• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

3. Latihan Untuk Meningkatkan Power Otot Tungkai

a. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Melatih Power Otot Tungkai Sebagian besar olahraga berkaitan dengan power. Power kadang kala disebut kekuatan ekplosif. Power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dinamik dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot maksimal dalam waktu yang pendek. Menurut M. Sajoto (1988: 58) menyatakan bahwa “power atau mushcular Power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Menurut Suharno HP. (1993: 59: menyatakan, “power adalah kemampuan otot atlet untuk mengatasi tahanan berat dengan kekeuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak yang utuh”.

Untuk melatih dan mengembangkan power otot tungkai ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Kecermatan dan ketepatan menggunakan metode latihan yang sangat penting untuk memperoleh peningkatan power otot tungkai yang lebih baik. Ditinjau dari unsur terbentuknya power, yaitu kekuatan dan kecepatan, maka latihan yang diterapkan harus mempunyai ciri-ciri tertentu yang bertujuan untuk mengembangkan kekuatan dan kecepatan. Menurut Suharno HP. (1993: 59) ciri-ciri explosif power antara lain:

1) Melawan beban relatif ringan, berat badan sendiri, dapt pula tambahan beban luar yang ringan

2) Gerakan latihan aktif, dinamis, dan cepat.

3) Gerakan gerakan-gerakan merupakan satu gerak yang singkat, serasi dan utuh.

4) Bentuk gerak bisa cylic maupun acyclic. 5) Intensitas kerja submaksimal atau maksimal.

Selain ciri-ciri tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melatih power otot. Lebih lanjut Suharno HP. (1993:61) menyatakan, masalah-masalah yang perlu diperhatikan dalam melatih power otot tungkai antara lain:

1) Pemanasan badan sebelum masuk ke latihan inti harus cukup baik untuk menghindari cedera dan kesiapan kerja otot.

2) Bagi pemula/anak-anak usia dini sebaiknya jangan diberikan angkat besi.

commit to user

27

3) Power atlet lebih dominan ditentukan oleh pembawaan lahir atlet (fibril otot putih).

4) Gerakan-gerakan dalam latihan angkat besi harus benar dan teliti, sesuai tujuan pengembangan otot yang diingin tingkatkan kualitasnya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri latihan untuk mengembangkan power yaitu, beban latihan ringan, gerakan aktif dinamis, cepat,

singkat, serasi dan utuh, gerakannya dapat berbentuk cyclic dan acyclik,

intensitasnya submaksimal dan maksimal.

Bentuk latihan untuk meningkatkan power otot yang gerakannya aktif dinamis, cepat dan serasi serta untuk diantaranya latihan melompat-lompat atau sering disebut latihan pliometrik. Donald A.Chu (1992: 1) mengemukakan bahwa, “pliometrik adalah latihan yang dilakukan dengan sengaja untuk meningkatkan kemampuan atlet, yang merupakan perpaduan kecepatan dan kekuatan”. Menurut Pyke yang dikutip Sarwono dkk. (1994: 14), “latihan pliometrik terbaik untuk

menghasilkan explosif power yang diperlukan dalam gerakan yang bersifat

meledak atau explosif, karena latihan pliometrik dapat mempertemukan celah pemisah atara kekuatan dan power”.

Latihan pliometrik merupakan bentuk latihan yang menjebatani antara kecepatan dan kekuatan. Ciri dari latihan pliometrik adalah adanya peregangan

pendahuluan (pre-stretching) dan tegangan awal (pre-tension) pada saat

melakukan kerja. Tipe dari latihan pliometrik adalah cepat, kuat, eksplosif dan reaktif. Tipe-tipe dari gerakan kemampuan daya ledak atau power.

b. Otot-Otot Penunjang Power Tungkai

Otot dan persendian merupakan alat penggerak tubuh manusia. Hampir sebagian berat badan kita terdiri dari banyaknya otot dalam tubuh. Kekuatan kontraksi bergantung dari otot. Hampir sebagian berat badan kita adalah dari banyaknya otot dalam tubuh. Soekarman (1987: 27) menyatakan, “Otot merupakan 40-45% dari berat tubuh seseorang. Di dalam tubuh kita terdapat 217 pasang otot rangka”. Berkaitan dengan otot Dwi Hatmisari Amabarukmi dkk (2007: 52) mengemukakan “sebuah otot adalah kumpulan dari benang-benang yang panjang yang dibuat dari sel-sel dan dikelompokkan dalam satu ikatan”. Hal

commit to user

senanda diungkapkan Aip syarifuddin (1997:35) bahwa, “otot dapat mengadakan kontraksi dengan cepat, apabila mendapat ransangan dari luar”.

Menurut M. Furqon. H & Muchsin Doewes (2002: 14) bahwa otot-otot

yang terlibat dalam gerakan yang memerlukan power otot tungkai adalah “(1)

fleksi paha: melibatkan otot-otot sartonus, ilacus,dan gracilis (2) ekstensi lutut

:vastus lateralis,medialis,intermedius dan rectus femoris (3) fleksi paha dan

pelvis: bicep femoris, semitendinosus, dan semimembranosus dan (4) aduksi paha: gluteus medius dan minimus, adductor longus, brevis magnus, minimus dan hallucis”.

c. Peranan Power Otot Tungkai Terhadap Prestasi Lompat Jauh Power otot tungkai merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang mempunyai peranan penting terhadap pencapaian prestasi lompat jauh. Hal ini karena, jauh tidaknya lompatan yang dilakukan sangat bergantung pada kemampuan menumpu untuk menolak dengan kuat dan cepat.

Ditinjau dari gerakan lompat jauh pada teknik menolak yaitu, menolak merupakan fase perubahan gerak horizontal menjadi gerak vertikal. Pada fase ini kemampuan melakukan awalan dengan cepat dan menumpu dengan kuat sangat ditentukan oleh kemampuan dari otot-otot tungkai. Aip Syarifuddin (1992: 91) menyatakan “tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horizontal ke gerakan vertikal yang dilakukan dengan secara cepat. Dimana sebelumnya pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada langkah akhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di udara”. Pendapat lain juga dikemukakan Jes Jerver (1999: 36) “perubahan dari kecepatan horizontal menjadi gerakan bersudut didapat dengan cara memberikan tenaga maksimum pada kaki yang akan take off”.

Perpaduan kecepatan dan kekuatan sangat penting untuk melakukan tolakan yang maksimal. Kemampuan kecepatan yang maksimal dan diubah dengan tolakan yang kuat memberi peluang yang besar untuk dapat melakukan lompatan yang sejauh-jauhnya. Oleh karena itu, pada saat menumpu untuk menolak otot-otot tungkai harus dikerahkan secara maksimal dalam waktu yang singkat

commit to user

29

Dokumen terkait