PENGARUH LEVERAGE DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015-2019
(Sub Sektor Makanan dan Minuman)
SAMPUL SKRIPSI
Oleh
INTAN ILAHIYAT ZAHMIASIS NIM: 105731121017
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA
JUDUL PENELITIAN:
PENGARUH LEVERAGE DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015-2019
(Sub Sektor Makanan dan Minuman)
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Oleh:
INTAN ILAHIYAT ZAHMIASIS Nim: 105731121017
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021 M/1443 H
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (untuk urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap
(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.
Alhamdulillah Rabbil’alamin,
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta Orang-orang yang saya sayang dan almamaterku
PESAN DAN KESAN
Saat aku melibatkan Allah dalam setiap rencanaku, aku percaya tidak ada yang tidak mungkin.
iv
v
vi
vii
AT
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala skripsi yang berjudul “Pengaruh Leverage dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kualitas Laporan keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015- 2019 (Sub Sektor Makanan dan Minuman)”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Hamzah, Ibu Suparmi dan saudara saya Indra Hidayat Zahmi asis yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang, dan doa tulus. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah diberikan menjadi ibadah dan penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
viii
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimakasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse M. Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Andi Jam‟an, SE., M. Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M. Ak., Ak., CA., Csp, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Agussalim HR, SE., MM, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Linda Arisanty Razak, SE., M.Si, Ak., CA, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan Asisten/Konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
8. Rekan-rekan Makasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Angkatan 2017 khususnya teman kelas AK 6 2017 yang telah belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
ix
bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya semi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, 10 Safar 1443 H 10 September 2021 M
Penulis,
Intan Ilahiyat Zahmiasis
x ABSTRAK
INTAN ILAHIYAT ZAHMIASIS, 2021, Pengaruh Leverage dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019 (Sub Sektor makanan dan minuman). Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Agussalim HR dan Linda Arisanty Razak.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif eksplanatori yang bertujuan menganalisis pengaruh leverage dan kepemilikan institusional terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini di ambil dari laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 sebanyak 30 perusahaan.
Berdasarkan metode purposive sampling maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman. Pengolahan data menggunakan SPSS 24.
Hasil penelitian membuktikan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini dikarenakan leverage yang tinggi menunjukkan tingkat utang yang tinggi dibanding aset perusahaan.
Tingginya tingkat utang dalam suatu perusahaan akan menimbulkan persepsi investor yang akan menanamkan modalnya. Sehingga akan memicu manajemen perusahaan untuk melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan dikarenakan semakin tinggi kepemilikan saham membuat investor dapat mengawasi pihak manajemen secara lebih efektif.
Kata Kunci: Leverage, Kepemilikan Institusional, Kualitas Laporan Keuangan
xi
INTAN ILAHIYAT ZAHMIASIS, 2021, The effect Leverage and Institutional Ownership on the Quality of Financial Reports in manufacturing companies Listed on the Indonesian Stock Exchange for the 2015-2019 Period (Food and beverage sub-sector). Thesis, Accounting Study Program. Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Agussalim HR and Linda Arisanty Razak.
This type of research is a research with quantitative method explanatory which aims to analyze the effect of leverage and institutional ownership impact on the quality of financial reports in manufacturing companies food and beverage sub-sector listed on the Indonesia Stock Exchange. Population used in this study were taken from the company’s annual reports manufacturing, food and beverage sub-sectors that have been listed on the Stock Exchange Indonesia for the 2015- 2019 period as 30 companies. By method purposive sampling, the sample used in this study is as many as 20 manufacturing companies in the food and beverage sub-sector. Data processing using SPSS 24.
The results of the study prove that leverage does not have a significant effect on the quality of financial statements. This is because high leverage indicates a high level of debt compared to company assets. The high level of debt in a company will lead to the perception of investors who will invest their capital.
This will trigger the company’s management to manipulate the financial statements while institutional ownership has a significant positive effect on the quality of financial reports is due to higher share ownership make investors able to supervise the management more effectively.
Keywords: Leverage, Institutional Ownership, Quality of Financial Reports
xii DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
SURAT PERNYATAAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Landasan Teori ... 9
1. Teori Keagenan (Agency Theory)... 9
2. Kualitas Laporan Keuangan ... 10
3. Leverage Keuangan ... 16
4. Kepemilikan Institusional ... 22
B. Tinjauan Empiris ... 24
C. Kerangka Pikir ... 28
D. Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran... 32
D. Populasi dan Sampel ... 34
E. Teknik Pengumpulan Data... 36
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 42
B. Perusahaan Sub Sektor Makananan dan minuman ... 45
C. Hasil Penelitian ... 46
D. Pembahasan ... 56
BAB V PENUTUP ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN ... 64
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ... 25
Tabel 3. 1 Kriteria Sampel Penelitian ... 35
Tabel 3. 2 Daftar Sampel Perusahaan di BEI ... 36
Tabel 4. 1 Uji Deskriptif ... 47
Tabel 4. 2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 48
Tabel 4. 3 Hasil Uji Multikolonieritas ... 49
Tabel 4. 4 Uji Glejser ... 50
Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi ... 51
Tabel 4. 6 Persamaan DW, DU dan DL ... 51
Tabel 4. 7 Analisis Regresi Berganda ... 52
Tabel 4. 8 Uji T ... 54
Tabel 4. 9 Uji Koefisien Determinasi ... 55
xv
Nomor Judul Halaman
Gambar 1. 1 Leverage terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 4
Gambar 1. 2 Kepemilikan Institusional terhadap kualitas laporan keuangan ... 5
Gambar 2. 1 Kerangka Pikir ... 28
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 45
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan/nilai pemegang saham. Semakin besar nilai pemegang saham menandakan semakin besar kepercayaan publik terhadap perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam memberikan informasi yang berguna bagi keputusan bisnis. Bagi seorang investor maupun calon investor laporan keuangan begitu sangat penting.
Dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan, investor akan menilai kemajuan perusahaan di masa depan sebelum melakukan penanaman modal.
Investor akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan resiko yang rendah. Dengan semakin baik kondisi perusahaan maka diharapkan tingkat keuntungan perusahaan akan semakin meningkat. Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK 1 (2015:1.3) laporan keuangan yang terstruktur adalah laporan keuangan yang terdiri atas : Laporan Posisi Keuangan Akhir periode, Laporan Laba Rugi Dan Komprehensif Lain Selama Periode, Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan yang telah diterbitkan digunakan sebagai instrumen untuk menilai kinerja perusahaan, maka dari penyajian laporan keuangan harus disesuaikan dengan realita yang terjadi pada perusahaan. Menurut
Winwin dan Abdulloh (2017:7) laporan keuangan yang berkualitas merupakan output berupa informasi keuangan yang berguna bagi pengambilan keputusan, pelaporan seperti ini dapat dicapai apabila memenuhi karakteristik kualitatif informasi keuangan. Penyusunan laporan keuangan dapat dikatakan berkualitas menurut abdul hakim, (2017) apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami, bebas dari pengertian tidak benar, menyajikan fakta secara jujur serta dapat mendukung pengambilan keputusan oleh para pengguna laporan keuangan.
Menurut Collis (2017) dalam SFAC No.8 tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan sarana informasi finansial mengenai entitas pelaporan dimana informasi tersebut berguna untuk para stakeholders dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan yang berkualitas harus dibuktikan dengan keandalannya, dan dapat dibandingkan agar dapat digunakan sebagai informasi yang berkualitas. Pernyataan tersebut sesuai dengan karakteristik laporan keuangan dalam PSAK Per 1 Januari (2017), ada empat karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh laporan keuangan diantaranya adalah dapat dipahami, relevan, andal dan dapat dibandingkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan salah satunya adalah leverage. Leverage merupakan rasio yang membandingkan keseluruhan beban hutang perusahaan terhadap aset atau ekuitasnya (Kamsir, 2012: 159). Leverage menunjukkan seberapa besar aset perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham, dibandingkan dengan aset yang dimiliki kreditur (pemberi hutang). Semakin besar tingkat leverage maka semakin tinggi nilai hutang perusahaan. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan cenderung melakukan manipulasi pada laporan keuangan.
3
Hal ini karena perusahaan terancam default, yang terjadi karena kurangnya pengawasan oleh pihak principal terhadap manajemen. Akibatnya manajemen dapat mengambil keputusan sepihak dan dapat mengambil strategi yang kurang tepat.
Kepemilikan institusional, umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Pada perusahaan sering terjadi perbedaan kepentingan yang disebut agency cost. Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan memberikan pengawasan melalui investor institusional.
Oleh karena itu, Kepemilikan Institusional merupakan saham dari suatu perusahaan yang dimiliki oleh lembaga atau institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dan perusahaan investasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Ramadhani dkk., 2021) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan karena berkaitan dengan manajemen laba, artinya kepemilikan institusional dalam perusahaan dapat mempengaruhi praktik manajemen laba yang akan berdampak pada laporan keuangan yang kurang berkualitas.
Berikut disajikan diagram data lima tahun mengenai leverage, dan kepemilikan institusional terhadap kualitas laporan keuangan yang diambil dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019.
Gambar 1. 1
Leverage terhadap Kualiatas Laporan Keuangan
(Sumber: Peneliti)
Pada diagram diatas, menunjukkan adanya fenomena pada rata-rata perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2019 (sub sektor makanan dan minuman). Pada tahun 2015, tingkat leverage perusahaan sebesar 0,51% sedangkan kualitas laporan sebesar 0,55%.
Kemudian ditahun 2016, tingkat leverage perusahaan mengalami penurunan yaitu 0,50% dan kualitas laporan keuangannya sebesar 0,59%. Selanjutnya ditahun 2017, tingkat leverage senilai 0,57% dan kualitas laporan keuangan senilai 0,56%. Pada tahun 2018 tingkat leverage senilai 0,58% dan kualitas laporan keuangan senilai 0,56%. Selanjutnya pada tahun 2019, tingkat leverage 0,58% dan kualitas laporan keuangan senilai 0,53%. Pada diagram diatas menimbulkan fenomena yang menjadi masalah dalam penelitian ini.
Pada diagram diatas, adanya ketidakstabilan pada tahun 2015 sampai dengan 2019, hal ini dibuktikan dengan tingkat leverage yang tinggi pada tahun 2015 dan 2019, tetapi nilai dari kualitas laporan keuangan semakin rendah.
Sedangkan pada tahun 2016, tingkat leverage yang rendah membuat kualitas
0,44 0,46 0,48 0,5 0,52 0,54 0,56 0,58 0,6
2015 2016 2017 2018 2019
Leverage Kualitas Laporan Keuangan
5
laporan semakin tinggi. Fenomena ini bisa terjadi karena teori tidak sesuai dengan fakta. Menurut teori, leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, semakin tinggi leverage yang dimiliki perusahaan maka diyakini pihak investor sebagai faktor pertimbangan untuk menanamkan modal. Pengungkapan ini akan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan dapat mengurangi asimetri informasi. Proporsi hutang yang tinggi mengindikasikan besarnya risiko yang akan dihadapi perusahaan untuk melunasi kewajibannya. Oleh karena itu, pengungkapan ini akan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan dapat mengurangi asimetri informasi, (Mulya Rafika, 2019).
Gambar 1.2
Kepemilikan Institusional terhadap Kualitas Laporan Keuangan
(Sumber: Peneliti)
Pada diagram diatas, menunjukkan adanya fenomena rata-rata perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2019 (sub sektor makanan dan minuman). Pada tahun 2018 dan 2019, tingkat kepemilikan institusional perusahaan senilai 0,70% sedangkan kualitas laporan keuangan senilai 0,55%. Kemudian di tahun 2016, tingkat kepemilikan institusional
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
2015 2016 2017 2018 2019
Kepemilikan Institusional Kualitas Laporan Keuangan
perusahaan mengalami kenaikan yaitu 0,67% dan kualitas laporan keuangan senilai 0,59%. Selanjutnya di tahun 2017, tingkat kepemilikan institusional mengalami penurunan yaitu 0,64% dan tingkat kualitas laporan keuangan senilai 0,56%. Pada tahun 2018, tingkat kepemilikan institusional senilai 0,58% dan kualitas pada laporan keuangan senilai 0,56%. Selanjutnya di tahun 2019, tingkat kepemilikan institusional senilai 0,61% sedangkan kualitas laporan keuangan senilai 0,53%.
Pada diagram diatas, digambarkan pada tahun 2015 tingginya kepemilikan institusional yaitu 0,70% membuat nilai dari kualitas laporan keuangan menjadi menjadi rendah yaitu 0,55%. Namun sebaliknya pada tahun 2016, rendahnya kepemilikan institusional yaitu 0,67% membuat kualitas laporan keuangan menjadi tinggi sebesar 0,80%. Fenomena ini tidak sesuai dengan teori yang beredar. Menurut teori kepemilikan institusional memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas informasi pelaporan keuangan karena investor institusional memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen (Fanani dkk., 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis bertujuan mengadakan penelitian dengan berupa variabel leverage, kepemilikan institusional dan kualitas laporan keuangan. Penulis juga mengambil sampel pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena perusahaan manufaktur dianggap sebagai perusahaan besar penopang utama pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Leverage dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang
7
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019 (Sub Sektor Makanan dan Minuman)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah leverage berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 (Sub sektor makanan dan minuman)?
2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 (Sub sektor makanan dan minuman)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 (Sub sektor makanan dan minuman).
2. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 (Sub sektor makanan dan minuman).
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak antara lain:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memverifikasi Agency Theory dalam studi pengaruh leverage dan kepemilikan institusional terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penelitian terdahulu berkenaan dengan pengaruh leverage dan kepemilikan konstitusional terhadap kualitas laporan keuangan. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi positif dan sebagai bahan pustaka atau referensi untuk penelitian selanjutnya tentang kualitas laporan keuangan.
b. Manfaat Praktis 1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan terkait pengaruh leverage dan kepemilikan institusional terhadap kualitas laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
2. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan bisnis agar tidak hanya melihat tingkatan laba yang dilaporkan perusahaan namun perlu dilihat lebih lanjut dari kualitas laporan keuangan yang dapat sejalan dengan prinsip Good Goverence Government (GCG).
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Konsep teori keagenan (agency theory) menurut Jensen dan Meckling (1976) adalah suatu kontrak di bawah satu atau lebih yang melibatkan agent untuk melaks anakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agent. Teori keagenan memberi wewenang terhadap pemilik perusahaan (pemegang saham) kepada pihak manejemen perusahaan untuk menjalankan operasional perusahaan yang sesuai dengan kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak untuk meningkatkan nilai perusahaan dan bertindak sejalan dengan kepentingan pemilik perusahaan.
Menurut RA Supriyono (2018:63) keperilakuan teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan prinsipal (pemberi kontrak) dan agen (penerima kontrak), prinsipal kontrak agen untuk bekerja demi tujuan yuang dimiliki sehingga agen diberi wewenang dalam pembuatan keputusan. Teori keagenan memiliki hubungan dengan perataan laba (income smoothing), yang menjelaskan bahwa antara agen dan prinsipal sering memiliki perbedaan kepentingan. Kondisi ini terdapat ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder yang pada umumnya sebagai pengguna informasi (Ramdani, 2017).
Menurut Khairina (2018) asimetri informasi infomasi dapat diseimbangkan dengan regulasi. Regulasi yang mewajibkan informasi tertentu diungkap secara publik, akan mengurangi asimetri informasi, antara manajemen dan pihak eksternal. Oleh karena itu kepentingan pribadi, manajemen cenderung tidak mengungkapkan informasi yang dapat meningkatkan kemampuannya dalam memenuhi kepentingan pribadinya dengan mengorbakan kepentingan umum, makan regulasilah yang dapat menyeimbangkan kepentingan tersebut.
Teori keagenan dalam penelitian digunakan guna melihat hubungan antara pihak manajemen (agen) dengan pemilik perusahaan (principal) melalui tingkat ketepatan waktu dalam memberikan informasi keuangan yang disampaikan pihak manajemen kepada pemilik perusahaan dengan melihat tanggal penyampaian pada laporan keuangan. Ketepatan waktu didefiniskan sebagai pemanfaatan memperoleh informasi yang tersedia bagi para pembuat keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya (Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2018).
2. Kualitas Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan catatan tertulis yang menyampaikan aktivitas dan kondisi keuangan suatu bisnis atau entitas dan terdiri atas empat komponen utama (Darmawan, 2020).
Hasil akhir dari laporan keuangan dapat memberikan informasi keuangan dimana informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan bagi para stakeholders.
11
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2018 menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dam kinerja keuangan suatu entitas. Sedangkan menurut Suteja (2018) laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari hasil suatu proses akuntansi selama periode tertentu yang digunakan sebagai alat komunikasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut PSAK Per 1 Januari (2017), ada empat karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh laporan keuangan diantaranya adalah dapat dipahami, relevan, andal dan dapat dibandingkan.
1. Dapat dipahami
Laporan keuangan suatu perusahaan harus dapat dipahami oleh para pemakainya. Maka dalam penyusunanya harus sesuai dengan siklus akuntasi yang benar agar para pemakai laporan keuangan dengan mudah memahami aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta untuk kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
nformasi dalam laporan keuangan harus relevan guna memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
Relevan yang dimaksud yakni laporan keuangan harus bisa menggambarkan beberapa informasi yang penting sesuai dengan
fakta yang terjadi didalam operasional perusahaan. Informasi yang relevan harus memenuhi tiga syarat yaitu:
a. Dapat memprediksi nilai dimasa yang akan datang.
b. Dapat memberikan informasi yang baik dan akurat bagi pihak pengambil keputusan.
c. Tepat waktu.
3. Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan harus andal. Hal ini dimaksud kualitas dari laporan keuangan sesuai dengan ukuran, uji kebenaran tidak menyesatkan bagi para penggunanya.
Selanjutnya keandalan dalam laporan keuangan terbukti jika laporan keuangan bersifat netral atau tidak memihak. Keandalan juga dapat diukur dengan ketepatan waktu dalam menyajikannya, karena akan dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan perusahaan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan dengan laporan periode sebelumnya, untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi kinerja keuangan. Agar bisa dibandingkan dengan benar, maka laporan keuangan harus bersaldo normal sesuai dengan akun atau rekening perkiraan.
c. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK (Revisi 2017) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
13
bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK 1 (2015:1.3) laporan keuangan yang terstruktur adalah laporan keuangan yang terdiri atas :
1. Laporan posisi keuangan, adalah laporan yang meringkas posisi keuangan yang terdiri atas asset, liablitas dan ekuitas suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
2. Laporan laba rugi-komprehesif, adalah bagian dari pencatatan laporan keuangan yang dihasilkan pada periode akuntansi tertentu yang menjabarkan terkait unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba atau rugi bersih.
3. Laporan perubahan ekuitas, adalah bagian dari pencatatan laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau aset selama periode tertentu berdasarkan prinsip pengukuran tahun pelaporan.
4. Laporan arus kas, adalah bagian dari pencatatan laporan keuangan yang dihasilkan atas periode tertentu yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uanf di dalam perusahaan.
5. Catatan atas laporan Keuangan, adalah pencatatan laporan keuangan yang menyajikan tambahan dan informasi tentang penjelasan secara rinci atas nilai yang direalisasikan dalam laporan terealisasi anggaran, laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan ini
ditambahkan ke akhir laporan keuangan guna memberikan tambahan informasi tentang keuangan suatu perusahaan.
Laporan keuangan yang disajikan diharapkan mampu memberikan suatu informasi terkait data keuangan bagi para penggunanya. Pengguna laporan keuangan dibagi menjadi dua pihak yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal adalah pihak yang mempunyai wewenang untuk mengelola aktivitas perusahaan dan membutuhkan informasi akuntansi seperti pihak manajer. Informasi akuntansi dibutuhkan oleh pihak manajer yang berguna sebagai panduan dalam mengambil keputusan. Misalnya sebelum memutuskan untuk menentukan harga suatu produk, manajer harus memastikan terlebih dahulu berapa biaya produksi yang telah dikeluarkan. Sedangkan pihak eksternal adalah pihak yang tidak ikut campur dalam pengelolaan perusahaan. Adapun yang menjadi pihak eksternal adalah sebagai berikut:
1. Investor
Investor (penanam modal) dapat menentukan keputusan dalam membeli dan menjual investasi mereka dalam saham suatu perusahaan melalui informasi akuntansi. Investor membutuhkan informasi akutansi sebagai bahan evaluasi. Informasi akuntansi ini sangat penting guna menentukan keputusan investor di masa depan.
Apabila kondisi keuangan perusahaan dinilai kurang menguntungkan, ada kemungkinan pihak investor akan mengalihkan dana investasinya ke perusahaan lain.
15
2. Kreditur
Nasabah yang dipilih kreditur adalah nasabah yang mampu mengembalikan pinjaman pokok beserta bunga dengan waktu yang telah ditentukan. Kreditur juga dapat diartikan sebagai pihak yang meminjamkan dana sebagai modal kepada perusahaan. Sebagai contoh bank akan menilai informasi keuangan sehingga dapat memutuskan apakah perusahaan tersebut berhak menerima pinjaman.
3. Karyawan
Informasi akuntansi berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa. Selain itu, karyawan juga dapat mengetahui tingkatan bonus yang diterima, serta sarana penilaian diri atas prestasi yang dimiliki.
4. Pemerintah
Informasi keuangan suatu organisasi digunakan pemerintah sebagai penetapan dalam tarif pajak. Oleh karena itu, pemerintah menggunakan informasi akuntansi untuk menghitung tarif pajak yang harus dibayar oleh suatu organisasi.
d. Pengertian Kualitas Laporan Keuangan
Menurut Winwin dan Abdulloh (2017: 7) laporan keuangan yang berkualitas merupakan output berupa informasi keuangan yang berguna bagi pengambilan keputusan, pelaporan seperti ini dapat dicapai apabila memenuhi karakteristik kualitatif informasi keuangan.
Hal ini berarti laporan keuangan harus memberikan informasi yang benar dan jujur. Pihak eksternal yang nantinya akan menganalisis
apakah laporan keuangan tersebut bersifat autentik, obyektif, dan dapat dipercaya. Laporan keuangan yang berkualitas akan menyediakan informasi yang berkualitas, dan mampu memberikan kebermanfaatan keputusan bagi para stakeholders.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan keuangan menyediakan informasi yang berkualitas, dan mampu memberikan kebermanfaatan keputusan bagi para stakeholders dan segala informasi yang terdapat pada laporan keuangan harus dipastikan kebenarannya. Kualitas laporan keuangan dapat diukur menggunakan market to book ratio. Zhe Wang dalam Agustina, Rice, & Stephen (2015).
3. Leverage Keuangan
a. Pengertian Leverage Keuangan
Menurut Sjahrian dalam Satriana (2017:31) leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap dengan tujuan meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Dengan
17
memperbesar tingkat leverage maka hal ini dapat diartikan bahwa tingginya tingkat ketidakpastian (uncertainty) dan return yang akan diperoleh dalam perusahaan akan semakin tinggi pula, tatapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh.
Sedangkan leverage keuangan adalah kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap (fixed financial changers) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Kewajiban-kewajiban finansial yang tetap ini tidaklah berubah adanya perubahan tingkat EBIT dan harus dibayar tanpa melihat sebesar apapun tingkat EBIT yang dicapai oleh perusahaan. Tingkat penggunaan hutang dalam pembelanjaan perusahaan dapat diukur dengan rasio leverage. Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan di biayai oleh hutang (Kasmir, 2016).
b. Tujuan dan Manfaat Leverage
Dalam memilih penggunaan modal sendiri maupun modal pinjaman haruslah menggunakan beberapa perhitungan agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Penanaman modal sendiri maupun modal pinjaman dari pihak kreditur akan memberikan dampak tertentu bagi kelanjutan perusahaan. Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan guna menghadapi kemungkinan yang terjadi. Menurut Kasmir (2018:153- 154) ada delapan tujuan dari penggunaan rasio leverage yaitu:
1. Untuk mengetahui kemampuan perusaahan terhadap kewajiban kepada pihak kreditur;
2. Untuk menilai kemampuan dalam memenuhi kewajiban perusahaan yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman beserta bunga);
3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aset khususnya aset tetap dengan modal;
4. Untuk menilai sebesarapa besar pengaruh hutang terhadap pengelolaan aset;
5. Untuk mengetahui seberapa besar aset yang dimiliki perusahaan yang dibiayai oleh hutang;
6. Untuk menilai dan mengukur berapa bagian dari setiap modal milik sendiri yang dijadikan jaminan terhadap utang jangka panjang;
7. Untuk mengukur berapa dana pinjaman yamg segera akan ditagih dan akan jatuh tempo, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.
Sementara itu manfaat dari rasio leverage:
1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya;
2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga);
3. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aset khususnya aset tetap dengan modal;
4. Untuk menganalisis seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang;
19
5. Untuk menganalisis seberapa besar hutang perusahaan yang berpengaruh terhadap pengelolaan aset;
6. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan terhadap hutang jangka panjang;
7. Untuk menganalisis seberapa dana pinjaman yang segera ditagih dan akan jatuh tempo, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki; dan
8. Manfaat lainnya.
c. Perhitungan Leverage Keuangan
Pada rasio leverage keuangan terdapat beberapa rasio yang digunakan sebagai indikator dalam pengukuran leverage.
Berdasarkan yang djelaskan oleh Kamsir (2016:115-16) rasio leverage terdiri atas lima jenis diantaranya adalah:
1. Debt to Assets Ratio atau Debt Ratio
Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau seberapa besar pinjaman terhadap pihak kreditur terhadap pengelolaan aset perusahaan. Hal ini dimaksud semakin rendah ketergantungan perusahaan terhadap pembiayaan hutang maka semakin kecil resiko yang dihadapi perusahaan. Berikut adalah formulasi dari Debt to assets ratio atau debt ratio:
Fraser dan Orminston (2004) dalam setyaningsih (2018:18) total hutang meliputi hutang lancar dan hutang jangka pendek. Semakin tinggi tingkatan hutang maka akan semakin tinggi resiko perusahaan dalam melunasinya.
2. Debt to Equity Ratio
Rasio ini digunakan untuk menilai tingkat perbandingan hutang dan ekuitas. Ekuitas dan jumlah hutang akan digunakan untk operasional perusahaan yang harus berada pada jumlah proporsional. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pihak kreditur terhadap pemilik perusahaan.
Selain itu, rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur dari suatu investasi yang ada didalam perusahaan. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas. Formulasi dari Debt to equity ratio adalah sebagai berikut:
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Rasio ini digunakan untuk menilai tingkat perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Besaran hutang jangka panjang akan membawa pengaruh besar terhadap laba bersih dan aset lancar. Hutang jangka panjang biasa terjadi karena keputusan untuk meningkatkan produktivitas atau ekspansi perusahaan. Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa seberapa besar tingkatan modal sendiri yang dijadikan jaminan
21
jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Formulasi dari Long term debt to equity ratio adalah sebagai berikut:
Leverage yang digunakan dalam pengukuran penelitian ini adalah leverage Debt to Assets Ratio atau Debt Ratio yakni perbandingan antara hutang dan aset yang menunjukkan berapa bagian yang akan digunakan dalam menjamin hutang. Foster (1986) menjelaskan bahwa terdapat adanya hubungan antara rasio leverage dengan return perusahaan. Asumsi dari hal tersebut adalah hutang dapat digunakan untuk memprediksi keuntungan yang kemungkinan dapat diperoleh bagi investor jika berinvestasi dalam suatu perusahaan.
Situasi ini mengindikasikan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi memiliki pengawasan yang lemah terhadap pihak manajemen yang menyebabkan manajemen dapat membuat keputusan sendiri, dan mengakibatkan menetapkan strategi yang kurang tepat. Hal ini dijelaskan oleh (Suad Husnan, 2001) tingkat leverage yang tinggi disebabkan oleh kesalahan manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan atau kurangnya penerapan strategi yang tepat dari pihak manajemen.
4. Times Interest Earned
Times Interest Earned merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya.
Rumus untuk mencari Times Interest Earned dapat digunakan sebagai berikut:
5. Fixed Charge Coverage (FCC)
Fixed Charge Coverage (FCC) atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang menyerupai time interest earned ratio.
Hanya saja perbedaanya adalah rasio yang dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aset berdasarkan kontrak sewa (lease contract).
Rumus untuk mencari Fixed Charge Coverage adalah sebagai berikut:
4. Kepemilikan Institusional
a. Pengertian Kepemilikan Institusional
Kepentingan institusional adalah besarnya jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan
23
asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Kepemilikan institusional merupakan pihak yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan karena sifatnya sebagai pemilik saham mayoritas. Hal ini berarti bahwa kepemilikan institusional dalam perusahaan dapat meningkatkan monitoring terhadap perilaku manajer dalam mengantisipasi manipulasi yang mungkin dilakukan sehingga dapat meningkatkan integritas laporan keuangan (Mundasetia & Solikhahah, 2017).
Menurut Pasaribu & Sulasmiyati, (2016) kepemilikan institusional merupakan persentase saham yang dimiliki oleh institusi.
Kepentingan institusional adalah alat yang digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan dalam suatu perusahaan. keadaan dimana suatu institusi atau lembaga yang memiliki saham didalam perusahaan. Sedangkan menurut Mei Yuniati, Kharis Raharjo, (2016) kepentingan institusional adalah tingkat kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi dalam perusahaan, yang diukur oleh proporsi saham yang dimiliki oleh institusional pada akhir tahun yang dinyatakan dalam persentase.
Kepemilikan institusional memiliki peran dalam mengawasi manajemen karena dengan adanya kepentingan institusional maka akan ada dorongan tingkat pengawasan yang lebih baik. Pengawasan yang dilakukan investor institusional akan menjamin kemakmuran pemegang saham. Pengaruh kepemilikan institusional dalam menjadi pihak pengawas ditekankan dalam investasi yang cukup besar dalam pasar modal. Tingkat kepemilikan institusional yang besar akan
menghasilkan usaha yang lebih besar dalam mengawasi pihak investor institusional sehingga perilaku oportunistik manajer dapat berkurang.
b. Pengukuran Kepemilikan institusional
Kepemilikan institusional dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut, Mei Yuniati, Kharis Raharjo, (2016):
Kepemilikan institusional menjadi penyedia dana yang digunakan untuk modal perusahaan, mempunyai klasifikasi tertentu dalam menginvestasikan dananya kepada perusahaan. Untuk memperoleh kepercayaan institusi, maka perusahaan harus menyediakan informasi yang handal dan relevan kepada pihak institusi melalui laporan keuangan.
Dengan kualitas pelaporan keuangan yang terjamin hal ini akan mempengaruhi persentase laba dimasa mendatang.
B. Tinjauan Empiris
Penelitian terdahulu adalah salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan dan juga dapat digunakan untuk membandingkan hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
25
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian 1. Ulfa Setia
Iswara (JEAM Vol XV April 2016)
Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kualitas Pelaporan
Keuangan pada Perusahaan Non Keuangan
Metode purposive sampling, teknik
pengumpulan data adalah data
sekunder.
Hasil penelitian menunjukan mekanisme corporate governance yang terdiri dari proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan.
2. Yusuf Hari Subagya (JPSB Vol.5, No.2, 2017)
Keterkaitan Kepemilikan Manajerial,
Institusional, dan Komite Audit pada Nilai Perusahaan di Mediasi oleh Kualitas Laba
Metode purposive sampling, teknik
pengumpulan data adalah data
sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan kualitas laba hanya memediasi pengaruh komite
audit pada nilai perusahaan.
Sedangkan kualitas laba tidak memediasi kepemilikan manajerial dan institusi pada nilai perusahaan.
3. As‟ad Syaifullah (Jurnal Bisnis dan
Tekhnologi, Vol. 14, No.2, 2018)
Analisis Pengaruh Financial Leverage dan Operating Leverage Terhadap Stock Return (Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009- 2013)
Metode Kausal, yang bertujuan untuk menguji hubungan antara
variabel bebas dan terikat.
Hasil penelitian menunjukkan Operating leverage berpengaruh terhadap stock return sedangkan financial leverage tidak berpengaruh terhadap stock return.
4. Gischanovelia Makiwan (JBMI Vol.15, No.2, oktober 2018)
Analisis Rasio Leverage untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015
Metode purposive sampling, teknik
pengumpulan data adalah data
sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bawa secara parsial Debt to assets ratio dan Debt to Equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba
perusahaan. Sedangkan secara parsial Long Term debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan.
5. Lina Budi Utami
(AKUNESA Vol.7 No.2, Januari 2019)
Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap
Manajemen Laba dengan Good Corporate
Governance sebagai Variabel Moderating
Metode stratified sampling, yang bertujuan meratakan pengambilan sampel pada seluruh tingkatan dan sampel mewakili karakter seluruh elemen populasi yang heterogen.
Hasil penelitian menunjukkan kepemilikan institusional dan leverage tidak berpengaruh pada manajemen laba.
Sedangkan profitabilitas diproksikan dengan ROA berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Kemudian kepemilikan saham manajerial tidak dapat memoderasi hubungan kepemilikan institusional, leverage dan profitabilitas pada manajemen laba.
6. Mulya Rafika (Jurnal
Ecobisma Vol.
5 No.2, Juni 2018)
Pengaruh Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan dan Leverage Terhadap Kualitas Laporan Keuangan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating
Metode purposive sampling.
Teknik pengumpulan data adalah data
sekunder.
Hasi penelitian menunjukkan variabel kepemilikan institusional (KI), Ukuran perusahaan (SIZE), Leverage (DAR) dan Profitabilitas (ROA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2014-2018.
Kemudian, variabel profitabilitas dapat dikatakan
sebagai variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah kepemilikan institusional, Ukuran perusahaan dan leverage terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.
7. I Gusti Ayu Satria Dewi, I Dewa Made Endiana, Putu Edy Arizona (Jurnal
Pengaruh Leverage, Investment
Opportunity Set
(IOS), dan
Mekanisme Good Corporate
Metode purposive sampling, teknik
pengumpulan data adalah data
Hasil penelitian menunjukkan leverage berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
Sedangkan Investment Opportunity Set berpengaruh positif terhadap kualitas laba.
Kemudian Komisaris
27
(Sumber : peneliti) Kharisma Vol.
2, No,1, Februari 2020)
Governance sekunder. Independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan Komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas dan manajemen laba 8. Cindy Felicya,
Paulina Sutrisno (Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.22, No.1, Juni 2020)
Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Struktur
Kepemilikan dan Kualitas Audit terhadap
Manajemen Laba
Metode Purposive Sampling, teknik
pengumpulan data adalah data
sekunder.
Hasil menunjukkan variabel pertumbuhan perusahaan dan kinerja perusahaan berpengaruh positif terhadap
manajemen laba. Sedangkan variabel ukuran perusahaan,
umur perusahaan, kualitas audit, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
9. Widya Kusuma Wardhani, Yuli Chomsatu Samrotun (JIUBJ Vol.20, No.2, Juli 2020)
Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Integritas Laporan Keuangan
Metode Kuantitatif, dengan pengujian hipotesis menggunakan model regresi linear
berganda.
Hasil menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Sedangkan
kepemilikan manajerial, ukuran perusahaaan dan leverage tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
10. An Suci Azzahra, Nasib
(JWEM STIE MIKROSKILL Vol.9, No.1, April 2019)
Pengaruh Firm Size dan Leverage Ratio Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Pertambangan
Metode Kausal, yang bertujuan untuk menguji hubungan antara
variabel bebas dan terikat.
Hasil penelitian menunjukkan Firm size yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan.
Sedangkan leverage ratio yang diproksikan dengan Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting (Sugiyono, 2018:60). Adapun yang menjadi kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2. 1 Kerangka Pikir
(Sumber : dikembangkan oleh peneliti)
Kerangka pikir ini dimaksudkan untuk menjelaskan, mengungkapkan dan menentukan keterkaitan kualitas laporan keuangan antara leverage dan kepemilikan institusional. Pemikiran peneliti didasarkan pada keseluruhan beban hutang perusahaan terhadap aset atau ekuitasnya. Dengan kata lain rasio ini menunjukkan seberapa besar aset perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham dibandingkan dengan aset yang dimiliki kreditur (pemberi hutang). Semakin besar tingkat leverage maka semakin tinggi nilai hutang perusahaan. Sedangkan Kepemilikan Institusional didasarkan pada saham dari suatu perusahaan yang dimiliki oleh lembaga atau institusi keuangan
Leverage (XI)
Kepemilikan
Institusional (X2)
Kualitas Laporan Keuangan (Y)
29
seperti perusahaan asuransi, bank, dan perusahaan investasi. Adanya kepemilikan investor institusional dapat meningkatkan pengawasan terhadap kinerja pihak manajemen dan memberikan dorongan agar pihak manajemen menjalankan tugasnya dengan baik.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah merupakan dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan, Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, dan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data atau kuesioner (Sugiyono, 2017:63). Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Pengaruh leverage terhadap kualitas laporan keuangan
Rasio leverage adalah rasio yang mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan asetnya. Dalam arti luas leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (Kasmir, 2017:151).
(Mulya Rafika, 2019) menyatakan bahwa variabel leverage berpengaruh dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi leverage yang dimiliki perusahaan maka diyakini pihak investor sebagai faktor pertimbangan untuk menanamkan modal.
H1: Leverage berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kualitas laporan keuangan Teori keagenan (Agency Theory) menyatakan bahwa principal (pemilik perusahaan) memberi wewenang kepada pihak manejemen (manajer) dalam membuat keputusan yang terbaik bagi perusahaan untuk menjalankan operasional guna mengoptimalkan laba dan meminimalisirkan beban dalam perusahaan, sesuai dengan kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
(Ulfa Setia Iswara, 2016) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan perusahaan. Kepemilikan institusional dapat menjadi mekanisme pegawasan efektif untuk manajemen dalam pelaporan keuangan, sehingga laporan keuangan yang disusun terhindar dari kesalahan material yang dapat menyesatkan.
H2: Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
31 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah metode kuantitatif eksplanatori yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Menurut Sugiyono (2017:8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Pada penelitian ini menggunakan variabel independen/bebas (X) yaitu leverage, dan kepemilikan institusional. Sedangkan variabel dependen/terikat (Y) berupa kualitas laporan keuangan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan–perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2015-2019. Data yang diperlukan dapat diakses melalui website www.idx.co.id. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus – September tahun 2021.
C.
Definisi Operasional Variabel dan PengukuranVariabel penelitian adalah segala suatu yang telah ditetapkan peneliti untuk dipelajari, guna diperoleh informasi, kemudian dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018:55). Variabel penelitian terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Definisi dari variabel dependen dan independen adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen/bebas (X)
Variabel independen adalah variabel bebas, yaitu variabel yang dapat atau tidak dapat mempengaruhi variabel dependen (Sugiyono, 2017:39). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu leverage dan kepemilikan institusional. Berikut penjelasan variabel independen:
a. Menurut Sjahrian dalam Satriana (2017:31) leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap dengan tujuan meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Leverage keuangan umumnya menggunakan rumus Debt Ratio. Berikut adalah formulasi dari Debt to assets ratio atau debt ratio:
b. Kepemilikan institusional adalah tingkat kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi dalam perusahaan, yang diukur oleh proporsi saham yang dimiliki oleh institusional pada akhir tahun yang
33
dinyatakan dalam persentase. Kepemilikan institusional dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut, Mei Yuniati, Kharis Raharjo, (2016):
2. Variabel Dependen/terikat (Y)
Variabel ini disebut variabel terikat, yaitu variabel yang dapat dipengaruhi atau tidak dapat dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiyono, 2017:39). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Y).
Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan yang dapat dipahami, andal, dan dapat dibandingkan (Fajri, 2013). Untuk dapat memahami laporan keuangan, terlebih dahulu harus diperhatikan bahwa laporan keuangan harus dapat dibuktikan kebenarannya. Pihak eksternal yang nantinya akan menganalisis apakah laporan keuangan tersebut bersifat autentik, obyektif, dan dapat dipercaya. Laporan keuangan yang berkualitas antara lain dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat dibandingkan.
Kualitas laporan keuangan dapat diukur menggunakan market to book ratio. Zhe Wang dalam Agustina, Rice, & Stephen (2015).
D. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan, Sugiyono (2019:126).
Populasi dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2015-2019.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive sampling artinya pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria. Adapun kriteria dalam penentuan sampel penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
35
Tabel 3. 1
Kriteria Sampel Penelitian
No Kriteria Nilai
1. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
30
2.
Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yang tidak memiliki laporan lengkap periode 2015-2019
(10)
3.
Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yang tidak memiliki leverage dan kepemilikan institusional
(0)
Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 20 Jumlah Observasi (20 x 5) 100
Tabel 3. 2
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman di BEI
No Kode Nama Emiten
1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 ALTO PT. Tri Banyak Tirta Tbk
4 BTEK PT. Bumi Teknokultura Unggul Tbk 5 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 6 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
8 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 9 IIKP PT. Inti Agri Resources Tbk
10 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 11 MGNA PT. Magna Finance Tbk
12 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 13 MYOR PT. Mayora Indah Tbk
14 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 15 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 16 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk
17 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 18 STTP PT. Siantar Top Tbk
19 TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk
20 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Sumber, IDX)
Berdasarkan kriteria sampel yang ditentukan di atas, maka didapatkan sampel sebanyak 20 perusahaan yang diperoleh dari hasil pengamatan. Jumlah periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini selama 5 tahun, sehingga jumlah data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 100 data penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dimana data yang digunakan bersumber pada data yang tidak
37
langsung Sugiyono (2016). Data sekunder merupakan data yang telah diolah terlebih dahulu dan baru didapatkan oleh peneliti. Manfaat data sekunder yaitu memberikan tambahan informasi dan mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur, dan bacaan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Adapun cara untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini yaitu:
1. Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoe dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen serta data-data yang diperlukan dalam penelitian ini seperti laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang disediakan oleh www.idx.com.
2. Metode Studi Pustaka
Pengumpulan data yang digunakan guna menunjang penelitian ini adalah dengan membaca buku, jurnal penelitian, tesis, skripsi atau bentuk lainnya dari perpustakaan ataupun sumber lainnya. Penulis memperoleh data tersebut dengan membaca dan mempelajari literatur-literatur yang ada hubungannya dengan fokus penelitian yang diteliti.
F. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yang perhitungannya menggunakan bantuan software SPSS.
Analisis regresi linier berganda digunakan dengan tujuan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Uji asumsi klasik, Analisis regresi linier berganda, dan Uji hipotesis.
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang bertujuan untuk menguji model regresi, antara variabel dependen dan independen apakah keduanya memiliki distribusi normal atau tidak, Ghozali (2016:154).
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis normalitas data menggunakan analisis statistik Kolmogorof-Smirnov (uji K-S). Dasar pengambilan pada analisis Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) adalah (Ghozali., 2014):
1) Nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05, maka Ho ditolak. Hal ini diartikan data residual terdistribusi tidak normal.
2) Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima.
Hal ini diartikan data residual terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu model regresi linear berganda. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan metode VIF (Variance Inflation Factor).
Adapun kriteria yang digunakan dalam pengujian metode VIF ini adalah apabila VIF < 10, dikatakan tidak terjadi multikolinearitas (Ilyas:2014).