• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.11. Lembaga Keuangan Bank

Lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang bertugas memberikan layanan menyangkut keuangan termasuk di dalamnya pemberian jasa bantuan permodalan atau pembiayaan. Lembaga keuangan ini dibedakan menjadi dua yaitu lembaga keuangan bank dan nonbank.

Bank merupakan salah satu institusi yang menyediakan jasa keuangan. Kata ’bank’ berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang artinya adalah uang. Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Biasanya bank menghasilkan untung dari biaya transaksi atas jasa yang diberikan dan bunga dari pinjaman.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannnya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Simpanan merupakan dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Prof. G.M. Verryn Stuart dalam Dendawijaya, 2001 mendefinisikan bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang berupa uang giral.

Bank sebagai lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, melayani penyimpanan uang dalam benruk tabungan, perantara pembayaran dari statu transaksi dan sebagainya.

2.11.1. Jenis-Jenis dan Produk Bank

Jenis-jenis bank dapat digolongkan menjadi beberapa macam berdasarkan formalitas undang-undang, kepemilikan, penekanan kegiatan usaha, dan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha (Dendawijaya dalam Manajemen Perbankan, 2001).

Jenis bank berdasarkan formalitas undang-undang dilandaskan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu ada dua jenis bank: bank umum dan bank perkreditan rakyat. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya dibedakan menjadi lima jenis yaitu bank milik negara (BUMN), bank milik pemerintah daerah (BUMD), bank milik swasta nasional, bank milik swasta campuran (nasional dan asing) dan bank milik asing (cabang atau perwakilan).

Penggolongan jenis bank berdasarkan penekanan kegiatan usahanya yaitu bank retail, bank korporasi, bank komersial, bank pedesaan, bank pembangunan dan lain-lain. Sedangkan jenis bank berdasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha dibedakan menjadi bank konvensional yang menetapkan bunga sebagai biaya modal dalam penyetoran simpanan serta penyaluran kredit dan bank berdasarkan prinsip syariah yang menerapkan konsep bagi hasil dalam penyetoran simpanan serta pemberian kredit.

Produk bank merupakan bentuk kegiatan jasa yang dihasilkan oleh bank. Produk bank dipisahkan ke dalam dua sisi, yaitu sisi pasiva dan sisi aktiva. Produk-produk bank dari sisi pasiva meliputi:

1. Giro. Merupakan simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah pebayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.

2. Tabungan. Adalah simpanan dari nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut ketentuan atau syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan/atau lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.

3. Deposito. Merupakan simpanan dari nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan bank yang bersangkutan.

Produk-produk bank dari sisi pasiva ini biasa dikenal dengan sebutan kredit pasif. Produk-produk bank dari sisi aktiva atau yang biasa disebut kredit aktif meliputi : 1. Kredit modal kerja. Pemberian kredit dari bank (kreditur) kepada nasabah

(debitur) untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan debitur.

2. Kredit investasi. Kredit yang digunakan untuk membeli barang modal (investasi).

3. Kredit off shore. Fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur domestik dalam bentuk valuta asing dan dilaksanakan melalui cabang bank yang bersangkutan di luar negeri.

4. Kredit on shore. Fasilitas kredit yang diberikan oleh unit kredit dalam negeri (kantor wilayah, cabang, atau divisi korporasi) yang diberikan kepada debitur dalam negeri dalam bentuk valuta asing.

5. Kredit cash collateral. Merupakan kredit khusus yang diberikan kepada pemegang deposito berjangka bank yang bersangkutan, bank pemerintah, atau bank asing/swasta nasional yang bonafid dan pemegang tabungan bank yang bersangkutan.

6. Kredit profesi. Kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka membantu para profesional (dokter, akuntan publik, pengacara, konsultan dan sebagainya) untuk mengembangkan profesinya.

7. Kredit konsumsi. Kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur untuk keperluan membeli barang-barang konsumsi yang dibutuhkannya.

8. Kredit sindikasi. Kredit yang diberikan bank kepada debitur (biasanya nasabah korporasi atau perusahaan) secara bersama-sama dengan bank lain berdasarkan kesepakatan bersama atas beberapa ketentuan, seperti porsi volume kredit dan agunan masing-masing bank, tingkat suku bunga, dan lain- lain.

9. Kredit-kredit program. Berbagai jenis kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka memenuhi ketentuan untuk mengikuti suatu program pemerintah seperti kredit candak kulak, kredit uasaha kecil (KUK) dan sebagainya.

Selain berbagai jenis produk yang dihasilkan bank di atas, bank juga memberikan berbagai layanan jasa yang mencakup jasa perbankan dalam negeri dan luar negeri seperti transfer (pemindahbukuan), surat keterangan bank, delegasi kredit dan lain sebagainya.

2.11.2. Bank Umum dan Aktivitasnya

Bank umum merupakan jenis bank yang melaksanakan kegiatan perbankan secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Adanya layanan jasa dalam arus pembayaran serta beberapa bentuk kredit pasif inilah yang membedakan bank umum dengan bank perkreditan rakyat.

Aktivitas bank umum pada dasarnya digolongkan dalam enam macam seperti digambarkan dalam bagan di bawah ini:

Gambar 3. Aktivitas Utama Bank Umum Sumber: Dendawijaya, 2001

Keterangan:

ƒ Perkreditan merupakan rangkaian kegiatan utama bank umum yang berupa pemberian dana pinjaman kepada nasabah (debitur) dengan jangka waktu dan syarat-syarat tertentu.

ƒ Marketing (pemasaran) yang dilakukan oleh bank umum lebih diarahkan pada penghimpunan dana (kredit pasif) karena produk bank dari sisi aktiva (kredit aktif) sangat tergantung dari ketersediaan dana yang mampu dihimpun oleh bank. Bank Umum Audit Operations Perkreditan Marketing MSDM Treasurry

ƒ Treasurry (pendanaan) oleh bank umum lebih diutamakan pada pengelolaan dana oleh para ekskutif bank. Hal tersebut dimaksudkan agar kinerja bank menjadi optimal dalam memperoleh dana serta memaksimalkan alokasi dana pada aktiva produktif.

ƒ Operations merupakan kegiatan unit-unit dalam bank yang bersifat membantu kegiatan unit utama bank lainnya.

ƒ MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) merupakan segala bentuk pengelolaan yang menyangkut sumber daya manusia sebagai pelaku bank.

ƒ Audit (pengawasan) ditujukan untuk mengevaluasi dan mengontrol kinerja bank yang dilakukan secara intern oleh bank itu sendiri, secara ekstern oleh akuntan publik dan audit yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

2.12. Kajian terhadap Penelitian Terdahulu

Dokumen terkait