• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

5. Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Distributed

a. Metode Distributed Practice

Metode distributed practice merupakan kebalikan dari metode massed practice. Metode distributed practice merupakan prinsip pengaturan giliran praktik keterampilan yang pelaksanaannya diselingi dengan waktu istirahat di

antara waktu latihan. Rusli Lutan (1988:113) menyatakan “Distributed practice

adalah serangkaian kegiatan latihan melibatkan kegiatan istirahat yang cukup diantara kegiatan mencoba”. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 358) bahwa, “Distributed practice adalah mempraktikkan gerakan yang dipelajari dengan mengatur secara selang-seling antara waktu praktik dan waktu istirahat”. Hal senada dikemukakan Adang Suherman dan Agus Mahendra (2001: 166)

bahwa, “Metode distributed practice atau latihan distribusi adalah suatu latihan

yang diselingi dengan waktu istirahat”.

Metode latihan distributed practice pada prinsipnya merupakan

pengaturan giliran praktik latihan, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara berselang-seling antara waktu latihan dan waktu istirahat. Waktu istirahat merupakan faktor penting dan harus diperhitungkan dalam metode distributed practice. Andi Suhendro (1999: 3.58) menyatakan, “Penggunaan waktu istirahat

commit to user

secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian bagian penting di dalam proses belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang cukup”. Pendapat lain dikemukakan Sugiyanto & Sudjarwo (1992: 284) bahwa, "Waktu istirahat yang diberikan tidak perlu menunggu sampai mencapai kelelahan, tetapi juga jangan terlalu sering. Yang penting adalah mengatur agar rangsangan terhadap sistem-sistem yang menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara cukup, atau tidak kurang atau tidak berlebihan".

Metode latihan distributed practice merupakan metode latihan yang mempertimbangkan waktu istirahat sama pentingnya dengan waktu untuk praktik (latihan). Waktu untuk istirahat bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses latihan keterampilan. Waktu istirahat

di antara waktu latihan bertujuan untuk recovery atau pemulihan. Dengan istirahat

yang cukup di antara waktu latihan memungkinkan kondisi atlet pulih dan lebih siap untuk melakukan kerja atau latihan berikutnya.

b. Pelaksanaan Latihan Tendangan Lambung dengan Metode Distributed Practice

Metode latihan distributed practice merupakan pengaturan giliran praktik

keterampilan yang dilakukan secara berselang seling di antara waktu latihan dan waktu istirahat. Bertolak dari pengertian metode latihan distributed practice

tersebut, maka maka pelaksanaan latihan tendangan melambung sepakbola

dengan metode distyributed practice yaitu, pelatih menjelaskan tenik tendangan

melambung yang benar dari letak kaki tumpu, bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola, sikap badan, pandangan mata dan bagian bola yang ditendang. Setelah teknik tendangan lambung dijelaskan, selanjutnya pelatih mendemontrasikan atau memberi contoh tendangan melambung. Tugas pelatih selanjutnya mengorganisasi latihan dengan menata siswa sedemikian rupa yaitu, tendangan melambung dilakukan berpasangan secara kelompok. Jarak kelompok 1 dan kelompok 2 antara 20-30 meter. Siswa pada kelompok 1 (siswa paling depan) melakukan tendangan melambung yang diarahkan kepada kelompok pasangannya (pemain paling depan kelompok 2) berusaha mengontrol bola.

commit to user

Setelah melakukan tendangan melambung ke posisi barisan paling belakang. Pemain depan pada kelompok 2 berusaha mengontrol bola, selanjutnya menendang bola melambung ke pemain 2 kelompok 1, demikian seterusnya dilakukan secara bergantian.

Setelah siswa menendang bola melambung masuk ke baris paling belakang dimaksudkan, memberi kesempatan untuk istirahat sesuai dengan program yang telah dijadwalkan. Istirahat yang diberikan tersebut dapat digunakan untuk relaksasi atau pemulihan. Dengan demikian kondisi atlet akan pulih, selain itu dapat mengenali atau mencermati kesalahan pada saat melakukan latihan, sehingga pada kesempatan berikutnya kesalahan tidak diulang lagi.

Metode latihan distributed practice merupakan bentuk latihan yang dilakukan secara berselang-seling. Ini artinya, setelah melakukan gerakan diberi waktu istirahat. Latihan yang dilakukan secara berselang-seling tersebut akan berdampak keterampilan yang dipelajari tersimpan dalam memori sangat singkat. Pengulangan gerakan yang diberi waktu interval (istirahat), maka keterampilan yang dipelajari akan lebih lama dikuasai. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi latihan tendangan melambung dengan metode distributed practice sebagai berikut:

X X Xo

jarak 20-30 meter

X X X

Gambar 4. Ilustrasi Latihan Tendangan Melambung dengan

Metode Distributed Practice

Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, latihan tendangan

melambung dengan metode distributed practice termasuk sistem memori jangka

pendek atau short term memory. Short term memory merupakan suatu pemrosesan

informasi yang diterima dalam waktu singkat dan dapat hilang dengan cepat pula karena lamanya waktu. Menurut hasil penafsiran Sperling yang dikutip Rusli Lutan (1988: 164) bahwa:

commit to user

1) Penyimpanan sensori jangka pendek mampu untuk menyimpan semua informasi yang dihadirkan ke dalamnya (karena subjek dapat mengingatkan kembali huruf jika suara dibunyikan dengan segera). 2) Penyimpanan sensori jangka pendek itu kehilangan informasi dengan

cepat seiring dengan lamanya waktu.

Bertolak dari pendapat tersebut menunjukkan, latihan tendangan melambung sepakbola dengan metode distributed practice yaitu, pemain akan mengingat

gerakan tendangan melambung pada saat melakukan gerakan tersebut. Namun

setelah melakukan gerakan tendangan melambung diberi waktu istirahat atau diselingi oleh pemain lainnya. Pemberian waktu istirahat atau gerakan dilakukan pemain lainnya tersebut akan berdampak penurunan keterampilan yang dipelajari. Oleh karena itu, dalam pemberian waktu istirahat harus diperhatikan sebaik mungkin, karena pemberian waktu istirahat yang terlalu lama, maka keterampilan akan cepat hilang.

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Distributed Practice

Metode latihan distributed practice merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat di antara waktu latihan. Berdasarkan hal tersebut,

metode latihan distributed practice ini mempunyai beberapa keuntungan baik bagi

pelatih maupun atlet. Menurut Suharno HP. (1993: 17) bahwa kegunaan prinsip interval dalam latihan yaitu: “(1) menghindari terjadinya overtraining, (2) memberikan kesempatan organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban latihan dan (3) pemulihan tenaga kembali bagi atlet dalam proses latihan”.

Waktu istirahat sangat penting diantara waktu latihan. Waktu istirahat memberi kesempatan untuk atlet mengadakan pemulihan diantara pengulangan gerakan. Ditinjau dari pelaksanaan latihan tendangan melambung dengan metode

distributed practice dapat diidentifikasi kelebihannya antara lain:

1) Dapat meminimalkan kesalahan teknik tendangan melambung, karena setiap kesalahan dapat segera dibetulkan.

2) Kondisi fisik siswa akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan (overtraining).

commit to user

3) Kondisi atlet akan lebih siap untuk melakukan sesion atau latihan berikutnya

dengan baik.

Latihan tendangan melambung dengan metode distributed practice juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan latihan tendangan melambung dengan metode distributed practice antara lain:

1) Dapat menimbulkan rasa bosan atau jenuh saat istirahat untuk menunggu gilirannya.

2) Siswa yang aktif adalah atlet yang sedang mendapat giliran, sedangkan yang lainnya hanya menjadi penonton untuk menunggu giliran.

3) Seringnya waktu istirahat akan mengakibatkan penguasaan teknik gerakan menjadi agak berkurang karena gerakan yang sudah terbentuk akan berkurang lagi dalam istirahat.

4) Latihan ini prioritasnya hanya untuk peningkatan keterampilan teknik, sedangkan kondisi fisiknya terabaikan.

Dokumen terkait