadap bawahannya. Motivator Factor

Achievement Recognition Work it Self Resposibility Advencement Hygiene Factor Job status Interpersonal relation Company policy administration Supervisor Job Security Working condition Salary Sangat Puas

Tidak Puas dan Bukan Tidak Puas

(50)

37

Menurut teori X, empat asumsi yang dipegang manajer adalah sebagai

berikut13:

a. Manusia pada hakikatnya tidak menyukai pekerjaan dan apabila

mungkin, merke menghindarinya.

b. Kebanyakan orang harus dipaksa, diawasi, dipimpin agar mereka

memberikan sumbangsihnya kepada organisasi.

c. Manusia rata-rata berkeinginan untuk diperintah, mereka tidak menyukai

tanggung jawab, pada umumnya motivasi mereka lemah, mereka

menginginkan kepastian serta stabilitas.

Sedangkan teori Y McGregor yang memiliki empat pandangan positif

yakni:

1) Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama

dengan istirahat atau bermain.

2) Orang-orang akan melakukan pengarahan dan pengawasan diri jika

mereka komit pada sasaran.

3) Kebanyakan orang dapat belajar untuk menerima, bahkan mengusahakan

tanggung jawab.

4) Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas ke

semua orang dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi

manajemen.

Implikasi manajerial dari teori S dan Y dapat diurikan secara sederhana

dalam proses manajemen adalah sebagai berikut:

13

(51)

a) Tetapkan tujuan dan susun rencana untuk mencapainya

b) Laksanakan rencana melalui kepemimpinan

c) Kendalikan dan buatlah penilaian atas hasil yang dicapai dengan

membandingkannya dengan standar yang telah dicapai sebelumnya.

4. Teori ERG dari Clayton Alderfer

Teori ini merupakan kelanjutan dari teori hierarki kebutuhan ang

dihubungkan secara lebih dekat dengan hasil penelitian empiris oleh Alderfer,

sehingga hasilnya mendekati pada kenyataan (real condition). Alderfer membagi tiga kelompokkebutuhan manusia antara lain, eksistensi

(existence/E), kekerabatan (relatedness/R), dan pertumbuhan (growth/G). Dari singkatan tiga jenis kebutuhan tersebut, maka teori ini disebut sebagai

teori ERG.

Kelompok eksistensi memperhatikan pada pemberian persyaratan

keberadaan material dasar individu atau sama dengan kebutuhan fisiologi dan

rasa aman pada teori hierarki kebutuhan. Kelompok kekerabatab merupakan

keterkaitan antara sesorang dengan lingkungan social disekitarnya. Dalam

teori ini kekerabatan ini mencakup semua kebutuhan yang melibatkan

hubungan sesorang dengan orang lain.14 Hasrat sosial dan status menuntut

interaksi dengan individu lain yang dipuaskan, dan hasrat merupakan

kebutuhan sosial serta harga diri ketika dihubungkan dengan teori kebutuhan

hierarki. Sedangkan kebutuhan pertumbuhan adalah hasrat intirinsik untuk

14

(52)

39

perkembangan individu, ini mencakup pada komponen intrinsik dari teori

hierarki kebutuhan yakni sama dengan aktualisasi diri.

Disamping mempunyai kesamaan, teori ERG mempunyai beberapa

perbedaan dengan teori hierarki kebutuhan, antara lain (1) dapat terjadi

sekaligus lebih dari satu kebutuhansecara simltan, (2) jika kepuasan dari

suatu kebutuhan tingkat lebih tinggi tertahan, hasrat untuk memenuhi

kebutuhan dapat diperoleh sekaligus. Dalam teori ERG, kebutuhan itu tidak

bertingkat-tingkat bahkan dapat sekaligus diperoleh secara bersama-sama,

tidak seperti pada teori hierarki kebutuhan yang menyatakan bahwa

kebutuhan tingkat kedua akan muncul ketika kebutuhan tingkat pertama

terpenuhi.

5. Teori Keadilan

Teori keadilan mengemukakan bahwa orang selalu membandingkan antara

masukan-masukan yang berikan pada pekerjaannya dengan hasil yang

diperoleh dari pekerjaannya tersebut. masukan-masukan atau sumbangan

tersebut baik dalam bentuk pendidikan, latihan, dan usaha sedangkan

hasil-hasil yang diterima dalam bentun penghargaan.

Berdasarkan perbandingan tersebut, sebagai konsekuensinya akan

diperoleh dua kemungkinan antara lain keadilan (equity) dan ketidakadilan (ketidakadilan). Keadilan tercapai apabila:

Hasil Seseorang = Hasil Orang Lain

Keluaran Seseorang Keluaran Orang Lain

(53)

Hasil Seseorang > Hasil Orang Lain

Keluaran Seseorang Keluaran Orang Lain

Atau,

Hasil Seseorang < Hasil Orang Lain

Keluaran Seseorang Keluaran Orang Lain

6. Teori Pengharapan dari Victor Vroom

Teori pengharapan (expectancy theory) mengemukakan bahwa motivasi seseorang mengarah pada suatu tindakan yang bergantung pada kekuatan

pengharapan. Tindakan tersebut akan diikuti oleh hasil tertentu dan

bergantung pada hasil bagi sesorang tersebut. Teori ini berpendapat bahwa

sesorang akan termotivasi untuk melakukan sesuatu hal dalam mencapai

tujuan apabila mereka yakin bahwa tingkah laku mereka mengarah pada

pencapaian tujuan tersebut.

Dasar dalam teori pengharapan mempunyai tiga komponen utama antara

lain:

a. Harapan hasil prestasi, yaitu suatu kesempatan yang diperkirakan

terjadi atas perilaku. Harapan ini akan berpengaruh pada keputusan

mereka tentang cara bertingkah laku.

b. Valensi, merupakan suatu nilai positif atau negatif dari hasil perilaku

tertentu. Valensi merupakan preferensi pribadi individu.

c. Harapan prestasi usaha, yaitu harapan seseorang mengenai seberapa

sulit melaksanakan tugas dan berhasil dalam mempengaruhi keputusan

(54)

41

Kekuatan Motivasi = Valensi x Ekspektansi

Berdasarkan teori diatas maka teoriVroom dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Dengan demikian, kekuatan motivasi ditentukan oleh valensi dan

pengharapan. Menurut teori ini, individu akan termotivasi jika mereka

melihat adanya kombinasi yang menguntungkan tentang apa yang penting

bagi mereka dan diharapkan sebagai suatu imbalan atas pengorbanan mereka,

dan mereka mengambil tingkah laku yang sesuai.

7. Teori Penguatan oleh B.F. Skinner

Teori penguatan (reinforcement theory) mengatakan bahwa bagaimana tingkah laku di masa lampau mempengaruhi tindakan di masa yang akan

datang dalam proses belajar siklis. Sebagai proses dalam teori penguatan

[image:54.595.112.510.271.600.2]

adalah sebagai berikut:

Grafik 2.3

Proses Penguatan oleh B.F. Skinner

Sumber: Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia.

Teori penguatan berargumen pada tingkah laku individu (respon) terhadap

situasi tertentu (rangsangan) merupakan penyebab dari konsekuensi tertentu.

Jika konsekuensi tersebut positif, maka pada masa depan akan terjadi

(55)

pengulangan yang serupa dalam situasi yang serupa pula, begitupun

sebaliknya. Teoripenguatan ini berkaitan denga pemberian hadiah (reward). 8. Teori Motivasi dari McClelland

Menurut Edi Sutrisno dalam buku yang berjudul Manajemen Sumber

Daya Manusia dikemukakan bahwa teori kebutuhan yang dikemukakan oleh

David Mc Clelland (1974) disebut juga dengan teori motivasi prestasi. Terdapat

empat pola motivasi dalam bekerja yang terdiri dari15:

a. Pola Motivasi Berhasil

Motivasi berhasil (achievement motivation) adalah dorongan

dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya

mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki dorongan ini ingin

berkembang, ingin tumbuh, ingin maju, dan ingin berhasil. Orang-orang

yang berorientasi berhasil, mereka bekerja keras karena mereka merasa

akan memperoleh kebanggaan pribadi atas upayanya; mereka memiliki

kemampuan teknis.

b. Pola Motivasi Afiliasi

Motivasi afiliasi (affiliation motivation) adalah dorongan untuk

berhubungan dengan orang lain atas dasar kesadaran sosial bahwa

seseorang menjadi anggota kelompok atau anggota masyarakat tertentu.

Orang-orang yang memiliki motivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila

mereka dipuji; sikap dan kerja sama mereka menyenangkan. Mereka tidak

15

Gambar

Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu
Grafik 1.2 Kerangka Konsep Penelitian
Grafik 2.1
Grafik 2.2 Teori Dua Faktor Herzberg
+7

Referensi

Dokumen terkait

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG Universitas

dapat penulis simpulkan responden setuju bahwa rasa memiliki ( sense of belonging) dan loyalitas personal karyawan terhadap Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim

&#34;Pengaruh Kontpensasi Terhadap Pro,cluktivitas Kerju Karyuwan Pads Bank BNI Syariah Cabang Cirebon&#34; Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja Islam Terhadap Etos Kerja Islam Karyawan Pada Bank Jatim Syariah Cabang Surabaya”, merupakan salah satu persyaratan akademik

PT.Bank DKI Cabang Matraman sebagian besar sudah berkeluarga dikarenakan usia karyawan PT.Bank DKI Cabang Matraman sebagian besar diatas usia 30 tahun. Hal ini menunjukkan

Berdasarkan analisis data, di peroleh bahwa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja berdampak pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh secara signifikan dan silmutan antara motivasi intrinsik (X1) dan motivasi ekstrinsik (X2) terhadap