• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

AKUNTABILITAS KINERJA

3.3.3. LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 573 (Samudra Hindia Selatan Jawa)

Riset Aplikatif

4

Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711 (Laut Tiongkok Selatan)

Riset Aplikatif

5 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa)

Riset Aplikatif

6 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 713 (Selat Makassar)

Riset Aplikatif

7

Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 714 (Laut Banda dan Teluk Tolo)

Riset Aplikatif

8 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 715 (Teluk Tomini)

Riset Aplikatif

9 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 716 Laut Sulawesi

Riset Aplikatif

10

Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 717 Teluk Cenderawasih dan Samudra Pasifik

Riset Aplikatif

11 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 718 (Laut Arafura)

Riset Aplikatif

12

Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS-Length Pada Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan

Riset Dasar

13 Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan

Riset Aplikatif

14 Kajian Stok Sumber Daya Ikan Dan Lingkungan Khusus Teluk Jakarta Riset Dasar 15 Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang Upaya

Konservasi

Riset Aplikatif

3.3.3. LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

Capaian kinerja BPPL pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learn & Growth Perspective) dengan bobot sebesar 33,33% yang berasal dari 4 (empat) sasaran strategis yaitu tersedianya ASN lingkup BPPL yang kompeten dan profesional, tersedianya informasi yang valid, handal, dan mudah diakses, terwujudnya reformasi birokrasi dan terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dengan jumlah capaian sebesar 124,46%.

45 SASARAN STRATEGIS 6 : TERWUJUDNYA APARATUR SIPIL NEGARA LINGKUP BPPL YANG KOMPETEN, PROFESIONAL DAN BERKEPRIBADIAN

Nilai sasaran strategis terwujudnya aparatur sipil negara Lingkup BPPL yang kompeten, profesional dan berkepribadian sebesar 120%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sbb :

9) IKU KE SEMBILAN : Indeks kompetensi dan integritas BPPL

Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan. Integritas adlah kecenderungan untuk sikap yang patuh pada aturan atau norma. Indeks kompetensi dan integritaas ini terdiri dari kompetensi hasil asesment, kehadiran pegawai, capaian kinerja, LHKASN/LHKPN, terhadap pejabat yang telah dilakukan asesmen.

Indeks kompetensi dan integritas BPPL merupakan agregasi dari variabel dibawahnya. Membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian kompetensi dari asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri kelautan dan Perikanan nomor 3A/KEPMEN-SJ/2014. Persentase capaian output pegawai pada SKP dan persentase tingkat kehadiran pegawai serta LHKASN/LHKPN menjadi penilaian tersendiri indeks kompetensi dan integritas BPPL.

Tabel 16. Capaian Indeks kompetensi dan integritas BPPL

Indikator Kinerja Utama

(IKU) 2015 2016

Indeks kompetensi dan integritas BPPL

- Target - 77

- Realisasi - 88,93

- Prosentase - 100

IKU Indeks kompetensi dan integritsa BPPL berklasifikasi maximize dimana semakin besar capaianya semakin baik. Pada tahun 2016 telah dilakukan pengukuran terhadap variable-variable yang menjadi agregate dari nilai capaian indkes komptensi da intregitas BPPL. Berikut hasil penilaian dan yang telah dilakukan :

46 1. Hasil penilaian terhadap 22 pegawai BPPL yang diasessment oleh tim

penilai 80% nya dikategorikan baik sedangkan 20% kurang.

2. Nilai capaian SKP pegawai BPPL yang dirata-ratakan menghasilkan nilai 85,72%

3. Prosentasi tingkat kehadiran pegawai BPPL sepanjang tahu 2016 sebesar 90%

4. Tingkat kepatuhan pejabat BPPL terhadap penyampaian LHKPN mencapmai 90%

Dari ke-empat variable yang telah dihitung maka diperoleh pencapaian nilai indeks komptensi dan intregitas BPPL sebesar 86,43% melebihi dari target yang tetapkan yaitu sebesar 77%.

Faktor yang menjadi pendorong keberhasilan sehingga realisasi melebihi target yang ditetapkan adalah karena tingkat kesadaran pegawai yang semakin baik terhadap tugas dan tanggung jawab yang dimilikinya. Hal ini berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan yang diterima oleh pegawai BPPL. Seperti adanya kenaikan tunjangan kinerja pada tahun 2016.

Karena IKU ini baru dijadikan salah satu indikator kinerja BPPL di tahun 2016, maka hasil capaian ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun lalu, namun demikian nilai capaian atas hasil pengukuran dapat dijadikan bukti bahwasanya pegawai BPPL memiliki komptensi dan intregitas yang cukup baik.

10) IKU KE SEPULUH: Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya

lingkup BPPL

ASN/SDM BPPL baik PNS, CPNS maupun tenaga kontrak yang menempuh pendidikan gelar (tugas belajar dalam dan luar negeri) yang sedang berjalan dan baru, non gelar (diklat fungsional tertentu/ diklatpim), pelatihan (kursus teknis dalam dan luar negeri) dan izin belajar (yang berjalan) dalam rangka untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi untuk menunjang tugas dan fungsinya. IKU ditetapkan untuk mengetahui jumlah ASN yang dikembangkan kompetensinya untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi/instansi. Dengan demikian, diharapkan setiap satker merumuskan upaya peningkatan kompentensi sesuai kebutuhan.

47 Tabel 17. Capaian Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPL

Indikator Kinerja Utama

(IKU) 2015

2016 Triwulan

I

Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPL

- Target 4 4

- Realisasi 7 8

- Prosentase 175 200

IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Pada tahun 2016 BPPL telah meningkatkan kompetensi ASN untuk 8 pegawai di lingkungan BPPL Dari target tahun 2016 sebanyak 4 ASN yang ditingkatkan kompetensinya telah terealisasi 8 ASN yang ditingkatkan kompetensinya. Dengan rincian sebagai berikut, 4 pegawai mengikuti tugas belajar jenjang S,2 dan 1 orang pegawai mengikuti tugas belajar program S.3. serta 3 pegawai telah mengikuti diklat jabatan fungsional peneliti pertama dengan rincian sebagai berikut :

1. Erfin Nurdin mengikuti tugas belajar program S.3 Di FPIK IPB 2. Prihatiningsih, S.Si, Tugas belajar program S.2 di FPIK IPB 3. Teguh Nugroho, M.Si, Tugas belajar program S.3 di FPIK IPB 4. Moh. Fauzi, S.Pi, Tugas belajar program S.2 di FPIK IPB 5. Duranta Kembaren, Tugas belajar program S.2 di FPIK IPB 6. Tirta Danu, S.Pi, Diklat fungsional peneliti pertama

7. Heri Widiyastuti S.Pi, Diklat fungsional peneliti pertama 8. Andina S.Pi, Diklat fungsional peneliti pertama

Pencapaian hasil 2016 lebih tinggi dibanding pencapaian di tahun 2015 yang berjumlah 7 pegawai. Hal ini disebabkan kebutuhan BPPL untuk mweujudkan sebuah lembaga penelitian tingkat nasional yang kuat dan kompeten.

SASARAN STRATEGIS 7 : TERSEDIANYA MANAJEMEN

PENGETAHUAN LINGKUP BPPL YANG HANDAL DAN MUDAH DIAKSES

48 Nilai sasaran strategis tersedianya manajemen pengetahuan Lingkup BPPL yang handal dan mudah diakses sebesar 120. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sbb :

11) IKU KE SEBELAS: Persentase unit kerja Lingkup BPPL yang

menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

IKU ini didefinisikan sebagai unit kerja yang menerapkan sistem manajeman pengetahuan yang terstandar dibandingkan dengan total unit kerja seluruh BPPL. Sistem manajemen pengetahuan ini merupakan suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari.

Tabel 18. Capaian Persentase unit kerja Lingkup BPPL yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

Indikator Kinerja Utama

(IKU) 2015 2016

Persentase unit kerja Lingkup BPPL yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

- Target - 100

- Realisasi - 100

- Prosentase - 100

BPPL menargetkan persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar dengan nilai 100, untuk saat ini penilaian masih menunggu arahan esselon I BPPL yaitu nilai yang diperoleh dari Balitbang KP untuk memperoleh nilai tersebut. Sampai dengan triwulan III BPPL telah menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar dengan aplikasi Bitrixs di lingkungan BPPL. Dari target persentase 100% tahun 2016, BPPL telah 100% menggunakan sistem informasi dengan aplikasi standar di seluruh seksi dan sub bagian kerja di lingkungan BPPL. Adapun rincian Aplikasi untuk sistem informasi yang telah digunakan di lingkungan BPPL adalah sebagai berikut :

1. SAKPA untuk Keuangan dan BMN 2. SIMPEG dan SKP untuk Kepegawaian 3. SIPMONEV untuk Montoring

49 4. Kinerjaku untuk Penukuran Kinerja

5. RKAKL untuk perencanaan anggaran 6. EDALWAS untuk Pengawasan

Aplikasi sistem inofrmasi terstandar sudah diterapkan dalam manajemen kinerja BPPL dan sudah dilaporkan pula perkembangannya secara periodik kepada instansi vertikal seperti Puslibang Kan dan Balitbang KP sampai dengan bulan Desember 2016.

Keberhasilam ini didukung oleh SDM yang terampil dan telah mengikuti BIMTEK dan sosialisasi untuk masing-masing sistem aplikasi. Sehingga pemahaman dan penguasaan terhadap sistem informasi tersebut sangat memadai dan dapat dipertanggung jawabkan.

SASARAN STRATEGIS 8 : TERWUJUDNYA BIROKRASI LINGKUP BPPL YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN BERORIENTASI PADA LAYANAN PRIMA

Nilai sasaran strategis Terwujudnya birokrasi Lingkup BPPL yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima sebesar 97,76%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sbb :

12) IKU KE DUA BELAS: Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPPL

Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan BPPL pada hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang pelaksaan dilakukan melalui program-program meliputi 1). Manajemen perubahan, 2). peraturan perundang-undangan, 3). Penataan organisasi, 4). Penataan tata laksana, 5). penataan SDM aparatur, 6). Penguatan pengawasan internal, 7). Penguatan akuntabilitas kinerja, 8). Peningkatan kualitas pelayanan publik dan 9) pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

50 Teknik menghitungnya yaitu penilaian atas implementasi RB di BPPL mengadopsi langsung melalui Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) secara online oleh Balitbang KP yang telah diverfikasi oleh Inspektorat Jenderal. Upaya yang dilakukan fokus pada:

• Panel I PMPRB online • Panel II PMPRB online • Panel III PMPRB online

Untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dilakukan melalui dalam 8 (delapan) Area Perubahan Reformasi Birokrasi, yaitu:

a) Organisasi; yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing);

b) Tata Laksana; sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai dengan prisip-prinsip good governance;

c) Peraturan Perundang-undangan; regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif;

d) SDM Aparatur; SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, professional, berkinerja tinggi, dan sejahtera;

e) Pengawasan; meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;

f) Akuntabilitas; meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi;

g) Pelayanan Publik; Pelayanan prima yang sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

h) Pola Pikir dan Budaya Kerja Aparatur; birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi.

Profil PMPRB yang baik apabila komponen hasil lebih tinggi daripada komponen pengungkit.Komponen pengungkit adalah berbagai kriteria dan berbagai pendekatan yang telah dilakukan oleh suatu unit kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Komponen hasil adalah : 1) capaian yang diperoleh dari hasil pengukuran atas persepsi pegawai dan masyarakat terhadap suatu unit kerja, 2) pengukuran atas indikator kinerja internal dan eksternal yang menunjukkan seberapa baik suatu unit kerja mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Adapun capaian progres IKU ini pada tahun 2016 adalah sesuai tabel 25 dibawah.

51 Tabel 19. Capaian Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPPL

Indikator Kinerja Utama

(IKU) 2015

2016 Triwulan

I

Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Pusat Litbang Perikanan

- Target BB 90,00

- Realisasi BB 90,25

- Prosentase 100 100

IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Pada tahun 2016 target dan realisasi indeks reformasi birokrasi BPPL mengadopsi langsung dari Puslitban Perikanan target output/volume bernilai 90 dan sampai dengan bulan Desember didapatkan nilai 90,25 dari rata-rata satuan kerja di lingkup Puslitbang Perikanan. Nilai ini diadopsi langsung karena BPPL tidak melakukan penilaian mandiri.

13) IKU KE TIGA BELAS : Nilai SAKIP BPPL (%)

Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan visi atau misiorganisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Penilaian akuntabitias kinerja BPPL dilakukan oleh Inspektorat Jenderal selaku aparat pengawas internal pemerintah bersama dengan BalitbangKP pada bulan Juli 2016. Kemudian setelah dilakukan reviu, BPPL secara mandiri melakukan perbaikan atas catatan hasil reviu maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 20. Capaian Nilai SAKIP BPPL (%)

Indikator Kinerja Utama

(IKU) 2015 2016

Nilai SAKIP BPPL (%)

- Target A 84

- Realisasi A 80,35

- Prosentase 100 95,65

Dalam rangka fungsi penyelenggaraan SAKIP Balitbang KP, Itjen KKP telah melakukan evaluasi SAKIP semester 1 tahun 2016 pada tingkat Satker yang

52 dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Evaluasi AKIP dilakukan pada Satker BPPL Muara Baru dan BPPL oleh Inspektorat IV, Itjen KKP selaku mitra Balitbang KP. Dokumen-dokumen yang dinilai meliputi renstra, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja serta hasil reviu dan evaluasi. Berdasarkan evaluasi SAKIP yang dilakukan oleh Itjen KKP, BPPL didapatkan nilai SAKIP semester 1 tahun 2016 BPPL sebesar 74,14 (BB).

Sampai dengan semester II (bulan Desember) BPPL telah melakukan penyempurnaan dan perbaikan atas catatan hasi reviu yang dilakukan oleh Itkrn KKP pada semester I kemudian menghitung kembali nilai SAKIP di lingkungan BPPL dan memperoleh nilai 80,35. Hasil pengukuran tersebut belum dilakukan reviu oleh Itjen KKP dikarenakan keterbatasan waktu. Sehingga dari target nilai 84 pada tahun 2016 telah didapatkan nilai 80,35 dari rata-rata Sub Bagian dan Seksi di lingkungan BPPL. Nilai ini tentunya tidak dapat dibandingkan dengan pencapaian tahun 2015 dikarenakan pada tahun 2015 nilai SAKIP BPPL mengadopsi langsung dari niali SAKIP Puslitbang Perikanan dan Balitbang KP.

SASARAN STRATEGIS 9 : TERKELOLANYA ANGGARAN

PEMBANGUNAN LINGKUP BPPL SECARA EFISIEN DAN

EKUNTABEL

Nilai sasaran strategis Terkelolanya anggaran pembangunan Lingkup BPPL secara efisien dan ekuntabel sebesar 96,41%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sbb :

14) IKU KE EMPAT BELAS :Nilai kinerja anggaran Lingkup BPPL (%)

IKU ini didefinisikan sebagai persentase pelaksanaan anggaran dibandingkan dengan alokasi anggaran. Nilai kinerja anggaran ini dimaksud untuk menghasilkan output anggaran tertentu dengan input anggaran serendah-rendahnya, atau dengan input anggaran tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya.

53 P : dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran seluruh satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh satker (Bobot Penyerapan Anggaran (WP) =9,7%)

K : antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu penyerapan anggaran setiap bulan yaitu dengan membandingkan antara akumulasi dan akumulasi realisasi anggaran bulanan seluruh satker rencana penarikan dana bulanan seluruh satker dengan jumlah bulan (Bobot Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi (WK)=18,2%)

PK: dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata realisasi volume keluaran dengan target volume keluaran dan rata-rata realisasi Indikator kinerja keluaran dengan target indikator kinerja keluaran (Bobot Pencapaian Keluaran (WPK) =43,5%)

E : dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran pada setiap satker, yang diperoleh dari hasil perbandingan antara realisasi anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume keluaran (Bobot Efisiensi (WE) =28,6%)

Tabel 21. Capaian Nilai kinerja anggaran Lingkup BPPL (%)

Indikator Kinerja Utama

(IKU) 2015 2016

Nilai kinerja anggaran Lingkup BPPL (%)

- Target - 85

- Realisasi - 78,90

- Prosentase - 92,83

Pencapaian nilai kinerja anggaran tahun 2016 tidak dapat memenuhi target sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab sehingga target tidak tercapai diantaranya :

1. Jadwal pelaksanaan kegiatan penilitian dalam output Data dan Informasi yang baru dimulai pada triwulan II dikarenakan adanya revisi DIPA sehingga realisasi penyerapan anggaran sampai dengan triwuln I sangat rendah

2. Penggunaan wahana penelitian berupa kapal riset yang terkendala dengan waktu pelaksanaan docking sehingga jadwal observasi laut mundur beberapa bulan dan mengakibatkan terganggunya jadwal penelitian yang lain untuk melakukan survey lapang. Ini berimbas kepada realisasi penyerapan anggaran output WPP menjadi rendah sampai dengan triwukan III

54 3. Kegiatan manajerial hampir semuanya tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana dikarenakan adanya regulasi pembatasan kegiatan di luar kantor sehingga realisasi serapan anggaran untuk semua output manajerial sangat rendah.

Pencapaian IKU ini tidak dapat dibandingkan dengan yang dicapai pada tahun 2015. Pada tahun 2015 pengukuran dihitung untuk mengetahui nilai efisiensi anggaran sedangkan tahun 2016 IKU yang diukur adalah Nilai Kinerja Anggaran, sehingga rumus yang digunakan untuk mengukurnya pun berbeda.

15) IKU LIMA BELAS :Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup

Lingkup BPPL (%)

IKU ini didefinisikan sebagai terselenggaranya pengelolaa keuangan yang akuntabel, efisien dan relevan, konsisten, dan memenuhi standar keuangan pemerintah. Sistem akuntansi pemerintah adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan dilingkungan organisasi pemerintah.

BPPL menargetkan persentase kepatuhan terhadap SAP dengan nilai 100, karena sistem penyusunan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan sudah dilakukan secara baik di tahun-tahun sebelumnya. Semua sistem aplikasi pelaporan keuangan dan BMN sudah mengikuti format yang telah distandarisasi secara nasional. Kemudian pertanggungjawaban pengelolaan keuangan juga sudah mengikuti regulasi yang berlaku. Untuk tahun 2016 tingkat kepatuhan BPPL terhadap SAP mencapai nilai 100%. Artinya sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hasil capaian ini juga sama dengan yang telah dicapai pada tahun 2015, sehingga tidak ada penurunan kualitas dalam hal kepatuhan terhadap SAP. Tabel 22. Capaian Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Lingkup BPPL

Indikator Kinerja Utama

(IKU) 2015 2016

Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Lingkup BPPL (%)

- Target 100 100

- Realisasi 100 100

55

3.4 Hasil Capaian Kinerja Kegiatan BPPL

Dokumen terkait