• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Lembaga Pembinaan Khusus Anak Pada Sistem Peradilan Pidana Anak Sebagai Pelaku

Ketentuan mengenai penempatan secara terpisah ini sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, yaitu antara lain Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan (selanjutnya disebut UndangUndang Pemasyarakatan) yang pada pasal 4 disebutkan bahwa Lembaga Pemasyarakatan termasuk Lembaga Pemasyarakatan Anak didirikan disetiap ibukota kabupaten atau kotamadya. Lembaga Pemasyarakatan ini setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (selanjutnya disebut Undang-Undang SPPA) berganti istilah menjadi

86

Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( selanjutnya disebut LPKA).Keberadaan anak-anak dalam tempat penahanan dan pemenjaraan bersama orang-orang yang lebih dewasa, menempatkan anak-anak pada situasi rawan menjadi korban berbagai tindak kekerasan87

Penjara anak di dalam undang-undang sistem peradilan pidana anak dikenal dengan Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Lembaga Pembinaan Khusus Anak atau disingkat LPKA adalah lembaga atau tempat anak menjalani masa pidananya

Kondisi lembaga pemasyarakatan akan menghambat tercapainya tujuan pembinaan dalam sistem pemasyarakatan bagi Anak yang tercermin dalam pasal 2 undang-undang Pemasyarakatan, yang berbunyi

“Sistem pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab”

88

87

Nashriana, Op.cit hlm 159 88

Pasal 1 ayat (20) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak

apabila dalam suatu daerah belum terdapat LPKA, anak dapat ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan yang penempatannya terpisah dari orang dewasa. Anak yang dijatuhi pidana penjara ditempatkan dalam LPKA. Anak dalam hal ini memperoleh pembinaan, pembimbingan, pengawasan, pendampingan, pendidikan dan pelatihan serta hak lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang bberlaku. Hak yang diperoleh anak selama ditempatkan di LPKA diberikan sesuai dengan ketentuan undang-undang tentang pemasyarakatan. Di dalam pemberian hak tersebut, tetap perlu

diperhatikanpembinaan bagi anak yang bersangkut an, antara lain mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental maupu n sosial. LPKA juga wajib menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, keterampilan, pembinaan dan pemenuhan hak lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.89

Di dalam LPKA anak tersebut akan digolongkan bedasarkan umur, jenis kelamin, lama pidana yang dijatuhkan, jenis kejahatan, dan Kriteria lainnya sesuai dengan kebutuhan atau dalam rangka pembinaan.90LPKA berkewajiban untuk memindahkan anak yang belum selesai menjalani pidana di LPAK dan telah mencapai umur 18 (delapan belas) tahun ke lembaga pemasyarakatan pemuda.91 Anak yang telah mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun, tetapi belum selesai menjalani pidana, anak dipindahkan ke lembaga permasyarakatan dewasa dengan memperhartikan kesinambungan pembinaan anak, 92 apabila tidak terdapat lembaga pemasyarakatan pemuda, kepala LPAK dapat memindahkan anak yang berusia 18 ( delapan belas) tahun ke lembaga pemasyarakatan dewasa berdasarkan rekomendasi dari pembimbing masyarakat.93

a. Ayomindan berikan bekal agar mereka dapat menjalankan perananan sebagai warga masyarakat yang baik dan berguna

Di dalam pembinaan Narapidana dan Anak didik Permasyarakatan dikenal 10 (sepuluh) Prinsip pemasyarakatan, yaitu:

89

Angger Sigit dan Fuady Primaharsya, Op.cit hal 95 90

Diakses dari

91

Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan Anak 92

Pasal 86 ayat (2) Undang-Undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan Anak 93

b. Penjatuhan pidana bukan tindakan balas dendam oleh negara c. Berikan bimbingan bukan penyiksaan, supaya mereka bertobat

d. Negara tidak berhak membuat mereka menjadi lebih buruk atau lebih jahat daripada sebelum dijatuhi pidana

e. Selama kehilangan kemerdekaan bergerak, napi dan anak didik harus dikenalkan dengan dan tidak boleh diasingkan dari masyarakat

f. Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak boleh bersifat sekedar pengisi waktu, juga tidak boleh diberikan pekerjaann untuk memenuhi kebutuhan jawaban atau kepentingan negara sewaktu-waktu saja, pekerjaan dimasyarakat dan menunjang usaha peningkatan produksi

g. Bimbingan dan didikan yang diberikan kepada narapidana dan anak harus didik berdasarkan Pancasila

h. Narapidana dan anak didik sebagai orang tersesat adalah manusia dan mereka harus diperlakukan sebagai manusia, martabat dan harkatnya sebagai manusia harus dihormati

i. Narapidana dan anak didik hanya dijatuhi pidana hilang kemerdekaan sebagai satu-satunya derita yang dapat dialami

j. Disediakan dan dipupuk sarana-saran yang dapat mendukung fungsi, rehabilitasi, koreksi dan edukatif sistem pemasyarakatan94

Hambatan dalam melakukan pembinaan narapidana adalah kurangnya sumber daya manusia yang beprofesional, dikarenakan pendidikan yang diemban petugas lembaga pemasyarakatan anak berpengaruh dalam pemahaman penting

94

atau tidak perlindungan anak. Pengetahuan dan pemahaman tentang perundangan-undangan yang berkaitan dengan Peradilan Pidana Anak, kesejahteraan anak dan peraturan lain yang berkaitan, dimana pendidikan yang diemban juga memengaruhi tingkat kemampuan untuk melahirkan ide-ide/kebijakan-kebijakan yang diambil dalam rangka perlindungan anak, terutama apabila peraturan perundang-undangan tidak menentukan secara tegas atau sama sekali tidak mengatur hal-hal tertentu. Kemampuan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap Narapidana Anak dalam merubah mental dan perilakunya melalui pembinaan-pembinaan dipengaruhi tingkat pendidikan yang diemban petugas.Bila sumber daya manusia tidak diperhatikan/diperbaiki, maka menimbulkan dampak negatif yang menciptkan narapidana bukan semakin baik tetapi menjadi monster-monster yang siap melakukan tindak pidana lagi setelah menjalani pidananya diLembaga Pemasyarakatan Anak.95

1. Tahap awal, meliputi :

Pembinaan atau bimbingan merupakan sarana yang mendukung keberasilan negara menjadikan narapidana menjadi anggota masyarakat, dimana lembaga pemasyatakatan berperan dalam pembinaan narapidana, yang memperlakukan narapidana agar menjadi baik. Tahap pembinaan yang terdapat pada ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) tahap (pasal 17 ayat (2) PP no.31 tahun 1999, yaitu :

1. Masa pengamatan, pengenalan dan penelitian lingkungan paling lama 1 (satu) bulan

95

2. Perencanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian 3. Pelaksanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian 4. Penilaian pelaksanaan program pembinaan tahap awal

2. Tahap lanjutan, meliputi;

1. Perencanaan program pembinaan lanjutan 2. Pelaksanaan program pembinaan lanjutan

3. Penilaian pelaksanaan program pembinaan lanjutan 4. Perencanaan dan pelaksanaan program asimilasi 3. Tahap akhir, meliputi;

1. Perencanaan program integrasi 2. Pelaksanaan program integrasi

3. Pengakhiran pelaksanaan pembinaan tahap akhir

4. Penetapan pembinaan sesuai dengan ayat (1), (2), (3) ditetapkan melalui sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan

5. Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan sesuai dengan sesuai dengan ayat (4) Kepala Lapas Anak Wajib memerhatikan Litmas

6. Ketentuan mengenai bentuk dan jenis kegiatan program pembinaan sesuai dengan ayat (1), (2), (3) diatur lebih lanjut dalam Keputusan Menteri

Asas pembinaan/pemasyarakatan adalah : a. Pengayoman

b. Persamaan perlakuan dan pelayanan c. Pendidikan

d. Pembimbingan

e. Penghormatan harkat dan martabat manusia

f. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan

g. Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang-orang tertentu.96

Sesuai dengan asas pembinaan , sasaran pemasyarakatan terbagi atas 2 bagian, yaitu:

a. Sasaran Khusus

Pembinaan terhadap individu Warga Binaan Pemasyarakatan adalah meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan yang meliputi :

1. Kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Kualitas Intelektual

3. Kualitas sikap dan perilaku

4. Kualitas profesionalisme dan keterampilan 5. Kualitas kesehatan jasmani dan rohani b. Sasaran umum

Sasaran umum pada dasarnya merupakan indikator-indikator yang secara umum digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan sistem pemasyarakatan

Agar tercapainya sasaran, maka -jenis pembinaan anak dapat digolongkan atas 3 (tiga) yaitu :

1. Pembinaan Mental

96

Pembinaan mental dilakukan mengingat terpidana mempunyai problem seperti perasaan bersalah, merasa diatur kurang biasa mengontrol emosi, merasa rendah diri yang diharapkan secara bertahap mempunyai keseimbangan emosi. Pembinaan mental yang dilakukan adalah memberikan pengertian agar dapat menerima dan menangani rasa frustasi dengan wajar, melalui ceramah, memperlihatkan rasa prihatin melalui bimbingan berupa nasihat, merangsang dan mengunggah semangat narapidana untuk mengembangkan keahliannya, memberikan kepercayaan kepada anak bimbing dan menanaman rasa percaya diri untuk menghilangkan rasa cemas dan gelisah dengan menekankan pentingnya agama

2. Pembinaan Sosial

Pembinaan sosial mengembangkan pribadi dan hidup kemasyarakatan anak. Aktivitas yang dilakukan adalah memberikan bimbingan tentang hidup bermasyarakat yang baik dan memberitahukan norma-norma agama, kesusilaan, etika pergaulan dan pertemuan dengan keluarga korban, mengadakan surat menyurat untuk memelihara hubungan batin dengan keluarga dan relasinya, kunjungan untuk memelihara hubungan yang harmonis dengan keluarga.

3. Pembinaan Keterampilan

Pembinaan keterampilan bertujuan untuk memupuk dan mengembangkan bakat yang dimiliki anak, sehingga memperoleh keahlian dan keterampilan. Aktivitas yang dilakukan adalah, menyelenggarakan kursus, pengetahuan (pemberantasan buta huruf), kursus persamaan sekolah dasar, latihan kejuruan seperti kerajinan tangan , latihan fisik untuk memelihara kesehatan jasmani dan

rohani. Hasil keterampilan seperti, ukiran, kursi, dan sapu, yang sebagian dipergunakan di Lembaga Pemasyarakatan Anak, sebagian dijual dan hasil penjualan dipergunakan untuk membeli peralatan yang lebih lengkap

Di dalam mewujudkannya diperlukan perananan Balai Permasyarakatan.97

a. Pembimbing Kemasyarakatan;

Petugas kemasyarakatan terdiri atas:

b. Pekerja Sosial Profesional; dan c. Tenaga Kesejahteraan Sosial.

Pasal 64 Undang-Undang SPPA menentukan bahwa penelitian kemasyarakatan, pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap anak dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan. Syarat untuk dapat diangkat sebagai Pembimbing Kemasyarakatan yaitu :

1. Penelitian kemasyarakatan, pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap Anak dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan. 2. Syarat untuk dapat diangkat sebagai Pembimbing Kemasyarakatan sebagai

berikut:

a. berijazah paling rendah diploma tiga (D-3) bidang ilmu sosial atau yang setara atau telah berpengalaman bekerja sebagai pembantu Pembimbing Kemasyarakatan bagi lulusan:

a) sekolah menengah kejuruan bidang pekerjaan sosial berpengalaman paling singkat 1 (satu) tahun; atau

97

b) sekolah menengah atas dan berpengalaman di bidang pekerjaan sosial paling singkat 3 (tiga) tahun.

b. sehat jasmani dan rohani;

c. pangkat/golongan ruang paling rendah Pengatur Muda Tingkat I/ II/b; d. mempunyai minat, perhatian, dan dedikasi di bidang pelayanan dan

pembimbingan pemasyarakatan serta pelindungan anak; dan

e. telah mengikuti pelatihan teknis Pembimbing Kemasyarakatan dan memiliki sertifikat.

3. Dalam hal belum terdapat Pembimbing Kemasyarakatan yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tugas dan fungsi Pembimbing Kemasyarakatan dilaksanakan oleh petugas LPKA atau LPAS atau belum terbentuknya LPKA atau LPAS dilaksanakan oleh petugas rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan.98

Pada pasal 66 terdapat Syarat untuk dapat diangkat sebagai Pekerja Sosial Profesional sebagai berikut:

c. berijazah paling rendah strata satu (S-1) atau diploma empat (D-4) di bidang pekerjaan sosial atau kesejahteraan sosial;

d. berpengalaman kerja paling singkat 2 (dua) tahun di bidang praktik pekerjaan sosial dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

e. mempunyai keahlian atau keterampilan khusus dalam bidang pekerjaan sosial dan minat untuk membina, membimbing, dan membantu Anak

98

demi kelangsungan hidup, perkembangan fisik, mental, sosial, dan perlindungan terhadap Anak; dan

f. lulus uji kompetensi sertifikasi Pekerja Sosial Profesional oleh organisasi profesi di bidang kesejahteraan sosial.99

Di lihat dari Pasal 68 merupakan syarat untuk dapat diangkat sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial sebagai berikut:

1. berijazah paling rendah sekolah menengah atas pekerjaan sosial atau kesejahteraan sosial atau sarjana non pekerja sosial atau kesejahteraan sosial; 2. mendapatkan pelatihan bidang pekerjaan sosial;

3. berpengalaman kerja paling singkat 3 (tiga) tahun di bidang praktik pekerjaan sosial dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial; dan

4. mempunyai keahlian atau keterampilan khusus dalam bidang pekerjaan sosial dan minat untuk membina, membimbing, dan membantu Anak demi kelangsungan hidup, perkembangan fisik, mental, sosial, dan pelindungan terhadap Anak. 100

Di dalam hal tersebut belum terdapar Pembimbing Kemasyarakatan yang memenuhi persyaratan, tugas dan fungsi Pembimbing Kemasyarakatan dilaksanakan oleh Petugas LPKA atau LPAS atau belum terbentuknya LPKA arau LPAS dilaksanakan oleh petugas rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan. Pembimbing Kemasyaraktan memiliki tugas sesuai dengan pasal 65

a. membuat laporan penelitian kemasyarakatan untuk kepentingan Diversi, melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap

99

Pasal 66 Undang-Undang nomor11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak 100

Anak selama proses Diversi dan pelaksanaan kesepakatan, termasuk melaporkannya kepada pengadilan apabila Diversi tidak dilaksanakan; b. Membuat laporan penelitian kemasyarakatan untuk kepentingan

penyidikan, penuntutan, dan persidangan dalam perkara Anak, baik di dalam maupun di luar sidang, termasuk di dalam LPAS dan LPKA;

c. Menentukan program perawatan Anak di LPAS dan pembinaan Anak di LPKA bersama dengan petugas pemasyarakatan lainnya;

d. Melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap Anak yang berdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana atau dikenai tindakan; dan

e. Melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap Anak yang memperoleh asimilasi, pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas, dan cuti bersyarat.101

Pada Pasal 68 ayat (1) Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial bertugas:

a. membimbing, membantu, melindungi, dan mendampingi Anak dengan melakukan konsultasi sosial dan mengembalikan kepercayaan diri Anak;

b. memberikan pendampingan dan advokasi sosial;

c. menjadi sahabat Anak dengan mendengarkan pendapat Anak dan menciptakan suasana kondusif;

d. membantu proses pemulihan dan perubahan perilaku Anak;

101

e. membuat dan menyampaikan laporan kepada Pembimbing Kemasyarakatan mengenai hasil bimbingan, bantuan, dan pembinaan terhadap Anak yang berdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana atau tindakan;

f. memberikan pertimbangan kepada aparat penegak hukum untuk penanganan rehabilitasi sosial Anak;

g. mendampingi penyerahan Anak kepada orang tua, lembaga pemerintah, atau lembaga masyarakat; dan

h. melakukan pendekatan kepada masyarakat agar bersedia menerima kembali Anak di lingkungan sosialnya.102

Dalam melaksanakan tugas, pekerja sosial Profesional dan tenaga kerja Sosial mengadakan kordinasi dengan Pembimbing Kemasyarakatan. Pembinaan Anak sebagai Pelaku tidak cukup melalui lembaga pemasyarakatan saja, tetapi juga dilakukan diluar lembaga pemasyarakatan dengan menggunakan metode pekerjaan sosial sebagai metode pembinaan. Guna menyesuaikan diri dengan sistem pemasyarakatan, berdasarkan keputusan Presdium Kabinet Ampera dengan No :75/4/Kep/11/1966 tentang struktur organisasi dan tugas-tugas dapartemen kehakiman.103

Dokumen terkait