• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

3. Leverage Keuangan

3. Leverage Keuangan

a. Pengertian Leverage Keuangan

Menurut Sjahrian dalam Satriana (2017:31) leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap dengan tujuan meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Dengan

17

memperbesar tingkat leverage maka hal ini dapat diartikan bahwa tingginya tingkat ketidakpastian (uncertainty) dan return yang akan diperoleh dalam perusahaan akan semakin tinggi pula, tatapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh.

Sedangkan leverage keuangan adalah kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap (fixed financial changers) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Kewajiban-kewajiban finansial yang tetap ini tidaklah berubah adanya perubahan tingkat EBIT dan harus dibayar tanpa melihat sebesar apapun tingkat EBIT yang dicapai oleh perusahaan. Tingkat penggunaan hutang dalam pembelanjaan perusahaan dapat diukur dengan rasio leverage. Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan di biayai oleh hutang (Kasmir, 2016).

b. Tujuan dan Manfaat Leverage

Dalam memilih penggunaan modal sendiri maupun modal pinjaman haruslah menggunakan beberapa perhitungan agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Penanaman modal sendiri maupun modal pinjaman dari pihak kreditur akan memberikan dampak tertentu bagi kelanjutan perusahaan. Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan guna menghadapi kemungkinan yang terjadi. Menurut Kasmir (2018:153-154) ada delapan tujuan dari penggunaan rasio leverage yaitu:

1. Untuk mengetahui kemampuan perusaahan terhadap kewajiban kepada pihak kreditur;

2. Untuk menilai kemampuan dalam memenuhi kewajiban perusahaan yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman beserta bunga);

3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aset khususnya aset tetap dengan modal;

4. Untuk menilai sebesarapa besar pengaruh hutang terhadap pengelolaan aset;

5. Untuk mengetahui seberapa besar aset yang dimiliki perusahaan yang dibiayai oleh hutang;

6. Untuk menilai dan mengukur berapa bagian dari setiap modal milik sendiri yang dijadikan jaminan terhadap utang jangka panjang;

7. Untuk mengukur berapa dana pinjaman yamg segera akan ditagih dan akan jatuh tempo, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.

Sementara itu manfaat dari rasio leverage:

1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya;

2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga);

3. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aset khususnya aset tetap dengan modal;

4. Untuk menganalisis seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang;

19

5. Untuk menganalisis seberapa besar hutang perusahaan yang berpengaruh terhadap pengelolaan aset;

6. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan terhadap hutang jangka panjang;

7. Untuk menganalisis seberapa dana pinjaman yang segera ditagih dan akan jatuh tempo, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki; dan

8. Manfaat lainnya.

c. Perhitungan Leverage Keuangan

Pada rasio leverage keuangan terdapat beberapa rasio yang digunakan sebagai indikator dalam pengukuran leverage.

Berdasarkan yang djelaskan oleh Kamsir (2016:115-16) rasio leverage terdiri atas lima jenis diantaranya adalah:

1. Debt to Assets Ratio atau Debt Ratio

Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau seberapa besar pinjaman terhadap pihak kreditur terhadap pengelolaan aset perusahaan. Hal ini dimaksud semakin rendah ketergantungan perusahaan terhadap pembiayaan hutang maka semakin kecil resiko yang dihadapi perusahaan. Berikut adalah formulasi dari Debt to assets ratio atau debt ratio:

Fraser dan Orminston (2004) dalam setyaningsih (2018:18) total hutang meliputi hutang lancar dan hutang jangka pendek. Semakin tinggi tingkatan hutang maka akan semakin tinggi resiko perusahaan dalam melunasinya.

2. Debt to Equity Ratio

Rasio ini digunakan untuk menilai tingkat perbandingan hutang dan ekuitas. Ekuitas dan jumlah hutang akan digunakan untk operasional perusahaan yang harus berada pada jumlah proporsional. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pihak kreditur terhadap pemilik perusahaan.

Selain itu, rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur dari suatu investasi yang ada didalam perusahaan. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas. Formulasi dari Debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

3. Long Term Debt to Equity Ratio

Rasio ini digunakan untuk menilai tingkat perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Besaran hutang jangka panjang akan membawa pengaruh besar terhadap laba bersih dan aset lancar. Hutang jangka panjang biasa terjadi karena keputusan untuk meningkatkan produktivitas atau ekspansi perusahaan. Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa seberapa besar tingkatan modal sendiri yang dijadikan jaminan

21

jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Formulasi dari Long term debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

Leverage yang digunakan dalam pengukuran penelitian ini adalah leverage Debt to Assets Ratio atau Debt Ratio yakni perbandingan antara hutang dan aset yang menunjukkan berapa bagian yang akan digunakan dalam menjamin hutang. Foster (1986) menjelaskan bahwa terdapat adanya hubungan antara rasio leverage dengan return perusahaan. Asumsi dari hal tersebut adalah hutang dapat digunakan untuk memprediksi keuntungan yang kemungkinan dapat diperoleh bagi investor jika berinvestasi dalam suatu perusahaan.

Situasi ini mengindikasikan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi memiliki pengawasan yang lemah terhadap pihak manajemen yang menyebabkan manajemen dapat membuat keputusan sendiri, dan mengakibatkan menetapkan strategi yang kurang tepat. Hal ini dijelaskan oleh (Suad Husnan, 2001) tingkat leverage yang tinggi disebabkan oleh kesalahan manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan atau kurangnya penerapan strategi yang tepat dari pihak manajemen.

4. Times Interest Earned

Times Interest Earned merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya.

Rumus untuk mencari Times Interest Earned dapat digunakan sebagai berikut:

5. Fixed Charge Coverage (FCC)

Fixed Charge Coverage (FCC) atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang menyerupai time interest earned ratio.

Hanya saja perbedaanya adalah rasio yang dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aset berdasarkan kontrak sewa (lease contract).

Rumus untuk mencari Fixed Charge Coverage adalah sebagai berikut:

Dokumen terkait