• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. 1 Penelitian Terdahulu

2.3 Layanan Bimbingan dan Konseling Format Klasikal

2.3.1 Layanan Orientasi

2.3.1.1 Konsep Dasar Layanan Orientasi

Layanan Orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dana tau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya (Prayitno dan Amti, 2004: 255). Sedangkan menurut Sukardi dan Kusmawati (2008: 56) “Layanan orientasi yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli di lingkungan baru”. Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Bagi siwa yang baru saja memasuki lingkungan sekolah yang baru layanan orientasi sangatlah penting karena tanpa adanya layanan orientasi, penyesuaian siswa dengan lingkungan baru membutuhkan waktu yang relatif lama. Menurut Allan & McKean (1984) dalam Supriyo (2010: 11)

menyatakan bahwa tanpa program-program orientasi periode penyesuaian untuk sebagian besar siswa berlangsung kira-kira tiga atau empat bulan. Sehingga bila siswa terlambat dalam menyesuaikan diri maka akan mengganggu proses belajar siswa tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan kepada siswa baru maupun seseorang agar dapat beradaptasi dengan lingkungan atau sesuatu yang baru sehingga siswa dapat berkembang dengan maksimal.

2.3.1.2Tujuan Layanan Orientasi

Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008: 56) tujuan dari layanan orientasi ditunjukan untuk siswa baru dan pihak – pihak lain (terutama orang tua siswa) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya. Fungsi dari layanan orientasi adalah fungsi pemahaman dan pencegahan (Supriyo, 2010: 12). Pemahaman yang dihasilkan dari layanan orientasi adalah pemahaman tentang keadaan lingkungan baru (sekolah) sebagai kondisi sekitar siswa yang secara langsung mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Dengan diperolehnya pemahaman yang baik tentang keadaan lingkungan sekolah yang baru, maka siswa dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada di sekolah dan dapat menjalani kehidupan sekolah dengan baik. Sedangkan pencegahan dimaksudkan siswa yang telah memperolah pemahaman tentang lingkungan baru dapat menyesuaikan diri sehingga siswa akan dapat terhindar dari berbagai masalah yang akan menghambat, mengganggu ataupun menimbulkan kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.

2.3.1.3Komponen Layanan Orientasi

Komponen dalam program bimbingan mencakup usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidupnya serta proses perkembangan dengan data dan fakta yang bukan berupa data psikologis

atau data sosial tentang diri sendiri, sebagaimana diperoleh dalam rangka pengumpulan data melalui alat-alat tes dan nontes (Winkel dan Hastuti, 2004:316). Komponen dalam layanan orientasi terdiri atas konselor, peserta layanan orientasi, dan lingkungan baru atau suasana baru yang menjadi isi layanan (Prayitno, 2004: 31). Konselor merupakan ahli pelayanan bimbingan dan

konseling, penyelanggara layanan orientasi. Konselor juga dapat dibantu oleh penyaji atau nara sumber lain dan personil lapangan sesuai denga nisi layanan. Peserta layanan adalah orang – orang atau indivisu yang sedang atau akan berada pada, atau memerlukan suasana, lingkungan, atau obyek baru. Materi layanan adalah berbagai elemen berkenaan dengan suasana, lingkungan, dan objek-objek yang ada dilapanganyang terkait dengan apa yang dianggap baru oleh individu.

2.3.1.4Asas Layanan Orientasi

Asas dalam layanan orientasi terdiri dari asas kegiatan yaitu peserta layanan di tuntut untuk aktif dalam menjalani berbagai kegiatan yang telah direncanakan konselor. Selanjutnya adalah asas kerahasiaan diberlakukan terhadap hal-hal yang bersifat pribadi (Prayitno, 2004: 35).

2.3.1.5Pendekatan dan tenik Layanan Orientasi

Layanan orientasi diselenggarakan dengan pendekatan langsung dan terbuka. Menurut Prayitno (2004: 36) layananan orientasi bisa dilakukan dengan format :

1) Format lapangan. Dalam format ini peserta layanan mengunjungi obyek-obyek lapangan yang dimaksud.

2) Format klasikal. layanan orientasi dilakukan di dalam kelas dengan syarat obyek-obyek yang hendak dibahas dibawa di dalam kelas, dalam bentuk contoh, miniature, video, atau bentuk-bentuk gambar.

3) Format kelompok. Format ini memanfaatkan dinamika dalam kelompok untuk membahas obyek-obyek yang akan di perkenalkan.

4) Format individual. Diberikan kepada individu tertentu, dengan isi layanan yang secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan individu.

5) Format kolaboratif. Format ini melibatkan pihak-pihak dari luar peserta didik untuk ikut membantu dalam pelayanan orientasi.

Sedangkan teknik yang bisa diterapkan dalam layanan orientasi dengan penyajian bisa melalui: ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Pengamatan dengan melihat obyek-obyek yang ada, partisipasi melibatkan diri secara langsung dalam suasana dan kegiatan, mencoba, dan mengalami sendiri. Teknik yang terakhir adalah teknik studi dokumentasi yaitu membaca dan mempelajari berbagai dokumen yang ada.

2.3.1.6Operasionalisasi Layanan Orientasi

Dalam pelaksanaanya layanan orientasi harus melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi agar tujuan dari layanan dapat tercapai dengan maksimal. Menurut Supriyo (2010: 13) Guru BK harus merencanakan kegiatan terlebih dahulu meliputi:

1)menetapkan materi layanan orientasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik,

3) menetapkan sasaran layanan,

4) menetapka bahan, sumber bahan, serta personil yang terkait dan peranan masing-masing

5) menetapkan metode dan teknik serta media yang akan digunakan, (f) menetapkan rencana penilaian,

6) mempertimbangkan keterkaitan antara layanan orientasi dengan layanan lainya,

7) menetapkan waktu dan tempat.

Setelah tahap perencanaan selanjutnya guru BK masuk ke tahap pelaksanaan atau tahap inti dari layanan orientasi yang mana meiputi:

1) persiapan pelaksanaan,

2) persiapan fisik (tempat dan peralatan), 3) persiapan bahan,

4) persiapan personil,

5) persiapan ketrerampilan menyiapkan, 6) persiapan administrasi,

7) pelaksanaan kegiatan, 8) persiapan metode,

9) penyampaian materi layanan orientasi, 10) administrasi.

Dalam penyampaian materi guru BK bisa menggunakan beberapa metode sebagai contoh metode ceramah, menggunakan media video dan audio, menunjukan secara langsung objek yang ingin siswa ketahui.

Tahap terakhir adalah tahap evaluasi diamana setelah tahap pelaksanaan guru BK melakukan evaluasi meliputi evaluasi proses mulai dari perencananan sampai pelaksanaan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan layanan. Selanjutnya guru BK melakukan analiasi hasil dari layanan apakah ada kemajuan atau tidak jika tidak apakah memerlukan tindak lanjut atau tidak.

Dokumen terkait