• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Yayasan Kesehatan Kristen Untuk Umum (Yakkum)

BAB II COLLIN MCLENNAN DAN PROYEK REHABILITASI BETHESDA

A. Sejarah Yayasan Kesehatan Kristen Untuk Umum (Yakkum)

Berdirinya Yayasan Kesehatan Kristen Untuk Umum (Yakkum) merupakan sarana pelayanan kesehatan yang didirikan oleh Sinode Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ Jateng) pada tanggal 1 Februari 1950. Sarana pelayanan kesehatan ini melanjutkan dari yayasan rumah sakit Kristen di Jawa Tengah yang dirilis oleh Zending Gereja-Gereja Gereformeerde Belanda yang memulai misinya di Hindia Belanda pada tahun 1899.

Yakkum sendiri mulai berdiri pada tahun 1950 tetapi sebelumnya unit rumah sakit sudah melakukan tugas pelayanan kesehatan kepada pasien dan masyarakat oleh zending (Badan pekabaran injil dari Belanda). Seluruh pembiayaan layanan, termasuk tenaga dokter dan perawat disediakan dan dibiayai oleh badan tersebut. Rumah sakit tertua yang dimiliki badan tersebut adalah rumah RS Bethesda Yogyakarta yang dulu bernama RS Petronella.

Pada masa revolusi fisik, RS yang dikelola oleh badan ini diteruskan oleh Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan Sinode Gereja Kristen Indonesia Wilayah Jawa Tengah (GKI Wilayah Jateng). Untuk kepentingan legalitas hukum kemudian kedua sinode ini membentuk Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (Yakkum).

Pendirian legalitas Yakkum menggunakan jasa notaris Tan A Sioe di Semarang.1 Yakkum berdiri hari rabu, tanggal 1 Februari 1950 dengan modal awal sebesar Rp.1000.2 Pengesahan legalitas yayasan ini diatur dalam anggaran dasar yang mencantumkan 14 pasal.3 Dalam pembuatan akte pendirian ini disaksikan oleh Soenosmo Prawirohoesodo, Basoeki Probowinoto, The Tjiauw Bian, Tan Kiem Long.

Yakkum sebagai suatu organisasi memiliki tujuan yang tertera dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yakkum4

“Tujuan pendirian yayasan ini adalah menyatakan kasih Tuhan Yesus kepada orang yang menderita sakit, dengan jalan bekerja lapangan pengobatan dalam arti yang seluas-luasnya dengan menyelenggarakan rumah-rumah sakit, rumah sakit pembantu, balai-balai pengobatan, rumah-rumah untuk bersalin, balai-balai penerangan bagi bayi hamil, untuk segala orang dengan tiada membeda-bedakan bahasa dan agama.”

Untuk mencapai tujuannya Yakkum melakukan usaha pelayanan di bidang kesehatan umum dan bersifat menyeluruh, utuh, terpadu, dan berkesinambungan yang meliputi upaya pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan dan pendidikan.

Pada awal pembentukan yayasan dibentuklah pengurus harian. Pengurus harian berkewajiban mengurus pekerjaan umum sehari-hari dan bertanggung jawab

1 Tan A Sioe. Akte pembuatan organisasi Yakkum. Kantor Notaris Tan A Sioe.

Semarang.1950. hlm 1.

2Ibid.

3Ibid.

4Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yakkum Tahun 1997.hlm 3

penuh terhadap pengurus lainya lengkap dengan segala usahanya.5 Pengurus harian terdiri dari ketua, wakil ketua, sektretaris, dan bendahara. Pada awal berdirinya yayasan Yakkum jabatan ketua dipegang oleh Basoeki Probowinoto, wakil ketua dipegang oleh Soenoesmo Prawirohoesodo, sektretaris dipegang oleh Tan Kiem Liong, sedangkan bendahara dijabat oleh The Tjiauw Bian.6

Pada awal periodisasi kepengurusan Yayasan, memiliki tantangan internal yang dihadapi yaitu pemenuhan ketentuan Undang-Undang untuk legalitas kepemilikan rumah sakit dalam badan hukum Yayasan selain tantangan yang dihadapi adalah konsolidasi dengan rumah sakit.

Sejak awal berdirinya Kantor Yakkum di Solo dipimpin langsung oleh sekretaris pengurus. Jumlah staf dan karyawan pada waktu itu hanya 2 orang saja.

Bahkan Sekretaris Pengurus yang disebut Sekretaris Umum pernah dipimpin oleh direktur rumah sakit yaitu dr. Gunawan yang pada waktu itu menjabat direktur RS Panti Waluyo Solo. Setelah itu, Sekretaris Umum dijabat oleh tenaga purna waktu, yaitu dr. Soetidjap Ngarso dan dr. Adi Sucipto, SKM.

Perkembangan fungsi dan peran organisasi Yakkum mulai diperjelas pada tahun 1980 dimana sekretaris umum dibantu oleh biro. Pekerjaan utama biro-biro ini adalah membantu secara administrasi tugas-tugas Sekretaris Umum. Biro-biro-biro

5 Diatur dalam anggaran dasar pasal IV mengenai Pengurus. Op.cit.,hlm. 2

6 ibid .

tersebut meliputi biro umum, keuangan, perencanaan dan pengembangan, personalia, dan hukum dan harta milik.

Sekretaris Umum memiliki fungsi dan peran yang cukup dominan yaitu memimpin Yakkum keseharian atas nama pengurus, mengeksekusi kebijakan Yakkum, dan memimpin sekretariat. Pada awal berdirinya pada tahun 1950-1990 pengelolaan organisasi belum dilakukan dengan baik. Dalam anggaran dasar disebutkan bahwa Sekretaris Umum bertanggung jawab kepada pengurus, akan tetapi forum untuk pertanggung jawaban sangat terbatas. Semua komunikasi pada waktu itu masih dilakukan secara manual yaitu bertemu secara langsung (tatap muka atau rapat), surat, telepon, faksimili. Sementara domisili fungsionaris pengurus menyebar di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Memasuki tahun 2000-an penataan organisasi Yakkum terus dilakukan.

Dalam hal ini ada dua hal yang menonjol yaitu keterlibatan sinode gereja dalam pemilihan pengurus dan pemisahan fungsi dan peran dalam mengambil kebijkan dan pengeksekusi. Struktur organisasi pengurus disederhanakan menjadi ketua I, ketua II, Sekretaris I, Sektetaris II, Bendahara I, Bendahara II dan anggota-anggota. Penataan juga dilaksanakan terhadap struktur di Kantor Yakkum yang diorientasikan kepada layanan kepada unit, disamping administrasi yang sudah dilaksanakan sebelumnya.

Eksekusi kebijakan pengurus dipimpin oleh direktur Pelaksanaan di Kantor Yakkum.

A. Berdirinya Proyek Rehabilitasi Bethesda

Rehabilitasi bagi penyandang cacat fisik remaja di Yogyakarta hadir melalui Proyek Rehabilitasi Bethesda pada tanggal 16 November 1982 di Yogyakarta. Proyek Rehabilitasi Bethesda (PRB) merupakan proyek yang dibantu oleh Yakkum untuk membantu para penyandang cacat fisik khususnya anak-anak dan remaja. Pendirian lembaga ini pada waktu itu masih dibawah pengawasan Rumah Sakit Bethesda.

Pemrakarsa PRB adalah Collin F.A. Mclennan yang berasal dari Selandia Baru.

Pada awal berdirinya PRB terletak di jalan Kaliurang km 6.6, Gang Timor-Timur D05. Bangunan tersebut adalah rumah sederhana yang disewa PRB yang digunakan untuk banyak keperluan seperti, kantor, rumah pemimpin proyek, tempat tinggal jangka pendek untuk anak-anak yang berasal dari luar provinsi yang membutuhkan tindakan medis dan mengikuti kebutuhan ketrampilan kerja.

Foto 1. Penyandang Cacat di Proyek Rehabilitasi Bethesda

Sumber: Dokumen pribadi Endang (mantan pegawai Pusat Rehabilitasi Yakkum)

PRB sebagai salah satu tempat rehabilitasi penyandang cacat remaja memiliki tujuan yaitu membantu merehabilitasi anak penyandang cacat dalam berbagai cara untuk menjadikan mereka dapat bekerja mandiri dan berguna secara ekonomi bagi masyarakatnya. Sesuai dengan tujuanya PRB mengadakan berbagai kursus bagi penyandang cacat seperti menjahit, kerajinan kulit, membuat sepatu, membuat mainan anak, reparasi TV dan radio.

PRB selaku lembaga yang berfokus terhadap penyandang cacat fisik remaja membutuhkan pekerja lapangan (field worker) yang berfungsi untuk mendata anak-anak penyandang cacat fisik di Pulau Jawa dan Bali untuk direhabilitasi di PRB. Pada tahun 1982-1985 PRB memiliki dua field worker, Kedua field worker tersebut merupakan penyandang cacat fisik.

Untuk menjaring remaja penyandang cacat fisik para field worker tidak sembarangan dalam menjaring, butuh pendekatan khusus yang dilakukan. Seorang pekerja lapangan mengunjungi rumah penyandang cacat untuk memperoleh informasi latar belakang yang diperlukan serta membicarakan bersama keluarganya mengenai permintaan dan kebutuhannya. Sekembalinya dari kunjungan tersebut para staf membicarakan permintaan tersebut dan menentukan bantuan yang paling tepat.

Setelah mengetahui informasi penyandang cacat tersebut kemudian mengusahakan bantuan medis seperti bedah pembetulan, menyediakan alat-alat bantu, sekolah, kursus ketrampilan. Setiap bertugas para pekerja lapangan ini harus memberikan nasihat dan dorongan pada orangtua dan keluarga agar anaknya dapat dirawat.

Penyandang remaja yang dirawat berumur 8-20 tahun. Alasan PRB memilih penyandang remaja karena fase umur tersebut merupakan fase dimana seorang anak perlu melihat dan belajar akan dirinya sendiri serta lingkunganya. Untuk itu PRB memiliki program-program kursus dibidang pendidikan, latihan ketrampilan kerja, pengobatan, pemberian modal, konseling/ pemberian nasihat.

B. Colin Mc Lennan Pendiri Proyek Rehabilitasi Bethesda

Berdirinya Proyek Rahabilitasi Yakkum tidak lepas dari perjuangan Colin McLennan dalam memperhatikan penyandang cacat. Beliau merupakan warga negara Selandia Baru yang lahir pada tanggal 20 September 1934. Beliau lahir di kota Paraparaumu sekitar 50 km Selatan dari Wellington, ibukota Selandia Baru. Dalam kehidupanya ia berada di lingkungan gereja kristen dan kepanduan. Di lingkungan gereja beliau aktif menjadi anggota Persekutuan Gereja Presbyterian dan Methodist di Selandia Baru. Semasa remaja beliau tertarik kegiatan kepanduan di negaranya.7 Alasan ia mengikuti kegiatan kepanduan itu adalah kepanduan mengajarkan cara hidup mandiri dan menanamkan nilai kerjasama, serta tolong menolong.

7 Wawancara dengan Ibu Mundarsih.tanggal 31 Januari 2019 di Pusat Rehabilitasi Yakkum

Gambar 2. Collin McLennan (sebelah kiri)

Sumber: Dokumen pribadi Endang (mantan pegawai Pusat Rehabilitasi Yakkum)

Peristiwa pertama kali beliau bertemu dengan penyandang cacat ketika mendampingi kemah kepanduan di panti rehabilitasi penyandang cacat di Selandia Baru.8Pada acara tersebut ia mengajarkan anak-anak penyandang cacat bagaimana ia bertahan hidup di alam dengan keterbatasan fisik yang dimiliki. Pada acara kemah tersebut anak-anak penyandang cacat diajarkan untuk dapat mengatasi kekurangan yang dimiliki dengan cara yang berbeda. Salah satunya adalah dimana anak yang menggunakan kursi roda diajarkan untuk mengambil air di bawah perbukitan daerah Wellington, dengan cara membuat simpul tali yang dipasangkan ke ember. Ember tersebut kemudian diturunkan menggunakan tali sehingga anak-anak dapat mengambil air dengan menggunakan ember tersebut.

8 Wawancara dengan Bapak Sasongko pada bulan September 2018 di Gereja Sawo Kembar Yogyakarta.

Perhatian beliau terhadap penyandang cacat kemudian hadir ketika ia datang ke Indonesia tepatnya di Jakarta.9 Pada waktu beliau sedang berjalan ia melihat seorang anak penyandang cacat yang sedang meminta-minta. Melihat anak tersebut beliau heran kenapa seorang anak penyandang cacat tidak dirawat/ direhabilitasi seperti yang ada di negaranya. Kemudian ia mengajak anak tersebut ke rumah sakit terdekat untuk dibersihkan luka-lukanya.10Peristiwa inilah yang kemudian membuat semangat Colin McLennan untuk membuat rehabilitasi penyandang cacat remaja di Indonesia.

Pada waktu ia ingin mendirikan rehabilitasi penyandang cacat di Indonesia beliau mengalami kendala dalam hal perizinan. Perizinan sangat sulit dilakukan karena warga negara asing tidak boleh mendirikan usaha/lembaga sendiri harus dibawah yayasan milik pemerintah/swasta Indonesia. Kemudian ia menghubungi Gereja Presbyterian dan Methodist di Selandia Baru untuk meminta tolong bantuan.

Akhirnya Presbyterian dan Methodist memberikan jawaban bahwa jika ingin mendirikan rehabilitasi dapat bekerja sama dengan Yakkum.11

Pada akhir tahun 1980 beliau kembali ke Indonesia untuk bertemu dengan pimpinan Yakkum dengan tujuan bekerja sama untuk membangun rehabilitasi penyandang cacat remaja di Indonesia. Maksud baik beliau akhirnya ditanggapi baik

9 Ibid.

10 Ibid.

11Wawancara dengan bu Mundarsih..Loc.cit.

oleh pimpinan Yakkum pada waktu itu. Kemudian pada tahun 1982 berdirilah rehabilitasi penyandang cacat remaja di Yogyakarta dengan nama Proyek Rehabilitasi Bethesda.12 Bangunan awal yang digunakan PRB pada tahun 1982-1987 adalah rumah sewa. Rumah tersebut merupakan rumah milik salah satu pendeta yang mengajar di Universitas Kristen Duta Wacana. Kemudian pada tahun 1987 PRB kemudian berpindah ke desa Besi tepatnya di Jalan Kaliurang km 13,5.

Untuk mendirikan PRB dibutuhkan dana yang besar untuk itu Colin McLennan mencari donatur untuk mendirikan serta membiayai operasional PRB.

Akhirnya beliau berhasil menggaet donatur utama yaitu Presbyterian and Methodist di Selandia Baru. Donatur paling banyak adalah donatur berasal dari luar negeri seperti Bread for the World (Jerman), Danchurchaid (Denmark), Danish Scout and Guide Aid Agency (Denmark), I.C.C.O (Belanda), OXFAM (Amerika Serikat), Rehabilim Trust (New Zealand), Stichting Liliane Fonds (Belanda).13Para donatur ini terikat kontrak dengan PRB kurang lebih 10 tahun.14

Pada tahun 1982-1986 Colin McLennan menjabat sebagai project leader dimana ini bertanggung jawab akan jalannya PRB. Pada tahun 1987 beliau dimudahkan dengan adanya assisten project leader. Assisten project leader tersebut

12 Alasan rehabilitasi ini ditempatkan di Yogyakarta karena Yogyakarta basis kekuatan dari Yakkum karena disana terdapat Rumah Sakit Bethesda yang memiliki fasilitas dan alat kesehatan yang mewadahi.

13 Book Report Rehabilitasi Yakkum tahun 1982-1987. Yogyakarta: Proyek Rehabilitasi Yakkum.

14 Wawancara dengan Ibu Mundarsih. loc.cit

dijabat oleh Drs. Sasangka Rahardjo. Tugas assisten project leader adalah menemani beliau ketika mencari pasien atau mencari donatur selain itu bertugas sebagai wakil dari Colin McLennan bila beliau sedang keluar kota/negeri.

Selama beliau menjabat sebagai project leader dari tahun 1982-1993 ia menanamkan pada setiap pegawai untuk selalu disiplin dalam bekerja. Salah satunya ia terapkan pada bagian keuangan dimana pencacatan harus dilakukan secara sistematis dan benar.15 Beliau juga tidak segan untuk menegur karyawan yang tidak disiplin. Hal itu membuat semua orang yang bekerja di PRB merasa sangat tertantang dengan sistem yang dijalankan oleh Colin McLennan.

Pada tahun 1993 beliau sudah pensiun dari Pusat Rehabilitasi Yakkum karena pimpinan Yakkum menunjuk dr. Andu untuk menggantikan Colin McLennan.

Kemudian pada tahun 1990-1998 Colin McLennan mendirikan rehabilitasi penyandang cacat seperti Pusat Rehabilitasi Yakkum di negara Kamboja. Dengan semangat kerja yang tinggi hal itu berakibat buruk pada kondisi fisiknya. Pada tahun 1992 beliau sempat dirawat di Rumah Sakit Bethesda karena menderita serangan jantung ringan. Para karyawan PRY pun khawatir dengan kondisi yang dialami tetapi beliau tidak terlalu menanggapi penyakitnya dengan serius.16 Kemudian pada tanggal 28 Juni 2008 Colin McLennan menghembuskan napas terakhirnya dengan penyakit

15Wawancara dengan Ibu Endang. Pada bulan November 2018 di Pusat Rehabilitasi Yakkum.

16 Loc.cit. Mundarasih

jantung yang dimilikinya. Meninggalnya beliau membuat semua karyawan PRY merasa kehilangan sosok pendiri dan pemimpin.

C. Perkembangan Proyek Rehabilitasi Bethesda

1. Pembangunan Gedung Baru

Pada tahun 1982-1987 bangunan yang ditempati oleh Proyek Rehabilitasi Bethesda masih sangat sederhana. Sejak berdiri dari tahun 1982-1987 PRB telah menangani lebih dari 500 orang penyandang cacat remaja yang direhabilitasi.17Selain itu untuk memaksimalkan program dan kursus yang dilakukan PRB diperlukan ruangan yang luas. Untuk itu diperlukannya lahan yang luas untuk memaksimalkan program yang dijalankan PRB.

Pada tanggal 16 Juni tahun 1987 PRB memiliki Gedung Baru yang terletak di Desa Besi, jalan Kaliurang Km 13,5. Luas tanah PRB adalah 2500m2. Gedung baru ini diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Sri Paduka Paku Alam VIII. Selain itu pembangunan gedung ini tidak lepas dari bantuan dana yang berasal dari EZE.18

17 Book report Proyek Rehabilitasi Betesdha. Yogyakarta:Proyek Rehabilitasi Betesdha.1987.

18Ibid.

Foto 3. Proyek Rehabilitasi Bethesda Tahun 1987

Sumber: Dokumen pribadi Endang

Foto 4.Prasasti Peresmian Gedung yang ditandatangani oleh Sri Paduka Paku Alam VIII

Sumber: Dokumen Pribadi Pusat Rehabilitasi Yakkum

Pada awal peresmian gedung baru lahan yang digunakan belum dibangun secara menyeluruh. Pembangunan pertama adalah pembangunan gedung serba guna, asrama laki-laki dan wanita, ruang kelas (1), ruang administrasi (1), ruang perawatan (1), bengkel.

Dengan dibangunnya gedung baru ini maka fasilitas dan program di PRB semakin berkembang. Penyandang cacat yang dirawat tidak perlu khawatir karena

fasilitas kesehatan sudah memadai sehingga tidak perlu dirujuk ke Rumah Sakit Bethesda. 19 Ruangan bengkel orthotic dan prosthetic semakin diperluas sehingga dapat memaksimalkan hasil protese yang dibuat.

Pembangunan gedung baru berdampak positif dalam menjalin hubungan kerjasama PRB dengan pemerintah Indonesia dan luar negeri. Kerjasama yang dilakukan PRB dengan pemerintah Indonesia adalah pembuatan sandal kulit hasil produksi dari PRB, pembuatan sandal ini akan dibantu oleh departemen tenaga kerja dan sosial Republik Indonesia. Pemerintah India dan Selandia Baru juga tertarik mengadakan kerjasama dengan pihak PRB. Pemerintah India mengundang dua orang staff PRB ke India untuk mengikuti kursus pembuatan dan penggunaan kaki karet.

Kursus yang ditempuh selama 2 bulan. Sedangkan kerjasama dengan Pemerintah Selandia Baru dibidang kesehatan dengan mendatangkan dokter fisioterapis dari Selandia Baru. Kedatangan dokter ini sangat membantu pelayanan kesehatan ortopedi penyandang cacat di RPB.

2. Program Pelayanan dan Kesehatan Proyek Rehabilitasi Yakkum

Proyek Rehabilitasi Bethesda memberikan pelayanan kepada anak-anak atau remaja yang menderita cacat badan dan mempunyai pendekatan non panti.

Pendekatan non panti ini dilakukan mulai tahun 1982-1987.20 PRB ini memberikan

19Hal ini terkecuali bila dilakukan operasi maka penyandang cacat tetap dirawat di Rumah Sakit Bethesda.

20 Wawancara dengan Ibu Mundarsih. Loc.cit

bimbingan dan sarana kepada orang tua, keluarga untuk menolong penyandang cacat memberikan perhatian yang layak serta memungkinkan anak atau remaja dapat hidup mandiri di kemudian hari tanpa harus ada rasa rendah diri. Pelayanan yang dilakukan oleh Proyek Rehabilitasi Yakkum pada tahun 1982-1987 meliputi, pendidikan, latihan ketrampilan berkala, pengobatan, pemberian modal, konseling/ pemberian nasihat.

Pada program dibidang pendidikan PRB mengirimkan anak-anak penyandang cacat untuk disekolahkan. Anak-anak yang dikirim tidak dikenai biaya karena semua biaya sekolah,buku-buku, pakaian seragam sekolah, biaya perjalanan semuanya ditanggung oleh PRB.21Pada tahun 1985 PRB membantu 26 anak cacat untuk belajar di sekolah dengan memenuhi biaya sekolah, seragam, buku-buku dll. Dalam hal ini tidak semua anak dimasukkan ke dalam sekolah biasa beberapa anak juga mendapatkan pendidikan di dalam PRB yang dilakukan oleh guru “part time”, selain itu beberapa anak juga dimasukkan ke dalam sekolah luar biasa.

Program latihan ketrampilan kerja merupakan salah satu program yang dilakukan oleh PRB. Ada dua jenis kursus yang diadakan oleh PRB pertama ketrampilan yang memampukan seseorang untuk bekerja ditengah masyarakat dengan mendirikan usaha sendiri seperti menjahit/memotong pakaian, reparasi sepeda motor, reparasi radio. Yang kedua adalah pengajaran kerajinan khusus seperti kerajinan kulit, membuat sandal, menjahit tusuk silang dan membuat mainan anak yang mengarah

21 Wawancara dengan Pak Jaimun pada bulan Maret 2018 di Pusat Rehabilitasi Yakkum.

untuk menolong kasus huna membuat barang-barang di rumah mereka sendiri yang kemudian dipasarkan oleh PRB. Program ini berfungsi sebagai melatih para penyandang cacat agar dapat berguna bagi lingkungan sekitar. Latihan ketrampilan/kursus yang diajarkan meliputi bengkel pembuatan protese, perbaikan radio, kerajianan kulit dan kain, dan menjahit. Para penyadang cacat yang mengikuti kursus diwajibkan untuk membayar setengah atau seluruh biaya kursus.

Program medis (pengobatan) dilakukan oleh PRB dengan mengirim penyandang cacat yang membutuhkan perawatan salah satunya amputasi. Para penyandang cacat yang dirawat dikirim ke rumah sakit betesda atau rumah sakit ortopedi di Solo. Biaya pengobatan ditangguhkan kepada pihak PRB dengan membayar separuh atau keseluruhnya. PRB sendiri juga memberikan peralatan ortopedi seperti kruk, kaki palsu, kursi roda untuk menunjang pengobatan.

Pada program pemberian modal masih berkaitan dengan latihan ketrampilan kerja dimana para penyadang yang telah selesai menyelasaikan kursus diberi modal dalam bentuk peralatan. Peralatan yang diberikan disesuaikan dengan kursus yang diikuti oleh peserta. Pemberian peralatan yang paling banyak diberikan pada tahun 1985 adalah peralatan jahit. Jumlah peserta yang selesai mengikuti kursus pada tahun tersebut sebanyak 34 orang.

Konseling/pemberian nasihat merupakan program baru yang dilakukan oleh PRB. Pada waktu tahun 1982-1985 pemberian konseling dilakukan oleh guru, filed worker, dan pemimpin proyek. Waktu itu belum adanya psikolog untuk menangani

masalah konseling. Guru adalah sosok langsung yang bertemu dengan murid langsung untuk itu guru lah yang mengerti keadaan murid. Pemberian nasihat masih berupa nasihat untuk memotivasi penyandang cacat dalam mengahadapi dunia luar setelah menyelesaikan perawatan/kursus di PRB.

33

BAB III

PERAN PUSAT REHABILITASI YAKKUM DI YOGYAKARTA

A. Pusat Rehabilitasi Yakkum 1991-2004

1. Dari Proyek Rehabilitasi Bethesda menjadi Pusat Rehabilitasi Yakkum

Pada tahun 1991 merupakan tahun penting bagi Proyek Rehabilitasi Bethesda karena terjadi empat keputusan penting yang diambil. Pertama, perubahan nama Proyek Rehabilitasi Betesdha menjadi Pusat Rehabilitasi Yakkum. Perubahan ini dilakukan karena atas pertimbangan dewan pengurus Yakkum yang mana PRB secara langsung di bawah pengawasan dari Yakkum pusat.1 Kedua, ditunjuknya dr. Andu Sofyan yang menjabat sebagai direktur oleh dewan pengurus Yakkum.2 Ketiga adalah didirikanlah Yakkum Craft sebagai lembaga profit yang didapatkan dari produksi dan pemasaran kerajinan. Keempat adalah penambahan fasilitas kesehatan dan program Pusat Rehabilitasi Yakkum.

1Pada tahun 1982-1990 Proyek Rehabilitasi Bethesda dibawah pengawasan dari Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

2 Alasan dr. Andu Sofyan ditunjuk sebagai direktur PRY karena sebelum beliau ditunjuk beliau bekerja bersama Collin Mclennan dan menjadi orang kepercayaan beliau.

Sehingga beliau mengerti benar cara mengelola PRY dengan mengikuti semangat kerja yang diajarkan oleh Collin Mclennan.

Proyek Rehabilitasi Bethesda mulai berganti nama menjadi Pusat Rehabilitasi Yakkum (PRY) pada tahun 1991. Perubahan tersebut dilakukan dengan alasan Proyek Rehabilitasi Betesdha yang awalnya merupakan proyek yang diawasi oleh rumah sakit Bethesda dirubah yang mana Yakkum mengawasi secara langsung sehingga nama Proyek diganti menjadi Pusat. Keputusan perubahan ini disetujui langsung oleh pimpinan pusat pada waktu itu yaitu Dr.

Guno Samekto. Pemerintah daerah juga meresmikan nama baru PRY melalui Bupati Sleman Bapak Drs. H. Arifin Ilyas pada tanggal 12 Januari 1991.3

Foto 5. Prasasti Peresmian Gedung ditandatangani oleh Bupati Sleman

Sumber: Pusat Rehabilitasi Yakkum

Perubahan nama yang terjadi juga merubah kepengurusan pada Pusat Rehabilitasi Yakkum. Pada tahun 1991 dewan pengurus Yakkum menunjuk dr.

Andu Sufyan menjadi Direktur, jabatan wakil direktur atau asisten pimpinan proyek adalah Drs. Sasangka Rahardjo. Selain direktur dan wakil direktur

Andu Sufyan menjadi Direktur, jabatan wakil direktur atau asisten pimpinan proyek adalah Drs. Sasangka Rahardjo. Selain direktur dan wakil direktur

Dokumen terkait