• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PERILAKU KOMPETISI PERBANKAN SYARIAH : PEMBUKTIAN EMPIRIS INDUSTRI BANK UMUM SYARIAH INDONESIA DAN MALAYSIA DISERTASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODEL PERILAKU KOMPETISI PERBANKAN SYARIAH : PEMBUKTIAN EMPIRIS INDUSTRI BANK UMUM SYARIAH INDONESIA DAN MALAYSIA DISERTASI"

Copied!
253
0
0

Teks penuh

(1)MODEL PERILAKU KOMPETISI PERBANKAN SYARIAH : PEMBUKTIAN EMPIRIS INDUSTRI BANK UMUM SYARIAH INDONESIA DAN MALAYSIA. DISERTASI. RIRIS AISHAH PRASETYOWATI NIM : 31160870000003. PROGRAM DOKTOR PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN JAKARTA 2020.

(2) 2020.

(3) KATA PENGANTAR. Assalamu’alaikum Wr.Wb. Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, karunia serta pertolonganNya. Serta Shalawat dan salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Karena pada saat ini penulis dapat menyelesaikan penulisan disertasi dengan judul “Empirical Modelling On Islamic Banking Degree Of Competitiveness: Evidence From Indonesia And Malaysia” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program Doktoral Perbankan dan Keuangan Syariah pada pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan dan penulisan hasil penelitian disertasi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, yang memberikan bantuan dan dukungan baik moril dan materiil selama dalam menyelesaikan penyusunan dan penulisan disertasi ini, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, takjim, dan syukur penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bp.Prof. Dr. Abdul Hamid,MS selaku Promotor. 2. Bp.Dr.M. Arief Mufraeni,Lc.M.Si selaku Co-Promotor 3. Bp. Pheni Chalid, MA., Ph.D selaku Penguji I. 4. Bp.Dr. Indo Yama Nasaruddin SE.,MAB selaku Penguji II. 5. Bp. Prof Iwan Triyuwono dari Universitas Brawijaya selaku Penguji ahli 6. Bp. Dr. Nadratuzaman Hossen selaku Penguji 7. Ibu Prof. Dr. Euis Amalis,M.Ag. selaku Ketua Sidang dan Ketua Prodi Program Doktoral Perbankan Syariah FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Ibu Dr. Rini SE.,Ak,Msi 9. Para Staff Prodi Program Doktoral Perbankan Syariah FEN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 10. Seluruh teman-teman Prodi Doktoral Perbankan Syariah angkatan 2016 yang telah memberikan dukungan serta doanya. 11. Kedua orang tua, suami dan anak-anak kami tersayang yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan sepenuhnya sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Mengingat keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka penulis menyadari bahwa disertasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian penulis berharap semoga disertasi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Bogor, 21 Juli 2020. Riris Aishah Prasetyowati.

(4)

(5) Abstrak Disertasi ini mengajukan model empiris derajat perilaku persaingan Industri Bank Syariah. Penelitian dilakukan dengan menguji faktor-faktor dari derajat perilaku persaingan industri bank Syariah. Pengujian dilakukan berdasarkan pendekatan struktural dan non-struktural berbasis syariah serta faktor kendali persaingan: Profitabilitas dan stabilitas. Penelitian ini juga melakukan uji perbandingan model empiris derajat perilaku persaingan Industri pada Industri Bank Islam di Indonesia dan Malaysia periode 2008-2018. Metode penelitian ini menggunakan metode OLS dan Quantile regression pada pengujian hipotesis masing-masing komponen variable derajat persaingan dan variable kendali. Pengamatan dilakukan dengan skala konsentrasi dan HH indeks pada awal pengujian. Kemudian dilakukan uji efisiensi dengan DEA. Juga dilakukan uji variabel kompetisi lainnya dengan Lerner indeks dan PR H-Statistik. Uji berikutnya adalah tingkat profitabilitas dengan ROA dan tingkat stabilitas dengan Z-Score. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Model kompetisi perbankan syariah mendukung derajat perilaku persaingan industri bank syariah, dan terdapat perbedaan dalam model kompetisi pada kedua Negara (Indonesia dan Malaysia) dengan tipe struktur pasar yang berbeda yaitu Oligopoli untuk Indonesia dan Monopolistik untuk Malaysia. Temuan penelitian adalah faktor-faktor kompetisi secara keseluruhan mendukung derajat perilaku kompetisi industri bank syariah, namun pada faktor-faktor yang berkaitan dengan konsep kepatuhan syariah menjadi tidak relevan dengan derajat perilaku kompetisi bank syariah. Kata Kunci— Persaingan, Konsentrasi, Efisiensi, Profitabilitas, Stabilitas, Industri Bank Syariah.

(6) Abstract This study proposes an empirical model of the degree of competition behavior in the Islamic Bank Industry. The study was conducted by testing the factors of the degree of competition behavior in the Islamic banking industry. The test is conducted based on sharia-based structural and non-structural approaches and competition control factors: Profitability and stability. This study also conducted a comparative test of the empirical model of the degree of industrial competition behavior in the Islamic Bank Industry in Indonesia and Malaysia for the period 2008-2018. This research method uses OLS and Quintile regression methods in testing the hypotheses of each component of the competition degree and control variable variables. Observations were made with a concentration scale and HH index at the beginning of the test. Then the efficiency test is done with DEA. Also performed other competition variable tests with the Lerner index and PR H-Statistics. The next test is the level of profitability with ROA and the level of stability with Z-Score. The results of this study prove that the Islamic banking competition model supports the degree of competition behavior of the Islamic banking industry, and there are differences in the competition models in the two countries (Indonesia and Malaysia) with different types of market structures, namely Oligopoly for Indonesia and Monopolistic for Malaysia. The findings of the study are overall competition factors supporting the degree of competition behavior of the Islamic banking industry, but the factors related to the concept of Islamic compliance are irrelevant with the degree of Islamic bank competition behavior.. Keywords - Competition, Concentration, Efficiency, Profitability, Stability, Sharia Bank Industry.

(7) DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 7 1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 7 1.2.. Pembatasan Penelitian ..................................................................................... 18. 1.3.. Perumusan masalah dan Pertanyaan Penelitian.............................................. 19. 1.4.. Tujuan Penelitian............................................................................................. 20. 1.5.. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................................. 21. 1.5.1.. Secara Teoritis :......................................................................................... 21. 1.5.2.. Secara Praktis ........................................................................................... 22. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 23 2.1. Grand Theory : Perilaku Organisasi Industri ...................................................... 23 2.1.1. Pendekatan Struktural .................................................................................. 23 2.1.1.1.. Paradigma Structure-Conduct-Performance (SCP) ........................... 24. 2.1.1.2.. Efficient Structure Hypothesis (ESH)................................................. 27. 2.1.2.. Pendekatan Non-Struktural ..................................................................... 28. 2.1.2.1.. Contestable Markets Theory ............................................................... 28. 2.1.2.2.. Panzar-Rosse Methodology ................................................................ 29 Lerner Index .......................................................................................... 30. 2.1.2.3. 2.2.. Middle Theory : Struktur Pasar Persaingan Industri Perbankan ................. 30. 2.2.1.. Bentuk Struktur Pasar Persaingan Industri Perbankan ......................... 32. 2.2.1.1.. Pasar Persaingan Sempurna ............................................................. 32. 2.2.1.2.. Pasar Monopoli .................................................................................. 32. 2.2.1.3.. Pasar Oligopoli .................................................................................. 33. 2.2.1.4.. Monopolistik ...................................................................................... 33. 2.2.2. Teori Struktur Pasar Persaingan Industri Perbankan Islam ....................... 34 2.2.2.1. Pentuple Bottom Line (PBL) pada Persaingan Bank Syariah......................... 39 2.3. Applied Theory : Faktor- faktor Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah .......................................................................................................................... 43 2.3.1. Teori Konsentrasi Industri Perbankan ........................................................ 44. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 1.

(8) 2.3.1.1.. Rasio Konsentrasi (CR) ..................................................................... 46. 2.3.1.2. Consentrasi Ratio (CR) 4 ............................................................................ 47 2.3.1.3. Konsep Konsentrasi dan Kompetisi Perbankan ........................................... 47 2.3.1.4. Konsep Konsentrasi dan Kompetisi Industri Perbankan Syariah ................ 49 2.3.2. Teori Kompetisi dengan Pendekatan Struktural ........................................... 51 2.3.2.1. Pengukuran Herfindahl- Hirschman Index (HHI).......................................... 53 2.3.2.2. Teori Efficiency ........................................................................................... 54 2.3.2.2.1. Konsep Efisiensi dengan Kompetisi .................................................. 56 2.3.4. Teori Kompetisi dengan Pendekatan Non-Struktural ................................... 57 2.3.4.1. Pengukuran dengan Metode Lerner Index ................................................. 57 2.3.4.1.1. Pengukuran Indeks Lerner Pada Industri Perbankan Syariah ....... 57 2.3.4.2. Pengukuran Statistik - H atau Panzar-Rosse Approach ............................. 59 2.3.5. Teori Profitabilitas .......................................................................................... 61 2.3.5.1. Hubungan Profitabilitas dan Efisiensi Bank ................................................. 63 2.3.5.2. Hubungan Profitabilitas dan Kompetisi Bank .............................................. 65 2.3.6. Teori Stabilitas ................................................................................................ 66 2.3.6.1. Hubungan Stabilitas dan Kompetisi Bank .................................................... 67 2.3.6.2. Hubungan Stabilitas dengan Efisiensi dan Kompetisi Bank....................... 69 2.4.. Pengertian Lembaga Bank Syariah................................................................. 70. 2.4.1. Pengertian Intermediasi Keuangan Bank Syariah ........................................ 72 2.4.2. Prinsip Perbankan Syariah Indonesia............................................................ 73 2.4.2.1. Klasifikasi Akad dalam Pembiayaan Bank Syariah Indonesia .................... 74 2.4.3. Prinsip Perbankan Syariah Malaysia ............................................................. 75 2.4.3.1. Sejarah Perkembangan Bank Syariah Malaysia ........................................... 77 2.4.3.2. Regulasi dan Kerangka Kerja Tata Kelola Syariah Perbankan Syariah Malaysia ............................................................................................................................... 79 2.5. Penelitian sebelumnya (Literature Review) ........................................................... 84 2.6. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 95 2.7. Keterkaitan antar Variabel dengan Pengujian Hipotesis..................................... 96. BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 98. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 2.

(9) 3.1. Ruang Lingkup ..................................................................................................... 98 3.1.1. Obyek Penelitian ............................................................................................. 99 3.1.2. Jadwal Penelitian ............................................................................................ 99 3.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 100 3.2.1. Jenis Data ...................................................................................................... 100 3.2.2. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................... 100 3.2.3. Sumber Data dan Pengumpulan Data .......................................................... 101 3.2.4. Jenis Variabel................................................................................................ 102 3.3. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 102 3.3.1. Pengukuran Konsentrasi dengan Metode C4 .............................................. 104 3.3.2. Metode Herfindahl Hirschman Index (HHI) ............................................... 104 3.3.4. Pengukuran Kompetisi dengan Metode Indeks Lerner ............................... 106 3.3.5. Pengukuran Kompetisi dengan Metode Panzar and Rosse- H Statistik ..... 107 3.3.6. Pengukuran Efisiensi dengan Metode DEA ................................................. 111 3.3.6.1. Menentukan Skala Efisiensi ...................................................................... 112 3.3.7. Metode Profitabilitas .................................................................................... 112 3.3.8. Metode Stabilitas .......................................................................................... 113 3.4. Model Empiris Derajat Kompetisi Industri Bank Syariah ................................ 114 3.4.1. . Uji Model Derajat Kompetisi Industri Bank Syariah dengan Pool-Panel 117 Fixed Effect Model (FE) ............................................................................... 118. 3.4.2.. Uji Regresi Kuantil ................................................................................. 119. 3.4.4.. Permodelan Data Panel ........................................................................... 121. 3.4.5.. Pendekatan Panel Dinamis. .................................................................... 122. 3.4.7.. Melakukan Estimasi Empiris. ................................................................ 123. 3.5.. Definisi Operasional Variabel ........................................................................ 125. 3.6.. Kerangka Kerja dan Pengembangan Hipotesis Penelitian ............................ 128. 3.7.. Pengembangan Uji Hipotesis .................................. Error! Bookmark not defined.. BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................130. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 3.

(10) 4.1. Gambaran Umum Analisis Model Degree of Competition Industri Bank Umum Syariah berdasarkan Pendekatan Struktural, Pendekatan Non-struktural, dan Faktor Kendali di Indonesia dan Malaysia ............................................................... 130 4.1.1. Temuan Penelitian Model Empiris Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah dengan Pendekatan Struktural, Pendekatan Non-struktural dan Faktor Kendali di Indonesia dan Malaysia ........................................................... 130 4.1.1.1. Hasil Uji Pengamatan Model Kompetisi Bank Syariah Indonesia ............... 131 4.1.1.1.1. Temuan Penelitian Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah Indonesia dengan Pendekatan Struktural (SCP) ............................. 131 4.1.1.1.2. Temuan Penelitian Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah Indonesia dengan Pendekatan Non-Struktural.............................................. 135 4.1.1.1.3. Temuan Penelitian Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah Indonesia pada Variabel Kontrol ................................................................... 139 4.1.1.1.4. Temuan Penelitian Model Empiris Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah Indonesia ........................................................................................... 141 4.1.1.2. Hasil Uji Pengamatan Model Kompetisi Bank Syariah Malaysia ................. 144 4.1.1.2.1. Temuan Penelitian Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah Malaysia dengan Pendekatan Struktural (SCP) ............................ 144 4.1.1.2.2. Temuan Penelitian Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah Malaysia dengan Pendekatan Non-Struktural ................................ 146 4.1.1.2.3. Temuan Penelitian Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah Malaysia pada Faktor Kendali ........................................................ 149 4.1.1.2.4. Temuan Penelitian Model Empiris Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah Malaysia ............................................................................................ 150 4.1.1.3.. Pengujian Hipotesis 1, Hipotesis 2, dan Hipotesis 3 ...................... 154. 4.1.2. Perbandingan Variabel-variabel pembentuk Model Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah di Indonesia dan Malaysia ............................. 157 4.1.2.1.. Variabel Konsentrasi dengan menggunakan CR4 ........................ 157. 4.1.2.2.. Variabel Penguasaan Pangsa Pasar dengan HH Indeks ................ 161. 4.1.2.2.1. Pembahasan Hasil Temuan dari Pengukuran Konsentrasi dan Indeks Herfindahl-Hirschman ....................................................................... 164 4.1.2.2.2. Pengujian Hipotesis 4 dan Hipotesis 5 ......................................... 166 4.1.2.3.. Variabel Daya Monopoli dengan Lerner Indeks ............................ 169. 4.1.2.3.1. Pengujian Hipotesis 6 : ................................................................ 172. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 4.

(11) 4.1.2.4.. Variabel Tingkat Efisiensi dengan Metode DEA ............................ 175. 4.1.2.4.1. Pengujian Hipotesis 7 ..................................................................... 179 4.1.2.5. Variabel Faktor-faktor Utama dan Faktor-Faktor Spesifik dengan Metode Panzar-Rosse atau H-Statistik .............................................................. 183 4.1.2.5.1. Metode Panzar-Rosse (H-Statistik) untuk Bank Syariah Indonesia 183 4.1.2.5.1.1. Faktor-faktor Utama Bank Syariah Indonesia : ................... 185 4.1.2.5.1.2. Faktor-Faktor Spesifik Bank Syariah Indonesia : ................ 185 4.1.2.5.2. Metode Panzar-Rosse (H-Statistik) untuk Bank Syariah Malaysia 186 4.1.2.5.2.1. Faktor- faktor utama Bank Syariah Malaysia ..................... 188 4.1.2.5.2.2. Faktor-faktor Spesifik Bank Syariah Malaysia ................... 188 4.1.2.5.3. Pengujian Hipotesis 9 ................................................................... 189 4.1.2.6.. Variabel Tingkat Profitabilias dengan ROA .................................. 190. 4.1.2.7.. Variabel Tingkat Stabilitas dengan Metode Z-Score ..................... 193. 4.1.2.7.1. Pengujian Hipotesis 10 dan Hipotesis 11...................................... 194. BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................................198 5.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 198 5.1.1. Model Empiris Derajat Perilaku Kompetisi Industri Perbankan Syariah dengan Pendekatan Struktural, Pendekatan Non-Struktural dan Faktor Kendali di Indonesia dan Malaysia...................................................................................... 198 5.1.1.1. Model Empiris Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah dengan Pendekatan Struktural, Pendekatan Non-Struktural dan Faktor Kendali di Indonesia ............................................................................................................................. 198 5.1.1.1.1. Pendekatan Struktural Bank Syariah Indonesia ........................ 199 5.1.1.1.2. Pendekatan Non-struktural Bank Syariah Indonesia ................. 199 5.1.1.1.3. Faktor Pengendali Industri Bank Syariah Indonesia .................. 199 5.1.1.1.4. Model Empiris Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah Indonesia 200 5.1.1.2. Model Empiris Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah dengan Pendekatan Struktural, Pendekatan Non-Struktural dan Faktor Kendali di Malaysia ............................................................................................................................. 200 5.1.1.2.1. Pendekatan Struktural Bank Syariah Malaysia .......................... 200. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 5.

(12) 5.1.1.2.2. Pendekatan Non-struktural Bank Syariah Malaysia................... 201 5.1.1.2.3. Faktor Pengendali Bank Syariah Malaysia ................................. 202 5.1.2. Perbandingan Variabel-variabel pembentuk Model Derajat Perilaku Kompetisi Industri Bank Syariah di Indonesia dan Malaysia ............................. 202 5.1.2.1.. Konsentrasi ...................................................................................... 202. 5.1.2.2.. Penguasaan Pangsa Pasar ............................................................... 203. 5.1.2.3.. Tingkat Efisiensi .............................................................................. 203. 5.1.2.4.. Daya Monopoli ................................................................................ 204. 5.1.2.5.. Faktor-faktor Utama dan Faktor-faktor Spesifik Bank Syariah ... 204. 5.1.2.6.. Tingkat Profitabilitas ...................................................................... 205. 5.1.2.7.. Tingkat Stabilitas ............................................................................ 205. 5.2.. Kontribusi ....................................................................................................... 206. 5.3.. Implikasi ......................................................................................................... 206. 5.3.1.. Bagi Bank Syariah................................................................................... 206. 5.3.2.. Bagi Otoritas Regulator Perbankan Syariah ......................................... 207. 5.4.. Saran ............................................................................................................... 207. DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................209 LAMPIRAN .........................................................................................................219. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 6.

(13) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca Kebijakan deregulasi atau liberalisasi diterapkan, pengawasan bank sentral terhadap suku bunga dan pemberian kredit sebagian besar mulai dihapuskan, demikian pula pemberian kemudahan untuk pendirian kantor cabang, serta ketentuan hambatan perbankan asing masuk pasar domestik semakin dikurangi. Sehingga kebijakan deregulasi ini berdampak pada peningkatan persaingan di sektor perbankan dan mengubah bentuk struktur pasar persaingan industri perbankan. Rajan and Arvind (2005: WP 11657) membuktikan bahwa deregulasi hanya didasarkan pada pengurangan insentif bagi perbankan yang melakukan inovasi. Kemudian, membuktikan juga bahwa adanya inovasi dalam teknologi memberikan andil dalam perubahan struktur pasar persaingan industri perbankan. Sehingga menurut Aviliani.et.,al., (2014: 163) setelah adanya inovasi perbankan mulai berorientasi terhadap produk perbankan. disertai dengan insentif promosi seperti pemberian. hadiah dan potongan harga, hal ini yang semakin meningkatkan persaingan di sektor industri perbankan. Indonesia merupakan Negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dan merupakan negara dengan ekonomi berkembang yang dinamis, Indonesia hanya memainkan peran kecil (urutan ke 9 dari 10 negara menurut State of the Global Islamic Economy Report 2018/19) dalam industri keuangan dan perbankan syariah global. Sementara itu, secara domestik, perbankan syariah masih jauh di belakang perbankan konvensional (market share 5,7% data SPS 2019). Padahal menurut Levine (2004 dan 2005: 865-934) dengan memanfaatkan perkembangan DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 7.

(14) finansial yang besar akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan keuangan yang berhubungan dengan karakteristik institusional suatu negara, termasuk kerangka hukumnya. Kemudian kajian Claessens & Laevens (2003: 109) juga menunjukkan bahwa sistem perbankan yang kompetitif adalah yang lebih baik dalam menyediakan pembiayaan bagi perusahaan maupun rumah tangga yang secara ekonomis masih bergantung secara finansial. Gambar 1.1. menunjukkan isu utama penelitian ini bahwa industri bank syariah memiliki perilaku kompetisi yang contestable dalam upayanya meraih keuntungan dan keberlanjutan operasionalnya. Posisi perkembangan industri perbankan di Indonesia baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah berdasarkan Market Share periode hingga Desember 2019 sebagai berikut:. Sumber : Snapshot Perbankan Syariah 2019 . Gambar 1.1. Market Share Perbankan Syariah Indonesia Desember 2019. Gambar 1.1. Berdasarkan Snapshot Perbankan Syariah Indonesia terhadap Industri Perbankan secara Umum di Indonesia hingga Desember. tahun 2019. menunjukkan bahwa penguasaan market share industri perbankan Islam Indonesia DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 8.

(15) hanya sebesar 5,95% hingga Desember 2019. Artinya, pencapaian market share perbankan syariah dalam struktur pasar persaingan industri perbankan dalam persentase penguasaan pangsa pasar adalah kecil dan rendah dalam industri Perbankan Nasional selama periode 1992 hingga 2019 dibandingkan dengan counterpart-nya bank konvensional yang menguasai pangsa pasar sebesar 94,05%. Bahkan di awal tahun 2020, market share bank share menurun menjadi 5,55%. Industri perbankan syariah Indonesia hingga Desember 2019. sudah. mencakup 14 Bank Umum Syariah (BUS), 20 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 164 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank-bank syariah pedesaan. Masalahnya adalah unit-unit bank tersebut tidak tersebar secara merata di Indonesia. Kebanyakan berlokasi di Jawa, pulau paling padat penduduk di Indonesia. Di wilayah Timur yang lebih jarang penduduk kebanyakan orang tidak memiliki akses sama sekali ke perbankan syariah. Meskipun begitu, perlu dipahami bahwa jumlah umat Muslim jauh lebih sedikit di wilayah Timur Indonesia (meskipun menganut agama lain tidak berarti seseorang tidak dapat menggunakan jasa perbankan syariah). Demikian pula, jumlah cabang perbankan konvensional di wilayah Timur Indonesia juga sedikit (jumlah ini terkait dengan data Bank Dunia yang menunjukkan bahwa ternyata hanya 36,1% dari populasi dewasa Indonesia yang memiliki rekening bank pada tahun 2018). Maka, hal ini menjadi masalah umum di sektor perbankan syariah Indonesia bahwa selain penguasaan pangsa pasar yang rendah dan tidak merata, juga masalah. masih rendahnya pemahaman pengelolaan finansial menggunakan jasa. perbankan pada penduduk yang memiliki pendapatan atau penghasilan.. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 9.

(16) Pangsa pasar perbankan yang rendah saat ini untuk perbankan syariah di Indonesia dikombinasikan dengan kecepatan pertumbuhan tinggi baru-baru ini dan dukungan Pemerintah menunjukkan bahwa masih ada banyak ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut bagi industri perbankan syariah di Indonesia. Meskipun, perkembangan Total aset Perbankan Syariah Indonesia saat ini selama 2014 hingga 2018 hanya berkisar ± 5% dari Total asset Perbankan Nasional, seperti tabel berikut: Tabel 1.1. Aset Perbankan Syariah Indonesia (dalam Rp trilyun): ASSET PERBANKAN SYARIAH INDONESIA (dalam Rp. Trilyun) Banks. Islamic Commercial bank & Islamic Business Units Islamic Rural Banks Total Asset. 2014. 2015. 2016. 2017. 2018. 2019. 2020. 272,3. 274,4. 312,1. 377,9. 437,4. 540,79. 532,13. 6,6 278,9. 7,7 282,1. 9,2 321,3. 10,8 388,7. 12,4 449,8. 13,76 554,55. 14,16 546,29. Sumber : SPS, OJK Tabel 1.1. menunjukkan perkembangan komposisi Aset Perbankan Syariah Indonesia yang terlihat meningkat dari tahun ke tahun (Desember 2014 hingga Maret 2020), namun perkembangan ini tidak merubah porsi dari kontribusi Bank Syariah pada total asset Perbankan Nasional, karena posisi marketshare-nya selalu berada pada kisaran ± 5%. Sehingga pada Roadmap lima tahunan Perbankan Syariah Indonesia 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki tujuan besar yaitu meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah sebanyak tiga kali lipat menjadi 15% di 2023.. Bahkan, Pemerintah Indonesia bertekad untuk menjadikan Indonesia. sebagai pusat global utama untuk perbankan syariah karena ini akan memperdalam pasar finansial Indonesia dan karenanya membuat Indonesia lebih kuat menghadapi dampak-dampak negatif guncangan ekonomi global. Namun,. bagaimana tingkat. perilaku persaingan dalam struktur pasar industri Bank Syariah Indonesia, dan DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 10.

(17) bagaimana kekuatan daya monopoli dalam merebut pangsa pasar industri bank Syariah menjadi fokus dalam penelitian ini. Berikut gambaran posisi Perbankan Syariah diantara Industri Perbankan Nasional berdasarkan total asset, Pendapatan Margin Bersih, Pinjaman yang diberikan, dan Dana Pihak Ketiga. BUS tertinggal jauh dari counterpartnya Bank Konvensional, namun peluang pada banyaknya populasi muslim Indonesia dan kesempatan berupa dukungan pemerintah merupakan langkah merebut pangsa pasar industri perbankan melalui tingkat perilaku persaingan yang konsisten dengan konsep syariah. Permasalahannya adalah bagaimana tingkat perilaku persaingan bank syariah berdasarkan konsep syariah.. PROPORSI PERBANKAN INDONESIA 2015-2019 TOTAL ASET BUS; 3,41 DPK BUK; 96,04. DPK BUS; 3,96. TOTAL ASET BUK; 96,59. PENDAPATAN MARGIN BERSIH BUS; 0,32. PYD BUK; 96,21 PYD BUS; 3,79. PENDAPATAN MARGIN BERSIH BUK; 99,68. Sumber : Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah (2020) Gambar 1.2. Proporsi BU Konvensional dan BU Syariah tahun 2015-2019. Penjelasan Gambar 1.2. Porsi bagian dari setiap indikator perbankan pada Bank umum konvensional dan Bank Umum Syariah Indonesia selama tahun 20152019. Pangsa pasar pada Pinjaman yang Diberikan dan Dana Pihak Ketiga masih didominasi oleh perbankan konvensional. Kemudian Perolehan secara substansial dari “pendapatan bunga/margin”; persentase item ini di bank umum konvensional DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 11.

(18) rata-rata sebesar. 99,68% sementara bank umum syariah rata-rata hanya 0,32%,. meskipun penting untuk memperhitungkan bahwa bank syariah memulai dari situasi di mana sangat memperhitungkan penghasilan dari margin dan komisi. Pada saat yang sama, bank-syariah juga harus memperhitungkan bagi hasil bagi nasabah krediturnya sehingga akan berdampak pada pengurangan dalam pendapatan margin bersih. Evolusi total asset selama 2015-2019, secara umum mengkonfirmasi Bank Umum Konvensional (BUK) secara prosentase mengalami penurunan tidak signifikan, namun tetap tidak mempengaruhi ukuran (size) Bank Umum Konvensional. Hal sebaliknya perubahan total asset atau ukuran (size) berpengaruh terhadap Bank Umum Syariah (BUS) walau perubahan kenaikan kecil dan tidak signifikan dengan rata-rata total sebesar 3,68 %. Namun demikian, Industri keuangan syariah di Indonesia masih tertinggal (jauh) di belakang mitra konvensionalnya, jika berdasarkan perhitungan data statistik perbankan Indonesia tampak bahwa bank-bank syariah di Indonesia hanya memiliki kira-kira 5,95% dari aset-aset total perbankan Indonesia. Secara kontras di Malaysia dengan hanya 61% dari total populasi 61 juta orang adalah umat Muslim - perbankan syariah memegang pangsa pasar 20% (sementara, di Indonesia hampir 90% dari total populasi yang berjumlah kira-kira 250 juta orang, adalah umat Muslim). Sementara itu, di Arab Saudi (yang memiliki industri keuangan syariah terbesar di dunia) bank syariah memiliki lebih dari 50% total aset perbankan di negara tersebut.. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 12.

(19) Berikut gambaran (Gambar 1.3) tentang perkembangan Perbankan Islam secara global, berdasarkan data State Global Islamic Finance Report (SGIFR) yang diterbitkan pada akhir tahun 2018. SGIFR adalah sebuah sarana yang menyediakan keaslian informasi dan analisis serta bertujuan untuk melanjutkan prakarsa pembangunan industri dan meningkatkan kualitas Isu-isu Keuangan Islam global yang sudah mencakup semua penjuru dunia - mulai dari AS hingga Jepang, Afrika Utara hingga Australia (melalui Timur Tengah, Asia Tenggara dan Asia Timur Jauh), dan dari lembaga seperti Bank Dunia, IMF, juga Bank Negara Malaysia.. Sumber : Reuters- Islamic Finance Development-Report 2019 Gambar 1.3. Perkembangan Perbankan Islam Dunia 2019. Pada gambar 1.3. menunjukkan bahwa top global pasar perbankan Islam dunia hingga akhir 2018 masih dikuasai oleh Negara Iran, Saudi Arabisa, Malaysia, UAE, dan Qatar. Negara Indonesia belum menduduki posisi 5 (lima) besar dunia. Jumlah bank Islam berdasarkan jenis komersial (umum) dunia sebesar 402, dimana DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 13.

(20) dari jumlah tersebut, Indonesia memiliki 14 Bank Umum Syariah, dan Malaysia memiliki 16 Bank Umum Syariah. Isu derajat perilaku kompetisi industri bank Islam didunia yang menjadi permasalahannya adalah pada perilaku yang terkonsentrasi, contestable, dan mengarah kepada perilaku monopoli sehingga konsistensi penerapan kepatuhan syariah dalam lingkungan persaingan menjadi pertanyaan. Motivasi pengamatan perilaku persaingan. industri perbankan Syariah. Indonesia dan Malaysia dalam disertasi ini dipicu oleh penelitian Wibowo (2017: 128) pada industri bank umum konvensional se-ASEAN dan Top Country Islamic Finance (2019) dimana bank syariah Indonesia dan bank syariah Malaysia memiliki kemiripan dalam regulasi, ketentuan syariah dan budaya. Pengujian model empiris dilakukan dengan membandingkan hasil uji beda model pada kedua industri bank di dua Negara ini dalam rangka mendapatkan model yang sesuai dan terkonfirmasi sebagai model empiris yang berlaku umum. Disertasi ini fokus pada pengajuan sebuah model empiris derajat perilaku kompetisi industri bank yang berbasis Syariah. Pengamatan pada komponenkomponen model mulai dari perilaku konsentrasi dalam industri bank, efisiensi terkait kompetisi, daya monopoli, input faktor utama bank syariah, faktor kekhususan bank syariah, tingkat profitabilitas yang terkait dengan kompetisi, dan pengamatan komponen terakhir pada tingkat stabilitas bank terkait dengan perilaku kompetisi industri. bank. syariah.. Berikutnya. melakukan pengujian. model. dengan. membandingkan pada kedua industri bank sebagai obyek penelitian yaitu: industri bank umum syariah Indoenesia, dan industri bank umum syariah Malaysia.. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 14.

(21) Pada awal penelitian, analisis ini dilakukan dengan analisis ekonometrik dengan metode deskriptif berdasarkan hipotesis pada dua pendekatan daya saing industri teori organisasi industri (Joe S. Bain, 1951:602) yaitu; Model paradigma Struktur-Perilaku-Kinerja (Structural Conduct Performance atau SCP) bahwa semakin tinggi konsentrasi di pasar, maka semakin rendah kompetisi dan berdampak semakin tinggi keuntungan yang diterima perusahaan. Bank Islam menghindari perilaku konenstrasi yang mengarah pada penguasaan tunggal atau monopoli. Kemudian Model Efficient- Structure Hypothesis (ESH) untuk mempertimbangkan faktor efisiensi pada perusahaan dengan efisiensi unggul dapat meningkatkan pangsa pasarnya sehingga menjadi lebih menguntungkan di level domestik dan internasional. Perilaku efisiensi dalam bank Islam diperbolehkan dengan memperhatikan keadilan dan kemaslahatan umat. Penelitian kualitatif sebelumnya tentang proposal tingkat konsentrasi dan persaingan industri perbankan syariah di Indonesia, pada Bank Umum Syariah (BUS) dilakukan oleh Fahmi et.al.,(2012: 43-61). Hasilnya adalah penggunaan paradigma SCP, ada dua kondisi yang harus dipenuhi sebuah industri agar sesuai dengan kompetisi menurut Islam. Lebih lanjut menurut Slaper and Hall (2011) bahwa tidak ada masalah dalam mendefinisikan konsep karena ada banyak cara dalam mengukurnya. Kondisi pertama dan penting adalah menolak Hipotesis Tradisional yang didasarkan pada perilaku collutive dari bank-bank yang dominan. Kondisi kedua dan yang dianggap memadai adalah kompetisi yang sempurna lebih didorong oleh niat kepatuhan kepada syariah ketimbang karena tekanan dari kontestabilitas.. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 15.

(22) Untuk menetapkan dasar kebaharuan (Novelty) penelitian disertasi ini mengkaji lebih lanjut dengan melakukan analisis tingkat kompetisi pada pendekatan non-struktural industri bank syariah menggunakan model: a) Indeks Lerner untuk mengestimasi kekuatan pasar dalam penetapan harga untuk mendapatkan tingkat efisiensi bank, b) PR-H Statistik untuk mengestimasi kecepatan transmisi harga menjadi pendapatan bank dalam rangka menentukan profitabilitas. Analisis pengukuran ini digunakan untuk menguji keandalan model empiris berdasarkan analisis ekonometrik dan metode deskriptif, serta mendapatkan hasil uji hipotesis pada tiap komponen variabel pembentuk derajat perilaku kompetisi melalui pendekatan industri organisasi struktural dan non-struktural industri bank syariah. Penggunaan variabel kendali dalam pengamatan penelitian adalah tingkat profitabilitas dan tingkat stabilitas yang terkait dengan perilaku kompetisi industri bank. Variabel control ini dimaksudkan untuk keberlanjutan model derajat perilaku kompetisi industri bank syariah . selain juga untuk keberlangsungan operasional bank syariah sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Kesenjangan (gap) penelitian yang terdapat dalam penelitian-penelitian sebelumnya adalah : a. Penelitian Claessens dan Laeven (2004) menunjukkan bahwa Tingkat konsentrasi sistem perbankan tidak terbukti memiliki pola hubungan negatif dengan tingkat persaingan, sehingga pendekatan yang lebih sesuai untuk menjelaskan kompetisi dalam industri perbankan adalah pendekatan contestability. Namun, pada konteks bank Islam penelitian Majid dan Suan (2007) yang. menjadi kesenjangan. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 16.

(23) penelitian (gap) dalam penelitian disertasi ini menemukan bahwa pada industri bank syariah dengan menggunakan pendekatan non-struktural pada Model PanzarRoss menunjukkan bahwa pendekatan konsentrasi pada literature contestability untuk perilaku persaingan industri perbankan tidak harus dikaitkan dengan jumlah bank atau konsentrasinya, sebab ada faktor lain. b. Untuk pengukuran tingkat persaingan perbankan dilakukan dengan mengadopsi teori industrial organization oleh Bain (1950) bahwa tingkat kompetisi pada suatu industri memiliki salah satu dari dua pendekatan dalam analisis struktur pasar dan tingkat persaingan industri perbankan, yaitu : 1) Pendekatan struktural adalah untuk memprediksi struktur industri melalui dua cara antara lain : Structure Conduct Performance (SCP) dan Efficient- Structure (ES) atau Efficient Structure Hypothesis (ESH). 2) Pendekatan Non-struktural (New Empirical Industrial Organization – NEIO) menekankan pada perilaku bersaing (competitive conduct) perilaku dalam bersaing (Bikker, 2003), dan pengukuran kekuatan pasar sebagai signal tingkat persaingan. Pada pendekatan ini menghasilkan 3 (tiga) model antara lain : Bresnahan-Lau Test (BL-Test), Iwata Model, dan Panzar-Ross Model ( HStatistik).. Pada konteks industri bank syariah mengacu pada kajian Proposal. teoritis oleh Fahmi et.al., (2012) bahwa Berkembangnya New Empirical Industrial Organization (NEIO) membuka peluang untuk menguji dan menetapkan standar untuk prinsip persaingan dalam industri berbasis syariah, termasuk perbankan syariah.. Prinsip ini jika dijalankan mempunyai implikasi bahwa perbankan. syariah secara hukum Islam tidak mengatur struktur pasar tetapi mengatur perilaku pasar,. dan struktur pasar monopoli atau persaingan tidak sempurna lainnya DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 17.

(24) menjadi tidak relevan karena prinsip syariah melarang untuk menggunakan market power yang dimiliki untuk mengeksploitasi pasar sehingga perilaku persaingan berbagai bentuk struktur pasar tersebut seharusnya sama dengan pasar yang bersaing sempurna. Maka berdasarkan kajian literature tersebut yang menjadi kesenjangan penelitian (gap) disertasi ini adalah pengujian model empiris pada proposal teoritis ini. 1.2. Pembatasan Penelitian Penelitian ini fokus pada faktor-faktor determinan derajat perilaku persaingan pada industri Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dan di Malaysia. Sampel data yang akan dipakai adalah data individual dari 14 Bank Umum Syariah di Indonesia, dan data individual 16 Bank Syariah di Negara Malaysia selama periode tahun 2008 sampai dengan 2018. Sebagai berikut : Tabel 1.2 Daftar Nama Bank Umum Syariah Indonesia dan Malaysia No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.. Indonesia. Malaysia. Affin Islamic Bank Berhad – L Al Rajhi Banking & Investment Corporation (Malaysia) Berhad – F PT Bank Mega Syariah AllIance Islamic Bank Berhad – L PT Bank BRI Syariah AmBank Islamic Berhad – L PT Bank Syariah Bukopin Bank Islam Malaysia Berhad – L PT Bank BNI Syariah Bank Muamalat Malaysia Berhad – L PT Bank Jabar Banten Syariah CIMB Islamic Bank Berhad – L PT BCA Syariah HSBC Amanah Malaysia Berhad – F PT Bank Vicyoria Syariah Hong Leong Islamic Bank Berhad – L PT Maybank Syariah Indonesia Kuwait Finance House (Malaysia) Berhad – F PT. Bank Panin Syariah Asian Finance Bank Berhard – F PT. Bank Tabungan Pensiunan Maybank Islamic Berhad Nasional Syariah PT Bank Aceh Syariah OCBC Al-Amin Bank Berhad – F PT BPD Nusa Tengga Barat Public Islamic Bank Berhad – L RHB Islamic Bank Berhad – L Standard Chartered Saadiq Berhad – F PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Syariah Mandiri. Sumber : Data Olahan (2019) DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 18.

(25) 1.3. Perumusan masalah dan Pertanyaan Penelitian Maka berdasarkan latar belakang penelitian diatas, ada beberapa rumusan masalah sebagai pertanyaan penelitian menjadi dasar analisis penelitian disertasi ini , yaitu : 1) Bagaimana model empiris dari Derajat kompetisi berdasarkan pendekatan Struktural dan Pendekatan Non-struktral dengan faktor kendali pada Industri Bank Umum Syariah di Indonesia dan Malaysia : a. Bagaimana variabel-variabel pendekatan structural (SCP) pembentuk model derajat perilaku kompetisi industri seperti; konsentrasi, penguasaan pangsa pasar, dan efisiensi ? b. Bagaimana variabel-variabel pendekatan non-struktural pembentuk model derajat perilaku kompetisi industri seperti: daya monopoli untuk percepatan transmisi laba bank syariah, faktor-faktor utama bank syariah, dan faktorfaktor spesifik bank syariah? c. Bagaimana variabel kendali pada derajat perilaku kompetisi industri bank syariah, yaitu: tingkat profitabilitas, dan tingkat stabilitas bank syariah ? d. Bagaimana model persamaan derajat perilaku kompetisi industri bank syariah di Indonesia dan Malaysia? 2) Bagaimana Perbandingan model empiris derajat kompetisi dengan pendekatan struktural dan non-struktural serta faktor kendali pada Industri Bank Umum syariah di Indonesia dan Malaysia :. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 19.

(26) a. Bagaimana perbandingan. tingkat Konsentrasi terhadap derajat perilaku. kompetisi di industri bank syariah di Indonesia dan Malaysia? b. Bagaimana perbandingan Penguasaan pangsa pasar dengan struktur pasar persaingan Bank Syairah di Indonesia dan Malaysia ? c. Bagaimana perbandingan variabel Daya Monopoli untuk percepatan transmisi laba di industri bank syariah Indonesia dan Malaysia? d. Bagaimana perbandingan Faktor input dan output yang sama kuantitas dalam Efisiensi pada derajat perilaku kompetisi di industri bank syariah Indonesia dan Malaysia? e. Bagaimana perbandingan. variabel faktor-faktor utama bank syariah pada. derajat perilaku kompetisi di. industri bank syariah di Indonesia dan. Malaysia? f. Bagaimana perbandingan variabel Faktor-faktor Utama Bank Syariah pada derajat perilaku kompetisi di industri bank syariah Indonesia dan Malaysia? g. Bagaimana perbandingan variabel faktor-faktor spesifik bank syariah pada derajat perilaku kompetisi industri bank syariah di Indonesia dan Malaysia? h. Bagaimana perbandingan tingkat profitabilitas Bank Syariah pada derajat perilaku kompetisi industri di Indonesia dan Malaysia? i.. Bagaimana perbandingan tingkat stabilitas bank syariah pada derajat perilaku kompetisi industri di Indonesia dan Malaysia?. 1.4.. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan pertanyan diatas maka tujuan penelitian ini adalah :. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 20.

(27) 1) Terumuskan sebuah model persamaan empiris derajat kompetisi industri bank syariah berdasarkan pendekatan structural, pendekatan non-struktural, dan faktor kendali industri bank syariah di Indonesia dan Malaysia. 2). Didapatkan perbedaan dari perbandingan faktor-faktor pembentuk empiris. model. derajat kompetisi dengan pendekatan structural, pendekatan non-. struktural, dan faktor kendali industri bank syariah di Indonesia dan Malaysia. 1.5. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat hasil penelitian dapat diberikan oleh disertasi ini adalah : 1.5.1. Secara Teoritis : 1) Dapat memperkaya dan memberi kontribusi dalam pengembangan teori tentang struktur pasar persaingan bank berbasis syariah pada Teori industri organisasi (Bain, 1951) dengan penambahan faktor-faktor utama dan spesifik, serta faktor pengendali tingkat profitabilitas dan stabilitas yang ada pada bank syariah. 2) Dapat memperkaya dan memberi kontribusi pada usulan teoritis baru melalui model persamaan hasil observasi. berdasarkan kajian teoritis kompetisi. industri bank syariah, antara lain: Fahmi et.al.,(2012) tentang “Proposal Tahapan dan prosedur Uji Kepatuhan Industri terhadap Persyaratan Syariah” dengan mengacu pada teori dasar daya saing organisasi industri perbankan Islam dan tingkat persaingan industri perbankan yang mematuhi ketentuan Syariah. 3) Dapat memperkaya dan memberi kontribusi pengembangan pengukuran dan penghitungan pada bidang ilmu perilaku organisasi dalam menginvestigasi DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 21.

(28) struktur pasar persaingan dan tingkat persaingan Industri Perbankan Islam yang berada dalam lingkungan persaingan industri keuangan Islam, dengan mengembangkan teori dasar daya saing organisasi industri perbankan yang mematuhi ketentuan hukum Islam (syariah). 1.5.2. Secara Praktis 1) Dapat dipakai untuk pengujian empiris tingkat kompetisi industrI bank syariah antara lain dengan:. Model pendekatan konsentrasi yaitu:. “Herfindahl - Hirschman Index” (Herfindahl, 1950; Hirschman, 1945); Model pendekatan. “Lerner index” (Abba Lerner, 1934) yang mengukur. tingkat persaingan terkait dengan pengukuran efisiensi pada tiap individu bank dalam industry ; Model pendekatan PR-H Statistik (Panzar & Rosse, 1977) mengukur persaingan terkait dengan profitabilitas bank syariah secara individu dan mengukur persaingan terkait dengan stabilitas dan kesehatan industri bank syariah. 2) Dapat dipakai untuk praktek keilmuan bidang Perilaku organisasi, struktur. pasar persaingan,. dan manajemen perbankan syariah dengan uji model. empiris derajat perilaku kompetisi industri pada. tingkat efisiensi, tingkat. profitabilitas, dan tingkat stabilitas.. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 22.

(29) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1. Perilaku Organisasi Industri Teori Perilaku organisasi Industri tentang perilaku persaingan industri organisasi (Bain, 1951) dibedakan pada dua pendekatan model utama, yaitu : a) Pendekatan strucktural, dan b) Pendekatan non-struktural.. menurut Sabir (2012),. Samad (2008), dan Sanuri (2011) bahwa setiap pasar memiliki struktur yang menentukan daya saing pasar, dan mempengaruhi perilaku bank, sehingga pola perilaku tersebut menentukan kinerja bank sebagai keberhasilan bank. 2.1.1. Pendekatan Struktural "Pendekatan struktural" (Bain, 1951) digunakan dalam membuat model derajat perilaku kompetisi industri bank mencakup paradigma struktur perilakukinerja (Structure Conduct Performance = SCP) dan hipotesis struktur efisien (Efficiency Structure Hypotesis = ESH). Pengertian dari Paradigma SCP merupakan kekuatan pasar perusahaan perbankan yang meningkat dengan konsentrasi industri maka dengan demikian membangun hubungan langsung dari struktur industri terhadap perilaku kompetitif. Peningkatan konsentrasi dianggap sebagai peningkatan peluang kolusif antara bank, sehingga menyebabkan harga dan profitabilitas lebih tinggi. Definisi Hipotesis struktur efisien (ESH). menurut Demsetz (1983) dan. Peltzman (1977) yang menentang paradigma SCP adalah hubungan antara profitabilitas dan konsentrasi pasar, dimana kausalitas konsentrasi adalah kinerja dari beberapa faktor spesifik bank seperti penggunaan teknologi terbaru atau manajemen. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 23.

(30) yang unggul yang menyebabkan bank menjadi lebih untung dan tumbuh besar, serta mengarah kepada konsentrasi pasar. 2.1.1.1. Paradigma Structure-Conduct-Performance (SCP) Paradigma Struktur-Perilaku dan Kinerja (Structural Conduct Performance atau SCP) merupakan pendekatan umum yang telah banyak digunakan untuk mengkaji hubungan dinamika persaingan suatu industri dengan kinerjanya. Awalnya paradigma ini digunakan untuk industri manufaktur, namun dalam perkembangannya paradigma yang sama juga digunakan untuk industri jasa seperti perbankan. SCP telah menjadi kerangka umum pendekatan kajian organisasi industri (Carlton dan Perloff, 2000). Pendekatan SCP pertama kali diperkenalkan oleh Edward S. Mason (1939) dan dikembangkan oleh muridnya Joe S. Bain (1951) dari Harvard University pada tahun 1940an dan 1950an. Pendekatan yang dikenal dengan pendekatan struktural ini mempunyai postulat bahwa Kinerja (P) secara linier ditentukan oleh Perilaku (C) perusahaan yang berada dalam suatu industri dan perilaku ditentukan oleh Struktur Pasar (S) dimana perusahaan itu berada. Paradigma SCP (Bain, 1951) mengemukakan hubungan kasual satu arah dari struktur industri ke perilaku perusahaan, dan dari perilaku perusahaan ke kinerja industri, oleh karena itu mencoba menyimpulkan tingkat persaingan suatu industri dari fitur strukturalnya. Struktur pasar biasanya mengacu pada konsentrasi industri, pangsa pasar perusahaan, tingkat diferensiasi produk, dan peraturan atau hambatan lain bagi perusahaan baru untuk memasuki industri. Perilaku pasar menggambarkan apa yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan untuk bersaing satu sama lain. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 24.

(31) Komponen ini mencakup berbagai strategi harga maupun produk yang dilakukan oleh perusahaan ataupun industri. Termasuk dalam perilaku pasar adalah iklan, riset dan pengembangan, kerjasama antar perusahaan untuk mengeksploitasi pasar dalam bentuk kolusi atau bahkan merger. Bentuk dan intensitas perilaku yang dapat dilakukan oleh masing-masing perusahaan sangat tergantung kepada struktur pasar dimana mereka beroperasi. Studi empiris dari paradigma SCP yang menilai kondisi kompetitif di pasar perbankan Eropa relatif jarang. Namun, Molyneux dan Thornton (1992), Bourke (1989), Molyneux dan Teppet (1993), dan Molyneux (1993, menyelidiki faktorfaktor penentu kinerja bank di 12 negara Eropa antara tahun 1986 dan 1989, dan menemukan bahwa CR10 yang diproksikan dengan total asset 10 bank dengan Laba sebelum pajak memiliki korelasi yang positif dan signifikan, tetapi sangat kecil. Kemudian, Bourke (1989) menggunakan konsentrasi tiga bank rasio, CR3, dengan ukuran laba sebelum pajak di 12 negara Amerika Utara dan Eropa termasuk Australia dalam periode sepuluh tahun dari 1972 hingga 1981. Hasilnya sangat sesuai dengan temuan Molyneux dan Thornton. Pengamatannya dengan menggunakan spread suku bunga bank menunjukkan peningkatan pada indeks Herfindahl hanya di pasar perbankan kecil dengan pesaing yang relatif sedikit dengan hambatan masuk yang tinggi. Selanjutnya, Molyneux dan Teppet (1993) meneliti 5 negara EFTA (Swedia, Norwegia, Finlandia, Austria, dan Swiss) dan temuan mendukung hipotesis SCP. Molyneux (1993) kembali menguji dan mendapatkan hasil yang lemah dalam mendukung SCP atas hipotesis struktur efisien dalam perbankan Eropa utama pasar.. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 25.

(32) Interaksi berbagai komponen pada pendekatan SCP hasilnya tidak hanya searah dari Struktur mempengaruhi Perilaku dan akhirnya tergambar dalam Kinerja seperti pada saat awal paradigma SCP diperkenalkan. George J. Stigler (dari Chicago School of Economics, 1971: 2-31) dengan menggunakan Teori Harga, Stigler berargumen bahwa alur pengaruh yang sebaliknya dapat terjadi. Kinerja dalam bentuk keuntungan yang besar diperoleh. bank. tertentu. dengan kemampuan. menerapkan strategi (perilaku) yang semakin memantapkan keberadaannya di pasar. Dominasi pasar beberapa bank. ini bahkan dapat digunakan untuk menggusur. pesaingnya dalam industri ke luar pasar sehingga akhirnya terbentuk struktur pasar yang semakin terkonsentrasi. Walaupun sebagai kerangka umum SCP telah banyak digunakan karena terbukti sangat membantu dalam menganalisa suatu industri, kajian terhadap komponen perilaku (conduct) cenderung tidak sekuat analisis terhadap struktur pasar. Padahal sudah lama disadari bahwa perilaku kompetisi industri bank dapat membentuk lingkungan persaingan tanpa merubah struktur pasar. Kalaupun analisis perilaku dilakukan biasanya hanya berbentuk kualitatif tanpa didasarkan pada kerangka analisis yang kuat dan terintegrasi dengan kerangka SCP secara keseluruhan (Smith et al., 2007). Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa seluruh komponen SCP dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah baik berupa intervensi langsung terhadap berbagai komponen dalam SCP tersebut maupun dalam mewarnai lingkungan bisnis dimana industri beroperasi (Samad, 2008; Sanuri, 2011; dan Sabir et.al.,2012; . Bentuk kebijakan pemerintah dapat berupa regulasi pada berbagai tingkatan mulai DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 26.

(33) dari UU dan Peraturan Bank Indonesia sampai Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri. Aspek yang diatur dapat berkenaan langsung dengan industri yang bersangkutan seperti penetapan tingkat pajak dan subsidi, anti persaingan usaha tidak sehat dan insentif investasi serta pajak. 2.1.1.2. Efficient Structure Hypothesis (ESH) Pendekatan ini berpendapat bahwa hubungan positif antara laba dan konsentrasi bukan berasal dari kekuatan pasar tetapi dari efisiensi perusahaan dengan pangsa pasar yang lebih besar. Dengan kata lain, perusahaan yang lebih efisien mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar, dan menghasilkan tingkat konsentrasi yang lebih tinggi. Menurut ESH, bank yang sangat efisien (karena faktor spesifik perusahaan seperti keterampilan teknologi atau manajerial, dll.) Dapat mengejar dua strategi yang berbeda, yiatu: i) dapat memaksimalkan keuntungan. dengan. mempertahankan tingkat harga saat ini dan memaksimalkan ukuran (size) perusahaan dengan atau mengurangi harga,. ii) serta memperluas ukuran (size) perusahaan. (Lloyd-Williams et al., 1994). Jika bank-bank yang efisien memilih ekspansi, maka akan meningkatkan pangsa pasar bank tersebut dengan mengorbankan bank-bank lain yang relatif tidak efisien dan dengan demikian efisiensi bank akan menjadi kekuatan utama untuk konsentrasi pasar yang tinggi. Hipotesis struktur efisiensi menyiratkan bahwa hubungan sebab akibat akan terjadi antara pangsa pasar, ukuran efisiensi perusahaan, dan laba, tetapi tidak akan terjadi hubungan sebab akibat antara konsentrasi pasar dan profitabilitas (Denizer, 1997). Hipotesis struktur efisiensi (ESH) ini diterapkan pada industri perbankan oleh Smirlock (1985), Smirlock dan Brown (1986), Brozen (1982), Evanoff dan Fortier DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 27.

(34) (1988), Berger dan Humphrey (1991), dan Molyneux (1995). Smirlock (1985) menunjukkan adanya hubungan positif antara pangsa pasar dan profitabilitas, dan tidak ada hubungan antara konsentrasi dan profitabilitas. Kesimpulan penelitiannya adalah mendukung hipotesis struktur pasat yang efisien. Brozen (1982) dan Evanoff dan Fortier (1988) menunjukkan kesimpulan yang sama. Namun, kesimpulan Smirlock dipertanyakan oleh Shepherd (1986) dan Rhoades (1985) dengan asumsi bahwa pangsa pasar dapat dianggap sebagai proksi efisiensi dengan mempertahankan bahwa pangsa pasar lebih untuk mewakili kekuatan pasar daripada untuk ukuran efisiensi. Penggunaan model ESH dalam kajian penelitian disertasi ini untuk mengembalikan kaidah syariah dalam meng-counter paradigm SCP ketika terjadi pada industri bank syariah. 2.1.2. Pendekatan Non-Struktural "Pendekatan Non-struktural" (Bain, 1951) menyarankan pendekatan alternatif untuk perilaku kompetitif. Pendekatan ini tidak menyimpulkan perilaku kompetitif bank melalui analisis struktur pasar, melainkan mengakui bahwa bank berperilaku berbeda tergantung pada struktur pasar tempat mereka beroperasi. Prinsip dasar dari pendekatan ini mengenai kondisi persaingan bahwa tidak ada bukti yang jelas pada penggunaan kekuatan pasar akan membuat industri yang terkonsentrasi menjadi lebih besar. 2.1.2.1. Contestable Markets Theory Pada kerangka non-struktural, "Contestable Markets Theory" (CMT), yang dikembangkan oleh Baumol (1982), berpendapat bahwa industri perbankan yang terkonsentrasi berperilaku kompetitif terutama jika hambatan bagi pendatang baru DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 28.

(35) ke pasar rendah. Teori ini berpendapat bahwa ancaman potensial masuk memaksa bank dengan pangsa pasar terbesar untuk memberi harga produk mereka secara kompetitif pada kondisi tertentu. CMT mengasumsikan bahwa perusahaan dapat memasuki atau meninggalkan pasar dengan cepat tanpa kehilangan modal mereka dan bahwa pesaing potensial memiliki fungsi biaya yang sama dengan perusahaan incumbent. Baumol menekankan bahwa perusahaan incumbent terlalu rentan terhadap masuknya Hit-andrun ketika mencoba menggunakan kekuatan pasar potensialnya. Fitur dari kontestabilitas pasar menyiratkan bahwa pasar perbankan yang terkonsentrasi dapat secara efektif kompetitif jika didominasi oleh segelintir bank besar. Nathan dan Neave (1989) mengemukakan bahwa "teori kontestable masuk akal dan valid, jika dominasi sistem keuangan suatu Negara tidak dapat diperebutkan secara luas di pasar keuangan oleh beberapa jenis lembaga perantara keuangan. Sehingga, para pembuat kebijakan relatif menjadi tidak terlalu peduli dengan dominasi pasar dari beberapa jenis lembaga perantara keuangan dalam sistem keuangan suatu negara, jika pasar keuangannya kontestable. Berdasarkan argumen ini, deregulasi dan liberalisasi membuat industri perbankan menjadi lebih kontestable dan terbuka untuk kompetisi. 2.1.2.2. Panzar-Rosse Methodology Pendekatan Panzar-Rosse (1977) yang kemudian dikembangkan kembali oleh Panzar and Rosse pada tahun 1982 dan 1987. Pendekatan ini menjadi Metodologi model yang disingkat menjadi model PR untuk menguji kekuatan pasar berdasarkan pada premis bahwa bank akan menggunakan strategi penetapan harga yang berbeda dalam menanggapi perubahan dalam biaya input tergantung pada struktur pasar DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 29.

(36) tempat mereka beroperasi. Konjektur ini menunjukkan bahwa bank yang beroperasi di pasar umumnya kompetitif. Atau bank pada umumnya menggunakan kekuatan monopoli dalam melakukan analisis total pendapatan bank terutama dalam menanggapi perubahan harga input. Tidak seperti paradigma SCP atau EMH, metodologi PR menganalisis langsung perilaku kompetitif bank berdasarkan sifat statis komparatif dari bentuk persamaan revenue yang berkurang, tanpa menggunakan pengukuran struktural apa pun. 2.1.2.3. Lerner Index Kompetisi diukur dengan menggunakan lerner index sebagai indikator. Lerner index adalah pengukuran kompetisi dengan pendekatan non-struktural yang menekankan pada market power untuk menggambarkan tingkat kompetisi. Pengujian ini telah dilakukan oleh Moh.Athoillah (2010: 1-10), Schaek and Cihak (2010), Bikker et.,al. (20080), dan Kabir and Worthington (2017). Mereka membuktikan indikator Lerner indeks ini untuk menangkap kekuatan pasar pada industri bank komersial. 2.2. Struktur Pasar Persaingan Industri Perbankan Jenis persaingan yang berlaku dilingkungan sektor perbankan Freixas and Rochet (2008: 70). menurut. antara lain: 1) perfect competition, berdasarkan. kebijakan moneter yang modern bank umum menjadi sebuah entitas passive, dimana bank sentral dengan jelas mengintervensi tingkat suku bunga ketika me-refinancing bank-bank umum dengan asumsi tingkat suku bunga serupa dengan tingkat bunga antarbank. 2) monopoly competition, eksistensi perbankan. dalam lingkungan. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 30.

(37) persaingan sebagai lembaga keuangan yang menekankan pada perbedaan kegiatan utamanya yaitu mentransformasi sekuritas keuangan mereka baik input (deposits) maupun output (loans), sehingga menjadi model yang konsisten yaitu:. dengan. penyesuaian classical transaction cost berdasarkan asumsi economies of scope dan economies of scale yang memisahkan kedua unit asset keuangan (input dan output) namun tetap profitable. 3) monopolistic competition, mengacu pada model MontiKlein. dimana perilaku persaingan perbankan adalah monopolistic karena bank. dihadapkan pada slop demandloans yang menurun dengan slop supply deposits yang meningkat, sementara bank masih tetap menggunakan interest rate. yang sudah. ditentukan oleh bank sentral dan equilibrium rate yang sudah ditetapkan oleh pasar modal internasional. 4) nonprice competition atau Beyond Price Competition yaituperusahaan dapat bersaing dalam dimensi selain harga, seperti kualitas atau kapasitas,. karena model persaingan yang lebih tepat diindustri perbankan. membutuhkan pertimbangan dari variabel strategisnya yang berdampak pada karakteristik deposito dan pinjaman. Struktur Pasar Industri Perbankan. oleh Smirlock (1985: 69- 83) Penelitiannya. tentang hubungan antara struktur pasar dengan kinerja pada industri perbankan di Amerika, mengajukan dua hipotesa: Pertama, Efficient Structure Hypothesis (ESH) yang mengatakan bahwa profit yang tinggi disebabkan oleh efisiensi bank-bank yang unggul. Kedua Traditional Structure Hypothesis (Structural Conduct Performance atau SCP) mengatakan bahwa profit yang tinggi disebabkan oleh pasar yang terkonsentrasi. Penelitian Smirlock ini telah diikuti oleh peneliti-peneliti Iain,. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 31.

(38) misalnya Samad (2008: 181-192), Sanuri (2011), Sathye, M. (2005:107-124) dan sebagainya. Hasil peneliti-peneliti tersebut ada yang mendukung ESH dan SCP. 2.2.1. Bentuk Struktur Pasar Persaingan Industri Perbankan Berikut ini bentuk-bentuk persaingan yang umum terdapat pada industri perbankan secara global (Bain, 1951): 2.2.1.1. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang paling ideal, karena dianggap struktur pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kaitan memproduksi barang atau jasa yang sangat tinggi efisiensinya. Pada prakteknya tidaklah mudah untuk menentukan jenis industri yang struktur organisasinya dapat digolongkan pada pasar persaingan sempurna yang murni, yaitu yang cirri-cirinya sepenuhnya sama didalam teori. Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar yang didalamnya banyak terdapat penjual dan pembeli dan setiap penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar (Husnan, 2001:29-36). 2.2.1.2.. Pasar Monopoli. Pasar monopoli dapat diartikan sebagai suatu keadaan didalam pasar yang hanya terdapat satu penjual atau produsen sehingga tidak ada pesaing. Hal ini mengartikan bahwa perusahaan dalam pasar monopoli dapat mengatur harga dan kuantitas produk yang dijual di pasar. Menurut Koch, monopoli ada jika suatu perusahaan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi harga dan kuantitas produksi dipasar (Polemis, 2015:S74-S96). . DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 32.

(39) 2.2.1.3. Pasar Oligopoli Oligopoli adalah keadaan dimana beberapa perusahaan yang menguasai pasar baik secara sendiri-sendiri maupun secara diam-diam bekerja sama. Oligopoli dapat diartikan sebagai struktur pasar dengan perusahaan berjumlah kecil yang perilakunya saling tergantung atau berkaitan (Bain, 1951). Lebih lanjut, Joe S. Bain (1951) mengajukan beberapa jenis oligopoli. Secara umum oligopoli yang didasarkan atas derajat konsentrasi suatu industri dapat dibagi beberapa kelompok, yaitu oligopoli dengan konsentrasi tinggi, moderat, rendah, dan ologopoli yang mendekati pasar kompetitif. Kelompok oligopoli ini dapat dibagi menjadi beberapa tipe oligopoli. Oligopoli dengan konsentrasi tinggi dibagi menjadi tiga tipe IA, IB dan tipe II. Tipe IA dan IB merupakan oligopoli penuh. Kajian yang mengamati bentuk struktur pasar persaingan pada industri bank antara lain: Outreville, J. François (2015: 1486-1492) tentang paradigm SCP pada bentuk struktur pasar persaingan seperti: oligopoly, monopoli, dan monopolistic. Mohammed dan Ismail (2015: 3-14) menunjukkan bentuk struktur pasar persaingan pada industri bank syariah. 2.2.1.4. Monopolistik Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar, yaitu pasar persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifatnya mengandung unsur pasar persaingan sempuran dan unsur pasar monopoli. Pasar persaingan monopolistik dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 33.

(40) terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiates product) menurut Sukirno (1992:294). Hamza, H., dan Katchouli, S. (2014: 29-46) menunjukkan bahwa dengan menggunakan berbagai langkah struktural dan non-struktural pada pendekatan tradisional dan pendekatan empiris baru dari organisasi industri dengan seperangkat rasio konsentrasi (C3, C5) dan indeks Herfindahl-Hirschman (HHI) dan Langkah kedua adalah statistik Panzar dan Ross H dan indeks Lerner berdasarkan estimasi ekonometrik dengan tujuan mengevaluasi struktur pasar dan mengukur kekuatannya dalam hal penetapan harga terbukti bahwa perilaku kompetisi perbankan komersial adalah monopolistic. Cupian dan Abduh (2017: 77-91) membuktikan bahwa Perbankan Islam di Indonesia beroperasi dalam memperoleh labanya pada perilaku kompetisi yang monopolistic. Demikian pula industri perbankan syariah di Malaysia pada pengukuran konsentrasi dan struktur pasarnya menunjukkan perilaku kompetisi yang monopolistic ( Mohammed dan Ismail, 2015: 3-14). 2.2.2. Teori Struktur Pasar Persaingan Industri Perbankan Islam Struktur pasar persaingan bank Islam dalam kajian penelitian ini konsisten dan istiqamah mendasarkan pada teori Persaingan yang disitir dalam Al Quran dan Hadits, kemudian diejawantahkan dipraktikkan oleh para sahabat Nabi yang mulia, radiyalahu’anhum ajma’in, kemudian para pendahulu kita yang shalih. T erdapat beberapa nash al-qur’an yang menjelaskan berkaitan dengan persaingan bisnis yakni; AlBaqarah (2) ayat 148; “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Dimana saja kamu. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 34.

(41) berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” .. Selain dalam Al-Quran, terdapat pula hadits nabi SAW yang menerangkan tentang persaingan bisnis yakni pada hadits Tarmizi Nomor 1225 yakni: “Telah menceritakan kepada kami (Qutaibah) dan (Ahmad bin Mani') keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami (Sufyan) dari (Az Zuhri) dari (Sa'id bin Al Musayyab) dari (Abu Hurairah) ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda. Dan Qutaibah berkata; Hadits ini sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Janganlah kalianbersaing dalam penawaran." Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Ibnu Umar dan Anas. Abu Isa berkata; Hadits Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih dan menjadi pedoman amal menurut para ulama, mereka memakruhkanpersaingan dalam penawaran. Abu Isa berkata; Najsy adalah seseorang datang membagi barang dagangan kepada pedagang lalu menawarnya lebih banyak dari yang ditawarkan, hal itu ketika pembeli mendatanginya. Ia ingin mengelabui pembeli dan tidak bermaksud untuk menjual, ia hanya ingin mengelabui pembeli terhadap yang ia tawarkan, ini merupakan bentuk dari penipuan. Asy Syafi'i berkata; Seandainya seseorang melakukan persaingan penawaran, maka pelaku persaingan berdosa karena perbuatannya, namun jual beli boleh karena penjual tidak bersaing dalam penawaran”. Di antara yang demikian itu, persaingan mulia yang terdapat dalam hadits tentang orang yang beribadah dan berinfak: “Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara: (pertama) seseorang yang Allah mengajarkan al-Qur`an kepadanya, dia DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 35.

(42) membacanya siang dan malam hari. Lalu tetangganya mendengarnya seraya berkata, ‘Andaikan aku diberikan seperti yang diberikan kepada fulan, maka aku beramal seperti dia. Dan (kedua) laki-laki yang diberikan Allah harta, maka dia menggunakannya dalam kebaikan. Maka seorang laki-laki yang lain berkata, ‘Andaikan aku diberikan seperti fulan, maka aku beramal seperti ia beramal.” [Shahih al-Bukhari, kitab keutamaan al-Qur`an, bab ke-20, hadits no. 5026] Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ‘Adapun hasad yang disebutkan dalam hadits tersebut maksudnya adalah ghibthah (ingin meniru), yaitu ingin mendapatkan seperti yang diperoleh orang lain, tanpa hilangnya nikmat itu dari orang lain. Berkeinginan seperti ini disebut munafasah (persaingan), maka jika dalam perbuatan taat, maka merupakan perbuatan yang terpuji.’ [Fath al-Bari 1/167, dari Syarh bab 15, dari kitab Ilmu]. Di antara gambaran persaingan yang mulia adalah berlomba-lomba dalam ibadah, terkadang tidak bisa istiqamah melaksanakannya kecuali orang-orang yang bersegera, Rasulullah bersabda: “Jikalau manusia mengetahui pahala yang ada pada azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan diundi niscaya mereka melakukan undian. Dan jikalau mereka mengetahui pahala bersegera menuju shalat tentu mereka berlomba kepadanya. Dan jikalau mereka mengetahui pahala pada shalat isya dan shubuh niscaya mereka mendatanginya sekalipun sambil merangkak.” [Shahih al-Bukhari, kitab keutamaan al-Qur`an, bab ke-20, hadits no.5026].. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 36.

(43) Pernyataan dalam Hadist dan Al-Qur’an diatas menjadi dasar dan landasan penelitian dan kajian tentang jenis struktur pasar persaingan yang digunakan oleh bank Islam, seperti yang dilakukan oleh Majid and Sufian (2007) yang mengamati dengan menggunakan Uji Wald untuk struktur pasar monopoli atau persaingan sempurna namun hasilnya ditolak, penelitiannya mengungkapkan bahwa bank-bank Islam dalam memperoleh pendapatannya menerapkan kondisi struktur pasar persaingan monopolistik. Peneliti yang melakukan investigasi tentang struktur pasar persaingan di Bank Islam antara lain: Mokhtar, et.al.,(2008: 28-48) menunjukkan bahwa Pada lingkungan persaingan industri perbankan, convensional bank lebih efisien daripada Islamic Bank. dan Islamic window foreign lebih efisien daripada Islamic window domestic. Penelitian Rima Turk Ariss, (2010) menyimpulkan bahwa Bank Islam ternyata lebih banyak mengalokasikan assetnya pada kegiatan pembiayaan dan kapitalisasi dalam memperoleh profit untuk meningkatkan kekuatan pasarnya yang tidak menjamin, sehingga bank Islam menjadi kurang berkompetisi dengan bank konvensional. Struktur pasar persaingan bank syariah secara mendasar dan normative sangat berbeda dengan struktur pasar persaingan bank konvensional, namun hal ini jarang dibahas secara rinci dalam berbagai literatur Ekonomi Islam (diantaranya Khan dan Mirakhor, 2002; Karim, 2003; Mannan, 1997; Iqbal dan Molyneux, 2005; dan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam–UII, 2008). Kajian pada umumnya berhenti pada tataran normative dengan. menyatakan bahwa persaingan bisnis. menurut syariah dibolehkan bahkan dianjurkan, tetapi tidak boleh merugikan apalagi DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 37.

(44) dengan maksud mematikan pesaingnya.. Prinsip ini jika dijalankan mempunyai. implikasi bahwa syariah Islam tidak mengatur struktur pasar tetapi mengatur perilaku pasar. Struktur pasar monopoli atau .persaingan tidak sempurna lainnya menjadi tidak relevan karena prinsip syariah melarang untuk menggunakan market power yang dimiliki dalam mengeksploitasi pasar sehingga perilaku persaingan berbagai bentuk dalam struktur pasar tersebut seharusnya sama dengan pasar yang bersaing sempurna. Konsep tentang Persaingan industri Bank Islam ini didasarkan pada kajiankajian sebelumnya seperti:. Penelitian Saad Metawa & Almossawi (1998). mengungkapkan bahwa Bank Islam juga menghadapi berbagai jenis tekanan persaingan baik dari bank komersial tradisional maupun bank Islam lainnya, serta perusahaan investasi Islam lainnya, sehingga bank Islam perlu merumuskan dan menerapkan pemahaman yang jelas tentang perilaku, sikap, dan persepsi dari nasabah. Penelitian berikutnya oleh Iqbal, Ahmad, and Khan (1998) membahas dari factor Financial engineering dan Innovations yang sangat penting dalam menghadapi persaingan dalam indutri perbankan.. Sampai sekarang, alat keuangan Islam pada. dasarnya terbatas pada model klasik yang dikembangkan berabad-abad yang lalu. Alat keuangan ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat semata. Meskipun pedoman tersebut menjadi pedoman yang berguna untuk kontrak Islam kontemporer, namun tidak ada alasan untuk membatasi hanya pada kontrak-kontrak Islam kontemporer. Kedua penelitian tersebut penekanannya pada struktur pasar persaingan industri perbankan dan masih berkisar pada kepuasan pelanggan dan inovasi produk. DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 38.

(45) Sejalan dengan berkembangnya New Empirical Industrial Organization (NEIO) membuka peluang untuk menguji dan menetapkan standar untuk prinsip persaingan dalam industri berbasis syariah, termasuk perbankan syariah. NEIO tidak lagi secara normatif menerima postulat paradigma Structural Conduct Performance (SCP) yang bersifat struktural karena pasar yang terkonsentrasi akan cenderung kolutif dan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan super normal. Teori dan bukti empiris pasar yang contestable menunjukkan bahwa pasar yang terkonsentrasi tidak selalu berperilaku tidak bersaing.. 2.2.2.1. Pentuple Bottom Line (PBL) pada Persaingan Bank Syariah Konsep PBL digunakan dalam menilai kinerja perbankan syariah karena mengkaitkan nilai persatuan, cinta kasih, dan ketulusan (Triyuwono,2016) dalam menilai kinerja manajerial perbankan syariah tanpa menghilangkan nilai budaya, social, ideology, religious, dan spiritual (Burchell et al., 1985; Gambling & Karim, 1986;. Baydoun & Willett, 2000; Gallhofer & Haslam, 2004; McKernan &. MacLullich, 2004; Tinker, 2004; Kamla, 2009; Molisa, 2011, p. 453). Konsep perilaku tingkat Persaingan Industri Bank Islam dalam penelitian dibangun atas dasar: 1) Prinsip mikroekonomi yang menjadi dasar organisasi industri menyatakan bahwa. persaingan merupakan keharusan untuk. mencapai tingkat. kesejahteraan yang maksimal bagi masyarakat, kecuali untuk beberapa kasus khusus seperti monopoli alami. 2) kesepakatan World Economic Forum (WEF) yang mendefinisikan persaingan sebagai rangkaian dari institusi, kebijakan, dan faktorfaktor yang menentukan tingkat produktivitas suatu negara. Definisi Persaingan DOKTORAL PERBANKAN SYARIAH FEB UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA -2020. 39.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul, “Partisipasi Masyarakat dan Willingness to Pay dalam Pembangunan Infrastruktur Ekonomi (Studi Kasus : Desa

“Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel

a.Untuk bisa mencapai tujuan input dan menghasilkan output pada proses ini sudah dilakukan tetapi terkadang masih belum adanya dokumentasi sehingga proses ini masih belum

Perencanaan, Pertemuan ketiga pada siklus II materi pembelajaran diawali dengan sedikit mengulang materi pertemuan pada siklus I kemudian dilanjutkan pada materi

Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat peningkatan keterampilan pengasuhan positif orangtua anak berkebutuhan khusus melalui metode pelatihan helping parents with

1) Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin ada beberapa alternatif

Berdasarkan kerangka pikir di atas, penulis tertarik mencoba menuangkan dalam suatu penelitian guna mengetahui maksud dan tujuan dan nilai-nilai islam yang