• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Likuiditas

Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segara harus dipenuhi. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban finansial tersebut dapat dilihat dari jumlah alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki

oleh perusahaan. Kemampuan membayar baru dapat diketahui setelah membandingkan alat likuid di satu pihak dengan kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas badan usaha berarti kemampuan perusahaan untuk dapat menyediakan alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih. Rasio likuiditas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan (Jogiyanto,2007:210).

D. Penelitian Sebelumnya

Investor yang melakukan investasi akan selalu menghadapi dua hal utama, yaitu: tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko yang dihadapi. Risiko investasi yang dihadapi oleh investor terbagi menjadi dua: risiko tidak sistematis dan risiko sistematis. Investor dapat meminimalkan risiko tidak sistematis dengan melakukan diversifikasi investasi atau dengan membentuk portofolio saham. Sedangkan risiko sistematis merupakan risiko yang dihadapi oleh investor yang tidak dapat dieliminir dan terdapat pada semua jenis saham dan portofolio. Risiko sistematis dinyatakan dengan beta. Beta merupakan ukuran volatilitas return sekuritas atau portofolio dengan return pasar. Semakin tinggi fluktuasi antara return sekuritas dengan return pasar, maka semakin tinggi nilai beta.

1. Ahmed dan Lockwood (1998) menguji faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi beta pada periode pasar bull dan bear dan saat perekonomian Amerika mengalami resesi dan ekspansi. Mereka

membuktikan beta periode bull dan bear berbeda signifikan, begitu juga beta pada periode resesi berbeda dengan beta periode ekspansi. Jadi risiko sistematis pada periode perekonomian yang dilanda kontraksi berbeda dengan risiko sitematik periode perekonomian yang mengalami ekspansi. Selanjutnya Ahmed dan Lockwood (1998) menguji perbedaan struktur model beta periode kontraksi dengan ekspansi dan membuktikan struktur beta tersebut berbeda secara signifikan. Perbedaan tersebut karena adanya perbedaan pada variabel inflasi. Berdasarkan penelitiannya Ahmed dan Lockwood (1998) menyimpulkan nilai beta berbeda pada kondisi perekonomian yang berbeda. Penelitian ini mengkonfirmasi Bhardwaj dan Brooks (1993) yang menunjukkan beta pada periode pasar yang sedang bear dan bullish berbeda. Tandelilin (2001) juga menunjukkan beta yang dihitung secara terpisah pada periode pasar yang bear dan bullish dapat menjelaskan return saham pada periode tersebut.

2. Miswanto dan Husnan (1999) menguji pengaruh variabel operating leverage, cyclicality dan ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis. Hasil penelitian mereka menunjukkan beta perusahaan yang unleverage merupakan proksi terhadap risiko bisnis. Selanjutnya Miswanto dan Husnan (1999) menguji pengaruh masing-masing variabel terhadap beta. Sampel yang digunakan adalah 30 perusahaan teraktif berdasarkan volume perdagangannya selama periode 1992-1995. Hasilnya menunjukkan secara bersama-sama ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap beta.

Sedangkan secara parsial, variabel cyclical dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta.

3. Natarsyah (2000) meneliti pengaruh faktor fundamental terhadap beta dengan menggunakan sampel perusahaan yang termasuk industri barang konsumsi yang go publik. Sampel penelitian terdiri dari 16 oerusahaan selama periode 1990-1997. Hasil penelitian Natarsyah (2000) membuktikan faktor fundamental yang berasal dari informasi laporan keuangan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan pada peta. Sedangkan secara parsial ROA, rasio utang terhadap modal, dan nilai buku saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta.

4. Penelitian yang lain dilakukan oleh Brooks dan Shoong (2002) yang menganalisis perubahan risiko sistematis akibat krisis moneter di Kuala Lumpur Stock Exchange. Mereka mereview kebijakan kontrol terhadap nilai tukar ringgit terhadap dollar US dan kontrol terhadap lalu llintas uang di Malaysia terhadap nilai beta. Mereka membandingkan nilai beta pada periode krisis moneter dan setelah adanya kebijakan kontrol ringgit. Hasilnya menunjukkan nilai rata-rata beta setelah kebijakan kontrol nilai tukar ringgit lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata beta pada periode krisis moneter.

5. Andi Nugraha (2004), meneliti pengaruh CAR, LDR, ROA, dan BOPO terhadap return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, serta menganalisis diantara variabel-variabel tersebut yang berpengaruh dominan terhadap return saham perbankan. Pengambilan sampel dilakukan

dengan metode Purposive Sampling, dengan kriteria perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ selama tiga tahun yaitu 2002-2004. Sampel yang memenuhi kriteria tersebut adalah 16 perusahaan perbankan. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap return saham perbankan yang terdaftar diBEJ adalah LDR dan BOPO, sedangkan CAR dan ROA tidak berpengaruh yang signifikan terhadap return saham. Di antara LDR dan BOPO, ternyata LDR memiliki pengaruh yang dominan terhadap return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

E. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini akan menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap risiko saham bank dengan menggunakan data historis selama periode 2004- 2008. Data sekunder yang berupa harga saham diambil dari periode Januari 2003 hingga desember 2008 kemudian diolah untuk menghitung besarnya return serta risiko saham. Sedangkan data yang berupa rasio keuangan berasal dari laporan Tahunan, Desember 2004 hingga Desember 2008.

Pada penelitian ini, aspek ekonomi dan non-ekonomi yang lain seperti: perubahan suhu politik, sasaran konsumen (Nasabah), dan sebagainya tidak diperhitungkan. Sesuai dengan penelitian ini, maka model penelitian path analyze/analisis jalur dan hipotesis yang menggambarkan pengaruh kinerja keuangan terhadap risiko saham seperti seperti pada gambar diagram jalur pada halaman selanjutnya.

Gambar 2.3

”Pengaruh Risiko Sistematik dan Likuiditas terhadap Return Saham.” (Kerangka konseptual diambil dari model Riduwan Engkos, 2007:5)

Risiko sistematik (X1) Current Ratio (X2) Harga saham (Y1) Return saham (Y2) Quick Ratio (X3) ρ y1x1 ρ y1x2 ρ y2x3 ρ y1x3 ρ y2x2 ρ y2x1 πx1x2 πx2x3 πx1x3 ε1 ε2

F. Uji Hipotesis 1. Struktur I

Y1 = y1x1 + y1x2 + y1x3

Hipotesis Struktur I :

a. Dengan Uji Stimultan (F-Test) 1) Ha : x1y1 = x2y1 =x3y1≠ 0

Artinya : Terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta), Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap harga saham.

Ho : x1y1 = x2y1 =x3y1 = 0

Artinya : Tidak terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta), Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap harga saham.

b. Dengan Uji Parsial (t-Test) 1) Ha : x1y1 > 0

Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Risiko sistematis (beta) terhadap harga saham.

Ho : x1y1 = 0

Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Risiko sistematis (beta) terhadap harga saham.

2) Ha : x2y1 > 0

Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Current Ratio (CR) terhadap harga saham.

Ho : x2y1 = 0

Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR) terhadap harga saham.

Ha : x3y1 > 0

Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Quick Ratio (QR) terhadap harga saham.

Ho : x3y1 = 0

Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Quick Ratio (QR) terhadap harga saham.

2. Struktur II

Y2 = y2x1 + y2y1 + y2x3

Hipotesis Struktur II :

a. Dengan Uji Stimultan (F-Test) 1) Ha : x1y2 = y1y2 =x3y2≠ 0

Artinya : Terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta), Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap return saham.

Ho : x1y2 = y1y2 =x3y2 = 0

Artinya : Tidak terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta), Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap return saham.

b. Dengan Uji Parsial (t-Test) 1) Ha : x1y2 > 0

Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Risiko sistematis (beta) terhadap return saham.

Ho : x1y2 = 0

Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Risiko sistematis (beta) terhadap return saham.

2) Ha : y1y2 > 0

Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Current Ratio (CR) terhadap return saham.

Ho : y1y2 = 0

Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR) terhadap return saham.

3) Ha : x3y2 > 0

Artinya: Terdapat pengaruh signifikan antara Quick Ratio (QR) terhadap return saham.

Ho : x3y2 = 0

Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Quick Ratio (QR) terhadap return saham.

Dokumen terkait