• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Grand Theory : Perilaku Organisasi Industri

2.1.2. Pendekatan Non-Struktural

2.1.2.3. Lerner Index

Kompetisi diukur dengan menggunakan lerner index sebagai indikator. Lerner index adalah pengukuran kompetisi dengan pendekatan non-struktural yang menekankan pada market power untuk menggambarkan tingkat kompetisi. Pengujian ini telah dilakukan oleh Moh.Athoillah (2010: 1-10), Schaek and Cihak (2010), Bikker et.,al. (20080), dan Kabir and Worthington (2017). Mereka membuktikan indikator Lerner indeks ini untuk menangkap kekuatan pasar pada industri bank komersial.

2.2. Struktur Pasar Persaingan Industri Perbankan

Jenis persaingan yang berlaku dilingkungan sektor perbankan menurut Freixas and Rochet (2008: 70) antara lain: 1) perfect competition, berdasarkan kebijakan moneter yang modern bank umum menjadi sebuah entitas passive, dimana bank sentral dengan jelas mengintervensi tingkat suku bunga ketika me-refinancing bank-bank umum dengan asumsi tingkat suku bunga serupa dengan tingkat bunga antarbank. 2) monopoly competition, eksistensi perbankan dalam lingkungan

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 31 persaingan sebagai lembaga keuangan yang menekankan pada perbedaan kegiatan utamanya yaitu mentransformasi sekuritas keuangan mereka baik input (deposits) maupun output (loans), sehingga menjadi model yang konsisten yaitu: dengan penyesuaian classical transaction cost berdasarkan asumsi economies of scope dan economies of scale yang memisahkan kedua unit asset keuangan (input dan output) namun tetap profitable. 3) monopolistic competition, mengacu pada model Monti-Klein dimana perilaku persaingan perbankan adalah monopolistic karena bank dihadapkan pada slop demandloans yang menurun dengan slop supply deposits yang meningkat, sementara bank masih tetap menggunakan interest rate yang sudah ditentukan oleh bank sentral dan equilibrium rate yang sudah ditetapkan oleh pasar modal internasional. 4) nonprice competition atau Beyond Price Competition yaituperusahaan dapat bersaing dalam dimensi selain harga, seperti kualitas atau kapasitas, karena model persaingan yang lebih tepat diindustri perbankan membutuhkan pertimbangan dari variabel strategisnya yang berdampak pada karakteristik deposito dan pinjaman.

Struktur Pasar Industri Perbankan oleh Smirlock (1985: 69- 83) Penelitiannya tentang hubungan antara struktur pasar dengan kinerja pada industri perbankan di Amerika, mengajukan dua hipotesa: Pertama, Efficient Structure Hypothesis (ESH) yang mengatakan bahwa profit yang tinggi disebabkan oleh efisiensi bank-bank yang unggul. Kedua Traditional Structure Hypothesis (Structural Conduct Performance atau SCP) mengatakan bahwa profit yang tinggi disebabkan oleh pasar yang terkonsentrasi. Penelitian Smirlock ini telah diikuti oleh peneliti-peneliti Iain,

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 32 misalnya Samad (2008: 181-192), Sanuri (2011), Sathye, M. (2005:107-124) dan sebagainya. Hasil peneliti-peneliti tersebut ada yang mendukung ESH dan SCP.

2.2.1. Bentuk Struktur Pasar Persaingan Industri Perbankan

Berikut ini bentuk-bentuk persaingan yang umum terdapat pada industri perbankan secara global (Bain, 1951):

2.2.1.1. Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang paling ideal, karena dianggap struktur pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kaitan memproduksi barang atau jasa yang sangat tinggi efisiensinya. Pada prakteknya tidaklah mudah untuk menentukan jenis industri yang struktur organisasinya dapat digolongkan pada pasar persaingan sempurna yang murni, yaitu yang cirri-cirinya sepenuhnya sama didalam teori. Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar yang didalamnya banyak terdapat penjual dan pembeli dan setiap penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar (Husnan, 2001:29-36).

2.2.1.2. Pasar Monopoli

Pasar monopoli dapat diartikan sebagai suatu keadaan didalam pasar yang hanya terdapat satu penjual atau produsen sehingga tidak ada pesaing. Hal ini mengartikan bahwa perusahaan dalam pasar monopoli dapat mengatur harga dan kuantitas produk yang dijual di pasar. Menurut Koch, monopoli ada jika suatu perusahaan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi harga dan kuantitas produksi dipasar (Polemis, 2015:S74-S96). .

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 33 2.2.1.3. Pasar Oligopoli

Oligopoli adalah keadaan dimana beberapa perusahaan yang menguasai pasar baik secara sendiri-sendiri maupun secara diam-diam bekerja sama. Oligopoli dapat diartikan sebagai struktur pasar dengan perusahaan berjumlah kecil yang perilakunya saling tergantung atau berkaitan (Bain, 1951).

Lebih lanjut, Joe S. Bain (1951) mengajukan beberapa jenis oligopoli. Secara umum oligopoli yang didasarkan atas derajat konsentrasi suatu industri dapat dibagi beberapa kelompok, yaitu oligopoli dengan konsentrasi tinggi, moderat, rendah, dan ologopoli yang mendekati pasar kompetitif. Kelompok oligopoli ini dapat dibagi menjadi beberapa tipe oligopoli. Oligopoli dengan konsentrasi tinggi dibagi menjadi tiga tipe IA, IB dan tipe II. Tipe IA dan IB merupakan oligopoli penuh.

Kajian yang mengamati bentuk struktur pasar persaingan pada industri bank antara lain: Outreville, J. François (2015: 1486-1492) tentang paradigm SCP pada bentuk struktur pasar persaingan seperti: oligopoly, monopoli, dan monopolistic.

Mohammed dan Ismail (2015: 3-14) menunjukkan bentuk struktur pasar persaingan pada industri bank syariah.

2.2.1.4. Monopolistik

Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar, yaitu pasar persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifatnya mengandung unsur pasar persaingan sempuran dan unsur pasar monopoli.

Pasar persaingan monopolistik dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 34 terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiates product) menurut Sukirno (1992:294).

Hamza, H., dan Katchouli, S. (2014: 29-46) menunjukkan bahwa dengan menggunakan berbagai langkah struktural dan non-struktural pada pendekatan tradisional dan pendekatan empiris baru dari organisasi industri dengan seperangkat rasio konsentrasi (C3, C5) dan indeks Herfindahl-Hirschman (HHI) dan Langkah kedua adalah statistik Panzar dan Ross H dan indeks Lerner berdasarkan estimasi ekonometrik dengan tujuan mengevaluasi struktur pasar dan mengukur kekuatannya dalam hal penetapan harga terbukti bahwa perilaku kompetisi perbankan komersial adalah monopolistic.

Cupian dan Abduh (2017: 77-91) membuktikan bahwa Perbankan Islam di Indonesia beroperasi dalam memperoleh labanya pada perilaku kompetisi yang monopolistic. Demikian pula industri perbankan syariah di Malaysia pada pengukuran konsentrasi dan struktur pasarnya menunjukkan perilaku kompetisi yang monopolistic ( Mohammed dan Ismail, 2015: 3-14).

2.2.2. Teori Struktur Pasar Persaingan Industri Perbankan Islam

Struktur pasar persaingan bank Islam dalam kajian penelitian ini konsisten dan istiqamah mendasarkan pada teori Persaingan yang disitir dalam Al Quran dan Hadits, kemudian diejawantahkan dipraktikkan oleh para sahabat Nabi yang mulia, radiyalahu’anhum ajma’in, kemudian para pendahulu kita yang shalih. Terdapat beberapa nash al-qur’an yang menjelaskan berkaitan dengan persaingan bisnis yakni; Al-Baqarah (2) ayat 148; “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Dimana saja kamu

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 35 berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” .

Selain dalam Al-Quran, terdapat pula hadits nabi SAW yang menerangkan tentang persaingan bisnis yakni pada hadits Tarmizi Nomor 1225 yakni: “Telah menceritakan kepada kami (Qutaibah) dan (Ahmad bin Mani') keduanya berkata;

Telah menceritakan kepada kami (Sufyan) dari (Az Zuhri) dari (Sa'id bin Al Musayyab) dari (Abu Hurairah) ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda. Dan Qutaibah berkata; Hadits ini sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Janganlah kalianbersaing dalam penawaran." Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Ibnu Umar dan Anas. Abu Isa berkata; Hadits Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih dan menjadi pedoman amal menurut para ulama, mereka memakruhkanpersaingan dalam penawaran. Abu Isa berkata; Najsy adalah seseorang datang membagi barang dagangan kepada pedagang lalu menawarnya lebih banyak dari yang ditawarkan, hal itu ketika pembeli mendatanginya. Ia ingin mengelabui pembeli dan tidak bermaksud untuk menjual, ia hanya ingin mengelabui pembeli terhadap yang ia tawarkan, ini merupakan bentuk dari penipuan. Asy Syafi'i berkata; Seandainya seseorang melakukan persaingan penawaran, maka pelaku persaingan berdosa karena perbuatannya, namun jual beli boleh karena penjual tidak bersaing dalam penawaran”.

Di antara yang demikian itu, persaingan mulia yang terdapat dalam hadits tentang orang yang beribadah dan berinfak: “Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara: (pertama) seseorang yang Allah mengajarkan al-Qur`an kepadanya, dia

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 36 membacanya siang dan malam hari. Lalu tetangganya mendengarnya seraya berkata,

‘Andaikan aku diberikan seperti yang diberikan kepada fulan, maka aku beramal seperti dia. Dan (kedua) laki-laki yang diberikan Allah harta, maka dia menggunakannya dalam kebaikan. Maka seorang laki-laki yang lain berkata,

‘Andaikan aku diberikan seperti fulan, maka aku beramal seperti ia beramal.” [Shahih al-Bukhari, kitab keutamaan al-Qur`an, bab ke-20, hadits no. 5026]

Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ‘Adapun hasad yang disebutkan dalam hadits tersebut maksudnya adalah ghibthah (ingin meniru), yaitu ingin mendapatkan seperti yang diperoleh orang lain, tanpa hilangnya nikmat itu dari orang lain.

Berkeinginan seperti ini disebut munafasah (persaingan), maka jika dalam perbuatan taat, maka merupakan perbuatan yang terpuji.’ [Fath al-Bari 1/167, dari Syarh bab 15, dari kitab Ilmu].

Di antara gambaran persaingan yang mulia adalah berlomba-lomba dalam ibadah, terkadang tidak bisa istiqamah melaksanakannya kecuali orang-orang yang bersegera, Rasulullah bersabda: “Jikalau manusia mengetahui pahala yang ada pada azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan diundi niscaya mereka melakukan undian. Dan jikalau mereka mengetahui pahala bersegera menuju shalat tentu mereka berlomba kepadanya. Dan jikalau mereka mengetahui pahala pada shalat isya dan shubuh niscaya mereka mendatanginya sekalipun sambil merangkak.” [Shahih al-Bukhari, kitab keutamaan al-Qur`an, bab ke-20, hadits no.5026].

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 37 Pernyataan dalam Hadist dan Al-Qur’an diatas menjadi dasar dan landasan penelitian dan kajian tentang jenis struktur pasar persaingan yang digunakan oleh bank Islam, seperti yang dilakukan oleh Majid and Sufian (2007) yang mengamati dengan menggunakan Uji Wald untuk struktur pasar monopoli atau persaingan sempurna namun hasilnya ditolak, penelitiannya mengungkapkan bahwa bank-bank Islam dalam memperoleh pendapatannya menerapkan kondisi struktur pasar persaingan monopolistik.

Peneliti yang melakukan investigasi tentang struktur pasar persaingan di Bank Islam antara lain: Mokhtar, et.al.,(2008: 28-48) menunjukkan bahwa Pada lingkungan persaingan industri perbankan, convensional bank lebih efisien daripada Islamic Bank. dan Islamic window foreign lebih efisien daripada Islamic window domestic.

Penelitian Rima Turk Ariss, (2010) menyimpulkan bahwa Bank Islam ternyata lebih banyak mengalokasikan assetnya pada kegiatan pembiayaan dan kapitalisasi dalam memperoleh profit untuk meningkatkan kekuatan pasarnya yang tidak menjamin, sehingga bank Islam menjadi kurang berkompetisi dengan bank konvensional.

Struktur pasar persaingan bank syariah secara mendasar dan normative sangat berbeda dengan struktur pasar persaingan bank konvensional, namun hal ini jarang dibahas secara rinci dalam berbagai literatur Ekonomi Islam (diantaranya Khan dan Mirakhor, 2002; Karim, 2003; Mannan, 1997; Iqbal dan Molyneux, 2005; dan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam–UII, 2008). Kajian pada umumnya berhenti pada tataran normative dengan menyatakan bahwa persaingan bisnis menurut syariah dibolehkan bahkan dianjurkan, tetapi tidak boleh merugikan apalagi

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 38 dengan maksud mematikan pesaingnya. Prinsip ini jika dijalankan mempunyai implikasi bahwa syariah Islam tidak mengatur struktur pasar tetapi mengatur perilaku pasar. Struktur pasar monopoli atau .persaingan tidak sempurna lainnya menjadi tidak relevan karena prinsip syariah melarang untuk menggunakan market power yang dimiliki dalam mengeksploitasi pasar sehingga perilaku persaingan berbagai bentuk dalam struktur pasar tersebut seharusnya sama dengan pasar yang bersaing sempurna.

Konsep tentang Persaingan industri Bank Islam ini didasarkan pada kajian-kajian sebelumnya seperti: Penelitian Saad Metawa & Almossawi (1998) mengungkapkan bahwa Bank Islam juga menghadapi berbagai jenis tekanan persaingan baik dari bank komersial tradisional maupun bank Islam lainnya, serta perusahaan investasi Islam lainnya, sehingga bank Islam perlu merumuskan dan menerapkan pemahaman yang jelas tentang perilaku, sikap, dan persepsi dari nasabah.

Penelitian berikutnya oleh Iqbal, Ahmad, and Khan (1998) membahas dari factor Financial engineering dan Innovations yang sangat penting dalam menghadapi persaingan dalam indutri perbankan. Sampai sekarang, alat keuangan Islam pada dasarnya terbatas pada model klasik yang dikembangkan berabad-abad yang lalu.

Alat keuangan ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat semata.

Meskipun pedoman tersebut menjadi pedoman yang berguna untuk kontrak Islam kontemporer, namun tidak ada alasan untuk membatasi hanya pada kontrak-kontrak Islam kontemporer. Kedua penelitian tersebut penekanannya pada struktur pasar persaingan industri perbankan dan masih berkisar pada kepuasan pelanggan dan inovasi produk.

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 39 Sejalan dengan berkembangnya New Empirical Industrial Organization (NEIO) membuka peluang untuk menguji dan menetapkan standar untuk prinsip persaingan dalam industri berbasis syariah, termasuk perbankan syariah. NEIO tidak lagi secara normatif menerima postulat paradigma Structural Conduct Performance (SCP) yang bersifat struktural karena pasar yang terkonsentrasi akan cenderung kolutif dan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan super normal. Teori dan bukti empiris pasar yang contestable menunjukkan bahwa pasar yang terkonsentrasi tidak selalu berperilaku tidak bersaing.

2.2.2.1. Pentuple Bottom Line (PBL) pada Persaingan Bank Syariah

Konsep PBL digunakan dalam menilai kinerja perbankan syariah karena mengkaitkan nilai persatuan, cinta kasih, dan ketulusan (Triyuwono,2016) dalam menilai kinerja manajerial perbankan syariah tanpa menghilangkan nilai budaya, social, ideology, religious, dan spiritual (Burchell et al., 1985; Gambling & Karim, 1986; Baydoun & Willett, 2000; Gallhofer & Haslam, 2004; McKernan &

MacLullich, 2004; Tinker, 2004; Kamla, 2009; Molisa, 2011, p. 453).

Konsep perilaku tingkat Persaingan Industri Bank Islam dalam penelitian dibangun atas dasar: 1) Prinsip mikroekonomi yang menjadi dasar organisasi industri menyatakan bahwa persaingan merupakan keharusan untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang maksimal bagi masyarakat, kecuali untuk beberapa kasus khusus seperti monopoli alami. 2) kesepakatan World Economic Forum (WEF) yang mendefinisikan persaingan sebagai rangkaian dari institusi, kebijakan, dan faktor-faktor yang menentukan tingkat produktivitas suatu negara. Definisi Persaingan

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 40 WEF diyakini akan memastikan tingkat daya saing yang tinggi namun tidak dapat menjamin keberlanjutannya. 3) Kajian Fahmi (2012) pada Perbankan syariah secara teoritis mengungkapkan bahwa daya saing dapat membawa dunia pada racing to the bottom, dimana banyak insiden di dunia mulai menunjukkan bagaimana produk yang paling kompetitif dapat diboikot oleh konsumen, misalnya; ketika pekerja anak terlibat dalam proses produksi. Atau hal yang sama juga dapat terjadi ketika seorang produsen dituduh merusak lingkungan sehingga diperlukan konsep daya saing yang lebih berkelanjutan. 4) Konsep triple bottom line yang pertama kali disarankan oleh Freer Spreckley (1981) dan kemudian diadopsi oleh PBB untuk audit sosial menjadi salah satu upaya tersebut. Triple bottom line terdiri dari faktor sosial, ekonomi dan lingkungan yang kemudian dipopulerkan oleh John Elkington (1998) sebagai Triple P (People, Profit, dan Planet). Ketiga P harus seimbang untuk negara atau perusahaan mana pun agar dapat bersaing secara berkelanjutan. Daya saing tidak akan berkelanjutan jika untuk mengejar Laba, perusahaaan mengabaikan kemiskinan dan kondisi tenaga kerja yang buruk yang mengakibatkan dilema etika, produktivitas rendah, atau protes (atau lebih buruk) berupa perlawanan dari masyarakat sekitar (Rakyat); dan ketidaktahuan sistem alam menghasilkan area yang tercemar, hilangnya keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim global (Planet).

Kemudian 5) Konsep Pentuple Bottom Line (PBL) sebagai konsep kinerja manajerial yang mendasarkan pada Ketaqwaan manusia kepada Tuhan karena Akhir hidup manusia adalah kembali kepada Tuhan (Al-Baqarah 2: 156). Taqwa adalah titik pusat di mana kesadaran seseorang telah melebur ke dalam, bergabung dengan dan kembali kepada Tuhan. Hanya ada satu keberadaan, yaitu Keberadaan Tuhan. Ini

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 41 adalah perjalanan spiritual utama kehidupan manusia yang menjadi orientasi penting penelitian ini untuk merumuskan kinerja manajerial. Sehingga variabel-variabel yang digunakan sebagai alat ukur penelitian ini diproxikan dengan mengikuti kaidah ketaqwaan berbasis hukum Islam (Syariah).

Merumuskan kinerja manajerial pada penelitian perilaku tingkat persaingan industri bank Islam berdasarkan konsep PBL, adalah konsep dengan menyatukan tiga bagian utama yaitu: Alam semesta (planet), manusia, dan Tuhan. PBL mengarahkan manajemen dan pemangku kepentingan perusahaan untuk berperilaku sedemikian rupa untuk menghormati dan membangkitkan kesadaran, persatuan, dan kesatuan ilahi manusia dengan Tuhan. Tujuan bisnis (yaitu, untuk mengangkat kesejahteraan fisik, psikologis, dan spiritual) menjadi perhatian utama demi kepentingan alam semesta dan manusia. Bisnis ini bukan untuk kepentingan kapitalis, tetapi untuk alam semesta dan orang-orang karena mencari keridhaan Tuhan. Konsep ini mengubah perilaku manajemen dan pemangku kepentingan menjadi kinerja yang lebih baik dengan harmoni yang lebih baik dalam hubungan lingkungan dan sosial dan peradaban manusia (Molisa, 2011).

Elemen dan indikator PBL merupakan pendorong yang terintegrasi dan teleologis tidak dapat dipisahkan satu sama lain, memiliki kapasitas kuat untuk mengubah perilaku manajemen dan pemangku kepentingan. Tuple pertama adalah:

Profit, untuk memenuhi kebutuhan manusia. PBL tidak meniadakan laba.

Sebaliknya, itu memberi arti baru padanya. Untuk PBL, laba dipahami sebagai nilai tambah syariah (SVA= Sharia Value-Added), yang terdiri dari nilai tambah ekonomi,

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 42 psikologis dan spiritual yang diperoleh, diproses dan didistribusikan secara halal, atau sesuai dengan hukum Islam (syariah) (Triyuwono 2012; Cf. Ali et al., 2013).

Tuple kedua: planet, tanah air kita. Kemakmuran didedikasikan tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk alam. Sumber daya alam sebagian besar merupakan bahan yang diproduksi untuk menghasilkan produk untuk kepentingan kehidupan manusia. Dalam menghasilkan SVA, manajemen harus mematuhi syariah, termasuk cara memperlakukan sifat kita. Karena itu, etika diterapkan untuk memelihara dan mendukung kehidupan dan keberlanjutan semua makhluk (Ozdemir, 2003; Saniotis, 2004; 2012), berdasarkan Al-Qur’an (Ibrahim 14: 19; AlHijr 15: 85; Al-Ahqaf 46: 3).

Tuple ketiga: People, persatuan dalam persaudaraan. Orang-orang dalam suatu masyarakat pada dasarnya adalah saudara dan saudari (Ali ‘Imran 3: 103 dan 105; Al-Hujurat 49: 10). Manajemen sebuah perusahaan memiliki tugas untuk merangsang dan menyatukan orang-orang dalam persaudaraan untuk menghasilkan dan mendistribusikan SVA dan memberikan kebajikan kepada orang-orang baik di dalam maupun di luar perusahaan, terutama kepada mereka yang memiliki hak.

Tuple keempat: adalah Nabi, sebagai contoh terbaik. Nabi Muhammad (saw) adalah contoh terbaik dari seorang manusia (al-Ahzab 33: 21) yang selalu mematuhi, dan mengaktualisasikan perintah Allah ke dalam kehidupan sehari-hari melalui kesadaran ilahi-Nya. Dia adalah orang yang melampaui kesadaran egois manusia dan mencapai akhir dari perjalanan spiritual, yaitu, taqwa. Dia sepenuhnya dibimbing oleh Allah melalui kesadaran ilahi. Kepribadiannya dan semua tindakan sehari-hari yang disampaikannya adalah contoh yang baik untuk orang-orang modern saat ini.

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 43 Empat atribut utama yang banyak dikutip dan diinternalisasi oleh umat Islam adalah:

kebenaran (siddiq), kepercayaan (amanah), kompetensi (fathanah) dan advokasi (tabligh) (Anonim, 2011).

Tuple kelima: adalah Tuhan, sebagai Keutamaan akhir hidup. Akhir sejati dan kebahagiaan manusia adalah kembali kepada Nya dan bertemu Tuhan (Al-Baqarah 2:

156). Dalam arti kesadaran spiritual manusia yang telah memiliki kapasitas untuk merasakan penyatuan dengan Tuhan. Ketika seseorang telah bersatu dengan Tuhan, dia kemudian secara otomatis bersatu dengan planet dan manusia karena Tuhan juga dipersatukan dengan mereka. Semua bersatu dan berada dalam "tubuh" Tuhan. Tidak ada dan tidak ada yang di luar Tuhan.

Penelitian disertasi adalah untuk membangun sebuah model empiris dari derajat perilaku kompetisi industri bank syariah dengan keunikan produk dan prosesnya yang tunduk pada konsep Ketaqwaan kepada Tuhan dengan model Pentuple Bottom Line (PBL). Sehingga hasil penenlitian dengan konsep PBL dapat diuji berdasarkan data empiris melalui penelitian pengujian statistic deskriptif.

2.3. Applied Theory : Faktor- faktor Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah

Isu utama dalam pengujian empiris ini adalah mengukur derajat perilaku kompetisi industri perbankan syariah. Indikator utama yang digunakan untuk menentukan struktur pasar persaingan adalah jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk bagi perusahaan baru dan hambatan keluar bagi perusahaan incumbent, diferensiasi dan diversifikasi produk. Jumlah penjual dan pembeli biasanya diukur

DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020 44 dengan metode tradisional yaitu: Rasio konsentrasi (CR) beberapa perusahaan terbesar, Herfindahl-Hirschman Index dan indicator Boone.

Penelitian Wibowo (2017: 1-28) mendapatkan ukuran yang kuat dari persaingan industri perbankan dengan menggunakan tiga ukuran kompetisi untuk negara yang memiliki dasar ekonomi kuat, yaitu indikator Boone, indeks Lerner, dan statistik H Panzar-Rosse. Setiap pengukuran memberikan sedikit perbedaan informasi tentang kompetisi yang ada dalam suatu industri, walaupun memiliki pendekatan yang sama untuk mengukur seberapa kuat persaingan itu. Landasan dari perilaku kompetisi adalah teori ekonomi mikro tentang perilaku produsen di pasar untuk memiliki kekuatan pasar dalam menetapkan harga produk atau jasa (Degryse et al., 2009).

Menurut Fahmi et.al., (2012: 43-61) meskipun ada daya tariknya, konsep persaingan berkelanjutan lebih mudah dikonseptualisasikan daripada diterapkan.

Namun menurut Slaper and Hall (2011) bahwa tidak ada masalah dalam mendefinisikan konsep karena ada banyak cara dalam mengukurnya. Oleh karena itu, setelah definisi jelas, perusahaan harus menyakini bahwa daya saing berkelanjutan adalah demi kepentingan terbaik mereka dalam bersaing di masa depan, dan sebagai salah satu cara terbaik untuk mempercepat langkah dalam pengembangan bisnis yang berkelanjutan.

2.3.1. Teori Konsentrasi Industri Perbankan

Perubahan dalam struktur pasar industri perbankan memicu literatur tentang

Perubahan dalam struktur pasar industri perbankan memicu literatur tentang

Dokumen terkait