• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENENDANG BOLA SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA PANDANARAN BOYOLALI TAHUN 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENENDANG BOLA SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA PANDANARAN BOYOLALI TAHUN 2010"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG

TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENENDANG

BOLA SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA

PANDANARAN BOYOLALI TAHUN 2010

(Studi Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Massed Practice dan

Distributed Practice di Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali)

Skripsi

Oleh:

ADRIANTO PUTRO PAMUNGKAS K.5606001

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

(2)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG

TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENENDANG

BOLA SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA

PANDANARAN BOYOLALI TAHUN 2010

(Studi Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Massed Practice dan

Distributed Practice di Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali)

Oleh :

ADRIANTO PUTRO PAMUNGKAS K.5606001

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

2010

(3)

commit to user PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.Pd. Hendrig Joko Prasetyo, S.Pd., M.Or. NIP. 130 206 394 NIP. 19800805 200801 1 021

(4)

commit to user PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 1 Desember 2010

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. H. Agus Margono, M. Kes.

Sekretaris : Fadilah Umar, S. Pd, M. Or.

Anggota I : Prof. Dr. H. Sudjarwo, M. Pd.

Anggota II : Hendrig Joko Prasetyo, S. Pd, M. Or.

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001

(5)

commit to user ABSTRAK

Adrianto Putro P. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENENDANG BOLA SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh metode latihan massed practice dan distributed parctice terhadap ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (2) Perbedaan hasil peningkatan ketepatan menendang bola antara siswa yang memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki tungkai pendek pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (3) Ada tidaknya pengaruh interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 berjumlah 54 orang. Teknik pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah purposive random sampling. Dari jumlah 54 orang selanjutnya dilakukan tes dan pengukuran panjang tungkai dengan mengukur dari trochanter sampai telapak kaki. Dari hasil tes dan pengukuran panjang tungkai diklasifikasikan menjadi dua yaitu: kategori tungkai panjang dan kategori tungkai pendek. Sampel yang digunakan adalah 20 siswa yang memiliki kategori tungkai panjang dan 20 siswa dengan kategori tungkai pendek. Metode latihan yang digunakan adalah metode latihan massed practice dan distributed practice. Teknik pengumpulan data yaitu pengukuran panjang tungkai dari trochanter sampai telapak kaki dan ketepatan tendangan melambung dalam permainan sepakbola. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians 2 X 2 dilanjutkan dengan Newman-Keuls.Penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu: variabel independent (manipulatif/bebas), variabel atributif dan variabel dependent (terikat). Variabel independent terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok metode massed practice dan kelompok distributed practice. Variabel atributif terdiri dari dua kelompok usia yaitu, kelompok tungkai panjang dan kelompok tungkai pendek. Sedangkan variabel dependent yaitu ketepatan tendangan lambung dalam permainan sepakbola.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagi berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (nilai Fo

(6)

commit to user

10.83 > Ft 4.11). (2) Ada perbedaan peningkatan ketepatan menendang bola yang signifikan antara siswa yang memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki tungkai pendek pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (nilai Fo 5.44 > Ft 4.11). (3) Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap peningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (nilai Fo 16.93 > Ft 4.11).

(a) Metode latihan massed practice lebih cocok bagi siswa yang memiliki tungkai panjang. (b) Metode latihan distributed practice lebih cocok bagi siswa yang memiliki tungkai pendek.

(7)

commit to user MOTTO

ADRIANTO Adrianto Putro P.

Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri Cina dan sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam.

(HR. Ibnu Abdil Barr)

Ilmu dapat membuat orang lebih bijaksana, mencegah berbuat aniaya dan membuat yang tak tahu arah menjadi terarah.

(Al Imam Al Mawardi)

(8)

commit to user PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Bapak dan ibu tercinta Lope Dima tersayang

Kedua kakak ku tercinta Teman-teman angkatan 2006 Almamater

(9)

commit to user a. Hal-Hal yang Harus Dikuasai dalam Permainan Sepak

(10)

commit to user 4. Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Massed Practice……… a. Metode Massed Practice……… b. Pelaksanaan Tendangan Melambung dengan Metode

Massed Practice………. c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Tendangan

Melambung dengan Metode Massed Practice………….. 5. Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Distributed Practice………

a. Metode Distributed Practice………. b. Pelaksanaan Latihan Tendangan Melambung dengan

(11)

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN ...………

(12)

commit to user KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs.Bambang Wijanarko, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.Pd., sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Hendrig Joko Prasetyo, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Pembina dan Pelatih SSB Pandanaran Boyolali yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SSB yang dipimpinnya.

8. Siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

(13)

commit to user

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Desember 2010

APP

(14)

commit to user DAFTAR TABEL

Halaman

(15)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skematis Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola……. Gambar 2. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola……… Gambar 3. Ilustrasi Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Massed Practice……… Gambar 4. Ilustrasi Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Distributed Practice……… Gambar 5. Tes dan Pengukuran Panjang Tungkai……… Gambar 6. Lapangan Tes Ketepatan Tendangan Lambung……….

15 16

32

36 101 103

(16)

commit to user DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Nilai Rata-Rata Ketepatan Menendang Bola Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Panjang Tungkai………. Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Ketepatan Menendang Bola dalam Permainan Sepakbola antara Kelompok Perlakuan….. Grafik 3. Interaksi antara Metode Latihan dan Panjang Tungkai………

61

62 69

(17)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Tes Pengukuran Panjang Tungkai……… Lampiran 2. Data Tes Awal Ketepatan Tendangan Lambung dalam Permainan Sepakbola Berdasarkan Kelompok Sampel Penelitian……… Lampiran 3. Data Tes Awal Ketepatan Tendangan Lambung dalam Permainan Sepakbola Berdasarkan Kelompok Sampel Penelitian dengan Penilaian Belah Ganjil dan Genap…… Lampiran 4.Uji Reliabilitas Data Tes Awal………. Lampiran 5.Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 1 (A1B1) dan Kelompok 2 (A1B2)……….. Lampiran 6.Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 2 (A2B1) dan Kelompok 2 (A2B2)……….. Lampiran 7. Uji Homogenitas Data Tes Awal……… Lampiran 8. Data Tes Akhir Ketepatan Tendangan Lambung dalam Permainan Sepakbola……… Lampiran 9. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Ketepatan Tendangan Melambung dalam Permainan Sepakbola………. Lampiran 10.Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Tendangan Lambung Sepakbola Kelompok 1 dan

Kelompok 2………. Lampiran 11.Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Tendangan Lambung Sepakbola Kelompok 3 dan Kelompok 4………. Lampiran 12.Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata - Rata antar Kelompok Sampel sebagai Persiapan Analisis Anava Faktorial 2 X 2………. Lampiran 13 Hasil Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls………

(18)

commit to user

Lampiran 14. Program Latihan Tendangan Lambung dengan Metode Massed Practice dan Distributed Practice………..

Lampiran 15. Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Panjang Tungkai………. Lampiran 16. Petunjuk Pelaksanaan Tes Ketepatan Tendangan Lambung……… Lampiran 17. Program Latihan Siswa SSB Pandanaran Boyolali

Menurut Prinsip Individual………. Lampiran 18. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian……… Lampiran 19. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta……… Lampiran 20. Surat Keterangan Penelitian dari SSB Pandanaran Boyolali………

97

101

102

104 107

110

111

(19)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan olahraga yang cukup memasyarakat dan digemari

seluruh lapisan dunia. Banyak kejuaraan yang telah diselenggarakan diberbagai

event dunia seperti Piala Champion, Piala Dunia, Piala Eropa dan lain sebagainya.

Dari event-event sepakbola tersebut mampu menghipnotis semua masyarakat di

dunia untuk menyaksikan pertandingan sepakbola. Banyak negara-negara Eropa

permainan sepakbola dijadikan olahraga Nasional. Seperti dikemukakan Beltasar

Tarigan (2001: 1) bahwa, “Sepakbola merupakan permainan beregu yang paling

populer di dunia dan bahkan telah menjadi permainan Nasional bagi setiap negara

di Eropa, Amerika Selatan, Asia, Afrika dan bahkan pada saat ini permainan itu

digemari di Amerika Serikat”.

Di Indonesia permainan sepakbola mengalami perkembangan yang cukup

pesat. Munculnya klub-klub sepakbola, Lembaga Pendidikan Sepakbola, Sekolah

sepakbola di berbagai daerah menunjukkan perkembangan sepakbola di Indonesia

yang cukup baik. Diadakannya pertandingan resmi yang diselenggarakan PSSI

yaitu Liga Sepakbola Indonesia merupakan wujud kepedulian pemerintah

terhadap sepakbola Indonesia.

Maraknya Sekolah Sepakbola di berbagai daerah merupakan wahana

untuk membina dan melatih anak-anak pemula yang memiliki bakat bermain

sepakbola. Pembinaan dan pelatihan yang dilakukan sejak usia dini merupakan

suatu usaha untuk mencetak pemain-pemain sepakbola yang terampil dan

diharapkan ke depannya menjadi pemain sepakbola yang berprestasi. Hal ini

seperti dikemukakan M. Furqon H. (2003: 3) bahwa, “Bila dikaitan dengan

perkembangan dan pertumbuhan anak, pemassalan sangat baik jika dimulai sejak

masa kanak-kanak, terutama pada masa akhir kanak-kanak (6-12 tahun). Pada

masa ini merupakan tahap perkembangan keterampilan gerak dasar”. Sedangkan

(20)

commit to user

dalam pemassalan olahraga yang ditujukan kepada para pelajar merupakan

langkah awal dalam usaha untuk menemukan bibit-bibit atlet atau olahragawan

yang berbakat sehat fisik dan mental, bentuk tubuh yang predominan terhadap

cabang olahraga dan intelegensi”.

Upaya meningkatkan keterampilan bermain sepakbola harus menguasai

macam-macam teknik dasar bermain sepakbola. Kemampuan seorang pemain

sepakbola menguasai teknik dasar bermain sepakbola dapat mendukung

penampilannya dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun secara

kolektif. Pentingnya peranan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola, maka

bagi para pemain pemula harus dilatih secara baik dan benar.

Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola

yang memiliki kontribusi besar dalam permainan sepakbola. Hampir seluruh

permainan sepakbola dilakukan dengan menendang bola. Besarnya kontribusi

menendang bola terhadap permainan sepakbola secara kolektif, maka perlu

dilatihkan kepada siswa pemula. Wahjoedi (1999: 120) menyatakan, “Menendang

bola merupakan keterampilan paling penting dan mendasar yang harus dikuasai

dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu yang pertama kali harus dikuasai

oleh setiap pemain adalah teknik dasar menendang bola”.

Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola

yang paling sering dan banyak dilakukan dalam permainan sepakbola. Hampir

seluruh permainan sepakbola dilakukan dengan menendang bola. Menendang bola

merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang memiliki kontribusi besar dalam

permainan sepakbola. Teknik dasar menendang bola memiliki beberapa fungsi di

antaranya: untuk memberikan operan (passing), menembak (shooting) bola ke

gawang, membersihkan (clearing) dan tendangan-tendangan khusus. Dari fungsi

menendang bola tersebut, tentunya setiap tendangan yang dilakukan seorang

pemain sepakbola memiliki maksud dan tujuan yang berbeda-beda menurut

kebutuhannya. Sebagai contoh menendang bola di daerah pertahanan biasanya

(21)

commit to user

menendang bola di daerah pertahanan lawan sebagai umpan atau melakukan

shooting ke gawang lawan.

Melakukan tendangan atau operan jarak jauh yang tepat pada sasaran

yang diinginkan tidaklah mudah. Banyak faktor yang mempengaruhinya misalnya

akurasi (ketepatan), lawan yang selalu menghalang-halangi, konsentrasi, feeling

dan lain sebagainya. Ditinjau dari fungsinya, tendangan jarak jauh (melambung)

memiliki kontribusi besar yaitu, untuk memberikan umpan-umpan jarak jauh atau

umpan ke daerah gawang lawan. Umpan-umpan yang tepat dan akurat akan

memudahkan teman seregunya untuk menerimanya atau menyelesaikannya

mencetak gol ke gawang lawan. Selain itu, tendangan melambung memiliki

efektivitas yang cukup baik, karena bola di atas sangat kecil kemungkinan untuk

digagalkan oleh lawan. Pentingnya peranan menendang bola melambung, maka

harus dilatih dan dikembangkan secara sistematis dan kontinyu.

Latihan secara sistematis dan kontinyu merupakan langkah yang tepat

untuk meningkatkan kemampuan tendangan melambung bagi pemain sepakbola

pemula. Dalam pelaksanaan latihan tendangan melambung bagi siswa pemula

dibutuhkan metode latihan yang tepat. Banyaknya macam-macam metode latihan,

maka dalam pelaksanaan latihan menuntut seorang pelatih harus cermat dan tepat

dalam menerapkan metode latihan. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.56) bahwa,

“Metode latihan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan

teknik di antaranya dengan massed practice dan distributed practice”.

Metode latihan massed practice dan distributed practice merupkan metode

latihan yang menekankan pada pengulangan giliran praktik. Dari kedua metode

latihan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dan masing-masing memiliki

kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui efektivitasnya terhadap

peningkatan ketepatan tendangan melambung dalam permainan sepakbola. Disisi

lain, keterampilan tendangan melambung seorang pemain sepakbola tidak hanya

dipengaruhi oleh metode latihan yang diterapkan seorang pelatih. Faktor individu

(pemain/siswa) sangat menentukan terhadap penguasaan keterampilan yang

dipelajari. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 70) berpendapat, “…

(22)

commit to user

terbesar bersumber dari atlet, meskipun ada faktor-faktor lain yang menjadi

pendukung mempunyai peran yang penting juga. Diperkirakan sumbangan yang

bersumber dari atlet adalah 60-70% dan faktor penunjang lainnya 30-40%”.

Faktor yang terdapat pada individu atau siswa ini sangat kompleks, seperti

kemampuan fisik, mental, semangat latihan, postur tubuh dan lain sebagainya.

Postur tubuh merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung pencapaian

prestasi olahraga, termasuk ketepatan tendangan lambung dalam permainan

sepakbola. M. Sajoto (1995: 11) menyatakan, “Salah satu aspek dalam mencapai

prestasi dalam olahraga adalah aspek biologis yang meliputi struktur dan postur

tubuh yaitu: (1) ukuran tinggi dan panjang tungkai, (2) ukuran besar, lebar dan

berat badan, (3) somatotype (bentuk tubuh)”.

Setiap cabang olahraga pada umumnya menuntut postur tubuh yang ideal

sesuai tuntutan dari cabang olahraga yang dipelajari agar mampu meraih prestasi

yang tinggi. Demikian halnya dalam permainan sepakbola, pemain sepakbola

yang ideal harus memiliki postur tubuh yang tinggi, atletis disertai otot-otot yang

kuat. Postur tubuh yang tinggi sudah barang tentu disertai segmen-segmen tubuh

yang panjang seperti tungkai dan lengannya. Segmen-segmen tubuh yang panjang

seperti tungkai dan lengan dapat mendukung penampilan seorang atlet yang

membutuhkan segmen-segmen tersebut seperti, melompat, meloncat, menendang,

memukul, menolak, melempar dan lain-lain.

Ditinjau dari analisa tendangan melambung sepakbola, proporsi tungkai

yang dimiliki seorang pemain sepakbola harus dimanfaatkan seoptimal mungkin

pada teknik yang benar agar tendangan yang dilakukan sesuai yang diharapkan.

Apakah benar tungkai yang panjang memiliki pengaruh terhadap ketepatan

tendangan melambung dalam sepakbola yang lebih baik, jika dibandingkan

dengan pemain yang tungkainya panjang. Untuk mengetahui hal ini, maka perlu

dibuktikan kebenarannya, karena ketepatan tendangan melambung sepakbola

tidak hanya dipengaruhi proporsi tungkai, namun masih ada faktor lainnya seperti

penguasaan teknik menendang yang benar, mental, feeling, kemampuan fisik dan

(23)

commit to user

Untuk mengetahui metode latihan mana yang lebih baik pengaruhnya

antara metode latihan massed practice dan metode latihan distributed practice,

serta pengaruh panjang tungkai terhadap ketepatan tendangan melambung dalam

permainan sepakbola, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik

secara teori maupun praktik melalui penelitian eksperimen.

Siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun

2010 adalah sampel yang digunakan dalam penelitian. Salah satu sisi menarik

untuk mengambil sampel penelitian pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah

Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 yaitu, Sekolah Sepakbola Pandanaran

Boyolali tersebut cukup eksis dan latihan dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan

kenyataannya, siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali

tahun 2010 beberapa kali mengikuti tournament atau pertandingan antara Sekolah

Sepakbola berdasarkan kelompok umur di berbagai daerah. Dari pertandingan

yang telah diikuti prestasi yang dicapai belum maksimal. Kondisi yang demikian

perlu ditelusuri faktor penyebabnya dari semua aspek baik, pelatih, atlet, metode

latihan dan lain sebagainya.

Prestasi yang belum maksimal dari siswa usia 13-15 tahun Sekolah

Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 tersebut merupakan masalah yang

harus dipecahkan dan perlu latihan yang lebih intensif. Pelatihan fisik, teknik,

taktik dan mental harus ditingkatkan. Melatih macam-macam teknik dasar

bermain sepakbola merupakan faktor yang mendasar dan harus dikuasai oleh

setiap siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun

2010. Salah satu latihan yang terus ditingkatkan pada siswa usia 13-15 tahun

Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 yaitu, kemampuan tendangan

melambung. Disisi lain dalam memilih atau siswa yang masuk pada Sekolah

Sepakbola Padanaran Boyolali hendaknya memiliki postur tubuh yang ideal

(tinggi, atletis). Selama ini belum pernah dilakukan seleksi siswa yang masuk atau

ikut latihan pada Sekolah Sepakbola Padanaran Boyolali, sehingga proporsi

tubuhnya termasuk panjang tungkainya belum diketahui.

Memberikan metode latihan yang tepat untuk meningkatkan ketepatan

(24)

commit to user

mendukung kerjasama tim yang kompak. Selain metode latihan yang tepat,

memanfaatkan segmen tubuh (panjang tungkai) dalam melakukan tendangan

melambung juga sangat penting. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode

latihan massed practice dan distributed practice serta pengaruh panjang tungkai

terhadap ketepatan tendangan melambung dalam permainan sepakbola, perlu

dilakukan penelitian dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Metode Latihan dan

Panjang Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Menendang Bola dalam

Permainan Sepakbola pada Siswa Usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola

Pandanaran Boyolali Tahun 2010 (Studi Ekperimen tentang Perbedaan Pengaruh

Metode Massed Practice dan Distributed Practice di Sekolah Sepakbola

Pandanaran Boyolali Tahun 2010)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh antara metode latihan menggunakan massed

practice dan distributed parctice terhadap peningkatan ketepatan menendang

bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali

tahun 2010?

2. Adakah perbedaan hasil peningkatan ketepatan menendang bola antara siswa

yang memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki tungkai pendek

pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun

2010?

3. Adakah interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap

ketepatan menendang bola siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola

(25)

commit to user C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh metode latihan massed practice dan distributed parctice

terhadap ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah

Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010.

2. Perbedaan hasil peningkatan ketepatan menendang bola antara siswa yang

memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki tungkai pendek pada

siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010.

3. Ada tidaknya pengaruh interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai

terhadap ketepatan tendangan melambung pada siswa usia 13-15 tahun

Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat

memberi manfaat antara lain:

1. Dapat membantu siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

Boyolali untuk meningkatkan ketepatan tendangan melambung dalam

permainan sepakbola menjadi lebih baik.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi pembina dan pelatih

Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali pentingnya metode latihan yang baik

dan tepat untuk meningkatkan ketepatan tendangan melambung dalam

permainan sepakbola.

3. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan dan memilih metode

latihan yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan ketepatan tendangan

(26)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Permainan Sepakbola

Sepakbola berkembang pesat di tengah masyarakat karena olahraga ini

cukup fleksible, artinya sepakbola dapat diterima oleh masyarakat karena bisa

dimainkan oleh laki-laki dan perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Oleh

karena itu permainan sepakbola menjadi olahraga yang sangat diminati oleh

sebagian besar masyarakat. Perkembangan sepakbola diharapkan dapat ikut

meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga.

Secara sederhana sepakbola merupakan olahraga yang hampir keseluruhan

permainannya menggunakan tungkai. Sekilas penyajian permainan itu menjadi hal

yang mudah dilakukan. Namun sepakbola merupakan salah satu olahraga

permainan yang kompleks. Karena untuk dapat melakukan setiap gerakan dengan

benar dibutuhkan koordinasi antara organ-organ tubuh. Soekatamsi (1988: 11)

menyatakan bahwa, “Pandai bermain sepakbola adalah memahami, memiliki

pengetahuan, dan terampil melaksanakan dasar-dasar untuk pembinaan dan

bermain sepak bola untuk meningkatkan dan mencapai prestasi maksimum”. Dari

pendapat tersebut dapat diartikan bahwa dapat bermain sepakbola saja belum

tentu pandai bermain sepakbola.

Berdasarkan gambaran mengenai sepakbola di atas, beberapa pendapat

yang mengemukakan pengertian serpakbola secara umum. Menurut Sucipto,

Sutiyono. Bambang, Thohir. Indra M, dan Nurhadi (2000: 7) mengatakan bahwa,

“Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas

pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang”. Sedangkan Soekatamsi,

(1988: 11-12) mengemukakan bahwa :

“Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau

permainan team, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah

kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan permainan yang kompak, artinya mempunyai

(27)

commit to user

kerjasama team yang baik. Untuk mencapai kerjasama team yang baik diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua bagian-bagian dan macam-macam teknik dasar dan keterampilan sepakbola, sehingga dapat memainkan bola dalam segala posisi dan situasi dengan cepat, tepat, dan cermat artinya tidak membuang-buang energi dan waktu”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sepakbola

merupakan permainan beregu yang terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya

adalah penjaga gawang. Oleh karena itu kekompakan dan kerjasama tim yang

baik di antara para pemain sangat dibutuhkan. Karena dimainkan di atas lapangan

yang luas, maka seorang pemain harus memiliki keterampilan mengolah bola dan

juga kondisi kesegaran tubuh yang baik. Oleh karena itu, untuk dapat bermain

sepakbola dengan baik dibutuhkan latihan sesuai dengan prosedur yang telah ada.

Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga yang cukup populer dan

memasyarakat di seluruh dunia. Hampir setiap orang di seluruh dunia mengenal

dan menggemari permainan sepakbola. Jika dibandingkan dengan olahraga

permainan lain, permainan sepakbola lebih populer. Timo Scheunemann (2005:

15) bahwa, “Sepakbola pada saat ini adalah olahraga yang paling populer di

dunia, jauh lebih populer dibandingkan olahraga populer lainnya seperti basket,

volleyball, atau pun tenis”.

Kepopuleran permainan sepakbola karena memiliki daya tarik yang

lain dikemukakan Joseph A. Luxbacher (1997: 1) bahwa,

(28)

commit to user

Pendapat tersebut menunjukkan, sepakbola merupakan olahraga

permainan yang di dalam pelaksanaan permainannya memiliki karakteristik

tersendiri. Penampilan seorang pemain sangat bergantung pada kemampuannya

memecahkan masalah yang terjadi dalam permainan yaitu, bagaimana

memperagakan sebuah teknik yang serasi, ditinjau dari posisi lawan dan kawan,

kemampuan fisik dan mental yang baik, kemampuan memperagakan taktik dan

strategi permainan baik individu, kelompok maupun tim, usaha yang

sungguh-sungguh dan kerjasama yang kompak untuk memenangkan pertandingan.

a. Hal Mendasar yang Harus Dikuasai dalam Permainan Sepakbola

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang memiliki gerakan yang

cukup kompleks, sehingga setiap pemain harus memiliki skill yang baik untuk

memenangkan suatu pertandingan. Kemenangan suatu tim tercipta melalui

kerjasama yang kompak dalam satu tim. Beltasar Tarigan (2001: 3) menyatakan,

“Dalam permainan sepakbola, keterampilan-keterampilan yang dimiliki pemain

tidak biasa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak pernah ia akan

menggunakannya sendiri. Artinya, keterampilan-keterampilan yang dimiliki

seorang pemain, tidak pernah merupakan tujuan tersendiri”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kualitas individu atau tim suatu

kesebelasan sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknik dasar sepakbola

oleh para pemainnya. Ini artinya, faktor yang mendasar dan harus dikuasai

seorang pemain sepakbola adalah menguasai teknik dasar bermain sepakbola. A.

Sarumpaet dkk., (1992: 47) menyatakan, “Dalam usaha meningkatkan mutu

permainan ke arah prestasi, maka masalah teknik merupakan salah satu

persyaratan yang menentukan”. Menurut Soekatamsi (1995: 20) bahwa, “Pemain

pertama-tama (permulaan) harus menguasai macam-macam teknik dasar bermain

sepakbola. Seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai keterampilan teknik

dasar bermain sepakbola tidaklah mungkin akan menjadi pemain yang baik”. Hal

senada dikemukakan Remmy Muchtar (1992: 27) bahwa:

(29)

commit to user

kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain. Sedangkan kerjasama adalah inti dari permainan sepakbola.

Menguasai teknik dasar bermain sepakbola merupakan faktor yang

mendasar dan harus dilatihkan sejak awal berlatih sepakbola. Dengan menguasai

teknik dasar bermain sepakbola dengan baik, maka memberi peluang yang besar

untuk memenangkan pertandingan dan meraih prestasi yang optimal. Strategi atau

taktik permainan sebaik apapun, jika pemainnya tidak menguasai teknik dasar

sepakbola dengan baik, taktik atau strategi tersebut tidak ada manfaatnya. Seperti

dikemukakan Josef Sneyers (1990: 24) bahwa, “Dilihat dari segi taktis, mutu

permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar. Semakin

terampil seorang pemain dengan bola, dan semakin mudah ia dapat (tanpa

kehilangan bola) meloloskan diri dari suatu situasi, semakin baik jalannya

pertandingan bagi kesebelasannya”.

Dengan menguasai teknik dasar bermain sepakbola akan dapat mendukung

penampilannya baik secara individu maupun tim. Semakin baik seorang pemain

menguasai teknik dasar bermain sepakbola, maka ia akan memiliki keterampilan

teknik bermain sepakbola yang baik.

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Ditinjau dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa, gerakan-gerakan

yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan dari badan dan

macam-macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan bola adalah

dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan sepakbola.

Remmy Muchtar (1992: 27) menyatakan, “Berdasarkan gerakan-gerakan yang

terjadi dalam permainan sepakbola, teknik sepakbola dibagi atas teknik badan dan

teknik bola.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar

bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua macam yaitu teknik tanpa bola

dan teknik dengan bola. Teknik badan atau teknik tanpa bola pada dasarnya

(30)

commit to user

(physical fitness) agar dapat bermain sepakbola dengan baik. Unsur-unsur teknik

tanpa bola menurut Remmy Muchtar (1992: 28) terdiri atas “(1) cara berlari, (2)

cara melompat, (3) gerak tipu badan”.

Teknik dengan bola merupakan cara-cara memainkan bola, untuk

mendukung keterampilan bermain sepakbola. Kemampuan seorang pemain dalam

memainkan bola akan membantu penampilannya baik secara individu maupun

kolektif, sehingga memberi peluang untuk memenangkan pertandingan. Lebih

lanjut Remmy Muchtar (1992: 29) menyatakan bahwa unsur-unsur teknik dengan

bola meliputi :

1) Teknik menendang bola.

2) Teknik menahan bola (trapping).

3) Teknik menggiring bola (dribble).

4) Gerak tipu.

5) Teknik menyundul bola (heading).

6) Teknik merebut bola (tackling).

7) Teknik lemparan ke dalam (throw-in).

8) Teknik penjaga gawang.

Pada prinsipnya unsur teknik tanpa bola dan unsur teknik dengan bola

memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua

teknik dasar tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan di dalam

situasi permainan menurut kebutuhannya dan situasi yang dihadapi dalam

permainan. Kualitas dan kemampuan teknik yang baik akan mendukung

penampilan seorang pemain. Semakin baik penguasaan teknik yang dimiliki,

semakin efektif dan efisien dalam memperagakan teknik-teknik sepakbola dengan

baik dan terampil.

2. Teknik Dasar Menendang Bola

a. Tujuan Menendang Bola dalam Permainan Sepakbola

Menendang bola pada prinsipnya bertujuan memindahkan bola dari satu

tempat ke tempat lain sebagai umpan atau mencatak gol ke gawang lawan.

Berkaitan dengan menendang bola A. Sarumpaet dkk. (1992: 20) menyatakan,

(31)

commit to user

tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki. Menendang bola dapat

dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelinding maupun melayang di udara”.

Joseph A. Luxbacher (1997: 12) menyatakan, “Keterampilan untuk mengoper dan

menerima bola membentuk jalan vital yang menghubungkan kesebelasan pemain

ke dalam satu unit yang berfungsi lebih baik daripada bagian-bagiannya”.

Sedangkan Beltasar Tarigan (2001: 37) berpendapat, “Sepakbola merupakan

permainan tim. Oleh karena itu, operan bola merupakan alat penghubung antara

pemain yang satu dengan lainnya”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, menendang bola

merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang paling sering

dilakukan dalam permainan sepakbola. Melalui tendangan yang cermat dan

akurat, maka akan terjalin kerjasama yang kompak dalam satu tim. A. Sarumpaet

dkk., (1992: 20) menyatakan tujuan menendang bola yaitu:

1) Untuk memberikan bola kepada teman atau mengoper bola.

2) Dalam usaha memasukkan bola ke gawang lawan.

3) Untuk menghidupkan bola kembali setelah terjadi suatu pelanggaran

seperti tendangan bebas, tendangan penjuru, tendangan hukuman, tendangan gawang dan sebagainya.

4) Usaha melakukan clearing atau pembersihan dengan jalan menyapu

bola yang berbahaya di daerah sendiri atau dalam usaha membendung serangan lawan pada daerah pertahanan sendiri.

Menendang bola mempunyai peran penting dalam permainan sepakbola,

baik sebagai umpan, mencetak gol ke gawang lawan, menghidupkan kembali

permainan dan untuk clearing atau menyapu bola dari daerah pertahanan. Untuk

mencapai kualitas tim yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus menguasai

teknik menendang bola yang baik dan benar.

b. Jenis-Jenis Tendangan dalam Permainan Sepakbola

(32)

commit to user

gol, dan untuk menghalau atau menyapu dalam rangka menggagalkan serangan

atau permainan lawan”.

Menendang bola dengan cermat dan akurat adalah salah satu sisi menarik

dari permainan sepakbola. Melalui tendangan yang cermat dan akurat akan

terjalin kerjasama yang baik, bahkan melalui tendangan dapat tercipta gol yang

indah dan spetakuler. Tendangan dalam permainan sepakbola dapat

bermacam-macam bentuknya. Adakalanya tendangan bola keras menyusur tanah, tendangan

lurus (setengah melambung) dan keras, tendangan melambung tinggi dan

melengkung. Soekatamsi (1988: 48-49) membedakan jenis tendangan sebagai

berikut:

1) Berdasarkan atas tinggi rendahnya lambungan bola, tendangan dibedakan menjadi tiga yaitu:

(1) Tendangan bola rendah, bola menggulir datar di atas tanah sampai setinggi lutut.

(2) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang, bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi setinggi kepala.

(3) Tendangan bola melambung tinggi, bola melambung paling rendah setinggi kepala.

2) Berdasarkan atas putaran dan jalannya bola yaitu:

(1) Tendangan lurus (langsung), bola setelah ditendang tidak berputar sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang. Tenaga tendangan melalui titik pusat bola.

(2) Tendangan melengkung, bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan tendangan dan arah bola.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, jenis tendangan dalam sepakbola

dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan tinggi rendahnya lambungan bola dan

berdasarkan putaran jalannya bola. Kemampuan seorang pemain melakukan

jenis-jenis tendangan tersebut didasarkan pada kebutuhan dalam permainan. Untuk

menjadi pemain yang baik, maka jenis-jenis tendangan tersebut harus dikuasai

melalu latihan yang sistematis dan kontinyu.

c. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola

Menendang bola merupakan teknik sepakbola yang memiliki konstribusi

(33)

commit to user

menendang bola dengan baik dan benar. Untuk memperoleh kemampuan

menendang bola yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus mampu

menggunakan bagian-bagian kaki untuk menendang bola dengan efektif. Menurut

Remmy Muchtar (1992: 29-30) bagian kaki yang dapat digunakan untuk

menendang bola yaitu “(1) Kaki bagian dalam (inside-foot), (2) Punggung kaki

(instep-foot), (3) Punggung kaki bagian dalam (inside-instep), (4) Punggung kaki

bagian luar (Outside-instep)”. Menurut hasil penelitian Wahjoedi (1999: 120)

bahwa, “Menendang bola pada prinsipnya dapat dilakukan dengan menggunakan

kaki kanan maupun kaki kiri, pada (1) bagian dalam kaki, (2) bagian punggung

kaki, (3) bagian luar kaki”. Menurut Bisanz (1982) yang dikutip A. Sarumpaet

dkk., (1992: 20) menggambarkan skematis cara menendang bola sebagai berikut:

Gambar 1. Skematis Bagian-Bagian kaki untuk Menendang Bola (A. Sarumpaet dkk., 1992: 20)

Menendang bola pada dasarnya dapat dilakukan dengan empat bagian kaki

yaitu kaki bagian dalam (inside-foot), punggung kaki (instep-foot), punggung kaki

bagian dalam (inside-instep) dan punggung kaki bagian luar (outside-instep).

Bagian-bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola harus mampu

dimanfaatkan secara optimal menurut kebutuhannya. Hal ini karena, setiap bagian

kaki memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda dalam melakukan tendangan

(34)

commit to user

dengan cermat bagian kaki mana yang harus digunakan untuk menendang bola

agar menghasilkan tendangan yang benar dan tepat pada sasaran yang diinginkan.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar bagian-bagian kaki yang dapat digunakan

untuk menendang bola sebagai berikut:

Gambar 2. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola (Soekatamsi, 1988:47)

d. Tendangan Melambung dalam Permainan Sepakbola

Tendangan melambung pada prinsipnya bertujuan untuk mengoperkan

bola kepada teman seregunya. Tendangan melambung ini sebagai operan, karena

jarak penendang dan penerima cukup jauh. Melalui tendangan melambung tinggi

akan lebih efektif sebagai operan, sehingga akan lebih cepat menghubungkan

pemain satu dengan lainnya. Selain itu, tendangan melambung tinggi akan sulit

digagalkan lawan. Sebagai contoh bila seorang pemain akan memberikan umpan

kepada teman seregunya dan di depannya banyak lawan, maka alternatif untuk

memberikan umpan yaitu, dengan umpan melambung tinggi. Seperti

dikemukakan Joseph A. Luxbacher (1997: 21) bahwa, “Walaupun dalam hampir

semua situasi permainan, anda harus mengoperkan bola di atas permukaan

lapangan, terkadang ada saatnya tertentu dimana operan tinggi menjadi pilihan

terbaik”.

Pendapat tersebut menunjukkan, tendangan melambung tinggi merupakan

(35)

commit to user

di depannya banyak pemain lawan. Ditinjau fungsi dan manfaatnya, tendangan

melambung tinggi mempunyai konstribusi besar mendukung serangan untuk

mencetak gol ke gawang lawan melalui umpan-umpan bola crossing. Tidak

menutup kemungkinan gol tercipta melalui tendangan penjuru yang melambung

tinggi yang diarahkan pada daerah gawang lawan sebagai umpan untuk

diselesaikan teman seregunya agar tercipta gol ke gawang lawan. Richard

Widdows & Paul Buckle (1981: 30) menyatakan bahwa, “Dalam pertandingan

masa-masa ini, tendangan-tedangan silang yang mengasilkan hampir separoh dari

gol yang dicetak diperoleh dari pemain-pemain tengah (midfiled players),

back-back yang maju dan para penyerang yang lari melebar yang semuanya memberi

dukungan”. Sedangkan Beltasar Tarigan (2001: 116) menyatakan, “Salah satu

faktor yang harus diperhatikan dalam tendangan penjuru, usahakan agar bola yang

diumpan ke tengah lapangan masuk daerah bahaya”.

Salah satu upaya untuk membantu penyerangan dapat dilakukan dengan

umpan-umpan bola melambung tinggi yang dilakukan pemain-pemain tengah atau

pemain belakang (back) yang berusaha mendukung penyerangan melalui

tendangan melambung tinggi. Hal terpenting dan harus diperhatikan dalam

melakukan tendangan melambung adalah ketepatan tendangan, sehingga mudah

diselesaikan oleh pemain penyerang untuk menciptakan gol ke gawan lawan.

Selain itu, tidak menutup kemungkinkan tendangan bola melambung tinggi dapat

mengelabuhi penjaga gawang dan sulit untuk ditangkap kiper. Seperti

dikemukakan Richard Widdows & Paul Buckle (1981: 33) bahwa, “Tendangan

tinggi itu cara efektif untuk menendang bola melewati kiper yang maju

mendekat”. Sedangkan Soedjono (1985: 64) menyatakan, “Tembakan yang

diarahkan jauh dari jangkauan penjaga gawang, misalnya tembakan ke arah tiang

jauh, biasanya lebih sulit untuk diselamatkan daripada tembakan yang diarahkan

ke tiang dekat”.

Tendangan melambung tinggi mempunyai peran penting dalam permainan

sepakbola. Tendangan melambung tinggi dapat dijadikan sebagai umpan atau

mencetak gol ke gawang lawan. Hal ini sering dijumpai dalam permainan, sering

(36)

commit to user

tinggi untuk melewati tembok pagar hidup agar masuk ke dalam gawang. Beltasar

Tarigan (2001: 123) berpendapat, “Tembakan langsung ke gawang seyogyanya

tinggi agar dapat melewati tembok yang kokoh dari pihak pemain bertahan, arah

bola cukup rendah untuk menerobos daerah di bawah mistar gawang, dan penjaga

gawang”.

Sangat besar peranan tendangan melambung dalam permainan sepakbola.

Sebaik apapun pertahanan suatu tim seringkali masih bisa diciptakan gol melalui

tendangan melambung dari jarak jauh. Seperti dikemukakan Eric C. Batty (2003:

1) bahwa, “Pertahanan yang bagaimanapun ketatnya masih bisa ditembus oleh

tendangan-tendangan dari luar daerah pinalti…”. Upaya meningkatkan ketepatan

tendangan jarak jauh seorang pemain sepakbola harus dilakukan latihan secara

sistematis dan kontinyu.

e. Teknik Tendangan Melambung

Menendang bola dengan baik dan tepat pada sasaran adalah bagian penting

dalam permainan sepakbola. Agar seorang pemain sepakbola mampu melakukan

tendangan dengan baik dan tepat pada sasaran yang diinginkan harus menguasai

teknik menendang bola. Untuk mendapatkan ketepatan tendangan yang baik,

maka harus mampu memanfaatkan bagian-bagian kaki yang dapat digunakan

untuk menendang bola. Namun pada dasarnya semua bagian kaki dapat digunakan

untuk menendang bola. Menurut Remmy Muchtar (1992: 29-30) bagian kaki yang

dapat digunakan untuk menendang bola yaitu: “(1) Kaki bagian dalam (

inside-foot), (2) Punggung kaki (instep-foot), (3) Punggung kaki bagian dalam (

inside-instep), (4) Punggung kaki bagian luar (Outside-instep)”. Menurut hasil penelitian

Wahjoedi (1999: 120) bahwa, “Menendang bola pada prinsipnya dapat dilakukan

dengan menggunakan kaki kanan maupun kaki kiri, pada (1) bagian dalam kaki,

(2) bagian punggung kaki, (3) bagian luar kaki”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, menendang bola pada

dasarnya dapat dilakukan dengan empat bagian kaki. Tetapi untuk tendangan

jarak jauh atau tendangan melambung tinggi biasanya menggunakan kura-kura

(37)

kura-commit to user

kura kaki bagian dalam memiliki fungsi antara lain: “(1) untuk operan jarak jauh,

(2) untuk operan melambung ke atas, (3) memasukkan bola tepat ke mulut

gawang, (4) tendangan bola melengkung”. Beltasar Tarigan (2001: 50) bahwa,

“Umpan jauh atau panjang menggunakan sisi atas kaki bagian dalam”. Sedangkan

Clive Gifford (2007: 16) menyatakan, “Mengumpan dengan kura-kura kaki adalah

umpan paling umum untuk menendang bola pada jarak yang lebih jauh”.

Teknik pelaksanaan menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam

menurut Soekatamsi (1988: 117-119) sebagai berikut:

b) Hingga kura-kura kaki bagian dalam tepat mengenai tengah-tengah di bawah bola.

c) Gerakan kaki yang menendang dilanjutkan ke depan (gerak lanjut ke depan).

3) Sikap badan

a) Pada waktu kaki menendang bola diayunkan ke belakang, badan condong ke depan.

b) Pada waktu menendang bola karena posisi kaki tumpu berada di samping belakang bola, sikap badan condong ke belakang.

c) Kedua lengan terbuka ke samping badan untuk menjaga keseimbangan.

4) Pandangan mata

Pada waktu menendang bola, mata melihat pada bola dan ke arah sasaran.

5) Bagian bola yang ditendang

a) Bola ditendang tepat ditengah-tengah bawah bola, akan melambung tinggi.

b) Dilakukan dengan ancang-ancang, bola dalam keadaan berhenti, pemain berdiri 3 - 5 langkah di belakang samping bola, sehingga

letak pemain membuat sudut kurang lebih 400 dengan garis lurus

(38)

commit to user

Berikut ini disajikan ilustrasi teknik pelaksanaan menendang bola dengan

kura-kura kaki bagian dalam sebagai berikut:

Gambar 3. Teknik Menendang Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam (Soeketamsi, 1988: 117)

3. Latihan

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan latihan Suharno HP.

(1993: 1) dalam seri bahan penataran pelatih tingkat muda/madya dikatakan,

“Berlatih atau latihan ialah suatu proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar

untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental

secara teratur, terarah, bertahap, meningkat, berkesinambungan dan

berulang-ulang waktunya”. Menurut Sudjarwo (1993: 14) bahwa, “Latihan adalah suatu

proses yang sistematis secara berulang-ulang, secara ajeg dengan selalu

memberikan peningkatan beban latihan”. Hal senada dikemukakan Andi

Suhendro (1999: 3.4) berpendapat, “Latihan (training) merupakan proses kerja

yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang

makin meningkat”.

Hakikat latihan yang dikemukakan tiga ahli tersebut pada prinsipnya

mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa,

(39)

commit to user

kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin

meningkat.

Latihan yang sistematis adalah program latihan direncanakan secara

matang, dilaksanakan sesuai jadwal menurut pola yang telah ditetapkan, dan

evaluasi sesuai dengan alat yang benar. Penyajian materi harus dilakukan dari

materi yang paling mudah ke arah materi yang paling sukar, dari materi yang

sederhana mengarah kepada materi yang paling kompleks.

Latihan harus dilakukan secara berulang-ulang, maksudnya latihan harus

dilakukan menimal tiga kali dalam seminggu. Dengan pengulangan ini diharapkan

gerakan yang pada saat awal latihan dirasakan sukar dilakukan, pada tahap-tahap

berikutnya akan menjadi lebih mudah dilakukan.

Beban latihan harus meningkat maksudnya, penambahan jumlah beban

latihan harus dilakukan secara periodik, sesuai dengan prinsip-prinsip latihan, dan

tidak harus dilakukan pada setiap kali latihan, namun tambahan beban harus

segara dilakukan ketika atlet merasakan latihan yang dilaksanakan terasa ringan.

a. Tujuan Latihan

Latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis

dan kontinyu, dilakukan dalam waktu yang lama dan secara berulang-ulang

dengan beban latihan yang semakin meningkat untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Menurut Russel R. Pate., BruceMc. Clenaghan & Robert Rotella

(1993: 317) tujuan akhir latihan yaitu, “Untuk meningkatkan penampilan

olahraga”. Menurut Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 126) bahwa,

“Tujuan utama latihan adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan

dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin”. Sedangkan Bompa (1990: 4)

menyatakan tujuan umum latihan yaitu:

1) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara multiralteral.

2) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni.

(40)

commit to user

4) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi yang diperlukan.

5) Untuk mengelola kualitas kemauan.

6) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun tim secara optimal.

7) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlet. 8) Untuk pencegahan cidera.

9) Untuk meningkatkan pengetahuan teori.

Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas. Namun hal yang utama

dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan keterampilan dan

mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlet yang berlatih.Untuk mencapai

tujuan tersebut, ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu, “(1)

Latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik dan, (4) latihan mental (Yusuf

Adisasmita & Aip Syarifuddin, 1996: 12-127). Dari keempat aspek tersebut saling

berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya.Untuk mencapai

tujuan latihan, maka perlu diterapkan metode latihan yang tepat.

b. Metode Latihan

Tujuan utama dari olahraga prestasi adalah pencapaian prestasi setinggi

mungkin. Untuk mencapai prestasi olahraga yang tinggi banyak faktor yang

mempengaruhinya. Salah satu faktor yang memberikan sumbangan bagi

pencapaian prestasi dalam olahraga adalah penerapan metode latihan yang ilmiah.

Metode latihan merupakan suatu cara yang digunakan oleh pelatih dalam

menyajikan materi latihan, agar tujuan latihan dapat tercapai. Berkaitan dengan

metode latihan, Noseck (1982: 15) menyatakan, “Metode latihan merupakan

prosedur dan cara-cara pemilihan jenis-jenis latihan dan penataannya menurut

kadar kesulitan, kompleksitas dan beratnya beban”. Menurut Yusuf Adisasmita

dan Aip Syarifuddin (1996: 142) “metode mengajar atau melatih adalah suatu cara

tertentu, sistem kerja seorang pelatih, atau olahragawan, sehubungan dengan

pengetahuan dan kemampuannya yang cukup”. Hal senada dikemukakan Andi

Suhendro (1999: 3.53) bahwa, “Meode latihan adalah suatu cara sistematis dan

(41)

commit to user

psikologis dan keterampilan gerak, agar memiliki keterampilan yang lebih baik

pada suatu penampilan khusus”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode latihan

merupakan cara yang digunakan seorang pembina atau pelatih berfungsi sebagai

alat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan bagi atlet

yang dilatih. Seorang pelatih harus mampu menerapkan metode latihan yang

efektif. Hal ini karena, keberhasilan dari suatu latihan dapat dipengaruhi oleh

metode latihan yang diterapkan oleh pelatih.

c. Prinsip-Prinsip Latihan

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang-ulang

dengan meningkatkan beban latihan secara periodik. Dalam pelaksanaan latihan

harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Menurut Sudjarwo

(1993: 21) bahwa, “Pinsip-prinsip latihan digunakan agar pemberian dosis latihan

dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”.

Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan

dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Agar tujuan latihan dapat dicapai

secara optimal, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat.

Dalam pemberian beban latihan harus memahami prinsip-prinsip latihan yang

sesuai dengan tujuan latihan. Menurut Sudjarwo (1993: 21-23) prinsip-prinsip

latihan di antaranya: “(1) Prinsip individu, (2) Prinsip penambahan beban, (3)

Prinsip interval, (4) Prinsip penekanan beban (stress), (5) Prinsip makanan baik

dan, (6) Prinsip latihan sepanjang tahun”.

Prinsip-prinsip latihan tersebut sangat penting untuk diperhatikan dalam

latihan. Tujuan latihan dapat tercapai dengan baik, jika prinsip-prinsip latihan

tersebut dilaksanakan dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip

latihan diuraikan sebagai berikut:

1) Prinsip Individu

Manfaat latihan akan lebih berarti, jika di dalam pelaksanaan latihan

(42)

commit to user

atlet yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat kemampuan dasar serta

prestasinya juga berbeda. Oleh karena perbedaan individu harus diperhatikan

dalam pelaksanaan latihan. Sadoso Sumosardjuno (1994: 13) menyatakan,

"Meskipun sejumlah atlet dapat diberi program pemantapan kondisi fisik yang

sama, tetapi kecepatan kemajuan dan perkembangannya tidak sama". Menurut

Andi Suhendro (1999: 3.15) bahwa, “Prinsip individual merupakan salah satu

syarat dalam melakukan olahraga kontemporer. Prinsip ini harus diterapkan

kepada setiap atlet, sekali atlet tersebut memiliki prestasi yang sama. Konsep

latihan ini harus disusun dengan kekhususan yang dimiliki setiap individu agar

tujuan latihan dapat tercapai”.

Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang diterapkan

direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi setiap atlet.

Sudjarwo (1993: 21) menyatakan, “Pemberian beban latihan harus selalu

mengingat kemampuan dan kondisi masing-masing atlet. Faktor-faktor individu

yang harus mendapat perhatian misalnya tingkat ketangkasan atlet, umur atau

lamanya berlatih, kesehatan dan kesegaran jasmani serta psychologis”.

2) Prinsip Penambahan Beban (Over Load Principle)

Prinsip beban lebih merupakan dasar dan harus dipahami seorang pelatih

dan atlet. Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk

memperoleh peningkatan kemampuan kerja. Kemampuan seseorang dapat

meningkat jika mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat,

yaitu di atas dari beban latihan yang biasa diterimanya. Andi Suhendro (1999: 3.7)

menyatakan, “Seorang atlet tidak akan meningkat prestasinya apabila dalam

latihan mengabaikan prinsip beban lebih”. Sedangkan Rusli Lutan dkk. (1992: 95)

berpendapat:

(43)

commit to user

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, prinsip beban

lebih bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh.

Pembebanan latihan yang lebih berat dari sebelumnya akan merangsang tubuh

untuk beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan

meningkat. Kemampuan tubuh yang meningkat mempunyai peluang untuk

mencapai prestasi yang lebih baik.

Salah satu hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban

latihan harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan. Beban latihan yang

terlalu berat tidak akan meningkatkan kemampuan atlet, tetapi justru sebaliknya

yaitu kemunduran kemampuan kondisi fisik atau dapat mengakibatkan atlet

menjadi sakit.

3) Prinsip Interval

Interval atau istirahat merupakan bagian penting dalam latihan. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga kondisi atlet. Berkaitan dengan prinsip interval

Sudjarwo (1993: 22) menyatakan, “Latihan secara interval adalah merupakan

serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu(interval). Faktor

istirahat (interval haruslah diperhatikan setelah jasmani melakukan kerja berat

akibat latihan.”

Istirahat atau interval merupakan factor yang harus diperhatikan dalam

latihan. Kelelahan akibat dari latihan harus diberi istirahat. Dengan istirahat akan

memulihkan kondisi atlet, sehingga untuk melakukan latihan berikutnya

kondisinya akan lebih baik.

4) Prinsip Penekanan Beban (Stress)

Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan

tekanan yang berat atau bahkan dapat dikatakan membuat atlet stress. Penekanan

beban latihan harus sampai menimbulkan kelelahan secara sungguh-sungguh, baik

(44)

commit to user

tertentu serta beban latihan dengan intensitas maksimal akan berakibat timbulnya

kelelahan lokal yaitu otot-otot tertentu atau pun fungsi organisme. Kelelahan total

disebabkan adanya beban latihan dengan volume yang besar, serta intensitasnya

maksimal dengan waktu yang cukup lama. Prinsip penekanan beban (stress)

diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, penggemblengan mental

yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan-pertandingan.

5) Prinsip Makanan Baik

Makanan yang sehat dan baik sangat penting bagi seorang atlet. Makanan

yang dikonsumsi atlet harus sesuai dengan tenaga yang diperlukan dalam latihan.

Untuk menentukan jenis makanan yang harus dikonsumsi seorang atlet harus

bekerjasama dengan ahli gizi. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Untuk seorang

atlet diperlukan 25-35% lemak, 15% putih telur, 50-60% hidrat arang dan vitamin

serta meniral lainnya”. Pentingnya peranan makanan yang baik untuk seorang

atlet, maka harus diperhatikan agar kondisi atlet tetap terjaga, sehingga akan

mendukung pencapaian prestasi yang maksimal.

6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun

Pencapaian prestasi yang tinggi dibutuhkan latihan yang teratur dan

terprogram. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Kembali kepada sistematis dari

latihan yang diberikan secara teratur dan ajeg serta dilaksanakan sepanjang tahun

tanpa berseling. Hal ini bukan berarti tidak ada istirahat sama sekali, ingat akan

prinsip interval”.

Sistematis suatu latihan sepanjang tahun akan diketahui melalui

periode-periode latihan. Oleh karena itu, latihan sepanjang tahun harus dijabarkan dalam

periode-periode latihan. Melalui penjabaran dalam periode-periode latihan, maka

(45)

commit to user d. Komponen-Komponen Latihan

Setiap pelatihan olahraga akan mengarah kepada sejumlah perubahan yang

bersifat anatomis, fisiologis, biokimia, kejiwaan dan keterampilan. Efisiensi dari

suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh

dan jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya intensitas, serta

frekuensi penampilan (densitas).

Semua komponen dibuat sedemikian rupa dalam berbagai model yang

sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari cabang olahraga

yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan

secara pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam mencapai

tujuan penampilannya yang telah direncanakan. Cabang olahraga yang banyak

menentukan keterampilan yang tinggi termasuk tenis lapangan, maka

kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat diutamakan. Menurut Andi

Suhendro (1999: 3.17) komponen-komponen penting yang harus diperhatikan

dalam suatu latihan meliputi: “(1) volume latihan, (2) intensitas latihan, (3)

density atau kekerapan latihan dan, (4) kompleksitas latihan”.

Komponen-komponen latihan tersebut sangat penting dalam latihan

olahraga prestasi. Komponen-komponen latihan tersebut berkaitan antara yang

satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, komponen-komponen latihan tersebut

harus diterapkan dengan baik dan benar agar tujuan latihan dapat tercapai. Untuk

lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat

sebagai berikut:

1) Volume Latihan

Volume latihan merupakan syarat yang sangat penting untuk mencapai

kemampuan fisik yang yang lebih baik. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.17)

bahwa, “Volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas

derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri

atau set dan panjang jarak yang ditempuh”. Sedangkan Depdiknas (2000: 106)

Gambar

Gambar  2. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola………………
Grafik  1.  Nilai  Rata-Rata  Ketepatan  Menendang  Bola  Berdasarkan
Gambar 1. Skematis Bagian-Bagian kaki untuk Menendang Bola
Gambar 2. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) ada perbedaan yang signifikan antara metode latihan berpasangan dan metode latihan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan latihan passing

thitung = 4,740 > ttabel = 2,145; (2) Metode pembelajaran massed practice lebih baik pengaruhnya dari pada latihan distributed practice terhadap kemampuan ketrampilan

Penelitian ini menghasilkan simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh latihan berbeban menggunakan latihan beban dalam dan latihan beban luar

Agung Wahyu Ikhtiantoro. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISRTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN POWER OTOT TUNGKAI PADA SISWA KELAS IV

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) perbedaan pengaruh metode massed dan distributed practice (2) perbedaan pengaruh bagi pemain yang memiliki

Dalam penelitian Bayu Santosa, (2011: 32) dengan judul “Perbedaan pengaruh latihan dengan metode massed practice distributed practice terhadap kemampuan dribble bola basket siswa

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode massed practice dan distributed practice