• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fleksibilitas atau kelenturan/kelentukan dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari sebuah sendi dan otot, serta tali sendi di sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak maksimal yang diharapkan. Fleksibilitas optimal memungkinkan sekelompok atau satu sendi untuk bergerak dengan efisien. Kelenturan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam sendi. Selain itu, kelentukan ditentukan juga oleh keelastisan otot-otot tendon dan ligamen. Fleksibilitas menunjukkan besarnya pergerakan sendi yang dilakukan secara maksimal. Dengan bertambah umur seseorang memiliki konsekuensi munculnya gangguan pada persendian.

Latihan fleksibilitas merupakan latihan yang membuat kerja sendi menjadi lebih baik, dan pergerakan lebih mudah. dapat dilakukan setiap hari dengan melakukan peregangan otot dengan gerakan yang lambat.Latihan ini dilakukan dengan meregangkan otot-otot hingga terasa tegangan yang ringan, dan menahannya hingga 10 – 20 detik, bernafas dalam dan perlahan ketika peregangan dilakukan, lalu keluarkan nafas perlahan saat menahan pada posisi tersebut. Latihan dimulai dari kepala , leher dan kebawah menuju kaki. Pengulangan sedikitnya dilakukan sebanyak 3 kali. Latihan fleksibilitas dikarakteristikkan dengan peningkatan aktivitas otot dalam berespon terhadap tahanan dan dilakukan pengulangan. Lama waktu latihan yang dapat mengubah kekuatan otot sekitar 4-6 minggu. Latihan mempunyai peranan penting untuk adaptasi termasuk hipertropi otot (Montagu, 2005). Dalam penelitian Sulistyaningsih (2010) dilakukan latihan

fleksibilitas kepada pasien hemodialisa yang dilakukan dalam waktu 4 minggu selama 30 menit dan hasil penelitian ditemukan adanya pengaruh latihan fleksibilitas untuk kekuatan otot pasien hemodialisa.

2.2. Pathofisiologi Perubahan Tekanan Darah Saat Latihan

Pada saat melakukan latihan fisik peningkatan tersebut akan meningkatkan aktivitas pernafasan dan otot rangka, dari peningkatan aktivitas pernafasan akan meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan peningkatan volume sekuncup yang akan langsung meningkatkan curahjantung sehingga menyebabkan tekanan darah arteri meningkat, setelah tekanan darah arteri meningkat akan terjadi fase istirahat terlebih dahulu, akibat dari fase ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka dan menyebabkan aktivitas saraf simpatis dan epinefrin menurun, namun aktivitas saraf simpatis meningkat, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut jantung menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah (Sherwood, 2005).

Pengaruh epinefrin pada pembuluh darah dapat menyebabkan pelebaran (dilatasi). Peningkatan pelebaran pembuluh darah saat latihan juga disebabkan karena meningkatnya suhu tubuh. Banyak keringat yang keluar akan menyebabkan plasma darah keluar, volume darah menurun sehingga tidak naik berlebihan.

Fritz (2005) mengatakan perubahan fisiologis yang terjadi khususnya pada repon kardiovaskuler dengan melakukan latihan, yaitu stimulasi serat-seratotot

pada otot rangka meliputi respon syaraf simpatik. Respon sistem syaraf simpatis secara umum meliputi vasokontriksi pembuluh darah periferdan meningkatkan kontraktilitas otot jantung, meningkatkan denyut jantung dan peningkatan tekanan darah sehingga akan meningkatkan dan distribusi kembali cardiac output. Meningkatnya cardiac output karena peningkatan kontraktilitas otot jantung, denyut jantung dan aliran darah sepanjang otot yang bekerja. Perubahan selama istirahat meliputi penurunan denyut nadi dengan penurunan dominasi syaraf simpatik dan kadar epinephrine dan norepinephrine. Terjadi penurunan tekanan darah dan seringkali terjadi peningkatan volume darah dan hemoglobin yang memfasilitasi pengiriman oksigen.

2.3. Jenis exercise flexibility.

1. Latihan pergerakan kepala dan leher

a. Duduk atau berdiri tegak, pandangan lurus kedepan. b. Perlahan dekatkan telinga kanan kearah bahu kanan.

c. Putar kepala kearah belakang dan dekatkan telinga kiri kebahu kiri.

d. Dekatkan dagu kedada dan putar perlahan dagu kearah sepanjang dada sehingga telinga kiri menyentuh bahu kiri.

e. Tegakkan kembali dagu hingga pandangan lurus kedepan. 2. Latihan Peregangan lengan dan tangan.

a. Duduk atau berdiri tegak.

b. Luruskan lengan kedepan setinggi bahu.

d. Lengan tetap lurus kedepan lalu buat putaran dipergelangan tangan pertama searah jarum jam kemudian berlawanan arah dengan jarum jam.

3. Latihan Peregangan pinggang a. Berdiri atau duduk tegak b. Angkat kedua tangan ke atas

c. Jatuhkan lengan sebelah kanan dan rasakan tarikan, lalu tegak kembali d. Lakukan yang sama pada lengan kiri

4. Latihan peregangan dada dan punggung belakang a. Berdiri atau duduk tegak

b. Letakkan tangan dibahu dengan siku diluar

c. Buat lingkaran dgn siku ,pertama kedepan lalu kebelakang d. Stop membuat lingkaran lalu buat siku berdekatan didepan dada e. Buka kembali siku dan lalu regangkan rasakan tekanan didada 5. Latihan Peregangan Paha Belakang

a. Duduk tegak

b. Lengkungkan badan raih lutut kiri dgn kedua tangan dan tarik menuju dada c. Letakkan ujung dagu kearah dada dan cobalah menyentuhkan kening ke

lutut, lakukan semampu anda dan tahan

d. Turunkan kembali lutut kiri dan lakukan ulang pada lutut kanan 6. Latihan Peregangan kaki

a. Duduk tegak dengan kaki dilantai, berpegangan pada kursi b. Perlahan angkat kaki kanan sampai lurus didepan

d. Gerakkan tumit memutar pertama kekanan lalu kekiri.

e. Letakkan kaki kanan kelantai dan lakukan juga pada kaki kiri. 7. Latihan Peregangan betis

a. Letakkan tangan pada sandaran kursi dan berdiri tegak lurus b. Mundurkan kaki kanan selangkah dan tekan tumit kanan dilantai c. Lengkungkan kaki kiri dan rasakan tarikan pada betis kanan

d. Lengkungkan lutut kanan dan rasakan tarikan pada tumit kanan dan tahan. 2.4. Kontraindikasi Latihan fleksibilitas

1. Latihan fleksibilitas tidak boleh dilakukan bila latihan tersebutmengganggu proses penyembuhan seperti pada keadaan patah tulang.

2. Latihan fleksibilitas harus dilakukan dengan hati hati pada area tumit dan kaki untuk meminimalkan stasis vena dan pembentukan thrombus. Tanda-tanda latihan yang tidak tepat adalah timbulnya rasa nyeri dan peradangan.

3. Latihan fleksibilitas harus di monitor dengan ketat pada keadaan setelah gangguan jantung.

2. Gagal ginjal kronik

Dokumen terkait