• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melihat kondisi saat ini, perkembangan dunia selalu tidak terduga. Oleh karenanya, perusahaan-perusahanan secara drastis mengubah strategi usaha dan pemasarannya untuk lebih dekat dengan konsumen, mengatasi ancaman-ancaman persaingan, memperkuat keunggulan bersaing untuk lebih meningkatkan kualitas produknya. Kualitas sudah diartikan sebagai suatu produk atau hasil yang dapat memuaskan konsumen. Hal ini merupakan tugas penting bagi para manajer demi memajukan perusahaan yang dikelolanya. Untuk menghasilkan kualitas yang semakin baik maka para manajer perusahaan harus menerapkan alat perbaikan kualitas. Penerapan ini bisa dilakukan di semua lini perusahaan, karena kualitas tidak hanya dihasilkan dari produksi suatu produk.

Alat perbaikan kualitas yang dimaksud di sini adalah PDCA (Plan, Do, Check, Action) atau biasa disebut Siklus Deming yang merupakan alat yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara terus menerus tanpa berhenti. PDCA ini diterapkan karena perusahaan meyakini bahwa di setiap kegiatan yang sudah direncanakan pasti ada hambatan atau masalah yang akan dihadapi. Inilah fungsi PDCA, karena dari awal proses ini sudah

dilakukan perencanaan yang sungguh – sungguh sehingga pada tahap check

akan ditemukan kekurangan, hambatan atau masalah yang dihadapi pada tahap do.

Jika melihat bagian pemasaran suatu perusahaan, maka akan ditemukan strategi untuk memasarkan produk yang telah dihasilkan oleh unit operasi. Di dalam pelaksanaan strategi inilah peranan PDCA sangat diperlukan agar strategi pemasaran yang ada dapat berjalan efektif. PDCA juga merupakan suatu runtutan proses yang sadar tidak sadar akan dilakukan untuk menjalankan setiap kegiatan termasuk menjalankan strategi pemasaran. PDCA juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas dari strategi pemasaran suatu perusahaan ke tingkat yang lebih baik.

Seluruh lini pemasaran dalam suatu perusahaan akan melakukan PDCA secara sadar ataupun tidak sadar untuk memperbaiki strategi pemasaran yang sudah dijalankan sebelumnya agar lebih efektif. Strategi pemasaran dapat dikembangkan menjadi berbagai macam strategi. Diantaranya adalah strategi bisnis, strategi penetapan harga, strategi promosi, strategi distribusi, dan strategi produk, pemberian merek, dan pelayanan konsumen. Masing – masing perusahaan dapat memilih salah satu strategi untuk bersaing. Jalannya suatu strategi tidak akan lebih baik jika dilandasi dengan alat pengendali kualitas seperti PDCA.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

“PENGARUH PENERAPAN PDCA TERHADAP EFEKTIVITAS STRATEGI PEMASARAN STUDI KASUS DI PT MULTI INTI

PARAHYANGAN CIREBON.” B. Rumusan Masalah

1. Apakah proses plan mempengaruhi efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan ?

2. Apakah proses do mempengaruhi efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan ?

3. Apakah proses check mempengaruhi efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan ?

4. Apakah proses action mempengaruhi efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan ?

5. Apakah keseluruhan proses PDCA mempengaruhi efektivitas strategi pemasaran ?

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka dikemukakan batasan masalah sebagai berikut:

1. Responden yang diteliti adalah district manager beserta seluruh karyawan di unit pemasaran PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

2. Strategi pemasaran yang digunakan adalah strategi distribusi. Mencakup dua kategori yaitu distribusi vertikal dan horizontal. Distribusi vertikal yaitu dengan menyalurkan barang ke toko – toko grosir dan supermarket.

Distribusi horizontal yaitu dengan menyalurkan barang kesebanyak mungkin toko.

3. Dalam proses plan indikator yang diteliti adalah identifikasi sasaran dan proses distribusi. Kemudian indikator yang kedua adalah deskripsi proses distribusi dari awal hingga akhir yang akan dilakukan. Memfokuskan pada peluang peningkatan kualitas. Indikator plan yang terakhir adalah penetapan tujuan akhir proses distribusi.

4. Dalam proses do indikator yang diteliti ada dua yaitu pelaksanakan rencana yang telah disusun sebelumnya dan pemantauan proses pelaksanaan dalam skala kecil. Mengacu pada penerapan dan pelaksanaan aktivitas yang direncanakan.

5. Dalam proses check indikator yang diteliti ada tiga yaitu pemantauan, evaluasi dan pelaporan proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi. Teknik yang digunakan adalah observasi dan survei. Apabila masih menemukan kelemahan- kelemahan, maka disusunlah rencana perbaikan untuk dilaksanakan selanjutnya. Jika gagal, maka cari pelaksanaan lain. Namun jika berhasil, dilakukan rutinitas.

6. Dalam proses action indikator yang diteliti adalah revisi proses yang sudah diperbaiki dengan melakukan modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada, mengkomunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan pemasok atas pengembangan rencana yang jelas.

7. Efektivitas strategi pemasaran yaitu distribusi dinilai jika konsumen di Perusahaan sudah melakukan pemesanan lebih dari satu kali, produk sampai tepat waktu ke tangan konsumen, tidak ada komplain dari konsumen, konsumen puas akan pelayanan perusahaan, dan permintaan akan produk terus meningkat setiap bulannya.

D. Tujuan Peneltian

1. Untuk mengetahui pengaruh proses plan terhadap efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

2. Untuk mengetahui pengaruh proses do terhadap efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

3. Untuk mengetahui pengaruh proses check terhadap efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

4. Untuk mengetahui pengaruh proses action terhadap efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

5. Untuk mengetahui pengaruh keseluruhan proses PDCA terhadap efektivitas strategi pemasaran.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan dalam menyelesaikan suatu kasus.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan bagi karyawan – karyawan yang belum mengerti dengan bidang ini.

2. Bagi universitas

a. Sebagai sumbangan informasi untuk mengetahui keadaan pemasaran perusahaan yang diteliti.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa yang akan membuat skripsi selanjutnya.

3. Bagi penulis

a. Menambah wawasan tentang ruang lingkup manajemen kualitas. b. Memberi tantangan untuk terjun langsung dalam dunia penelitian

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Kualitas

Menurut Yamit (2010:2)

Manajemen kualitas adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan kualitas untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

2. Manajemen Kualitas dan Daya Saing

Gelombang globalisasi ekonomi akibat AFTA, GATT, APP, WTO dan lain sebagainya telah menciptakan tantangan bisnis yang semakin besar, yaitu kompetisi yang semakin tinggi, teknologi yang semakin canggih, peraturan dan perundang – undangan yang lebih ketat, serta pelanggan yang semakin berpengetahuan. Tantangan seperti ini, menghadapkan para pelaku bisnis maupun produsen pada dua pilihan, yaitu masuk dalam arena kompetisi dengan melakukan perubahan dan perbaikan atau keluar arena kompetisi tanpa kekuatan dan strategi, sama saja dengan bunuh diri. Oleh karena itu, diperlukan strategi bersaing dalam tantangan bisnis. Hubungan antara keduanya akan memutar roda PDCA (Plan, Do,

Check, Action) untuk meningkatkan kemampuan bersaing, pertumbuhan, keuntungan, dan prospek (Yamit, 2010:3).

3. Kualitas

Menurut Yamit (2010:5)

Kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, kualitas juga merupakan sesuatu yang nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. Kualitas juga merupakan kesesuaian terhadap spesifikasi.

Kualitas telah menjadi harapan dan impian bagi semua orang baik konsumen maupun produsen.

4. Pengendalian Kualitas

Menurut Yamit (2010:33)

Pengendalian kualitas adalah pengendalian kualitas kerja dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh setiap orang dan setiap bagian dalam organisasi.

Pengertian pengendalian kualitas mengacu pada siklus pengendalian (control cycle) dengan memutar siklus ”Plan, Do,

Check, Action” (rencanakan, laksanakan, periksa, aksi).

Pola PDCA ini dikenal sebagai ”siklus Shewart”, karena pertama kali dikemukakan oleh Walter Shewart beberapa puluh tahun lalu. Namun dalam perkembangannya, metodologi analisis PDCA lebih sering disebut ”siklus Deming”. Hal ini karena Deming adalah orang yang mempopulerkan penggunaannya dan memperluas penerapannya. Dengan nama apapun itu, PDCA adalah alat yang bermanfaat untuk

melakukan perbaikan secara terus menerus tanpa berhenti (Yamit, 2010:34).

5. Plan

Perencanaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran dan proses dengan mencari tahu hal – hal apa saja yang tidak beres kemudian mencari solusi atau ide – ide untuk memecahkan masalah ini. Tahapan yang perlu diperhatikan antara lain: mengidentifikasi pelayanan jasa, harapan, dan kepuasan pelanggan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi. Kemudian mendeskripsikan proses dari awal hingga akhir yang akan dilakukan. Memfokuskan pada peluang peningkatan kualitas. Identifikasikanlah akar penyebab masalah. Meletakkan sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi.

Perencanaan mengacu pada aktivitas identifikasi peluang perbaikan dan identifikasi terhadap cara – cara mencapai peningkatan dan perbaikan. Terakhir mencari dan memilih tujuan.

6. Do

Implementasi proses. Dalam langkah ini, yaitu melaksanakan rencana yang telah disusun sebelumnya dan memantau proses pelaksanaan dalam skala kecil. Mengacu pada penerapan dan pelaksanaan aktivitas yang direncanakan.

7. Check

Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan melaporkan hasilnya. Dalam pengecekan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi. Teknik yang digunakan adalah observasi dan survei. Apabila masih mennemukan kelemahan- kelemahan, maka disusunlah rencana perbaikan untuk dilaksanakan selanjutnya. Jika gagal, maka cari pelaksanaan lain. Namun jika berhasil, dilakukan rutinitas.

8. Action

Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum implementasi berikutnya. Menindaklanjuti hasil berarti melakukan standarisasi perubahan, seperti mempertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan, merevisi proses yang sudah diperbaiki, melakukan modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada, mengkomunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan pemasok atas perubahan yang dilakukan apabila diperlukan, mengembangkan rencana yang jelas, dan mendokumentasikan proyek. Selain itu juga perlu memonitor perubahan dengan melakukan pengukuran dan pengendalian proses

secara teratur. Proses ini juga merupakan respon terhadap hasil verifikasi tersebut.

9. Strategi pemasaran

Strategi pemasaran memainkan peran yang sangat penting dalam membantu kesuksesan suatu perusahaan dalam pelbagai kegiatan industri di seluruh dunia. Meningkatnya kepentingan tentang kepuasan konsumen, perbedaan dunia bisnis, perubahan teknologi yang cepat, dan tantangan persaingan global menuntut efektivitas strategi pemasaran untuk mempertahankan dan mengembangkan keunggulan bersaing suatu perusahaan (Cravens, 2010:3).

Bagian dari strategi pemasaran yaitu strategi distribusi. Strategi distribusi adalah jaringan organisasi yang melakukan fungsi – fungsi yang menghubungkan produsen dengan pengguna akhir. Saluran distribusi terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan, yang berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan, yang bersama – sama berusaha menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada pengguna akhir (Cravens, 2010:28 ).

10.Efektivitas strategi pemasaran

Seberapa besar tingkat kelekatan output dari strategi pemasaran yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input.

Strategi pemasaran yang digunakan adalah strategi distribusi. Terbagi menjadi dua yaitu distribusi vertikal dan distribusi horizontal.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Dari penelitian terdahulu sudah ada yang membahas mengenai pengaruh penerapan PDCA terhadap efektivitas strategi pemasaran, yaitu:

Yoannes Eudes Yulianto, 2001. Analisis Pengendalian Kualitas Produk, Studi Kasus Pada Koperasi ”Warga Mulya” DIY.

Penelitian tersebut memiliki tujuan, yaitu untuk mengetahui apakah kualitas kadar FAT dan SNF di koperasi ”Warga Mulya” DIY sudah memenuhi standar.

Hasil penelitian menemukan bahwa produk air susu yang dihasilkan dari peternakan sapi perah koperasi ”Warga Mulya” DIY menunjukkan bahwa selama bulan Juli 2000, terjadi penyimpangan dari standar.

C. Kerangka Konseptuan Penelitian

Kerangka konseptual merupakan suatu model konseptual yang berisi hubungan – hubungan antara teori dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Dalam penelitian ini, penulis membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Penjelasan dari kerangka konseptual di atas adalah sebagai berikut: Berdasarkan rumusan masalah, terlihat pada kerangka konseptual di atas bahwa diharapkan variabel independen (plan, do, check, action) berpengaruh terhadap variabel dependen (efektivitas strategi pemasaran), baik secara satu persatu maupun secara bersama – sama. 1. Indikator plan terdiri dari:

a. Identifikasi sasaran dan proses distribusi (vertikal dan horizontal).

b. Deskripsi proses distribusi dari awal hingga akhir. c. Penetapan tujuan akhir proses distribusi.

2. Indikator do terdiri dari:

a. Pelaksanaan rencana yang telah disusun. b. Pemantauan proses dalam skala kecil.

Proses Pemecahan Masalah (Variabel X) X1 = Plan X2 = Do X3 = Check X4 = Action

Efektivitas Strategi Pemasaran ( Variabel Y )

3. Indikator check terdiri dari: a. Pemantauan proses b. Evaluasi proses dan hasil c. Pelaporan proses dan hasil 4. Indikator action terdiri dari:

Revisi proses yang dianggap lemah

5. Indikator efektivitas strategi pemasaran terdiri dari:

a. Proses plan dikatakan efektif jika konsumen kembali melakukan pemesanan atau disebut menjadi pelanggan.

b. Proses do dikatakan efektif jika produk sampai tepat waktu ke tangan konsumen.

c. Proses check dikatakan efektif jika tidak ada komplain dari konsumen.

d. Proses action dikatakan efektif jika konsumen puas akan pelayanan perusahaan.

e. Keseluruhan proses PDCA dikatakan efektif jika permintaan akan produk terus meningkat.

D. Hipotesis

1. Pengaruh Proses Plan terhadap Efektivitas Strategi Pemasaran di PT Multi Inti Prahyangan Cirebon.

Proses plan merupakan tahap penting sebagai awal berjalannya suatu kegiatan apapun, baik kegiatan sederhana sampai kegiatan yang sangat penting. Di dalam suatu perusahaan distribusi proses plan

digunakan untuk merencanakan bagaimana suatu strategi pemasaran yaitu pendistribusian bisa menjadi efektif.

H1: Proses plan berpengaruh terhadap efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

2. Pengaruh Proses Do terhadap Efektivitas Strategi Pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

Proses do tahap kedua setelah perencanaan dilakukan. Pada tahap ini apapun yang dilakukan merupakan penentu berhasil atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di dalam sebuah strategi pemasaran yang berupa distribusi, ketepatan waktu merupakan hasil yang efektif pada tahap do.

H2: Proses do berpengaruh terhadap efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

3. Pengaruh Proses Check terhadap Efektivitas Strategi Pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

Proses check merupakan tahap untuk memeriksa dan mengevaluasi dari apa yang telah dilakukan. Jika di dalam proses pemasaran yaitu distribusi, check merupakan tahap yang penting agar kelemahan – kelemahan selama berjalannya suatu strategi pemasaran dapat ditemukan dan menjadi efektif.

H3: Proses check berpengaruh terhadap efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

4. Pengaruh Proses Action terhadap Efektivitas Strategi Pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

Proses action merupakan tahap terakhir dalam roda PDCA. Pada tahap ini apa yang sudah di periksa dan dievaluasi akan dikembangkan agar menjadi efektif.

H4: Proses action berpengaruh terhadap efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

5. Pengaruh Keseluruhan Proses PDCA terhadap Efektivitas Strategi Pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon. PDCA merupakan suatu siklus yang secara terus menerus berputar sebagai alat yang mengendalikan kualitas suatu kegiatan . Di

dalam proses pemasaran yaitu distribusi, PDCA diharapkan dapat menghasilkan strategi pemasaran yang efektif.

H5: Keseluruhan proses PDCA berpengaruh terhadap efektivitas strategi pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Di dalam penelitian ini akan mengkaji pengaruh proses PDCA terhadap efektifitas strategi pemasaran yaitu distribusi yang dilakukan oleh PT Multi Inti Parahyangan Cirebon. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk unit pemasaran PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek yang dimaksud adalah orang-orang yang dijadikan responden yang akan ditanyai untuk memperoleh informasi. Subjek penelitian ini adalah district manager dan seluruh karyawan dari unit pemasaran di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah variabel yang diteliti atau sesuatu yang bisa diukur. Objek dari penelitian ini adalah efektivitas strategi pemasaran ketika menerapkan PDCA untuk menjalankannya.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu : Januari 2012

Lokasi penelitian : PT Multi Inti Parahyangan, Cirebon

D. Variabel Penelitian

Di dalam penelitian ini terdapat lima variabel. Variabel – variabel tersebut yaitu plan, do, check, action (variabel independen), dan efektivitas strategi pemasaran (variabel dependen).

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan:

1. Plan adalah suatu proses dimana ada perencanaan, penetapan tujuan suatu strategi distribusi yang akan dilakukan oleh PT Multi Inti Parahyangan untuk memasarkan produk dari Wings Grup.

2. Do adalah suatu proses dimana PT Multi Inti Parahyangan melakukan dan mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan pada tahap plan.

3. Check adalah suatu proses dimana PT Multi Inti Parahyangan

mengevaluasi dengan mengadakan pengecekan terhadap apa yang akan dan telah mereka lakukan sesuai rencana kemudian dilaporkan.

4. Action adalah tahap terakhir bagi PT Multi Inti Parahyangan untuk menindaklanjuti kekurangan – kekurangan yang ditemukan, menetapkan standar kualitas strategi dan meningkatkan kualitas dari strategi pemasaran yaitu strategi distribusi sebelumnya.

5. Strategi pemasaran yang digunakan adalah strategi distribusi. Strategi distribusi yang digunakan PT Multi Inti Parahyangan yaitu distribusi vertikal dan distribusi horizontal. Distribusi vertikal yaitu dengan menyalurkan barang ke toko – toko grosir dan supermarket. Distribusi horizontal yaitu dengan menyalurkan barang kesebanyak mungkin toko.

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan di PT Multi Inti Parahyangan Cirebon.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dalam penelitian. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 50 responden.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang berarti pemilihan sampel atas dasar kesesuaian antara karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan tertentu (Sugiono, 2003:61).

H. Sumber Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan sumber data primer karena data yang diperoleh berasal dari subjek yang diteliti yaitu district manager beserta seluruh karyawan PT Multi Inti Parahyangan Cirebon. Beberapa contoh sumber data primer adalah responden ( karyawan PT Multi Inti Parahyangan, Cirebon) individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan

oleh peneliti dan di mana pendapat bisa dicari terkait persoalan tertentu dari waktu ke waktu, atau sumber umum seperti majalah atau buku tua (Sekaran, 2006:61).

I. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui:

1. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang diadakan ketika diketahui pada permulaan informasi apa yang diperlukan. Pewawancara yaitu peneliti memiliki daftar pertanyaan yang direncanakan untuk ditanyakan kepada responden, baik secara pribadi, melalui telepon, atau PC (Sekaran, 2006:70).

2. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Kuesioner merupakan suatu mekanisme pemgumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian (Sekaran, 2006:82).

J. Teknik Pengukuran Data

Untuk mengukur variabel – variabel yang ada dalam penelitian ini, maka akan dilakukan penyebaran kuesioner berdasarkan Skala Likert. Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena (Sugiyono, 2010:132).

Skala Likert digunakan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan dengan skala jawaban:

Tabel III.1 Pengukuran Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat Tidak Setuju STS 1

Tidak Setuju TS 2

Netral N 3

Setuju S 4

K. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Hasil penelitian yang valid yaitu apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari masing – masing item dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

√* ( ) +* ( ) + keterangan :

rxy : Koefisien korelasi setiap pertanyaan x : Skor dari setiap pertanyaan

y : Skor total dari setiap pertanyaan N : Banyaknya sampel atau responden

Kuesioner dinyatakan valid apabila korelasinya positif dan rhitung > rtabel dalam taraf signifikan 5%.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen (Sugiyono, 2010:172). Oleh karena itu walaupun instrumen

yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian relabilitas instrumen perlu dilakukan.

Uji reliabilitas digunakan untuk memenuhi keandalan kuesioner. Untuk menghitung reliabilitas, maka peneliti menggunakan rumus Alfa Cronbach :

{( )} { }

keterangan :

: Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan

: Jumlah varian butir : Varian total

Dimana reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

L. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum menguji data menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda, maka digunakan uji asumsi klasik untuk memprediksi data dengan menggunakan uji asumsi normalitas, uji asumsi multikolinieritas, dan uji asumsi heterokedastisitas.

Uji asumsi berikut ini digunakan sebelum menguji data dengan analisis regresi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali (Setyadharma, 2012:2).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas, dimana akan diukur

Dokumen terkait