• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pusat Rehabilitasi Yakkum bagi Penyandang Cacat di Kabupaten

BAB III PERAN PUSAT REHABILITASI YAKKUM DI

C. Peran Pusat Rehabilitasi Yakkum bagi Penyandang Cacat di Kabupaten

PRY yang mulai berdiri pada tahun 1982 telah menangani kurang lebih 3000 kasus dari tahun 1982-2000.23 Jenis kecacatan yang ditangani pun bermacam seperti polio kaki/tangan, kaki pengkor, amputasi, bibir sumbing,luka

22 Laporan Pusat Rehabilitasi Yakkum Tahun 2001. Loc. Cit.hlm.13

23 Book Report Pusat Rehabilitasi Yakkum 1982-2000. Yogyakarta. Pusat Rehabilitasi Yakkum. 2000.

bakar, paraplegia, short leg. Kecacatan tersebut oleh PRY dibagi menjadi tiga yaitu kecacatan ringan, kecacatan sedang, kecacatan berat. Kecacatan ringan mendapatkan rehabilitasi di bawah dua tahun, kecacatan sedang mendapatkan pelayanan rehabilitasi sekitar 2-7 tahun sedangkan untuk kecacatan berat mendapatkan pelayanan rehabilitasi selama lebih dari 7 tahun.

Penyandang cacat yang dirawat di PRY tidak sembarangan penyandang cacat yang dilihat dari segi kecacatanya tetapi PRY memiliki standar penyandang cacat yang dirawat. Ada lima kriteria yaitu berasal dari keluarga tidak mampu, umur pasien yang dirawat tidak lebih dari 25 tahun, kecacatan yang dimiliki adalah kecacatan permanen, mau direhabilitasi (memiliki jiwa mandiri dan bekerja keras), belum terikat oleh organisasi pemerintah atau non pemerintah.

Konsentrasi pelayanan rehabilitasi PRY adalah wilayah Jawa Tengah, DIY, dan Bali. Tetapi tidak menutupi kemungkinan dari provinsi luar seperti Kalimantam, Irian, Flores, NTB. Penyadang cacat yang direhabilitasi paling banyak berasal dari provinsi Jawa Tengah dan DIY.

Selama direhabilitasi para penyandang cacat mendapatkan fasilitas seperti kesehatan dan pendidikan. Fasilitas kesehatan meliputi pemeriksaan rutin oleh dokter dibidang orthopedi dan gigi. Pada tahun 2000 PRY mulai mengembangkan aspek kesehatan jiwa melalui psikososial. Fasilitas pendidikan juga diberikan tidak lupa diberikan. Fasilitas pendidikan dilakukan di dalam PRY dan di luar PRY. Fasilitas pendidikan di dalam PRY diberikan melalui pendidikan formal dan ketrampilan. Pendidikan di luar PRY adalah memasukkan penyandang cacat ke sekolah umum atau sekolah khusus (SLB).

Penyandang cacat di PRY tidak hanya dirawat saja tetapi juga hadir dalam kegiatan-kegiatan yang berada di luar PRY. Kegiatannya meliputi menghadiri tahunan upacara bendera setiap tanggal 17 Agustus yang diadakan oleh pemerintah, menghadiri konfrensi salah satunya konfrensi penyandang cacat di Jakarta pada tahun 1996, mengikuti pelatihan pembuatan alat kaki palsu di luar negeri. Kegiatan ini sangat berguna bagi penyadang cacat agar mereka dapat mengembangkan diri di tengah lingkungan masyarakat.

Pusat Rehabilitasi Yakkum juga membantu masyarakat di daerah desa untuk memajukan desanya hal itu datang melalui program Community Based Rehabilitation (CBR). Program ini merupakan pembinaan desa-desa yang dilakukan warga desa dengan penyandang cacat PRY. Program yang dijalankan adalah ketrampilan dasar (menjahit, bengkel, memasak), layanan kesehatan, air bersih. Program ini sudah mulai lakukan pada tahun 1995 di desa Wukisari dan Gayamharjo.

Dari program CBR yang diadakan di desa Wukisari dan Gayamharjo pada tahun 1995 terdapat 45 penyandang cacat. Melihat adanya penyandang cacat yang tinggal di daerah tersebut maka program CBR dilakukan untuk mengedukasi masyarakat bagaimana masyarakat mencegah terjadi kecacatan dan penanganan dasar-dasar kepada penynadnag cacat fisik. Pada tahun 1996 program yang dilakukan meliputi 1). Pencegahan; para field workers mendorong masyarakat untuk mencegah terjadinya kecacatan. 2). 4 penyandang cacat yang tinggal di desa tersebut direhabilitasi di PRY, dua penyandang disekolahkan sedangkan dua lainya mengikuti pelatihan kerja. 3). Air bersih, program ini

sebagian didanai oleh pemerintah setempat. 4). Pelatihan terhadap para penyadang cacat yang mana warga sekitar diajarkan bagaimana memberikan pertolongan kepada penyandang cacat yang berada di desa tersebut.

Pada tahun 1997 salah satu program CBR yaitu air bersih mendapatkan hasil dengan dibangunnya sumur pada setiap desa. Bantuan pembuatan sumur ini berasal dari SIMA VI (Organisasi Belanda). Sebelumnya warga harus berjalan 5 km dari sumber mata air. Program CBR diketuai oleh Irene Whittaker. Program selanjutnya adalah live in yang dilakukan penyandang disabilitas untuk tinggal bersama warga.

Pada tahun 1998 kegiatan ini meluas ke daerah Sardonoharjo dan Sinduharjo. Program ini merupakan kerjasama PRY dengan kepada desa Wukisari, Gayamharjo, Sardonoharjo dan Sinduharjo. Koordinator, pekerja lapangan, petugas kesehatan PRY mengawasi jalanya program ini. Program ini membuka pandangan masyarakat desa bahwa penyandang cacat dapat berkontribusi terhadap kemajuan desa. Sehingga tidak terjadi pandangan negatif terhadap penyandang cacat. Peserta penyandang cacat yang mengikuti program ini diajarkan untuk siap membantu lingkungan sekitar dengan keterbatasan fisik yang dimiliki.

52

BAB IV

DIREKTUR PUSAT REHABILITASI YAKKUM TAHUN 1991-2004

A. Direktur Pusat Rehabilitasi Yakkum

Pusat Rehabilitasi Yakkum merupakan lembaga swasta yang bergerak pada rehabilitasi penyandang cacat remaja dibawah Yakkum. Sejak berdiri pada tahun 1982 lembaga ini sudah mengangani hampir 3000 lebih penyandang cacat remaja dengan berbagai macam jenis cacat fisik. Keberhasilan ini merupakan usaha dari para pegawai dan donatur yang membantu dalam merabilitasi para penyandang cacat fisik remaja. Para pegawai dan donatur yang membantu PRY tidak lepas dari peran direktur dalam memberikan arahan dan kebijakan-kebijakan yang dilakukan PRY.

Dalam struktur kelembagaan Yakkum, PRY sendiri merupakan salah satu bagian dari kegian ekstramular (pelayanan kesehatan di dalam masyarakat) Yakkum yang terdiri dari YEUW, YC, dan PRY. PRY sendiri merupakan salah satu unit yang bergerak pada kegiatan rehabilitasi penyandang cacat remaja.

Dalam setiap unit ini Yakkum menunjuk seorang direktur untuk memimpin.

Syarat menjadi seorang direktur adalah menjadi anggota Yakkum aktif, memiliki jiwa sosial tinggi, pekerja pada bidang pelayanan sosial dan kesehatan masyarakat.

Penunjukan direktur PRY merupakan pertimbangan dari dewan pembina dan pengurus dari Yakkum. Penunjukan ini dilihat dari pelayanan sosial yang tinggi kepada masyarakat dalam bidang kesehatan. Pada awalnya direktur pertama PRB adalah Collin McLennan dari tahun 1984-1991. Pada masa kepimpinan beliau Yakkum hanya memantau dan mengawasi jalan Proyek Rehabilitasi Betesdha karena proyek ini masih dibawah pengawasan naungan rumah sakit Bethesda.

Walaupun lembaga ini masih dibilang baru tetapi ditangan Collin Mclennan proyek ini mengalami kemajuan. Pada masa jabatan Collin McLennan PRY memiliki gedung baru yang terletak di jalan Kaliurang km 13.5 yang masih berdiri sampai sekarang, selain itu beliau memiliki jaringan yang luas terhadap donatur-donatur asing, program yang dijalankan sesuai selalu tercapai, selalu bekerja sama dalam pihak asing dalam bentuk dana dan tenaga kerja.

Melihat keberhasilan tersebut maka Yakkum sendiri sebagai lembaga swasta yang bergerak dibidang kesehatan merangkul PRB agar menjadi salah satu bagian dari unit kerja Yakkum dibidang ekstramular. Sehingga semua aturan dan kegiatan PRB sendiri diawasi dan dipantau oleh Yakkum pusat. Salah satu perubahan yang terjadi adalah perubahan nama Proyek Rehabilitasi Bethesda menjadi Pusat Rehabilitasi Yakkum yang ditandai pemindahan ke gedung baru.

Selain itu direktur yang awalnya merupakan Collin McLennan diganti dengan dr.Andu Sofyan. Pergantian itu dikarenakan syarat utama dalam memimpin unit kerja dalam Yakkum merupakan seorang Warga Negara Indonesia.

1. Dokter Andu Sufyan (1991-1999)

Dokter Andu Sufyan merupakan direktur pertama Pusat Rehabiltasi Yakkum. Sebelum diangkat menjadi direktur beliau sudah bekerja sebagai dokter di Yakkum pada tahun 1984. Pengangkatan beliau menjadi direktur ini merupakan keputusan dari pembina dan pengurus dari Yakkum.

Dokter Andu Sufyan lahir di Lasem, Rembang pada tanggal 24 April 1933. Beliau merupakan memiliki dua latar belakang yaitu seorang dokter dan tentara. Beliau mulai belajar di pendidikan kedokteran UGM pada tahun 1961 kemudian beliau lulus pada tahun 1969. Ia menempuh jalur militer melalui wajib militer pada saat ia sedang belajar di UGM pada tahun 1967.1 Setelah lulus menjadi seorang dokter ia berfokus pada kegiatan wajib militernya dengan diterjunkan di daerah seperti Kalimantan Barat dan Timor-Timur.2 Waktu diterjunkan di daerah Kalimantan Barat beliau bertugas sebagai dokter dan tentara dengan tugas menumpas sisa-sisa pergerakan PKI di daerah tersebut pada tahun 1970. Setelah pulang ke Jogja beliau ditempatkan di rumah sakit tentara Yogyakarta selama 6 bulan. Pada tahun 1970 sampai 1986 beliau menjadi dokter di Rumah Sakit Tentara Solo sebagai komandan detasemen di rumah sakit tersebut. Kemudian beliau pensiun menjadi tentara pada tahun 1987.

Pada tahun 1984- 1987 beliau menjabat menjadi pegawai aktif Yakkum.

Pada tanggal 7 Desember 1989 beliau pernah mendapatkan penghargaan dari

1 wajib militer yang berlaku sesuai dengan UU No 40 Tahun 1966 mengenai wajib milter.

2 wawancara dengan dokter andu 12 Juni 2019

Kementerian Sosial Republik Indonesia oleh Prof. dr. Yustika sebagai dokter yang peduli terhadap anak-anak dan remaja penyandang cacat. Kemudian pada tahun 1991 beliau menjabat sebagai direktur Pusat Rehabilitasi Yakkum dengan tugas utama adalah membina anak-anak dan remaja cacat fisik.3 Selama menjadi direktur PRY beliau dibantu secara langsung oleh Collin Mclennan yang pada waktu itu masih tinggal di PRY. Bantuan yang diberikan dalam bentuk donatur dan alat-alat kesehatan seperti alat kedokteran gigi dan dokter gigi yang berasal dari Selandia Baru.4

Pada waktu kepimpinan Dokter Andu menjadi direktur beliau bertanggung jawab kepada donatur-donatur yang berasal dari luar negeri. Setiap donatur memberikan dalam bentuk uang, alat-alat kesehatan, dan tenaga kerja asing.5Donatur asing inilah yang kemudian menjadi tumpuan PRY selama masa kepimpinan dr Andu Sufyan sampai tahun 1999.

Pada tahun tanggal 4 September 1999 didirikan Yakkum Craft yang dipimpin oleh Dokter Andu Sufyan. Sehingga beliau menjabat dua yaitu Pusat Rehabilitasi Yakkum dan Yakkum Craft. Antara tahun 1993-1995 beliau mendapatkan pesanan berasal dari Inggris dalam bentuk mainan kayu kuda sebanyak 50 buah dalam sebulan. Pesanan tersebut sangat membantu sekali YC dalam pengembanganya. Pada tahun 1996 beliau dibantu dengan pak Sasangka

3 ibid

4 ibid

5 Karena hampir semua alat kesehatan dan mesin kerajinan dari donatur maka PRY tidak boleh menarik biaya kepada pasien penyandang cacat di PRY. Ibid.

Raharja dalam pengembangan YC. Pada tahun yang sama YC mendapatkan pesanan foto tiga dimensi untuk dikirimkan ke Amerika Serikat. Setelah kerajinan tersebut dikirimkan ternyata pihak PRY mendapatkan kritik dari pemesan karena hasil pengerjaan yang kurang rapi dan berbeda. Kemudian beliau menjelaskan bahwa yang mengerjakan adalah penyandang cacat dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, yang menurut beliau menjadi alasan kuat sehingga pihak pemesan menjadi rendah hati.

Selama beliau menjabat direktur PRY beliau berfokus pada pendidikan anak-anak disabilitas. Pendidikan yang diterapkan adalah kedisiplinan yang selalu ia tekankan kepada penyandang cacat walaupun memiliki kondisi tubuh yang kurang tetapi memilki jiwa kedisiplinan maka kekurangan tersebut dapat menjadi kelebihan utama untuk membantu semua orang.6 Hal itulah yang kemudian beliau tanamkan di PRY sehingga menghasilkan program baru yaitu Rehabilitas Berbasis Masyarakat.7

Selain menjadi direktur PRY beliau juga bergerak dibidang sosial seperti ketua Rotary Club Mataram Yogyakarta,8pembina Yayasan Pelita Kasih, pendiri

6 ibid

7 RBM merupakan program PRY kepada masyarakat di desa Wukisari, Gayamharjo, Kecamatan Prambanan. Program ini adalah program air bersih untuk warga sekitar dengan bantuan para penyandang cacat PRY. Selain program air bersih program ini juga mengajarkan bagaimana para penyandang cacat berkerjasama dengan warga dan warga diberi pengetahuan dalam memperdayakan penyandang cacat.

8 Rotary Club merupakan Lembaga yang bergerak pada pembinanaan kesehatan masyarakat yang tersebar di seluruh dunia.

Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Yogyakarta.9 Selain itu juga beliau juga membuka praktek dokter sendiri di daerah Purwanggan, Kota Yogyakarta untuk membantu orang-orang yang kurang mampu.

2. dr. Istianto Kuncoro (1999-2004)

Direktur Pusat Rehabilitasi Yakkum dr Andu Sufyan mengakhiri masa jabatanya pada tahun 1999. Kemudian pada tanggal 1 September 1999 Yakkum menunjuk dr. Istianto Kuncoro sebagai direktur kedua Pusat Rehabilitasi Yakkum.

dr. Istianto Kuncoro lahir di Semarang pada tahun 1958. Beliau mengambil jurusan kedoktoran di Universitas Ukrida Jakarta.

Lulus menjadi seorang dokter beliau menjadi pegawai tidak tetap untuk mengabdi sebagai dokter dipelosok daerah di Indonesia sekitar tiga tahun dari tahun 1994-1997. Kemudian ia melanjutkan pengabdianya di Kecamatan Longiran di Kalimantan Timur tepatnya di Rumah Sakit Santo Yosef. Selama bekerja di Rumah Sakit ini beliau sempat menjadi direktur di rumah sakit tersebut.10Kemudian beliau keluar dari rumah sakit tersebut dan mulai bekerja di PRY pada Agustus tahun 1999 kemudian beliau mulai menjabat menjadi direktur pada bulan September 1999.11

Selama beliau menjabat menjadi direktur beliau bertanggung jawab besar kepada donatur-donatur asing PRY. Tanggung jawab yang dimaksud adalah

9 https://bisamandiri.com/mitra/yayasan-penyandang-cacat-mandiri-yogyakarta/

10 wawancara dengan dr.Istianto Kuncoro pada tanggal 15 Juli 2019 di Pusat Rehabilitasi Yakkum.

11 Ibid.

mempercayakan para donatur agar mau kembali mendanai PRY. Hal tersebut dilandasi karena pada tahun 1999 dimana kondisi global dimana banyaknya pecahan negara Uni Soviet yang merdeka sehingga para donatur menarik dananya.

Hal tersebut berakibat krisis keuangan pada PRY.

Salah satu donatur yang menarik danaya dari PRY adalah bread for the world. Lembaga ini merupakan lembaga yang membiayai operasional PRY sebanyak 70% setiap bulanya. Sehingga bila lembaga ini mencabut dananya dari PRY maka akan terjadi collaps anggaran di PRY.12 Sehingga menjadi tanggung jawab besar beliau untuk mempertahankan donatur agar PRY dapat berjalan.

Untuk kembali menggaet kembali para donatur kemudian beliau meningkatkan kualitas terhadap penyandang cacat. Kualitas itu ditampilkan dengan cara membuka open house yang bertepatan dengan ulang tahun PRY.

Dengan cara membuka open house membukakan para donatur agar PRY diketahui oleh pihak donatur. Selain itu cara lain PRY agar mendapat bantuan adalah sosialisasi ke gereja GKI dan GKJ di daerah Yogyakarta, Solo, dan Semarang. PRY datang ke gereja-gereja tersebut dengan membawa vocal grub dan hasil karya kelayaan.

Kesulitan dana dirasakan PRY selama masa pimpinan dr. Istianto Kuncoro, agar tidak menjadi pembengkakan dana maka dilakukan pengurangan dana salah satunya dibidang operasi bagi penyandang cacat yang mana operasi yang biasanya dibiayai 10 juta dipangkas menjadi 7 juta. Selain itu program kursus yang kurang diminati dikurangi programnya .Pengurangan biaya memang

12 Ibid.

harus dilakukan karena kurang adanya bantuan dan arahan dari pihak Yakkum pusat.13

Untuk membantu keuangan di PRY beliau terpaksa menjual kendaraan operasional yang ada di PRY. Kendaraan operasional yang dijual adalah bak tambahan mobil (gerbong tambahan di mobil) dan salah satu mobil.

Pemangkasan ini terpaksa dilakukan karena pada waktu itu PRY memiliki 3 buah mobil sehingga perlu dipangkas untuk membantu kondisi PRY saat itu. Selain itu bak tambahan mobil terpaksa dijual, bak barang tersebut adalah barang peninggalan dari Collin Mclennan. Bak itu terjual seharga 15 juta pada waktu itu.14

Menurut beliau bantuan Yakkum pusat terhadap PRY mengenai dana dirasa kurang karena persolaan tersebut seharusnya sudah diurus pusat. Sehingga pengurus inti PRY tidak perlu mencari dana untuk biaya operasional. Selanjutnya beliau juga memberikan solusi dana yang mana setiap rumah sakit dibawah di Yakkum menyisihkan dananya untuk membantu PRY.

Pada awal 2000 ini PRY juga mengalami kesulitan dalam mencari penyandang cacat.15 Hal ini dikarenakan ketakutan keluarga penyandang cacat yang mana bila mengikuti PRY akan dikristenisasi.16 Sehingga para field worker

13 Ibid.

14 ibid.

15 Book report Pusat Rehabilitasi Yakkum Tahun 2000. Pusat Rehabilitasi Yakkum. Yogyakarta. Hlm., 3.

16 ibid. lihat book report tahun 2000.

harus bekerja keras untuk mendekati para kepala desa, dan warga sekitar agar anak penyandang cacat dapat dirawat di PRY.17

Kondisi keuangan yang dirasakan PRY tidak mematahkan semangat beliau untuk memimpin. Salah satu cara beliau adalah dengan memperbaiki program-program di PRY dengan daya jual yang semenarik mungkin. Seperti program VTC (Vocational Training Cource) dibidang electro yang mana membeli TV terbaru agar murid-murid mengetahui cara memperbaiki TV yang terbaru agar tidak tertinggal. Selain itu muncul juga pelatihan ketrampilan menggunakan komputer. Program mulai dilakukan pada tahun 2000 yang disponsori oleh Microsoft Indonesia. Pihak ini memberikan 3 komputer dan satu software serta dana 1 tahun pada tahun 2000.

Program psikososial menjadi program baru pada masa beliau menjabat.

Program ini mulai dilakukan pada bulan Juni tahun 2000.18 Program ini hadir dengan melihat kondisi awal anak-anak penyandang cacat yang memiliki rasa kurang percaya diri sehingga sulit untuk berkembang apalagi mandiri. Bidang psikososial tidak hanya menggarap pengembangan kepribadian tapi juga terlibat dalam kegiatan pelayanan seperti pendampingan pasien untuk persiapan operasi, persiapan kerja, pendampingan keluarga kelayaan dan pendampingan individu.

17 Pada tahun 2000-2004 tugas petugas lapangan memiliki tugas pokok yaitu klarifikasi data kelayaan yang dirujukan oleh dinas social, mendapatkan informasi kondisi kelayaan yang pernah mendapat pelayanan rehabilitasi, melakukan pendekatan kepada kepala desa dan tokoh masyarakat agar kelayaan dapat mandiri, untuk kelayaan usia sekolah diupakan dapat terintegrasi ke sekolah umum bila ada hambatan PL melakukan intervensi ke sekolah untuk membangun plengsengan untuk pengguna kursi roda, meja bahkan untuk kamar mandinya.

18 Book report Pusat Rehabilitasi Yakkum tahun 2000.Loc.cit.

Jumlah penyandang cacat yang mengikuti program ini dari tahun 2000-2004 sebanyak 97 anak.19

Pada masa beliau menjabat ada beberapa karyawan PRY yang dikeluarkan dan pindahkan ke bagian lain. Tahun 2000-2004 ada 10 pegawai yang dikeluarkan sisanya dipindahkan ke bagian lain. Salah satu pegawai yang dipindahkan adalah bagian pendidikan yaitu guru yang mana pada tahun 2000-2004 guru yang mengajar lebih banyak dari pada jumlah kelayaan sehingga beberapa guru harus dipindahkan oleh karyawan yang telah menyudahi kontrak kerjanya.

Pada bagian pendidikan awalnya PRY hanya menerima pendidikan dasar (membaca dan berhitung) bagi kelayaan penyandang cacat kemudian pada 2004 pendidikan dasar mulai dihilangkan dan digantikan dengan memasukkan anak ke sekolah umum atau luar biaya. Pada tahun 2004 juga PRY mulai menerima anak Cerebral Palsy (otak layuh). CP yang direhabilitasi pada waktu itu adalah tingkatan sedang. Bantuan yang diberikan adalah pendidikan, alat bantu, dan pendampingan psikososial bagi anak dan orang tua.

PRY juga membuka kerjasama kepada universitas yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya seperti, UGM, Sanata Dharma, ISI Yogyakarta, Universitas Sugiyo Pranoto, RSO Solo, dan Sekolah Tinggi Politeknik Kesehatan Surakarta.

Bentuk kerjasama yang dilakukan berbeda-beda seperti UGM, Sanata Dharma, Universtas Sugiyo Pranoto membantu dalam hal bidang psikologi. Institus Seni

19 Laporan pertanggungjawaban direktur masa bakti 2000-2004. Pusat Rehabilitasi Yakkum. Yogyakarta. Hlm. 4-5.

Indonesia membantu enjadi instruktur kegiatan seni lukis,tari dan music. RSO Solo bekerjasama dalam pengannan anak operasi bedah tulang. Sedangkan sekolah tinggi Kesehatan Surakarta bekerjasama untuk tenaga psikoterapi di PRY dan menjadikan PRY sebagai tempat praktek bagi mahasiswanya.

B. Perkembangan Pelayanan Pusat Rehabilitasi Yakkum 2000- 2004

Pusat Rehabilitasi Yakkum merupakan salah satu bagian kegiatan ekstramular dari YAKKUM sehingga masih berada dalam naungan Yakkum.

Semua kegiatan dan peraturan dasar sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Yakkum (ADRT) tahun 2002. Direktur Yakkum pusat mengutus direktur pelaksana sebagai pengawas kegiatan ekstramular Yakkum seperti Yeuw, PRY, yang pada tahun 2000 dipimpin oleh dr. Fonali Lahagu. Direktur PRY berada di bawah pengawasan BP2 dan direktur pelaksana Yakkum pusat.

Pemimpin salah satu cabang kegiatan ekstramular Yakkum adalah seorang direktur dan wakil direktur. Seorang direktur dipilih oleh tim direktur pelaksana dan BP2 yang dipilih pada waktu rapat besar Yakkum pusat yang dilakukan tiga tahun sekali. Direktur Pusat Rehabilitasi Yakkum membawahi 13 departemen yaitu bagian keuangan, sekretariatan, personalia, rumah tangga, pendidikan, petugas lapangan, pertanian, VTC, kelayaan, psikososial, metal, dan P&O. Untuk posisi wakil direktur mengurusi bagian kesekretariatan dan personalia.

Pada bagian ini akan membahas mengenai perkembangan setiap bagian yang terjadi di PRY dari tahun 2000-2004. Bagian pertama yaitu membahas

mengenai petugas lapangan (field worker). Pada tahun 2000 petugas lapangan yang bekerja di PRY sebanyak 7 orang. Tugas utama dari pl adalah mengklarifikasi data kelayaan yang dirujukan oleh dinas social, mendapatkan informasi kondisi kelayaan yang pernah mendapat pelayanan rehabilitasi melihat apakah bantuan yang diberikan telah optimal dimanfaatkan, melakukan pendekatan kepada kepala desa atau tokoh masyarakat untuk membantu mendukung usaha kelayan untuk mandiri, untuk penyandang cacat usia sekolah diupayakan dapat terintegrasi ke sekolah umum bisa terjadi hambatanPL melakukan intervensi ke sekolah untu membangun fasilitas bagi penyandang cacat yang bersekolah di sekolah tersebut.

Tugas pokok yang dilakukan petugas lapangan pada tahun 2000 lebih kepada tugas membawa anak penyandang cacat yang ingin direhabilitasi di PRY.

Sebelum tahun 2000, petugas lapangan mengurus hal medis bagi para kelayan seperti berhubungan dengan dokter dan rumah sakit, membawa ke rumah sakit untuk proses operasi, membelikan obat dan ikut menentukan jenis alat bantu bagi kelayaan. Agar tidak melebar maka mulai tahun 2000 pl focus untuk membantu kemandirian anak setelah selesai rehabilitasi dengan melakukan pendekatan di desa agar kehadiran eks kelayan mendapatkan akses social di masyarakatnya.

Sebelum tahun 2000 banyak kelayan yang berasal dari luar DIY seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Banyaknya kelayan yang berasal

Sebelum tahun 2000 banyak kelayan yang berasal dari luar DIY seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Banyaknya kelayan yang berasal

Dokumen terkait