BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Latar Belakang Partisipan dan Dinamika Proses Wawancara
Partisipan dari penelitian ini adalah empat orang perempuan yang pernah mengalami kekerasan dalam hubungan mereka sekarang ataupun yang telah berakhir. Berikut adalah profil dari partisipan dalam penelitian ini.
44 Tabel 3
Profil partisipan
No. Inisial Usia Pekerjaan Status hubungan Asal daerah
1. E 20 Mahasiswi Berpacaran Batu, Malang
2. M 20 Mahasiswi Berpacaran Yogyakarta
3. MUW 24 Mahasiswi Tidak berpacaran Yogyakarta 4. NK 22 Mahasiswi Tidak berpacaran Yogyakarta
1. Partisipan 1 (P1)
Partisipan 1 (P1) adalah seorang mahasiswi berusia 20 tahun yang sedang tinggal dan berkuliah di Yogyakarta. P1 saat ini berdomisili di Batu, Malang. P1 merupakan anak kedua dari empat bersaudara. P1 bercerita bahwa ia sejak kecil ia sering berpindah-pindah tempat tinggal karena pekerjaan ayahnya. Hal ini membuat hubungannya dengan saudara-saudaranya menjadi lebih erat karena mereka melewati banyak hal bersama. Hubungan P1 dan orangtuanya sangat baik, dan P1 merasa bisa terbuka dengan keluarganya. P1 merupakan seseorang yang cukup peneliti kenal, dan peneliti baru mengetahui cerita P1 selama wawancara.
P1 mengalami kekerasan yang dilakukan oleh mantan kekasihnya saat P1 berusia 16 tahun dan duduk di banku SMA. P1 awalnya tidak berniat untuk berpacaran selama SMA. Namun, orang tua dan teman-temannya menyarankan agar ia lebih menikmati masa mudanya. P1 akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan dengan salah seorang teman dekatnya. Mantan kekasih P1 merupakan seorang keturunan Batak, namun menetap di Timika, Papua. Menurut P1 hubungan mereka berjalan baik di awal. Namun P1 merasa bahwa dirinya tidak berkembang dalam hubungan
45
mereka sehingga ingin untuk berpisah dan kemudian ditolak oleh mantan kekasihnya. Setelah itu, P1 merasa kekasihnya mulai berubah. P1 mengalami kekerasan psikologis berupa selalu diselingkuhi oleh kekasihnya. Menurut P1, dirinya telah menangkap basah mantan kekasihnya selingkuh dengan beberapa perempuan berbeda. Selain itu, mantan kekasih P1 juga sering menghubungi dan jalan-jalan bersama perempuan lain. P1 juga mengalami kekerasan fisik di mana mantan kekasih P1 menjambak dan mendorong P1. P1 akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka dan saat ini sedang menjalani hubungan yang baru.
Sesi wawancara dengan partisipan P1 dilakukan di Ruang Diskusi, Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Paingan pada tanggal 24 Februari 2020. Wawancara dengan P1 dapat dilakukan secara langsung karena pada saat itu COVID-19 belum masuk ke Indonesia. Pada sesi wawancara ini, peneliti kembali menjelaskan mengenai tujuan penelitian serta memberikan lembar persetujuan untuk dibaca oleh P1. Setelah P1 selesai membaca, memahami, dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti kembali meminta ijin untuk merekam jalannya wawancara. Selama wawancara, peneliti tidak terlalu banyak menanyakan pertanyaan karena P1 sudah menceritakan hal-hal yang perlu peneliti tanyakan. P1 juga tampak semangat menceritakan pengalamannya dilihat dari nada bicara partisipan yang tinggi dan cepat.
46 2. Partisipan 2 (P2)
Partisipan 2 (P2) adalah seorang mahasiswi yang sedang berkuliah di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Saat ini, P2 telah berusia 20 tahun. P2 dan keluarganya berasal dari Yogyakarta. P2 adalah anak bungsu dari dua bersaudara, di mana dirinya memiliki seorang kakak perempuan yang berusia 18 bulan lebih tua. P2 mengaku bahwa dirinya sangat dekat dengan keluarganya, terutama dengan kakak perempuannya. Ketika dirinya menghadapi masalah, ia akan bercerita kepada kakaknya terlebih dahulu baru orangtuanya. P2 merasa teman-teman yang bisa ia andalkan hanyalah teman-temannya waktu SMA, meskipun sulit dalam berkomunikasi.
Peneliti belum pernah bertemu secara langsung dengan P2, namun peneliti telah melakukan kontak dan rapport dengan P2 sejak bulan Desember tahun 2019. P2 dan kekasihnya telah menjalani hubungan selama kurang lebih 3 tahun. Keduanya bertemu ketika menjadi event organizer dalam acara yang sama. Kekasih P2 berasal dari Yogyakarta, dan merupakan anak sulung dari 3 bersaudara. Kekasihnya merupakan tulang punggung keluarganya. Kekasih P2 tinggal bersama dengan keluarga besarnya yang berisi kakek, nenek, nenek buyut, paman, dan keluarga tantenya. Hubungan kekasih P2 dengan keluarganya juga termasuk baik dan dekat.
Berdasarkan ceritanya, P2 mengalami kekerasan yang dilakukan oleh kekasihnya saat ini. Selama berhubungan keduanya sangat sering putus dan kembali lagi. Kekerasan yang paling sering P2 alami adalah kekerasan
47
psikologis berupa penghinaan verbal. Menurut P2, kekasihnya memang sering berbicara kasar kepada dirinya terutama ketika sedang emosi. Selain itu, P2 juga mengalami kekerasan fisik berupa didorong maupun dipukul kepalanya. Kemudian, P2 juga merasa bahwa dirinya mengalami perlakuan yang tidak adil dari keluarga kekasihnya.
Wawancara dengan P2 dilakukan secara daring, mengingat situasi yang tidak kondusif untuk melakukan wawancara langsung. Wawancara dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 12 April 2020 pukul 21.00 sesuai dengan permintaan P2. Sebelum wawancara dimulai, peneliti mengirimkan berkas lembar persetujuan untuk dibaca dan disetujui oleh P2. Kemudian, tepat sebelum wawancara daring dimulai, peneliti kembali menjelaskan tentang risiko wawancara secara daring. Setelah P2 merasa paham, peneliti kembali meminta ijin untuk merekam jalannya wawancara. Ketika wawancara P2 tampak nyaman dalam menceritakan pengalamannya. Kemudian, selama wawancara terjadi masalah teknis berupa putusnya sambungan telepon selama beberapa detik, tapi tidak memengaruhi jalannya wawancara.
3. Partisipan 3 (P3)
Partisipan 3 (P3) adalah mahasiswi berusia 24 tahun dan berkuliah di salah satu universitas di Yogyakarta. P3 merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara, namun 2 dari kakaknya sudah meninggal dunia. Orangtua P3 hanya tinggal ibunya saja, karena ayahnya sudah meninggal. Meskipun begitu, P3 mengaku bahwa sejak kecil hanya tinggal dengan ibunya karena
48
ibu dan ayahnya berpisah. Menurut P3 keluarganya tidak dekat satu sama lain, karena sejak kecil ibunya tidak menanamkan kepedulian dan kasih sayang satu sama lain. P3 merasa ibunya cenderung cuek dengan anak-anaknya. Ketika ada masalah, P3 merasa dirinya lebih memilih untuk bercerita kepada teman-temannya dibanding kepada keluarganya. P3 merupakan seseorang yang peneliti kenal cukup dekat, namun peneliti pertama kali mendengar cerita P3 selama wawancara. P3 mengalami kekerasan yang dilakukan oleh mantan kekasihnya.
Mantan kekasih P3 adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Menurut P3, mantan kekasihnya tumbuh di keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang. P3 dan mantan kekasihnya bertemu ketika mereka mengikuti komunitas yang sama. Keduanya mulai dekat karena memiliki peminatan yang sama sehingga mereka sering berpergian bersama. Setelah kenal cukup lama keduanya mulai dekat sehingga akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dari teman. P3 mengalami kekerasan psikologis berupa penghinaan verbal, di mana mantan kekasihnya sering mengatai P3 dengan kata-kata kasar bahkan di depan umum. Mantan kekasih P3 juga sering sekali memukul P3 sehingga tubuh P3 penuh lembam biru. Puncak dari kekerasan yang P3 alami adalah saat dirinya hampir ditabrak motor karena didorong oleh mantan kekasihnya. Setelah itu, P3 memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka dan menyerahkan masalah kekerasan ini kepada pihak hukum. Saat ini P3 sedang tidak menjalin hubungan romantis.
49
Sesi wawancara dengan P3 dilakukan pada hari Kamis, 17 April 2020 pukul 10.00 pagi. Wawancara dengan P3 dilakukan dengan bertemu langsung. Hal ini dilakukan karena keadaan P3 tidak memungkinkan untuk melakukan wawancara secara daring karena kamera ponsel yang rusak. Wawancara dilakukan di Universitas Sanata Dharma. P3 merupakan seseorang yang peneliti kenal. Pada sesi wawancara ini, peneliti kembali menjelaskan mengenai tujuan penelitian serta memberikan lembar persetujuan untuk dibaca dan ditandatangani oleh P3. Setelah P3 selesai membaca, memahami, dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti kemudian kembali meminta ijin untuk merekam jalannya wawancara. Selama wawancara P3 tampak sangat tenang menceritakan pengalamannya. P3 juga tampak kurang fokus karena pesan yang masuk di ponselnya, namun hal ini hanya terjadi sebentar sehingga tidak terlalu memengaruhi jalannya wawancara.
4. Partisipan 4 (P4)
Partisipan 4 (P4) adalah seorang mahasiswi yang berasal dari Yogyakarta. P4 saat ini sedang berkuliah di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. P4 adalah teman yang peneliti kenal cukup lama. P4 berusia 22 tahun, dan merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Ayah P4 berasal dan Yogyakarta dan ibunya berasal dari solo. Menurut P4, keluarganya adalah keluarga yang harmonis dan sangat dekat, di mana mereka selalu berusaha untuk berkumpul bersama setiap akhir pekan. P4 juga memiliki seorang teman dekat yang selalu ia ajak cerita jika sedang dalam masalah.
50
Peneliti juga baru pertama kali mendengar pengalaman P4 selama wawancara. P4 mengalami kekerasan yang dilakukan oleh mantan kekasihnya.
Mantan kekasih P4 berasal dari Kalimantan Timur, dan merupakan anak sulung dari dua bersaudara. P4 melihat bahwa mantan kekasihnya berasal dari keluarga yang baik. Selain itu, mantan kekasih P4 juga sangat dekat dengan ibunya, dan merasa dimanja. Namun, menurut P4 mantan kekasihnya kurang dekat dengan ayahnya karena merasa kurang cocok.
P4 dan mantan kekasihnya bertemu karena mereka dikenalkan oleh seorang teman. Setelah berbincang-bincang lewat pesan teks, keduanya akhirnya memutuskan untuk bertemu, dan mulai menjalani hubungan tidak lama setelahnya. P4 merasa bahwa mantan kekasihnya memanfaatkan dirinya. Hal ini dikarenakan pasangannya sering tiba-tiba meminta untuk dikirimi uang ke dompet virtualnya, meminta uang untuk Games, dan membeli rokok. Jika permintaannya ditolak, maka mantan kekasih P4 akan marah menjadi kasar yang kemudian memukul P4. Selain itu, mantan kekasih P4 juga mengancam untuk mengakhiri hubungan mereka jika permintaannya ditolak. Setelah menyadari bahwa dirinya sedang mengalami kekerasan dalam hubungan, P4 akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Saat ini P4 sedang tidak menjalani hubungan romantis.
Sesi wawancara dengan P4 dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 18 April 2020. Wawancara dilaksanakan secara daring sesuai dengan saran
51
untuk social distancing dari pemerintah. Wawancara dilakukan pada pukul 20.00 sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh P4. Sebelum wawancara dimulai, peneliti mengirimkan berkas lembar persetujuan untuk dibaca dan disetujui oleh P4. Kemudian, tepat sebelum wawancara daring dimulai, peneliti kembali menjelaskan tentang risiko wawancara secara daring. Setelah P4 merasa mengerti, peneliti kembali meminta ijin untuk merekam jalannya wawancara.
C. Hasil Penelitian