• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.6. Batasan Pengertian

2.1.1. Letak dan Luas

Wilayah KPH Rinjani Timur berdasarkan administrasi pemerintahan terletak di Wilayah Kecamatan Sembalun, Sambelia, Pringgabaya, Suwela, Wanasaba, Aikmel dan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Secara geografis terletak antara 116º 30‟ - 116º 45‟ BT dan 8º 15‟ - 9º 00‟ LS, dibatasi oleh :

 Bagian Barat :TNGR, Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah

 Bagian Timur : Selat Alas

 Bagian Utara : Laut Jawa

 Bagian Selatan : Samudera Hindia

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.337/Menhut-VII/2009 tanggal 15 Juni 2009 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Provinsi Nusa Tenggara Barat, luas wilayah KPH Rinjani Timur mencakup luas 37.589 ha yang terdiri dari ± 31.987 ha Hutan Lindung dan ± 5.602 ha Hutan Produksi. Namun berdasarkan luas definitif kawasan hutan berdasarkan hasil tata batas wilayah KPH Rinjani Timur seluas 37.063,67 ha yang terdiri atas hutan lindung seluas 31.498,67 ha dan hutan produksi seluas 5.565 ha. Terkait adanya perbedaan luas kawasan, maka penyusunan Dokumen Rencana Pengelolaan KPH Rinjani Timur akan didasarkan pada data luasan definitif sesuai hasil tata batas.

Gambaran umum lokasi KPH Rinjani Timur disajikan pada Gambar 2.1.

D E S K R I P S I K A W A S A N BAB

II

14 Gambar 2.1. Lokasi KPH Rinjani Timur

Terdapat 9 (sembilan) kelompok hutan di Wilayah KPH Rinjani Timur, secara rinci luasan masing-masing kelompok hutan beserta fungsinya diuraikan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1. Luas kawasan hutan pada masing-masing kelompok hutan di Wilayah KPH Rinjani Timur (ha).

No

. Kelompok Hutan RTK

Hutan Lindung

(ha)

Hutan Produksi

(ha)

Jumlah (ha)

1. Gunung Rinjani 1 27.319,67 5.565,00 33.410,00

2. Gong 8 33,60 - 33,60

3. Petandakan 9 82,90 - 82,90

4. Kedatu 10 13,80 - 13,80

5. Rebanbela 11 8,50 - 8,50

6. Gili Lawang, Sulat dan

Petagan 14 1.049,20 - 1.049,20

7. Sekaroh 15 2.834,20 - 2.834,20

Jumlah 31.498,67 5.565,00 37.063,67

Sumber : Peta Kawasan Hutan Provinsi NTB, 2011

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008, wilayah pengelolaan KPH Rinjani Timur termasuk dalam kategori Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL - Unit IV).

Adapun pembagian kawasan berdasarkan blok dapat dilihat pada Gambar 2.2. berikut ini:

15 Gambar 2.2. Pembagian Blok pada Kawasan KPHL Rinjani Timur

2.1.2. Topografi

Berdasarkan topografi wilayah, Kabupaten Lombok Timur terletak pada ketinggian 0 ‐ 3.726 meter di atas permukaan laut. Kemiringan yang bervariasi mulai dari kelas lereng antara 0 – 2 persen sampai kelas kemiringan lereng lebih dari 40 persen. Kelerengan antara 0 – 2 persen mencakup daerah-daerah di sepanjang pantai yang terbentang mulai dari bagian utara ke arah timur hingga ke bagian selatan, sedangkan kelerengan lebih dari 40 persen mencakup Pegunungan Rinjani yang terletak di bagian utara. Gambaran relief wilayah KPH Rinjani Timur disajikan pada Gambar 2.3. dan Tabel 2.2.

16 Gambar 2.3. Kondisi Kelerengan pada Kawasan KPHL Rinjani Timur

Tabel 2.2. Luasan kelerengan kawasan KPH Rinjani Timur

Kriteria Kelerengan Luas (ha) Persentase (%)

0 - 8 % 1.792,59 4,84

8 - 15 % 6.174,41 16,66

15 - 25 % 11.835,01 31,93

25 - 40 % 6.226,55 16,80

>40 % 11.035,12 29,77

Total 37.063,67 100,00

Sumber : Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VIII Denpasar, 2012

Berdasarkan Tabel Kelerengan diatas, wilayah KPH Rinjani Timur didominasi oleh kelerengan dibawah 40%. Dengan kondisi kelerangan tersebut kawasan KPHL Rinjani Timur sangat memungkinkan dilakukan pengelolaan secara intensif melalui pengembangan jenis-jenis tanaman Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) maupun hasil hutan kayu dan jasa lingkungan. Wilayah yang memiliki kelerangan diatas 40% dikatagorikan sebagai wilayah yang rentan terhadap bencana, sehingga akan diarahkan sebagai wilayah pemanfaatan secara terbatas serta lebih menekankan pada aspek perlindungan.

17 2.1.3. Geologi dan Tanah

Berdasarkan Peta Geologi yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Tahun 1975 (Gambar 2.4.), formasi geologi di wilayah KPH Rinjani Timur didominasi batuan gunung api muda, penyebarannya di daerah Gunung Rinjani bagian timur, kemudian formasi ekas, batuan terobosan dan sebagian kecil alluvial.

Gambar 2.4. Formasi Geologi pada Kawasan KPHL Rinjani Timur

Untuk jenis tanah, berdasarkan Peta Tanah Tinjau Indonesia (1965) yang dikeluarkan oleh lembaga penelitian Tanah Bogor (Gambar 2.5.), jenis tanah yang mendominasi di Wilayah KPH Rinjani Timur adalah Asosiasi Latosol Coklat & Latosol Coklat Kemerahan dan Mediteran Coklat Kemerahan penyebarannya di daerah Rinjani bagian timur. Dan sebagian di bagian selatan wilayah KPH Rinjani Timur jenis tanah Komplek Mediteran Coklat, Grumosol Kelabu, Regosol Coklat dan Litosol.

Gambaran secara umum sebaran jenis tanah pada Kawasan KPHL Rinjani Timur disajikan sebagaimana Gambar 2.5.

18 Gambar 2.5. Jenis Tanah pada Kawasan KPHL Rinjani Timur

Secara rinci luasan masing-masing jenis tanah diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 2.3. Luasan jenis tanah kawasan KPH Rinjani Timur

Jenis Tanah Luas (ha) Persentase (%)

Alluvial Coklat-Kekelabuan 403,49 1,09

As. Lat.Cok. & Lat.Cok.Kmrhn 20.181,82 54,45

Grumusol Klbu smp. Klbu. Tua 27,50 0,07

K.Med.Co.Grum.Klb.Reg.Cok.&Lit 2.877,00 7,76

K.Med.Cok. & Med.Cok.Kmrhn 436,51 1,18

Kepulauan 1.139,22 3,07

Kom. Reg. Cok. Kekelabu & Lit 22,89 0,06

Mediteran Coklat 1.559,88 4,21

Mediteran Coklat Kemerahan 9.749,09 26,30

Regosol Coklat 666,27 1,80

Total 37.063,67 100,00

Sumber : Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VIII Denpasar, 2012

Berdasarkan Tabel jenis tanah di wilayah KPHL Rinjani Timur didominasi oleh jenis tanah Latosol Coklat dan Latosol Coklat Kemerahan seluas 20.181,82 Ha atau setara 54,45% dari luas wilayah KPHL Rinjani Timur. Jenis tanah asosiasi latosol memiliki struktur tanah remah dan sedikit gembur, mudah menyerap air tetapi tidak bersifat mengikat air.

Melihat kondisi tersebut jenis tanaman pendukung yang diperlukan untuk menunjang tanaman prioritas yang akan dikembangkan di wilayah KPHL Rinjani Timur adalah kombinasi jenis tanaman yang tidak banyak

19 membutuhkan air, berakar lebat namun dangkal dan tanaman berakar tunjang. Jenis tanaman penunjang yang dapat ditanam antara lain Jambu Mete, Sonokeling, Durian dan Srikaya, sedangkan tanaman prioritas dapat berupa Kayu Manis, Sengon, Gmelina, Kemiri, Kayu Putih dan sebagainya.

2.1.4. Iklim

Iklim di Kabupaten Lombok Timur termasuk iklim tropis dengan temperatur berkisar 20º – 33º C. Menurut hasil evaluasi agroklimat klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson (Syakur, 2009), iklim di Wilayah KPH Rinjani Timur adalah tipe iklim D (sedang) dan E (agak kering), yaitu nilai perbandingan (Q) rata-rata bulan kering dibagi rata-rata bulan basah nilainya berkisar antara 60 < Q < 1.670. Gambaran tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson pada Kawasan KPH Rinjani Timur, disajikan sebagaimana Gambar 2.6.

Dampak pemanasan global yang terjadi beberapa kurun waktu terakhir menyebabkan perubahan iklim yang dapat dilihat dari curah hujan yang berfluktuatif dan hari hujan yang terjadi. Selama tahun 2010, rata-rata curah hujan per bulan sebesar 105,1 mm dan rata‐rata hari hujan per bulan adalah 7,3 hh. Data curah hujan dan hari hujan per kecamatan disajikan sebagaimana Tabel 2.4. dan Tabel 2.5.

Gambar 2.6. Tipe Iklim menurut Schmidt-Fergusson di Wilayah KPH Rinjani Timur

20 Tabel 2.4. Banyaknya Hari Hujan Per Bulan Menurut Stasiun Pencatat di Kabupaten Lombok Timur

Tahun 2010 (hari).

No. Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jml Rata- rata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Keruak 25 17 5 8 0 0 3 3 8 7 0 0 76,0 6,3

2 Jerowaru 26 16 5 7 18 6 2 0 2 15 9 24 130,0 10,8

3 Pringgabaya 15 7 0 4 6 3 4 2 3 6 6 4 60,0 5,0

4 Suela 17 12 0 0 7 4 7 0 10 14 6 20 97,0 8,1

5 Aikmel 20 19 2 11 13 6 3 0 4 0 0 0 78,0 6,5

6 Wanasaba 19 10 0 7 6 3 3 0 7 10 7 26 98,0 8,2

7 Sembalun 27 21 15 14 29 5 5 3 15 22 21 30 207,0 17,3

8 Sambelia 18 12 3 3 20 6 4 3 8 6 9 25 117,0 9,8

Total 19,8 11,8 2,1 6,7 8,9 3,5 3,6 1,6 6,5 8,2 4,7 11,2 87,8 7,3 Sumber : Lombok Timur Dalam Angka 2010 / 2011

Tabel 2.5. Curah Hujan Per Bulan Menurut Stasiun Pencatat di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2010 (mm)

No. Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jml Rata- rata

1 Keruak 211 188 6 82 0 0 9 0 83 9 0 0 588 49,0

2 Jerowaru 213 185 6 82 101 43 40 0 0 60 19 447 1.196 99,7

3 Pringgabaya 168 53 0 11 27 32 20 15 15 74 142 60 617 51,4

4 Suela 361 224 0 0 66 19 29 0 116 0 80 255 1.150 95,8

5 Aikmel 458 371 30 150 203 77 42 0 22 170 0 129 1.1652 137,7

6 Wanasaba 31 368 0 291 96 51 42 0 50 159 101 329 1.518 126,5

7 Sembalun 612 293 194 122 245 32 50 23 100 252 279 740 2.942 245,2

8 Sambelia 392 39 12 15 245 54 60 50 84 194 120 221 1.486 123,8

Total 283 208,3 15,9 91,4 76,4 33,0 38,8 17,8 66,5 164,6 74,5 191,2 1.261,2 105,1 Sumber : Lombok Timur Dalam Angka 2010 / 2011

Curah hujan di Pulau Lombok selama kurun waktu 10 tahun antara tahun 2000 s/d 2010, mengalami fluktuasi dari setiap tahunnya, curah hujan tertinggi terjadi tahun 2002 dan curah hujan terendah terjadi tahun 2009.

Grafik fluktuasi curah hujan di Pulau Lombok disajikan sebagaimana Gambar 2.7.

21 Gambar 2.7. Perkembangan Rata-rata Curah Hujan Per Tahun (2000-2010)

Berdasarkan data iklim dan curah hujan di wilayah KPH Rinjani Timur diperlukan pemilihan jenis-jenis tanaman yang dapat tumbuh pada iklim sedang- hingga agak kering dengan curah hujan yang sedang hingga rendah. Jenis tanaman yang akan ditanam akan disesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan karena wilayah utara dan selatan KPH Rinjani Timur memiliki tipe iklim dan curah hujan yang berbeda.

2.1.5. Aksesibilitas

Melalui pendekatan pembangunan fisik yang telah dilaksanakan sejak lama, infra struktur jalan di Kabupaten Lombok Timur telah berhasil menghubungkan hampir seluruh wilayah. Semua desa terhubung oleh jalan dengan transportasi kendaraan roda empat. Data dari Dinas Pekerjaan Umum tercatat bahwa panjang jalan tahun 2005 adalah 1.461,480 km dengan perincian : panjang jalan negara/propinsi sepanjang 264,660 km (18,11%), jalan Kabupaten 771,820 km (52,81%) dan jalan desa 425,000 km (29,08%). Sementara panjang jalan menurut jenis permukaan terdiri atas: jalan aspal 717,820 (49,12%), jalan krikil 137,250 km (9,39%) dan jalan tanah 606,410 km (41,49%). Sedangkan panjang jalan adalah : kondisi baik 591,120 km (40,45%), kondisi sedang 102,650 km ( 7,02% ) dan kondisi rusak dan rusak berat 767,710 km (52,53%).

Secara rinci kondisi jalan di Kabupaten Lombok Timur disajikan sebagaimana Tabel 2.6.

22 Tabel 2.6. Panjang Jalan di Kabupaten Lombok Timur menurut jenis permukaan, kondisi dan

kelas jalan Tahun 2006-2010 (km). Sumber : Lombok Timur Dalam Angka 2010 / 2011

Aksesibilitas di dalam wilayah KPH Rinjani Timur cukup beragam.

Kawasan hutan produksi seluas 5.565 ha pada umumnya memiliki aksesibilitas yang relatif lebih baik dibandingkan kawasan hutan lindung. Di dalam kawasan hutan produksi terdapat berbagai tingkatan jalan mulai dari jalan setapak hingga jalan tanah yang telah diperkeras yang tersebar cukup merata. Jalan setapak dan jalan tanah yang diperkeras terbentuk akibat berbagai kegiatan kehutanan terdahulu yang memerlukan pembuatan jalan-jalan produksi maupun jalan-jalan untuk pengawasan kegiatan reboisasi seperti kegiatan Gerhan, kegiatan hutan cadangan pangan HTI dan HKm.

Sementara kawasan hutan lindung di bagian utara wilayah KPHL Rinjani Timur yaitu (RTK.1) kelompok hutan Gunung Rinjani belum memiliki aksesibilitas yang baik, karena sebagian besar kawasan hutan lindung selama ini reatif belum dikelola (Gambar 2.8). Aksesibilitas dalam kawasan

23 hutan lindung masih berupa jalan setapak dengan jumlah yang sangat terbatas.

Khusus untuk kawasan hutan lindung di bagian selatan yaitu Hutan Lindung Sekaroh (RTK 15), aksesibilitas relatif cukup baik karena didalam kawasan Hutan Lindung Sekaroh telah terdapat jalan aspal yang membelah kawasan tersebut dari barat hingga ke timur sehingga keseluruhan kawasan dapat diakses dengan lebih mudah.

Gambar 2.8. Aksesibilitas pada Kawasan Hutan KPHL Rinjani Timur.

Dengan kondisi aksesibilitas yang relative cukup baik memberikan dampak positif bagi kelancaran operasional KPH Rinjani Timur dalam melaksanakan pengelolaan hutan secara efektif dan efisien.