• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komposisi latex Hevea Brazeileansis dapat dilihat jika latex disentrifugasi dengan kecepatan 18000 rpm, yang hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Fraksi latex (37%): karet (isoprene), protein, lipida dan ion logam

2. Fraksi frey Wyssling (1-3%): karotenoid, lipida air, karbohidrat dan inositol, protein dan turunannya.

3. Fraksi serum (48%): senyawaan nitrogen, asam nukleat dan nukleotida, senyawa organik, ion anorganik dan logam.

4. Fraksi dasar (14%): air, protein, dan senyawa nitrogen, karet dan karotenoid, lipida dan ion logam. (Zuhra,C.F.2006)

Tabel 2.1. Kandungan bahan-bahan dalam lateks segar dan lateks yang dikeringkan

Bahan Lateks segar Lateks yang dikeringkan

1. Kandungan karet 35,62% 88,28% 2. Resin 1,65% 4,10% 3. Protein 2,03% 5,04% 4. Abu 0,70% 0,84% 5. Zat gula 0,34% 0,84% 6. Air 59,62% 1,00% (Setyamidjaja,D.1993) 2.6.1 Lateks Pekat

Lateks pekat adalah sejenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lates pekat yang dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed lateks dan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi. Standar mutu lateks pekat baik pusingan atau lateks dadih dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 2.2. StandarMutu Lateks Pekat No Parameter Lateks pusingan (Centrifuged latex) Lateks dadih (Creamed latex) 1 Jumlah padatan (total solids) minimum 61,5% 64,0% 2 Kadar karet kering (KKK) minimum 60,0% 62,0% 3 Perbedaan angka butir 1 dan 2 maksimum 2,0% 2,0% 4 Kadar amoniak( berdasar jumlah air yang

terdapat dalam lateks pekat) minimum

1,6% 1,6%

5 Viskositas maksimum pada suhu 25oC 50

centipoises

50 centipoises 6 Endapan (sludge) dari berat basah maksimum 0,10% 0,10%

7 Kadar koagulumm dari jumlah padatan maksimum

0,08% 0,08%

8 Bilangan KOH maksimum 0,80 0,80

9 Kemantapan mekanis minimum 475 detik 475 detik 10 Persentase kadar tembaga dari jumlah padatan

maksimum

0,001% 0,001% 11 Persentase kadar mangan dari jumlah padatan

maksimum

0,001% 0,001%

12 Warna Tidak biru

Tidak kelabu

Tidak biru Tidak kelabu 13 Bau setelah dinetralkan dengan asam borat Tidak boleh

berbau busuk

Tidak boleh berbau busuk Sumber : Panduan Lengkap Karet , 2009

Ada beberapa parameter lateks pekat yaitu:

- TSC (Total Solid Content) yaitu pemeriksaan kadar kepekatan bahan dengan pemanasan

- Amoniak (NH3)

- MST (Mechanical Stability Time) yaitu waktu yang diperlukan untuk terjadinya koagulasi sewaktu dipusingkan dengan kecepatan 14000 rpm.

- KOH Number yaitu bilangan KOH ekivalen dengan asam radikal yang bergabung dengan amoniak dalam 100 g lateks pekat.

2.6.2 Karet bongkah (block rubber)

Karet bongkah berasal dari karet remah yang dikeringkan dan dikilang menjadi bandela–bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Standar mutu karet bongkah agak berbeda antara negara podusen yang satu dengan yang lainnya. Standar karet bongkah Indonesia yang dikeluarkan adalah SIR(Standard Indonesia Rubber) yang tertera dalam tabel 2.4.

Sedangkan di Negara tetangga yaitu Malaysia, mereka juga memiliki standar seperti yang dimiliki oleh Indonesia, mereka mengeluarkan SMR(Standard Malaysian Rubber) yang memiliki parameter yang tidak jauh berbeda dengan SIR (Standard Indonesian Rubber). Daftar tabel SMR tertera pada tabel 2.5.

Tabel 2.4. Standard Indonesian Rubber (SIR)

Uraian SIR 5 L SIR 5 SIR 10 SIR 20 SIR 50

Kadar kotoran maksimum 0.05% 0.05% 0.10% 0.20% 0.50% Kadar abu maksimum 0.50% 0.50% 0.75% 1.00% 1.50% Kadar zat asiri maksimum 1.0% 1.0% 1.0% 1.0% 1.0%

PRI minimum 60 60 50 40 30

Plastisitas – Po minimum 30 30 30 30 30

Limit warna (skala lovibond) maksimum

6 - - - -

Kode warna Hijau Hijau merah Kuning

Tabel 2.5. Standard Malaysian Rubber (SMR)

Sumber : Panduan Lengkap Karet , 2009

2.6.3. Pengolahan karet alam

Pengolahan karet memiliki posisi yang cukup penting dalam rangkaian agribisnis karet. Pengolahan karet menentukan nilai tambah yang akan diperoleh. Hasil sadapan yang baik. Ada beberapa peralatan yang digunakan dalam pengolahan karet alam. Alat-alat ini tidak semuanya digunakan dalam pengolahan setiap jenis karet. Ada alat yang hanya digunakan untuk pembuatan jenis karet tertentu saja, Selain alat, juga banyak digunakan bahan dalam pengolahan karet alam, yaitu:

a. Mesin penggilingan

Dalam pengolahan karet jenis sheet dan crepe biasanya digunakan mesin penggilingan. Dikalangan pengolahan lateks sheet, Mesin ini sering disebut baterai sheet. Baterai sheet ada yang terdiri 4,5, atau 6 gilingan beroda dua. Mesin penggilingan untuk karet crepe dikenal dengan nama baterai crepe.

Uraian SMR 5L SMR 5 SMR 10 SMR 20 SMR 50

Kadar kotoran maksimum 0.05% 0.05% 0.10% 0.20% 0.50% Kadar abu maksimum 0.60% 0.60% 0.75% 1.00% 1.50% Kadar nitrogen 0.65% 0.65% 0.65% 0.65% 0.65%

Kadar zat asiri 1.0% 1.0% 1.0% 1.0% 1.0%

Plasticity retention maksimum 60 60 50 40 30 Plastisitas Wallace(nilai permulaan)minimum 30 30 30 30 30

Limit warna (skala lovibond)

6,0% - - - -

Kode warna Hijau

muda

Hijau muda

coklat merah kuning Warna bungkus Jernih jernih jernih jernih Jernih Warna strip plastic Jernih Keruh

putih Keruh putih Keruh putih Keruh putih

b. Tangki atau bejana koagulasi

Tangki yang banyak dipakai pada era sebelum perang dunia II terbuat dari arnit atau ebonite, sesudahnya digunakan tangki yang terbuat dari aluminium. Ukuran tangki yang digunakan biasanya(10 x 3 x 16)kaki. Tangki yang berukuran besar ini disekat lagi menjadi 76 atau 91 ruang yang lebih kecil. Untuk menyekat digunakan pelat-pelat aluminium.

Pada tempat pengolahan karet yang hanya sedikit kapasitas produksinya, fungsi tangki atau bejana digantikan oleh loyang-loyang yang mempunyai kapasitas olah antara 10-15 liter.

c. Rumah pengeringan

Pada pembuatan karet crepe, rumah pengeringan mutlak diperlukan. Tinggi ruangan biasanya dibuat tidak lebih dari 6 m. Untuk rumah pengeringan bertingkat tingginya hanya antara 3-4 m. Didalam rumah pengeringan terdapat gantar-gantar dari kayu jati dengan tebal 4-5 cm untuk menggantungkan karet crepe yang akan dikeringkan. Rata–rata rumah pengeringan menggunakan pemanas untuk mempercepat pengeringan. Cara pemasan yang paling banyak dipakai adalah thermosifon atau pemanas dengan air pemanas serta menggunakan uap air bertekanan rendah. Bila tanpa pemanas, waktu yang diperlukan untuk mengeringkan crepe antara 2-4 minggu.Sedangkan dengan pemanas waktunya bisa dipersingkat menjadi 5-7 hari.

d. Rumah pengasapan

Rumah pengasapan digunakan dalam pembuatan karet sheet. Syarat rumah asap yang baik: suhu dalam harus dapat dipertahankan sehingga praktis tidak berubah, ventilasi dari ruang-ruangnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, serta penambahan

asap dan pemanasan dapat terjamin. Jumlah ruang pengasapan dan pengeringan yang diperlukan berhubungan dengan waktu pengeringan. Ini berkaitan dengan ketebalan sheet yang akan dibuat. Misalnya waktu pengeringan 5-5,5 hari maka ruang yang dibutuhkan adalah 6 buah.

Selain alat-alat yang telah disebutkan diatas, sebenarnya masih ada beberapa alat yang banyak digunakan dalam pengolahan karet, Seperti alat penyaring, gunting/pemotong, meja sortasi, pengepres, pengepak, dan lain-lain.

e. Kayu bakar untuk rumah pengasapan

Ada beberapa macam pohon yang kayunya dapat digunakan sebagai bahan bakar ruang pengasapan. Pohon tersebut antara lain pohon karet, akasia, lomtorgung dan glirisidia. Kayu yang panjang biasanya dibelah dan dipotong hingga rata-rata mempunyai ukuran panjang sekitar 30 cm dengan garis tengah 10 cm.

f. Air

Dalam pengolahan karet diperlukan air, dalam jumlah yang banyak. Karena itu air merupakan bahan yang vital. Semakin tinggi kapasitas suatu pabrik, semakin besar jumlah air yang dibutuhkan. Air biasanya digunakan untuk keperluan pengenceran lateks, pembuatan larutan kimia, pencucian hasil, pencucian alat dan untuk mendinginkan mesin.

g. Bahan-bahan kimia

Dalam pengolahan karet alam banyak sekali digunakan bahan-bahan kimia. Sesuai dengan proses yang dibantunya bahan itu ada yang berfungsi sebagai bahan pokok, yaitu :

1. Bahan pembeku

Untuk proses pembekuan lateks biasanya digunakan asam formiat atau asam semut dan asam asetat atau asam cuka.

2. Bahan pengelantang

Bahan ini digunakan untuk mendapatkan warna yang diinginkan dari karet.

3. Bahan vulkanisasi

Bahan kimia ini diperlukan dalam proses vulkanisasi agar kompon karet cepat matang. Yang biasa digunakan untuk keperluan ini adalah belerang, damar, fenolik, peroksida organik dan radiasi sinar gamma.

4. Bahan pencepat reaksi

Reaksi vulkanisasi biasanya berlangsung sangat lambat. Dalam dunia industry hal ini kurang efisien karena menambah lama waktu produksi yang secara tak langsung juga menambah biaya. Salah satu bahan pencepat reaksi yang sering digunakan adalah dati golongan thiazol contohnya MBT dan MBTS.

5. Bahan penggiat

Fungsi bahan penggiat adalah menambah cepat kerja bahan pencepat reaksi. Jadi, meskipun bahan ini tidak termasuk vital, tetapi cukup menentukan dalam proses pengolahan karet. Contoh bahan penggiat yang sering digunakan adalah seng oksida dan asam stearat.

6. Bahan antioksidan dan antiozonan

Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat diudara. Bahan anti oksidan yang sering

digunakan adalah turunan difenil amina contohnya Nonox OD.dari turunan fenol contohnya montaclere dan lonol. Anti ozonan yang paling banyak digunakan adalah turunan parafenilen diamina seperti Santoflex 13, Nonox DPPD dan UOP 88.

7. Bahan pelunak

Bahan pelunak berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian bentuk. Bahan pelunak yang banyak digunakan adalah minyak naftenik, minyak nabati, minyak aromatik, terpinus, lilin paraffin, faktis, damar, dan bitumen.

8. Bahan pengisi

Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet, Pertama bahan pengisi yang tidak aktif, kedua bahan pengisi yang aktif atau yang menguatkan. Contoh bahan pengisi yang tidak aktif adalah kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, barium sulfat dan barit. Bahan pengisi aktif yaitu karbon hitam, silika, aluminium silika dan magnesium silikat.

9. Bahan pewarna

Jenis karet tertentu membutuhkan warna dalam pengolahannya. Untuk keperluan inilah bahan pewarna diberikan.

10. Bahan pencegah pravulkanisasi

Fungsi bahan ini mencegah terjadinya pravulkanisasi yang tidak diinginkan pada bagian ekstruder mesin acuan injeksi. Contohnya adalah Santogard PVI dan Vulcalent A.

11. Bahan pewangi

Bau karet yang khas serta bau bahan kimia yang tidak enak dapat dihilangkan dengan menambahkan bahan pewangi, tetapi ada beberapa jenis yang menggunakannya. contohnya yaitu Rodo 10. (Tim penulis PS,2009)

2.6.4. Pengolahan lateks pekat

Prinsip pembuatan lateks pekat berdasarkan pada perbedaan berat jenis antara pertikel karet dengan serum. Serum mempunyai berat jenis lebih besar daripada partikel karet, berat jenis serum 1,024 sedangkan partikel karet hanya 0,904. Akibatnya, partikel karet akan naik ke permukaan dan serum akan terkumpul dilapisan bawah dalam proses pembuatan lateks.

Ada dua macam lateks pekat yang biasa dijual dipasaran. Yang pertama adalah creamed lateks atau di Indonesia dikenal dengan nama lateks dadih. Sedangkan yang kedua adalah centrifuged latex atau disebut lateks pusingan.

I. Pengolahan creamed lateks

Pembuatan creamed lateks, getah yang sudah disadap dibawa ke tempat pengolahan didalam tangki-tangki, lalu ditambahkan gas ammonia sebanyak 4-7 g per liter lateks. Sesampainya ditempat pengolahan, lateks langsung disaring dan ditentukan kadar karet kering (KKK) nya. Barulah ditambahkan bahan pemekat/pengental atau creaming agent.

Bahan pemekat yang banyak digunakan sekarang adalah ammonium alginate. Bila digunakan ammonium alginate, dosisnya 60 mL larutan alginate 1% perliter lateks. Lateks lalu diaduk-aduk sampai rata. Pengadukan yang tidak rata bisa

menurunkan mutu lateks pekat. Setelah diaduk, lateks didiamkan selama 4-6 hari sampai menjadi lateks pekat.

Lateks pekat yang telah jadi dikumpulkan dalam tangki. Hasil ini diaduk lagi dengan merata. Setiap liter creamed lateks yang siap diangkut perlu ditambah 7-10 g gas ammonia.

II. Pembuatan lateks pusingan

Lateks pusingan atau centrifuged lateks juga membutuhkan penambahan gas ammonia pada lateks kebun seperti pada pembuatan creamed lateks, tetapi jumlah yang ditambahkan lebih sedikit, cukup 2-3 g gas ammonia untuk setiap liter lateks. Lateks yang telah diberi gas ammonia dibawa ke pabrik atau tempat pengolahan.Penambahan 2-3 g gas ammonia memungkinkan lateks tahan disimpan selama 24 jam terjadi prakoagulasi. Pengendapan selama 24 jam diperlukan agar kotoran-kotoran dan magnesium ammonium fosfat mengendap. Magnesium ammonium fosfat muncul karena penambahan ammonium pada bahan lateks.

Lateks dapat dimasukkan kedalam alat pemusing atau centrifugal machine setelah dibiarkan selama 24 jam. Mesin pemusing harus dijalankan dengan kecepatan yang sesuai dan suara harus halus. Proses pemusingan memisahkan lateks kebun menjadi 2 bagian yang berlainan. Lateks pekat atau cream akan keluar dari bagian atas dan lateks encer atau skim akan keluar dari bagian bawah. Kemudian ditambahkan ammonia hingga kadarnya menjadi 7-10 g perliter lateks.

Penambahan gas ammonia memungkin lateks pekat tahan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Bila akan dikirim ke negara pembeli atau ke tempat yang

jauh, biasanya lateks dimasukkan kedalam drum yang bagian dalamnya telah diolesi dengan zat yang tahan lateks dan ammonia. (Tim penulis PS,2009)

2.6.5. Pengolahan karet remah (crumb rubber)

Karet remah atau crumb rubber adalah produk karet alam yang relatif baru. Dalam perdagangan dikenal dengan nama karet spesifikasi teknis. Karena penentuan kualitas dan penjenisannya dilaksanakan secara teknis dengan analisi yang mutakhir.

a. Pengolahan karet remah (spesifikasi teknis) dengan bahan baku lateks

Ada beberapa proses dasar yang dilalui dalam pengolahan karet remah dengan bahan baku lateks, yaitu penerimaan dan penyaringan lateks, penggumpalan atau koagulasi, pembutiran, atau granulasi, pengeringan dan pembungkusan. Mula-mula lateks yang dikirim ke tempat pengolahan disaring dan dikumpulkan dalam bak atau tangki. Kemudian, dilakukan penggumpalan dalam bak atau tangki-tangki tersebut sehingga menghasilkan bongkahan-bongkahan atau koagulum. Pemotongan koagulum merupakan langkah yang harus dilalui sebelum dilakukan proses pembutiran. Mesin pembutiran yang biasa digunakan adalah mesin pelletiser yang mempunyai banyak pisau berputar. Hasil yang diperoleh dicuci hingga bersih kemudian dimasukkan kedalam mesin pengering. Biasanya pengeringan menggunakan mesin dan ban berjalan. Hasil akhir dari karet remah didinginkan sebelum dikemas. Berat akhir diperoleh melalui penimbangan. Ukuran bandela biasanya (28 x 17 x 7) inci, sekitar (72 x 36 x 18) cm. Berat yang ditetapkan untuk setiap bandela adalah 33 kg. Setelah dikempa, bongkah dibungkus dengan lembaran plastik polyethylene. Lembaran plastik

ini harus memiliki ketebalan 0,03 mm, titik cair 108oC dan berat jenis 0,92. Bungkus ini disertai tanda jenis mutu, tanda pengenal SIR, dan pabrik yang memproduksinya.

Diagram 2.1. Pengolahan karet remah dari lateks

b. Pengolahan karet remah dengan bahan baku gumpalan mutu rendah

Ada pabrik yang membuat karet spesifikasi teknis dan bahan koagulum lateks atau lateks yang telah mengalami proses koagulasi. Biasanya koagulum lateks yang diolah ini bermutu rendah, contohnya slabs karet rakyat, lump kebun, lump mangkok, scraps, unsmoked sheet, dan lain-lain.

Lateks segar dari kebun

saringan

Bak koagulasi

(ditambah bahan koagulan dan pemutih warna)

Pembutiran

(dikerjakan dengan mesin pisau berputar atau pelletiser)

pencucian

Pengeringan

(dengan mesin pengering dan ban berjalan)

Bahan koagulum lateks yang bermutu rrendah ini terlebih dahulu disortir, Setelah itu bahan ini dimasukkan kedalam tangki-tangki air pembersih. Selanjutnya, bahan dibersihkan lagi dengan messin hammermill. Pada mesin ini pencucian diikuti dengan pemotongan lalu digiling dengan mesin penggilingan crepe. Hasil yang keluar dari mesin penggilingan crepe dimasukkan kedalam mesin pelletiser atau mesin dengan pisau berputar. Disini bahan mengalami proses pembutiran.

Sesuai proses pembutiran, bahan mengalami perlakuan kimiawi. Larutan asam fosfat atau asam amino digunakan untuk merendamnya. Terakhir, bahan dikeringkan dan diikuti oleh proses pengepakan seperti pada karet remah yang dibuat dari bahan lateks.

Diagram 2.2. Pengolahan karet remah dari karet rakyat bermutu rendah.

(Tim penulis PS,2009) Slab,scrap,lump mangkok,dan lain-lain

Sortasi,pencucian, dan pemotongan

Pembersihan (dengan mesin hammermill lalu dicuci)

Penggilingan crepe

Pembutiran(dengan mesin pisau berputar atau pelletiser)

Perlakuan kimia (perendaman dalam larutan asam fosfat)

Pengeringan pengepakan

Dokumen terkait