• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melakukan Penataan Kawasan Hutan dan Inventarisasi Hutan dalam Mendukung Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Mendukung Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan

BAB III

PENGELOLAAN HUTAN SECARA BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5.1. Melakukan Penataan Kawasan Hutan dan Inventarisasi Hutan dalam Mendukung Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Mendukung Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan

Keberhasilan pengelolaan hutan antara lain ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari rencana pengelolaan hutan. Perencanaan yang dilakukan dengan tidak baik sering diidentikkan dengan sedang merencanakan kegagalan.

Dalam menyusun rencana pengelolaan hutan perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah batas-batas pengelolaan dan data informasi pendukung seperti potensi sumberdaya hutan.

Penataan batas areal pengelolaan yang jelas sangat penting untuk menempatkan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan agar tidak terjadi tumpang tindih dan menjadi dasar untuk dapat melakukan pengelolaan pada seluruh areal pengelolaan secara merata dan baik. Penentuan batas blok dan petak perlu mendapat perhatian utama bagi KPH sebagai institusi pengelolan hutan. Fakta menunjukkan bahwa panataan blok dan petak baru dilakukan secara spasial dan belum dilakukan secara riil di lapangan. Keberhasilan dalam penataan dalam bentuk keruangan menjadi pijakan dan akan mempermudah pengelola dalam melaksanakan program atau kegiatan lainnya dalam kawasan hutan.

Kegiatan inventarisasi hutan merupakan kegiatan yang berat dan perlu dukungan dana yang besar. Saat ini data dan informasi sumberdaya hutan saat runtun waktu sangat minim baik dalam jumlah maupun cakupan area. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kegiatan inventarisasi hutan yang sering dihubungkan dengan ketersediaan dana. Oleh karena itu ide gagasan pelibatan masyarakat dalam inventariasasi hutan perlu dipertimbangkan.

R E N C A N A K E G I A T A N BAB

V

78 Berdasarkan uraian diatas beberapa program yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan sekaligus mewujudkan misi pertama pengelolaan hutan oleh KPH adalah sebagai berikut :

Program 1. Penataan Kawasan Hutan

Program 2. Penyediaan Data Sumberdaya Hutan Program 3. Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan 5.1.1. Program 1. Penataan kawasan hutan

Pengelolaan hutan di tingkat tapak memerlukan batas blok dan petak yang jelas. Kejelasan batas kawasan, blok dan petak memiliki beberapa keuntugan dalam hubungan dengan perencanaan dan aspek sosial. Batas kawasan, blok dan petak yang jelas memastikan luas areal kelola kawasan, blok dan petak yang menjadi dasar dalam perencanaan. Batas blok dan petak yang jelas dapat mempermudah pengelolaan dan mengurangi konflik dalam masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan hutan.

Penyelesaian batas kawasan, blok dan petak tanpa menimbulkan konflik di masyarakat merupakan harapan semua pihak dan sekaligus merupakan pekerjaan berat pengelola kawasan hutan. Oleh karena itu dalam penataan blok dan petak di lapangan memerlukan keterlbatan dan kesepakatan bersama antara pengelola dengan masyarakat yang nantinya akan ikut terlibat dalam pengelolaan hutan. Penataan kawasan saat ini memiliki peluang menimbulkan konflik sehingga perlu dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangan semua aspek yang berpotensi menimbulkan konflik. Penataan Blok dan petak akan dilakukan setiap tahun sesuai anggaran yang tersedia. Pada tahap awal ditarget penyelesaian penataan blok dan petak sebanyak 7 blok dan 238 petak pada blok kawasan hutan yang belum dibebani ijin pemanfaatan salah satunya adalah blok pemanfaatan wilayah tertentu.

Penataan kawasan yang telah disepakati bersama harus dipetakan dan disosialisasikan. Pemetaan batas kelola diperlukan sebagai salah satu dokumen tertulis yang akan menjadi acuan khususnya jika ada konflik batas dikemudian hari. Selain itu, pemeliharaan tanda batas baik blok dan petak bahkan batas kawasan harus dilakukan secara berkesinambungan untuk menghindari hilangnya tanda batas di lapangan. Kegiatan-kegiatan lain yang

79 dapat dilakukan dalam mendukung penataan batas antara lain melalui sosialisasi dan penyusunan aturan lokal (awig-awig).

Program penataan kawasan akan dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan 1 Pembuatan batas blok dan petak pengelolaan Kegiatan 2. Pemetaan batas kawasan, batas blok dan petak

Kegiatan 3. Sosialisasi/Penyuluhan batas kawasan dan batas blok dan petak

Kegiatan 4. Penyusunan awig-awig tata batas pengelolaan 5.1.2. Program 2. Penyediaan Data Sumberdaya Hutan

Informasi sumberdaya hutan runtun waktu untuk wilayah kelola KPH Rinjani Timur masih sangat terbatas. Inventarisasi hutan di wilayah KPH Rinjani Timur dilakukan tahun 2011 oleh Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan skala yang kurang memadai. Data hasil inventarisasi hutan untuk tahun-tahun sebelumnya tidak tersedia. Hal ini yang menjadi salah satu keterbatasan dalam menyusun rencana pengelolaan untuk Rinjani Timur. Kedepan, dengan kehadiran KPH sebagai pengelola hutan diharapkan kegiatan invetarisasi hutan harus dilakukan secara rutin sehingga perubahan yang terjadi dapat dianalysis dan dijadikan dasar dalam menyusun rencana pengelolaan yang lebih baik.

Kegiatan Inventarisasi memerlukan dana yang besar. Oleh karena itu pengelola KPH harus berusaha dengan berbagai upaya sehingga kegiatan ini inventarisasi ini dapat terlaksana. Inventarisasi secara partisipatif bersama masyarakat dapat menjadi salah satui solusi. Selain itu, kerjasama dengan pihak lain sebagai penyandang dana juga perlu dikembangkan.

Inventarisasi pada wilayah KPH Rinjani Timur akan dilakukan secara bertahap mengingat kemampuan penganggaran yang masih minim. Pada tahap awal akan dilakukan inventarisasi potensi sumber daya hutan pada blok pemanfaatan wilayah tertentu yang mencakup luas + 3.000 ha pada hutan produksi dan + 8.760 ha pada hutan lindung yang akan dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu selama 5 (lima) tahun.

Kegiatan yang masuk dalam program penyediaan data sumber daya hutan yaitu:

80 Kegiatan 1. Inventarisasi potensi kawasan KPH Rinjani Timur

Kegiatan 2. Inventarisasi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan Kegiatan 3. Pengembangan basis data sumberdaya hutan KPH Rinjani Timur

5.1.3. Program 3. Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan

Pengelolaan hutan yang baik harus melalui proses penyusunan rencana yang baik. Kepala KPH sesuai tugas dan fungsiny,a melakukan penyusunan rencana pengelolaan rencana pengelolaan jangka panjang kurun waktu 10 tahun yang akan menjadi acuan dalam penyusunan jangka pendek. Penyusunan rencana pengelolaan harus mempertimbangkan berbagai hal termasuk potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kemampuan penganggaran dan berbagai hal lainnya serta mempertimbangkan dokumen perencanaan yang telah disusun sebelumnya seperti RPRHL, RTKRHL, RPJMD dan rentra Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Timur yang memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan pengelolaan hutan sehingga rencana tersebut nantinya dapat diimplementasikan.

Sebagai tindak lanjut dokumen rencana pengelolaan akan disusun rencana jangka pendek setiap tahunnya yang memuat rencana kerja KPH Rinjani Timur pada tahun yang bersangkutan serta dokumen desain tapak kawasan hutan yang akan menjadi acuan yang lebih detai tentang pemanfaatan ruang bagi pemanfaatan kawasan hutan.

Perencanaan yang telah disusun tentunya akan seoptimal mungkin dapat dilaksanakan, namun tidak menutup kemungkinan rencana tersebut memiliki peluang untuk tidak terimplementasikan sehingga evaluasi terhadap rencana kegiatan yang telah disusun juga diperlukan. Penyesuaian-penyesuaian (review) terhadap rencana yang telah disusun akan diperlukan untuk memastikan bahwa program/kegiatan dapat dilakukan sehingga visi dan misi yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Kegiatan yang masuk dalam program penyusunan rencana pengelolaan hutan adalah sebagai berikut:

Kegiatan 1. Penyusunan dokumen rencana pengelolaan hutan jangka pendek

Kegiatan 2. Penyusunan Dokumen Desain Tapak Kawasan Hutan

81 Kegiatan 3. Evaluasi rencana pengelolaan hutan

Kegiatan 4. Review rencana pengelolaan hutan

5.2. Melaksanakan Rehabilitasi dan Perlindungan Hutan untuk Kelestarian