• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETR = Beban Pajak Penghasilan

TINJAUAN PUSTAKA

6. Perencanaan Pajak ( Tax Planning )

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan suatu iuran wajib ke negara dan bentuk pengabdian serta peran aktif warga negara dan para anggota masyarakat untuk membiayai semua keperluan negara berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur oleh undang–undang dengan tujuan untuk kesejahteraan bangsa dan negara, dimana pajak sudah memberikan prestasi yang bisa dirasakan bagi masyarakat (Suandy, 2008). Dalam menjalankan program pemerintah diperlukan perhatian khusus bagaimana target penerimaan tersebut dapat tercapai.

Berbagai kebijakan dalam bentuk intensifikasi dan ekstensifikasi

telah di susun oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, teknologi, informasi, sosial, dan politik, peraturan perundang-undangan perpajakan akan terus di sempurnakan. Salah satu kebijakan yang dilakukan adalah dengan melakukan penyempurnaan undang-undang perpajakan, salah satunya adalah mengenai peraturan tentang pajak penghasilan. Melalui perubahan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak agar semakin patuh dalam membayar pajak sesuai dengan jumlah yang dibebankan. Dengan kebijakan ini maka manfat yang diperoleh adalah perbaikan sistem dan peningkatan penerimaan negara di sektor pajak.

Sebuah perusahaan merupakan wajib pajak sehingga pada kenyataannya bahwa suatu aturan struktur corporate governance

mempengaruhi cara sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban pajaknya, tetapi di sisi lain perencanaan pajak tergantung pada dinamika

corporate governance dalam suatu perusahaan (Friese, Link dan Mayer, 2006).

Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dianggap mampu memperkuat posisi daya saing perusahaan secara berkesinambungan, mengelola risiko dan sumber daya secara efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan kepercayaan investor. Fokus utama dalam tata kelola perusahaan berhubungan dengan masalah akuntabilitas dan pertanggungjawaban, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan pemegang saham, serta berhubungan dengan ketaatan pengelolaan perusahaan termasuk di dalamnya ketaatan dalam hal pembayaran pajak, dalam hal ini pajak penghasilan perusahaan (corporate income tax).

PeranCorporate Governance sebagai mekanisme struktur dan sistem dalam mendorong kepatuhan manajemen terhadap pembayaran pajak dianggap sangat diperlukan. Tata kelola perusahaan yang baik diduga dapat mendorong ketaatan perusahaan sebagai wajib pajak untuk menjalankan kewajiban perpajakannya. Namun di sisi lain, perusahaan sebagai wajib pajak tidak ingin membayar pajak yang besar dan berusaha

mengurangi beban pajak penghasilan yang mereka miliki agar beban perusahaan menjadi semakin berkurang. Pajak merupakan beban bagi perusahaan, sehingga tidak ada satu pun perusahaan yang dengan suka rela atau dengan senang hati mau membayar pajak. Hal inilah yang diduga menyebabkan praktik penghindaran pajak masih marak terjadi.

Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan strategi penting dalam perusahaan. Penghindaran pajak dilakukan dengan cara tidak melaporkan atau melaporkan tetapi tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atas pendapatan yang seharusnya dikenai pajak. Dalam penghindaran pajak, wajib pajak tidak secara jelas melanggar undang- undang atau menafsirkan undang-undang namun tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pembuat undang-undang. Secara tradisional diyakini

bahwa praktik penghindaran pajak perusahaan menunjukkan transfer kekayaan dari pemerintah kepada perusahaan dan akan meningkatkan nilai perusahaan. Salah satu pengertian dari penghindaran pajak (tax avoidance) adalah “arrangement of a transaction in order to obtain a tax advantage, benefit, or reduction in a manner unintended by thetax law” (Brown, 2012). Berdasarkan pengertian tersebut dijelaskan bahwa penghindaran pajak digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh keuntungan, manfaat, atau pengurangan terhadap pajak yang dibebankan, sehingga perusahaan dapat meminimalkan kewajiban pajak.

Aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan dilakukan semata-mata untuk meminimalisasi kewajiban

pajak perusahaan. Karena tindakan penghindaran pajak ini dianggap legal, membuat perusahaan memiliki kecenderungan untuk melakukan berbagai cara agar dapat mengurangi besaran laba yang dilaporkan pada laporan keuangan, sehingga besar pajaknya pun nantinya juga akan berkurang. Namun, kegiatan penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan dapat menjerumuskan perusahaan itu sendiri jika mereka tidak cermat dalam melakukan perencanan pajak mereka. Pada tahun 2005, dimana terdapat 750 perusahaan Penanaman Modal Asing yang ditengarai melakukan penghindaran pajak dengan melaporkan rugi dalam waktu 5 tahun berturut-turut dan tidak membayar pajak (Bappenas, 2005 dalam Jaya, et al, 2014).

Pengeluaran pajak di perusahaan sangat berpengaruh dalam kelangsungan operasional perusahaan itu sendiri. Pengeluaran pajak dapat mengurangi jumlah laba bersih yang akan diperoleh perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan untuk membayar pajak serendah mungkin. Untuk meminimumkan jumlah pajak yang harus dibayar, perusahaan melakukan manajemen pajak. Menurut lumbantoruan (1996) dalam suandy (2013), “manajemen pajak adalah sarana memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang harus dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan penghindaran pajak”.

Penghindaran pajak (tax avoidance) harus dibedakan dengan penggelapan pajak (tax evasion), karena pengelapan pajak berkaitan dengan tindakan yang melanggar hukum (illegal) untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan beban pajak, sedangkan penghindaran pajak dilakukan secara legal dengan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menghindari pembayaran pajak atau melihat kelemahan dari peraturan perundang-undangan itu sendiri. Penghindaran Pajak (tax avoidance)

merupakan segala bentuk kegiatan yang memberikan pengaruh terhadap kewajiban pajak, baik kegiatan yang diperbolehkan oleh pajak atau kegiatan khusus untuk mengurangi pajak.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Annisa dan Kurniasih (2012) yang menguji pengaruh antara corporate governance terhadap tax avoidance, menunjukkan bukti bahwa terdapat pengaruh antara corporate governance terhadap tax avoidance, yang menggunakan kualitas audit dan komite audit sebagai proksi pengukuran pada corporate governance. “Kurangnya perencanaan pajak (tax planning) dapat menyamarkan penyelewengan yang dilakukan oleh manajer sehingga dapat menurunkan nilai perusahaan” (Desai dan Dharmapala, 2006).

Mengukur penghindaran pajak sulit dilakukan dan data untuk pembayaran pajak dalam Surat Pemberitahuan Pajak sulit didapat untuk itu perlu pendekatan untuk menaksir berapa pajak yang sebenarnya dibayar perusahaan kepada pemerintah, oleh karena itu dalam penelitian mereka mengadopsi pendekatan tidak langsung untuk mengukur variabel

dependen penghindaran pajak yaitu dengan memulai menghitung perbedaan laba akuntansi dengan penghasilan / laba kena pajak (gap between financial and taxableincome), perbedaan yang dilaporkan ke pemegang saham atau investor menggunakan GAAP/SAK, sedangkan ke Kantor Pelayanan Pajak dengan PeraturanPerpajakan, perbedan ini terkenal dengansebutan book tax gap.

Pajak perusahaan dihitung berdasarkan suatu dasar,yaitu penghasilan atau labadikalikan suatu tarif tertentu dalam persentase. Terdapat beberapa jenis tarif untukmenghitung pajak, yaitu tarif yang ditentukan undang-undang, tarif rata-rata, tarif marginal, dan tarif efektif yang dibagi lagi menjadi tarif efektif rata-rata dan tarif efektifmarginal. Dalam penelitian bidang perpajakan untuk mengukur suatu perencanaan pajakbukanlah hal yang mudah karena data-data mengenai pajak perusahaan adalah suatu halyang rahasia.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hotman T. Pohan (2008) yang menguji analisis pengaruh kepemilikan institusi, rasio tobin’s q, akrual pilihan, tarif efektif pajak dan biaya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak, menunjukkan hasil bahwa secara parsial terdapat pengaruh antara rasio tobin’s q, perata laba, akrual pilihan, dan tarif efektif pajak terhadap penghindaran pajak.

Penelitian ini merupakan penelitian modifikasi dan pengembangan dari penelitian terkait dengan pengaruh corporate governance yangdiukur dengan tiga proksi, yakni proksi kepemilikan institusi, proksi dewan

komisaris dan proksi kualitas audit terhadap penghindaran pajak. Dan menggunakan variabel independen yang dapat secara signifikan mempengaruhi penghindaran pajak.

Dokumen terkait