• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap ekspektasi pengembalian 14 saham LQ-45 di BEI periode 2004-2008 dengan menggunakan path analyisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap ekspektasi pengembalian 14 saham LQ-45 di BEI periode 2004-2008 dengan menggunakan path analyisis"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

Di susun oleh :

MOHAMAD AKHYAR 105081002483

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Pada hari Jumat Tanggal 1 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Nama Mohamad Akhyar NIM:105081002483 dengan judul skripsi

ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIS

DAN LIKUIDITAS TERHADAP EKSPEKTASI PENGEMBALIAN

14 SAHAM LQ-45 DI BEI PERIODE 2004-2008 DENGAN

MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS

”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Eknomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.

Ciputat, 1 Desember 2009

Tim Penguji Komprehensif

Prof. Dr. Ahmad Rodoni

Penguji Ahli

Arief Mufraini. Lc. M.SI

Sekretaris

Indoyama Nasarudin, SE. MAB

Ketua

(3)

iii

ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN

LIKUIDITAS TERHADAP EKSPEKTASI PENGEMBALIAN 14

SAHAM LQ-45 DI BEI PERIODE 2004-2008 DENGAN

MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjanan Ekonomi

Oleh :

Mohamad Akhyar NIM : 105081002483

Dibawah Bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H/2010

Pembimbing I

Prof. Dr. Ahmad Rodoni NIP : 195706171958031002

Pembimbing II

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Mohamad Akhyar

NIM : 105081002483

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan

merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang

lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan

harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

serta gelar dibatalkan.

Demikian skripsi ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 20 Agustus 2010

(5)

v

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama Lengkap : Mohamad ِAkhyar

NIM : 105081002483

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Desember 1986

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Sekarang : Jl. Banjir Kanal Rt 011/001 No. 29A Kel. Grogol,

Kec. Grogol Petamburan, Jakarta 11450

No. Telp : Rumah: (021) 56971196 Hp: 02192998475

Email : achyar_uciha@yahoo.co.id

Pendidikan Formal

1. SDN Grogol 11 PG, Jakarta 1993 – 1999.

2. SLTPN 89 Tanjung Duren, Jakarta 1999 – 2002.

3. SMUN 57 Kedoya, Jakarta 2002 – 2005.

4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Jurusan Manajemen, Konsentrasi Keuangan 2005 – 2010.

Pengalaman Organisasi

1. Koord. Pemberdayaan Ekonomi, Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan

Manajemen FEIS 2006 – 2007.

2. Staf Divisi Kesenian dan Olahraga, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Komisariat Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Cab. Ciputat 2006 -2007.

3. Staf Divisi Divisi Ekonomi, Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial 2007-2008.

4. Anggota Himpunan Mahasiswa Manajemen Se-JABODETABEK 2007-

(6)

vi ABSTRACT

This research aim to analyze the effect of systematic risk and expected return of liquidity to the LQ-45 14 shares in BEI. Samples were determined by purposive sampling. Way used to determine the value of using the CAPM beta (Capital Assets Pricing Model) and to determine the value of liquidity by using financial ratio indicators (Current Ratio and Quick Ratio). This research method is purposive sampling of 45 shares LQ-45, the election of 14 companies that consistently included in the LQ-45 from the period January 2004 until December 2008. This research uses path analysis, using the trimming and Goodness of Fit test in which each variable using a significance level of 5%.

From this research we can know that much influence Beta, Current Ratio, Quick Ratio to share price of 30.6% before trimming. While the effect of Beta, Current Ratio, Quick Ratio, to the stock price after the trimming process at 28.6%. Then the big influence of Beta, Current Ratio, Quick Ratio to stock return of 27.7%.

In this research note that the Quick Ratio significantly influence stock returns. While the Beta and Current Ratio not significantly influence stock returns.

(7)

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap ekspektasi pengembalian 14 saham LQ-45 di BEI. Sampel ditentukan dengan purposive sampling. Cara yang digunakan untuk mengetahui nilai beta dengan menggunakan CAPM (Capital Assets Pricing Model) dan untuk mengetahui nilai likuiditas dengan menggunakan data indikator rasio keuangan (Current Rasio dan Quick Rasio). Metode penelitian ini adalah purposive sampling dari 45 saham LQ-45, terpilihnya 14 perusahaan yang konsisten masuk di dalam LQ-45 dari periode januari 2004 sampai desember 2008. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur, dengan menggunakan trimming dan uji Goodness Fit yang mana setiap variabel menggunakan tingkat signifikansi 5%.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa besar pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio terhadap harga saham sebelum trimming sebesar 30.6%. Sedangkan pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio, terhadap harga saham setelah proses trimming sebesar28.6%. Kemudian besar pengaruh Beta, Current Ratio,Quick Ratio terhadap return saham sebesar 27.7%.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan Beta dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

(8)

viii

Kata Pengantar

Panjatkan Puji dan Syukur hamba kepada ilahi rabbi Allah Subhanahu

Wata’ala Tuhan Seluruh Alam Semesta, yang telah memberikan Rahmat dan

Hidayah – Nya serta jalan kemudahan dan Keteguhan hati, sampai akhirnya

penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik untuk memenuhi salah satu

syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, pada bidang studi Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

Shalawat dan Salam terhatur kepada baginda Nabi Muhammad Rasulullah

Shallallahu ’Alaihi Wasalam, Keluarga dan Sahabat serta para tabi’in dan tabi’ut

tabi’in sampai hari kebangkitan.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mengalami banyak kesulitan,

namun dengan support dan bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meski masih jauh dari

kesempurnaan.

Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan penghormatan dan rasa

terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang membantu

dalam penyusunan Skripsi ini dan juga membimbing penulis selama menempuh

pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Terutama

kepada :

1. Ibunda Haryani dan Ayahanda Sain Entong Saputra tercinta yang memberikan dukungan, kepercayaan dan doa, semoga Allah Subhanahu

Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada

mereka, dan semoga penulis dapat membahagiakan keduanya, amin Ya

Robbal ’Alamin.

2. Kakak ku Ahmad Sayid, Adik-adik ku Nur Asiah Jamil, Laila Latifah, dan

Mohamad Asyiri yang turut memberikan dukungan dan doa yang tulus

kepada penulis, semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa melindungi

(9)

ix

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial, terima kasih atas support dan arahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, Pudek I Bidang Akademik Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial, sekaligus dosen pembimbing I yang selalu

memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas nasihat dan saran-saran

yang berharga kepada penulis.

5. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB. Kepala Jurusan Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, sekaligus dosen pembimbing II, terima

kasih atas bimbingan, motivasi dan arahan yang berharga kepada penulis

sehingga menjadi pengalaman yang tak terlupakan di hati penulis.

6. Bapak Hemmy Fauzan, SE. MM., Dosen Pembimbing Akademik, yang

telah memberikan perhatian dan dukunganya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

7. Untuk segenap Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karyawan dan

petugas perpustakaan, terima kasih, semoga Allah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya.

8. Sahabat Seperjuangan di Manajemen Keuangan 2005, Firman Muttaqin,

Ozy, Maharis, Here, Asmawi, Budi Santoso, Nurfitri Bisyria, Dahlan, Ana

Apriliana, Tian, Fitriawati, Muhibah, Intan dan yang tidak penulis sebutkan

namanya namun terukir dihati.

9. Sahabat-sahabat Manajemen B 2005, Ahmad Ridho, Aris Saeful

Mazmuddin, Agustiarman Basirun, Fikri Septiadi Ginanjar, Asmawi, Taufan,

Yoko Istiwiyono, Wisudowati, Faizah, Fitriawati, Iin Purwaningsih, Susi,

Enny Safitri, Sigit Irawan Melala, Anwar Irhamsyah, Abu Bakar Siddiq,

Ahmad Faisal Taufik, Budi Santoso, Zahrul Umam, Firman Muttaqin, Fadhli

Ahmad Syahroni, Sanusi Alfa, kholilah, Herdian, Jamaludin, Tuti serta yang

tidak penulis sebutkan namanya namun terukir dihati, terima kasih atas

(10)

x

10. Sahabat kosan yang senasib dan sepenanggungan, Firman Muttaqin, Heru,

Lukman, Guruh, Fajri, Rahmat. Terima kasih atas pengertian dan Doanya.

Moga persahabatan kita makin erat.

11. Hartini, yang telah menemaniku selama tiga tahun dan banyak

membantuku dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk doa dan

motivasi yang diberikan selama ini sehingga aku bersemangat untuk

menyelesaikan skripsi ini.

12. Spesial untuk Istiqomah Diningrum. Terimakasih atas Doanya dan

dukunganya selama ini sehingga skripsi ini dapat selesai. Luph u...

13. Pengurus di BEMJ Manajemen 2006-2007 terima kasih atas kerja samanya

semoga kita bisa menjadi partner kembali di lain kesempatan.

14. Sahabat-sahabat di PMII KomFEIS, Sutan Syarif Hidayat, M. Nurul

Shobah, Badru Tamam, Bambang dwi Tomo, Apria Roles, Ahmad Efendy,

Ahmad Ilham Syarif, Badri Tamam, Reksa Ardiansyah, Ade Fauzan, Ahamd

Rifa’i, Syahrullah, Yudhi Nur Alamsyah dan yang tidak penulis sebutkan

namanya namun tidak dapat di gantikan dihati, terima kasih atas dukungan

dan ketulusan yang telah diberikan semoga pergerakan dapat terus kita

lanjutkan.

15. Teman – teman di tanah kelahiran.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik yang bersifat membangun untuk

pencapaian yang lebih baik.

Ciputat, 20 Maret 2010

(11)

xi

DAFTAR ISI

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar... viii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal di Indonesia... 8

1. Pengertian Pasar Modal ... 8

2. Lembaga-lembaga Pasar Modal ... 13

3.Peran dan Manfaat Pasar Modal... 15

4. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham ... 17

5. Investasi di Pasar Modal ... 18

(12)

xii

7. Strategi Investasi di Pasar Modal ... 20

8. Return Saham Sebagai Proyeksi Atas Risiko ... 22

9. Risiko Saham ... 26

B. Tingkat Risiko dan Tingkat Pengembalian ... 32

C. Likuiditas... 34

D. Penelitian Sebelumnya ... 35

E. Kerangka Pemikiran... 37

F. Uji Hipotesis ... 39

1. Struktur I ... 39

2. Struktur II... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 42

B. Metode Penentuan Sampel ... 42

C. Metode Pengumpulan Data ... 43

D. Metode Analisis dan Uji Hipotesis ... 44

1. Identifikasi Variabel ... 44

2. Pengertian Analisis Jalur... 45

E. Operasional Variabel Penelitian ... 51

1. VariabelEksogen (Independent variabel) X... 51

2. Variabel Endogen (Dependent variabel) Y ... 52

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 55

(13)

xiii

2. Jenis Pasar Modal ... 56

3.Lembaga-lembaga Pasar Modal ... 57

B. Penemuan dan Pembahasan ... 60

1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 60

2. Koefisien Struktur 1... 68

3. Koefisien Struktur 2... 77

4. Koefisien Korelasi ... 86

5. Penghitungan Pengaruh... 90

6. Pengujian Kesesuaian Model ( Goodness Of Fit )... 93

C. Interpretasi... 95

1. Interpretasi Model Struktur 1 ... 95

2. Interpretasi Model Struktur 2 ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 97

B. Implikasi... 98

Daftar Pustaka ... 100

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal

4.1 Current Ratio Tahun 2004-2008... 61

4.2 Quick Ratio Tahun 2004-2008... 63

4.3 Beta Tahun 2004-2008 ... 66

4.4 Return Saham Tahun 2004-2008 ... 67

4.5 Koefisien Determinasi Struktur 1... 68

4.6 Analisis Varian (Annova) Struktur 1... 69

4.7 Uji t Struktur 1 ... 71

4.8 Hasil Struktur 1 setelah Trimming... 74

4.9 Koefisien Determinasi Struktur 2... 77

4.10 Analisis Varian (Annova) Struktur II... 78

4.11 Uji t Struktur II... 79

4.12 Hasil Struktur II setelah Trimming ………... 82

4.13 Koefisien Korelasi... 86

4.14 Pengujian Antar Sub VAriabel ... 88

4.15 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung CR terhadap Harga Saham ... 90

4.16 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung QR terhadap Harga Saham... 90

4.17 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung CR terhadap Return ... 91

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Hal

2.1 Hubungan antara Return dan Risiko Saham... 25

2.2 Risiko Tidak Sistematis ... 31

2.3 Kerangka Pemikiran……….. 38

3.1 Diagram Jalur... 47

4.1 Jalur (Path Analysis) Struktur 1 setelah Trimming... 76

4.2 Jalur (Path Analysis) Struktur II setelah Trimming... 85

4.3 Pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio terhadap Herga Saham Asing dan Return Saham setelah Trimming... 89

DAFTAR LAMPIRAN No Keterangan Hal 1. Lampiran I... 103

(16)

1

A. Latar Belakang Penelitian

Investasi merupakan suatu penanaman modal secara langsung atau

tidak, baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan yang diharapkan atau bentuk manfaat lainnya

sebagai hasil penanaman modal. Jadi, disini ada suatu imbalan atau

keuntungan yang diinginkan oleh si penanam modal atau investor sebelum

menanamkan dananya, karena dalam kehidupan sehari-hari ketidakpastian

akian selalu ada dan timbul. Prinsip kehati-hatian merupakan hal utama yang

harus diambil oleh para investor walaupun telah didukung dengan data-data

akurat.

Pada umumnya, hampir semua investasi mengandung unsur

ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan

diperolehnya dari suatu investasi yang dilakukan. Dalam keadaan semacam itu

dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang

dilakukannya. Hal yang dapat dilakukan oleh investor adalah memperkirakan

berapa tingkat keuntungan yang diharapkan.

Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko,

pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan

(17)

keuntungan yang tinggi, maka investor harus bersedia menanggung risiko

yang tinggi pula.

Pemilihan investasi dapat berbeda untuk setiap individunya, karena hal

tersebut akan sangat bergantung pada perilaku investor terhadap

variabel-variabel penentu tingkat pengembalian suatu investasi. Pada investasi dalam

bentuk saham di pasar modal, khususnya pada saham yang tergabung dalam

LQ-45 mempunyai tingkat pengembalian saham yang tidak sama karena

besarnya deviden kas yang dibayarkan pada investor dan keuntungan atau

kerugian dalam menjual setiap saham berbeda. Oleh karenanya, investor harus

mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat

penting dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu

berapa tingkat pengembalian yang diharapkan, berapa besar resiko yang harus

ditanggung dan berapa likuiditas investasi tersebut.

Pada dasarnya, investor akan selalu memperhatikan besarnya risiko

saham, dalam hal ini risiko saham yang tidak dapat dieliminasi dengan

diversifikasi oleh investor adalah risiko sistematik yang dilambangkan dengan

(β) sebagai variabel penentu tingkat pengembalian saham yang diharapkan,

karena risiko saham yang tinggi akan memberikan tingkat pengembalian

saham yang tinggi, dan demikian pula sebaliknya, semakin rendah risiko suatu

saham maka akan memberikan tingkat pengembalian yang rendah pula.

Namun sebenarnya ada variabel penentu lain yang juga memepengaruhi

(18)

Sedangkan, perilaku investor terhadap variabel-variabel penentu tingkat

pengembalian saham tersebut dapat berbeda-beda, investor dapat mendasarkan

pertimbangannya pada risiko saham (risiko sistematis) yang harus

ditanggungnya atau dapat juga menjadikan likuiditas saham sebagai

pertimbangan utamanya dalam melakukan investasi.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) yang

menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap beta dengan

menggunakan sampel perusahaan yang termasuk industri barang konsumsi

yang go public. Sampel penelitian terdiri dari 16 perusahaan selama periode

1990-1997. Hasil penelitian Natarsyah (2000) membuktikan faktor

fundamental yang berasal dari informasi laporan keuangan secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan pada peta. Sedangkan secara

parsial ROA, rasio utang terhadap modal, dan nilai buku saham mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap beta.

Hasil yang berbeda pada penelitian yang lain dilakukan oleh Brooks

dan Shoong (2002) yang menganalisis perubahan risiko sistematis akibat

krisis moneter di Kuala Lumpur Stock Exchange. Mereka mereview kebijakan

kontrol terhadap nilai tukar ringgit terhadap dollar US dan kontrol terhadap

lalu llintas uang di Malaysia terhadap nilai beta. Mereka membandingkan nilai

beta pada periode krisis moneter dan setelah adanya kebijakan kontrol ringgit.

Hasilnya menunjukkan nilai rata-rata beta setelah kebijakan kontrol nilai tukar

ringgit lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata beta pada periode krisis

(19)

Dasar-dasar yang telah dipaparkan diatas maka laporan keuangan

sebagai refleksi tingkat kesehatannya yang akan memberikan informasi

penting dalam pengambilan keputusan investasi kepada investor, kreditur dan

investor potensial. Kemudian berdasarkan kepentingan serta pentingnya Bursa

Efek Indonesia (BEI) dalam peningkatan perekonomian Indonesia, yang lebih

spesifik terhadap tingkat return, likuiditas dan risiko atas tingkat kinerja

keuangan perusahaan, maka penulis ingin mencoba menganalisis lebih dalam

tentang pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap return saham.

Mempelajari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya dengan hasil, maka penulis ingin mencoba melakukan penelitian

kembali dalam bentuk skripsi, yang terdapat perbedaan dengan penelitian

sebelumnya, yaitu penelitian yang bertujuan mencari pengaruh antara risiko

sistematis dan likuiditas saham terhadap tingkat pengembalian saham dengan

metode jalur sehingga dapat memberikan analisis hubungan sebab akibat yang

terjadi pada pengaruh antara variable bebas dan variable terikat.

Pemilihan perusahaan yang merupakan objek penelitian adalah

perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada LQ-45 di Bursa Efek Indonesia

(BEI), pemilihan objek penelitian ini disesuaikan dengan konsenterasi jurusan

manajemen yang ditempuh oleh penulis sehingga diharapkan mampu

memberikan sumbangan pada ilmu pengetahuan dibidang manajemen

(20)

Analisis pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap ekspektasi

pengembalian 14 saham LQ-45 di bursa efek indonesia periode 2004-2008

dengan menggunakan Path Analyze”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio terhadap Harga

Saham.

2. Variabel independen apakah yang paling dominan mempengaruhi Harga

Saham.

3. Bagaimana pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio terhadap Return.

(21)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk menganalisa pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio

terhadap Harga Saham.

2. Untuk menganalisa variabel independen yang paling dominan

mempengaruhi Harga Saham

3. Untuk menganalisa pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio

terhadap Return.

4. Untuk menganalisa variabel independen yang paling dominan

mempengaruhi Return.

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Memperluas informasi serta wawasan yang luas mengenai

pasar modal di Indonesia terutama masalah pemilihan investasi dalam

bentuk saham di pasar modal serta sebagai bahan masukan dalam

memahami kesempatan investasi yang berisiko.

2. Bagi investor

Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan investasi yang

(22)

informasi untuk bahan pengambilan keputusan investasi di pasar

modal.

3. Bagi Akademis

Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami pengaruh

risiko sistematis dan likuiditas saham.

4. Bagi Ilmu Manajemen, khususnya Manajemen Keuangan

Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi

ilmiah mengenai validitas empiris dan aplikasi Systematic Risk dan

Expected Return.

5. Bagi Bursa Efek Indonesia (BEI)

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasar Modal di Indonesia 1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian

fisik yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa

Efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang

mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara

langsung maupun melalui wakil-wakilnya (Siamat, 2001:365).

Definisi pasar modal menurut kamus pasar uang dan pasar modal

adalah pasar konkrit atau abstrak yang mempertemukan pihak yang

menawarkan dan memerlukan dana jangka pangjang. Definisi lain tentang

pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana jangka

panjang (dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun) dan merupakan

pasar yang konkrit (Rodoni, 20006:10).

Secara formal pasar modal menurut Suad Husnan (2005:3)

didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun

modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, publik authorities,

maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep

(24)

Menurut Boedi, et al. (2002:210), pasar modal adalah pasar dimana

instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang bisa diperjualbelikan baik

dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, diterbitkan oleh pemerintah,

public authorities maupun perusahaan swasta. Instrumen yang paling populer

diperjualbelikan adalah obligasi (surat hutang) dan saham.

Menurut UU No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan

lebih spesifik sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum

dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek

(Bambang Widjajanta & Aristanti Widyaningsih, 2008:36).

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara,

karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan

fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi, karena

pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua

kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak

yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi

keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan

memperoleh return bagi investor sesuai dengan karakterisitik investasi yang

dipilih (Hendy, 2008:3).

Menurut UU No. 8 Tahun 1995, bursa efek didefinisikan sebagai

berikut: “Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan

(25)

Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka”

(Samsul, 2006:95).

Dalam pengertian umum, bursa efek disamakan dengan pasar pertama

(first market), yaitu pasar perdana (primary market) dan initial public offering

(IPO). Pasar kedua (secondary market) biasa disebut Bursa Efek, sedangkan

pasar ketiga (third market) biasa disebut over the counter market atau

disingkat OTC atau Bursa Paralel (Bodie, 2002:73)

Fungsi bursa efek sendiri antara lain menjaga kontinuitas pasar dan

menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan

penawaran (Siamat, 2001:294).

Perkembangan pasar modal secara langsung dipengaruhi oleh

banyaknya jumlah perusahaan yang menjual saham atau obligasi melalui pasar

modal, jumlah emisi, perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah

memasyarakatkan saham, serta kegiatan jual beli saham atau obligasi

dianatara anggota masyarakat yang dilakukan setiap hari di pasar sekunder. Di

pasar sekunder inilah harga saham akan terbentuk atas dasar kekuatan

permintaan dan penawarn, sehingga mencerminkan bagaimana penilaian

investor atau calon investor terhadap pendapatan dan risiko dari

masing-masing saham yang diperdagangkan. Hal ini secara tidak langsung

mencerminkan penilaian investor terhadap perusahaan emiten (Siamat,

2001:366).

Dengan adanya pasar modal, pemerintah akan terbantu dalam

(26)

investasinya di pasar modal karena perusahaan yang menerima dana dari

pemilik modal akan meningkatkan usahanya, baik melalui pembelian mesin

baru maupun penyerapan tenaga kerja (Arifin, 2007:47)

Surat-surat berharga yang didagangkan di pasar modal dapat

diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:

1. Saham merupakan bukti penyertaan modal pada suatu perusahaan, imbalannya adalah dividen.

2. Obligasi merupakan bukti hutang dari perusahaan yang mengeluarkannya dan imbalannya berupa bunga.

3. Sekuritas lainnya disebut Sekuritas kredit, seperti right, warrant, opsi, dan lain-lain (Siamat, 2001:385).

Adapun jenis-jenis pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar,

yaitu:

1. Pasar Perdana (Primary market) adalah tempat atau sarana bagi

perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke

masyarakat umum. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh

penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten), berdasarkan

fundamental peruahaan yang bersangkutan.

2. Pasar sekunder (Secondary market) adalah tempat atau sarana transaksi

jual-beli efek antarinvestor dan harga dibentuk oleh investor melalui

perantara efek. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan

(27)

3. Pasar ketiga (Third market) adalah tempat untuk memperdagangkan saham

dan sekuritas lain di luar bursa efek. Pasar modal ini disebut Over The

Counter Market atau di Indonesia disebut Bursa Paralel. Operasi yang ada

pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi, yang meliputi : harga

saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga

yang bersangkutan.

4. Pasar Keempat (Fourt market) adalah sarana transaksi jual-beli antara

investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek (Samsul,

2006:46-50).

Fungsi pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana

dari unit ekonomi yang memiliki surplus dana ke unit yang mempunyai defisit

dana. Bentuk konkrit dari pasar modal adalah bursa efek. Bursa efek adalah

istilah yang digunakan untuk lokasi menjual dan membeli surat-surat berharga

(efek serta sistem yang menjalankannya). Oleh karena itu, harga dari saham

dan efek-efek lainnya berubah sesuai dengan perubahan keseimbangan antara

penawaran dan permintaan terhadap efek yang bersangkutan. Keberhasilan

pasar modal di pengaruhi oleh kondisi supply dan demand tersebut. Untuk

menarik pembeli dan penjual agar dapt berpartisipasi, pasar modal harus

bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid, jika penjual

dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat.

Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat berharga mencerminkan

(28)

2. Lembaga-lembaga Pasar Modal

Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial sangat luas, pasar modal

melibatkan banyak orang dan banyak lembaga. Masing-masing pihak

mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang

kepentingan pihak yang lain. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pasar

modal diantaranya adalah :

a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Fungsi utama badan ini adalah melakukan pembinaan dan

pengawasan atas pasar modal. BAPEPAM diharapkan dapat mewujudkan

tujuan penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, transparan,

efisien, serta penegakan peraturan dan melindungi kepentingan investor di

pasar modal. BAPEPAM secara struktural ada dibawah pengawasan dan

pengendalian menteri keuangan.

b. Emiten

Emiten adalah merupakan sebutan bagi perusahaan yang

menerbitkan saham atau obligasi (bond) dan pembelinya adalah

masyarakat umum. Emiten dapat memperoleh dana jangka panjang baik

berupa modal sendiri (ekuitas) maupun modal pinjaman (obligasi)

c. Investor

Investor atau sering juga disebut pemodal adalah pihak yang

menginvestasikan dana pada sekuritas. Para investorlah yang memasok

dana ke pasar modal sehingga kemajuan suatu pasar modal sangat

(29)

lembaga (dana pensiun, asuransi, reksadana, dan lainnya) dan investor

individu atau perorangan.

d. Penjamin Emisi (Underwriter)

Penjamin emisi efek (Underwriter) adalah salah satu aktivitas

padaperusahhan efek yang melakukan kontrak dengan emiten untuk

melaksanakan penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk

membeli sisa efek yang tidak terjual (full commitment and non full

commitment).

e. Perantara Pedagang Efek

Perantara pedagang efek (broker dealer) atau perusahaan pialang adalah

salah satu aktivitas pada perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha

jual-beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. Pialang atau

broker ialah pihak yang membeli dan menjual efek di bursa atas

permintaan investor. Atas jasanya menjualkan atau membelikan efek,

pialang mendapat balas jasa yang besarnya ditentukan antara investor

dengan pialang.

f. Badan Pengelola Bursa

Badan pengelola bursa bertanggung jawab dalam menjalankan dan

mengoperasikan bursa. Di Indonesia ada dua badan pengelola bursa, yaitu

bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) dan berfungsi

sebagai lembaga pengatur sendiri (self regulatory). Kedua bursa tersebut

(30)

dan dalam menjalankan perannya kedua bursa tersebut mempunyai

kewenangan yang besar.

g. Lembaga-lembaga Pendukung Pasar Modal

Setelah terjadi kesepakatan jual beli efek di bursa efek maka

selanjutnya adalah menyelesaikan transaksi tersebut yang dilaksanakan

oleh Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) dan Lembaga Penyimpanan

dan Penyelesaian (LPP).

h. Penjamin(Guarantor)

Pada instrumen obligasi, dua faktor yang sangat penting bagi

investor ialah kepastian pembayaran bunga dan pengembalian pinjaman

pokok. Untuk memperkuat kepercayaan investor terhadap emiten bahwa

pinjaman pokok maupun bunga akan di bayar tepat waktu maka dalam

penerbitan obligasinya biasanya diperlukan jasa penanggung (guarantor).

i. Wali Amanat (Trustee)

Wali Amanat (trustee), adalah pihak yang mewakili kepentingan

pemegang efek bersifat utang Tugas wali amanat adalah mewakili dan

melindungi kepentingan investor melalui pengawasan terhadap emiten

(Tandelilin, 2010:62-72).

3. Peran dan Manfaat Pasar Modal

Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting sebagai wahana

penyaluran dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan

(31)

akses ke sumber dana yang tersedia secara efesien akan berkurang. Akibatnya,

perusahaan akan menanggung biaya capital yang lebih tinggi, atau bahkan

mengurangi kegiatan usahanya, yang pada akhirnya akan menyebabkan

terganggunya kegiatan perekonomian nasional. Selain itu, melalui

mekanismenya pasar modal mengalokasikan dana yang tersedia kepada pihak

yang paling produktif dapat menggunakan dana tersebut. Dengan demikian

pasar modal juga berfungsi untuk mengalokasikan dana secara optimal

(Bambang, 2008:40).

a. Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien

Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui

pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan

di pasar modal. Sebaliknya perusahaan dapat memperoleh dana yang

dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang

melalui Pasar Modal tersebut.

b. Pasar Modal sebagai alternatif investasi Pasar modal memudahkan

alternatif berinvestasi dengan memberikan keuntungan dengan sejumlah

resiko tertentu.

c. Investor dapat memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik

Perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak

hanya dimiliki oleh sejumlah orang-orang tertentu saja karena penyebaran

kepemilikan secara luas akan mendorong perkembangan perusahaan

(32)

d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara professional dan transparan,

keikut sertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong

perusahaan untuk menerapkan manajemen secara lebih profesional,

efesien dan berorientasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu kondisi

Good Corporate Governance”, Bapepam menganjurkan setiap

perusahaan publik untuk memiliki suatu komite audit.

e. Peningkatan aktifitas ekonomi nasional dengan keberadaan Pasar Modal,

perusahaan–perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga

akan mendorong perekonomian Indonesia menjadi lebih maju, yang

selanjutnya akan menciptakan pendapatan pajak bagi pemerintah.

4. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham

Untuk menentukan nilai saham, pemodal dan analisis melakukan

analisa terlebih dahulu terhadap saham-saham yang ada di pasar modal (bursa

efek) guna menentukan saham-saham yang dapat memberikan return paling

optimal. (Suad Husnan, 2005:307-341).

Ada dua pendekatan analisis yang dapat di gunakan yakni:

1. Pendekatan Analisis Teknikal

Pendekatan analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang

menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha

mengakses pemerintah dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar

secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang

(33)

gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Karenanya

pendekatan ini juga di sebut pendekatan analisis pasar (market analysis)

atau analisis internal (internal analysis).

Sasaran pendekatan analisis teknikal adalah ketepatan waktu dalam

memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham maupun suatu

indikator pasar. Para analisis teknikal lebih menekankan perhatian pada

perubahan harga ketimbang tingkat harga, karenanya analisis mereka lebih

di usahakan untuk meramalkan trend perubahan harga tersebut.

2. Pendekatan Analisis Fundamental

Analisis fundamental di dasarkan pada suatu anggapan bahwa

setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan suatu

fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang di kombinasikan untuk

menghasilkan suatu return yang di harapkan dan suatu resiko yang melekat

padanya. Hasil estimasi nilai intrinsik tersebut kemudian di bandingkan

dengan harga pasar yang sekarang (current market price). Pemodal yang

sanggup melakukan analisis fundamental yang baik seharusnya mampu

meraih return dengan beraksi lebih dahulu sebelum pasar merefleksi

informasi yang sesungguhnya.

5. Investasi di Pasar Modal

Jogiyanto (2000:5) menyatakan bahwa “ investasi merupakan

(34)

selama periode waktu yang tertentu. Sedangkan pengertian investasi menurut

E.A. Koetin (2002:6) sebagai berikut:

Investasi adalah penggunaan uang untuk objek-objek tertentu dengan

tujuan bahwa nilai objek tersebut selama jangka waktu investasi akan

meningkat, paling tidak bertahan, dan selama jangka waktu itu pula

memberikan hasil yang teratur.

Menurut Tendelilin (2010:2), investasi adalah komitmen atas sejumlah

dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Investasi menurut pandangan keynesian akan ditentukan oleh

ekspektasi atas keuntungan. Sementara itu, ekspektasi atas keuntungan akan

ditentukan oleh dua fakor penting. Pertama, ekspektasi atas tingkat

pengembalian investasi (return on investment) atau dengan kata lain

ditentukan oleh efisiensi dari investasi itu sendiri (marginal efficiency of

investment). Kedua, tingkat keuntungan akan berhubungan dengan tingkat

penjualan (Prasetyantoko, 2008:73)

6. Saham Sebagai Pilihan Investasi

Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan

seorang investor di dalam suatu perusahaan. Jika sebuah perusahaan menjual

sebagian sahamnya kepada masyarakat luas atau kepada publik maka

perusahaan tersebut dikatakan go public atau telah menjadi perusahaan publik,

(35)

hanya dimiliki sekelompok orang, namun kepemilikannya telah menyebar ke

banyak pihak (Hendy, 2008:30-31).

Saham adalah bukti telah dilakukannya penyetoran penuh modal yang

diambil bagian oleh para pemegang saham perseroan terbatas. Saham

diterbitkan segera setelah perseroan terbatas memperoleh status sebagai badan

hukum, yaitu segera setelah perseroan terbatas disahkan oleh Menteri Hukum

dan HAM (Gunawan, 2008:27).

7. Strategi Investasi di Pasar Modal

Investasi di pasar modal, investor harus benar-benar menyadari bahwa

disamping akan memperoleh keuntungan juga kemungkinan akan mengalami

kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipegaruhi oleh

kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham dan kemungkinan

turun naiknya harga di Bursa. Oleh karena itu bermain di pasar modal tidak

memiliki jaminan untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih lebih dari

harga beli saham dan harga jual saham. Dengan demikian bermain di Bursa

akan sangat mungkin pula investor mengalami capital loss (Purnastuti,

2006:47)

Menurut Sri Susilo, dkk (2000:204) beberapa strategi yang dapat

digunakan dalam melakukan investasi di bursa efek khususnya dalam bentuk

(36)

a. Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio. Strategi ini

dapat memperkecil risiko investasi karena risiko akan disebar ke berbagai

jenis saham.

b. Beli dipasar perdana dan jual setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.

c. Beli dan simpan. Strategi ini dapat digunakan apabila investor memiliki

keyakinan berdasarkan analisis dalam perusahaan yang bersangkutan

memiliki prospek untuk berkembang yang cukup pesat beberapa tahun

mendatang sebagai sahamnya diharapkan akan menjalani kenaikan yang

cukup besar pada saat itu.

d. Beli saham tidur. Saham tidur adalah saham yang jarang atau tidak pernah

ada transaksi. Saham tidur ini bisa disebabkan jumlah saham yang

dicatatkan terlalu sedikit atau dikuasai oleh investor insitusi dan pemilik

saham sama. Dapat pula disebabkan karena kinerja perusahaan yang

bersangkutan kurang baik atau prospek usahanya masih cerah dan kurang

mendapat perhatian pemodal.

e. Srategi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain. Investor yang

memiliki strategi ini cenderung bersifat lebih spekulatif. Mereka akan

cepat-cepat melepas saham-saham yang di perkirakan harganya akan

mengalami penurunan atau cepat-cepat membeli saham yang menurut

anggapannya akan mengalami kenaikan kurs.

f. Konsentrasi pada industri tertentu. Strategi ini lebih cocok bagi investor

yang belum menguasai kondisi suatu jenis industri sehingga mengetahui

(37)

g. Mutual fund. Melakukan investasi dengan membeli unit sertifikat atau

saham yang diterbitkan oleh investment trust. Strategi ini cocok untuk

investor yang tidak memiliki cukup waktu melakukan analisis pasar atau

tidak ada akses informasi.

8. Return Saham Sebagai Proyeksi Atas Risiko

Keputusan investasi bagi para investor mengandung risiko dan

ketidakpastian. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang penting

untuk dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Seorang investor

yang rasional, sebelum mengambil keputusan investasi harus

mempertimbangkan dua hal, yaitu pendapatan yang diharapkan (expected

return) dan risiko (risk) yang tergantung pada jenis investasinya. Investasi

pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan

dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi, deposito dan tabungan.

Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diharapkan dari investasi pada

saham bersifat tidak pasti, dimana mendapatkan saham terdiri dari dividen dan

capital gain. Kesanggupan suatu perusahaan untuk membayar dividen

ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sedangkan

capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham. Risiko investasi saham

tercermin pada variabilitas pendapatan (return) saham, baik pendapatan saham

individual maupun pendapatan saham secara keseluruhan (return market) di

(38)

Pengertian return menurut Kevin (2006:19) adalah, “The expected

return is the uncertain future return that an investor expects to get for his

investment”.

Return adalah total keuntungan atau kerugian dari suatu investasi pada

suatu periode tertentu, yaitu perubahan nilai invetasi ditambah suatu distribusi

kas selama periode tertentu dibandingkan dengan nilai investasi pada periode

awal. Jadi return dihasilkan dari 2 sumber yaitu pendapatan (arus kas) dan

peningkatan harga dari investasi (capital gain atau loss) (Suad Husnan,

2001:208).

Pengertian return menurut Weston dan Copeland (2005:143) adalah

imbalan yang di harapkan akan di peroleh pada masa yang akan datang.

Sedangkan perngertian expected return menurut (Hinsa, 2009:78) adalah

pengembalian yang diharapkan investor dari investasinya (aktivanya),

menurut harga tertentu, potensi pertumbuhan, dan faktor exogenous.

Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas

investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen

yaitu current income dan capital gain (Wahyudi, 2003). Bentuk dari current

income berupa keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat

periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental perusahaan.

Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih antara

harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan

positif, bilamana harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga

(39)

1. Returnrealisasi merupakan return yang telah terjadi

2. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh

investor di masa yang akan datang.

Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil

yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham

periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen,

maka dapat ditulis dengan rumus: Ross et al. (2003:238).

Keterangan: Ri = Return saham

Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Selain return saham terdapat juga return pasar (Rm) yang dapat

dihitung dengan rumus: Jogiyanto (2003 : 232)

Keterangan:

Rm = Return pasar

(40)

Dalam kaitannya dengan pemantauan kondisi stabilitas sistem

keuangan, hasil perhitungan beta antara lain dapat dipantau untuk melihat

sektor yang sedang berkembang dan berpotensi risiko karena pertumbuhannya

yang cukup tinggi relatif terhadap perkembangan pasar (Muliaman, 2004:18).

Gambar 2.1

Hubungan antara Return dan Risiko saham

Gambar diatas menunjukan adanya hubungan positif antara risk dan

return. Garis vertikal dalam gambar menunjukan besarnya tingkat hasil yang

diharapkan yang layak, sedangkan garis horizontal memperlihatkan risiko

yang ditanggung investor. Titik Rf pada gambar menunjukan return bebas

risiko (risk-free rate). Rf pada gambar di atas menunjukan satu pilihan

investasi yang menawarkan return sebesar Rf dengan risiko sebesar nol (0).

Kesimpulan dari pola hubungan antara risiko dan return adalah, bahwa risiko

dan return mempunyai hubungan yang searah dan linier. Artinya semakin

tinggi risiko suatu aset semakin tinggi pula return dari aset tersebut, demikian

(41)

Dalam berinvestasi apapun berbagai risiko yang bisa mempengaruhi

tingkat keuntungan atau mengalami kerugian selalu akan menjadi

pertimbangan bagi investor. Sebanyak mungkin faktor risiko yang mungkin

akan mempengaruhi tingkat keuntungan dalam investasi saham harus selalu

dideteksi agar seluruh gerak pasar bisa diantisipasi (Dwityapoetra, 2004:19).

9. Risiko Saham

Pengertian Risiko menurut Eugene F. Brigham (2008:202) adalah,

”Risk is defined in Webster’s as a hazard; a peril; exposure to loss or injury.”

Sri Susilo,dkk (2000:206) pengertian risiko secara umum adalah

kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang menimbulkan

kerugian. Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk

mempertimbangkan kehidupan perekonomian di masa mendatang. Sri Susilo,

dkk (2000:207) dalam mengenai risiko tersebut minimal ada 5 cara yang dapat

dilakukan, antara lain :

a. Menghindari risiko atau risk avoidence

Adalah orang yang bersangkutan perlu mempertimbangkan risiko

yang mungkin muncul dari aktivitas yang akan dilakukan. Setelah

mengidentifikasikan risiko, orang dapat meneruskan kegiatannya dapat

juga menarik diri dari kegiatan yang akan di lakukan. Dengan cara

menarik diri, sebenarnya orang tersebut sudah menghindari risiko.

(42)

Mengurangi risiko berarti mengambil tindakan yang bersifat

meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko kerugian. Mengurangi risiko

dapat berarti mengurangi peluang terjadinya atau mengurangi jumlah

kerugian yang mungkin terjadi

c. Menahan risiko atau risk retention

Berarti tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut.

Risiko tersebut dapat ditahan karena seara ekonomi biasanya melibatkan

jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha

menahan risiko ini.

d. Membagi risiko atau risk sharing

Membagi risiko berarti melibatkan orang lain untuk sama-sama

menghadapi risiko. Misalnya saja dalam memulai investasi tersebut.

e. Mentransfer risiko atau risk transfer

Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang

bersedia serta mampu memikul beban beresiko. J. Fred Weston & Thomas

E. Copeland (2005:605) risiko dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Risiko tidak sistematik adalah risiko unik yang tergantung secara

spesifik pada masing-masing perusahaan. Itu mencangkup dengan

melakukan diversifikasi aset pada portofolio.

b. Risiko sistematik atau risiko pasar adalah risiko yang

tergantung pada kondisi makro ekonomi pasar dan merupakan risiko yang

(43)

nilai suatu portofolio yang terdiversivikasi dengan baik akan berfluktuasi

terhadap perubahan dalam hasil pengembalian atas pasar.

Risiko investasi yang dihadapi oleh investor (Rose, 2006:277-280)

sebagai berikut:

1. Market Risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk,

nilai investasi akan menjadi turun ketika suku bunga meningkat

mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital loss.

2. Reinvestment risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield

yang lebih sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang.

3. Default risk. Risiko apabila penerbit aset gagal membayar bunga atau

bahkan pokok aset.

4. Inflation risk. Risiko menurunnya nilai riil aset karena inflasi.

5. Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset karena penurunan nilai tukar

mata uang yang dipakai oleh asset.

6. Political risk. Risiko menurunya nilai aset karena perubahan dalam

peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan pemerintah atau

perubahan penguasa.

Bodie et al. (2005:2) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model

(CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. Capital

Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara

hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected

(44)

empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital

Asset Pricing Model merupakan model yang cukup akurasi pada aplikasi

penting.

Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan

ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians

portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. Capital

Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset

individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio

pasar dan koefisien beta (Tendelilin, 2010:187).

a. Risiko sistematis

Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat dihindarkan, disebut juga

dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar

secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko

tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar.

Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan karenanya tidak bisa

dihilangkan dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam mengukur

risiko ini adalah beta (Tendelilin, 2010:104).

Pengertian Beta menurut Jones (2000:178) adalah “Beta a measure of

valatility, or relative systematic risk”. Dimana pengertian volatilitas adalah

(45)

fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar,

Risiko tidak sistematik (Rodoni, 2010:89) merupakan risiko yang

berpengaruh khusus pada sebuah asset tunggal atau sebuah asset kelompok

kecil, dan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan

dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam risiko tidak sistematis

(46)

investor saat ini dianggap sama dengan tingkat variabilitas dari return yang

diharapkan. Semakin berfluktuasi tingkat harapan return yang akan didapat

maka tingkat risiko juga tinggi.

(Sumber:Rose, et al.2003:107)

Gambar 2.2 Risiko tidak sistematis

Gambar 2.2 di atas menjelaskan hubungan risiko sistematis dan risiko

tidak sistematis. Risiko tersebut digambarkan melalui risiko total yang

merupakan penjumlahan dari risiko sistematis (Systematic risk) dan risiko

tidak sistematis (Unsystematic risk). Risiko tersebut dipergunakan karena

(47)

B. Tingkat Resiko dan Tingkat Pengembalian

Pengertian Risiko menurut Kevin (2006:20) adalah “Risk is the

potential for variability in return.”

Tingkat pengembalian saham menurut Tendelilin (2001:105)

merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor yang berinvestasi dan

juga merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung risiko

atas investasi yang di lakukannya.

Menurut Jugiyanto (2003:201), ekspektasi pengembalian adalah

pengembalian yang di harapkan akan di peroleh oleh investor di masa

mendatang. Sedangkan menurut Halim (2003:30), memberikan pengembalian

saham sebagai imbalan yang di peroleh dari investasi. Pengembalian ini di

bedakan menjadi dua. Pertama, pengembalian yang telah terjadi

(pengembalian aktual) yang di hitung berdasarkan data historis. Kedua adalah

pengembalian yang di harapkan di mana pengembalian ini akan di peroleh

investor di masa mendatang.

Risiko sistematis atau risiko pasar (Suad Husnan,2005:200) merupakan

risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena

fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi

pasar secara keseluruhan. Misalnya, adanya perubahan tingkat bunga, kurs

valas, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Sehingga sifatnya umum dan

berlaku untuk semua saham yang bersangkutan. Risiko ini disebut juga

undiversifiable risk. Hal ini berarti kinerja saham suatu badan usaha di

(48)

perubahan pasar. Dengan kata lain, ekspektasi pengembalian dipengaruhi oleh

perubahan faktor di luar kendali manajemen suatu badan usaha, dan setiap

saham memiliki kepekaan yang berbeda terhadap kondisi pasar tersebut.

Pada dasarnya, investor akan selalu memperhatikan besarnya risiko

saham, dalam hal ini risiko saham yang tidak dapat di hilangkan dengan

diversifikasi oleh investor adalah resiko sistimatis yang di lambangkan dengan

β sebagai variabel penentu tingkat pengembalian saham yang di harapkan.

Hubungan antara risiko sistematis dengan pengembalian tersebut

apabila digambarkan dalam suatu model akan membentuk Capital Asset

Pricing Model (CAPM) (Sharpe,2005:105). Model tersebut bisa dituliskan

dalam bentuk Persamaan :

E(Ri) = Rf +[E(Rm)-Rf]βi

Dimana E(Ri) adalah pengembalian yang diharapkan dari surat

berharga i dan merupakan fungsi dari risiko sistematisnya (β). Sedangkan

kemiringan [E(Rm)-Rf] dinamakan dengan harga risiko atau premi risiko,

yaitu selisih antara pengembalian pasar yang diharapkan (E(Rm)) dengan

tingkat bebas risiko (Rf).

C. Likuiditas

Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan

suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segara harus

dipenuhi. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban finansial

(49)

oleh perusahaan. Kemampuan membayar baru dapat diketahui setelah

membandingkan alat likuid di satu pihak dengan kewajiban finansialnya yang

segera harus dipenuhi. Likuiditas badan usaha berarti kemampuan perusahaan

untuk dapat menyediakan alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat

memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih. Rasio likuiditas adalah

rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan

(Jogiyanto,2007:210).

D. Penelitian Sebelumnya

Investor yang melakukan investasi akan selalu menghadapi dua hal

utama, yaitu: tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko yang dihadapi.

Risiko investasi yang dihadapi oleh investor terbagi menjadi dua: risiko tidak

sistematis dan risiko sistematis. Investor dapat meminimalkan risiko tidak

sistematis dengan melakukan diversifikasi investasi atau dengan membentuk

portofolio saham. Sedangkan risiko sistematis merupakan risiko yang dihadapi

oleh investor yang tidak dapat dieliminir dan terdapat pada semua jenis saham

dan portofolio. Risiko sistematis dinyatakan dengan beta. Beta merupakan

ukuran volatilitas return sekuritas atau portofolio dengan return pasar.

Semakin tinggi fluktuasi antara return sekuritas dengan return pasar, maka

semakin tinggi nilai beta.

1. Ahmed dan Lockwood (1998) menguji faktor-faktor makro ekonomi yang

mempengaruhi beta pada periode pasar bull dan bear dan saat

(50)

membuktikan beta periode bull dan bear berbeda signifikan, begitu juga

beta pada periode resesi berbeda dengan beta periode ekspansi. Jadi risiko

sistematis pada periode perekonomian yang dilanda kontraksi berbeda

dengan risiko sitematik periode perekonomian yang mengalami ekspansi.

Selanjutnya Ahmed dan Lockwood (1998) menguji perbedaan struktur

model beta periode kontraksi dengan ekspansi dan membuktikan struktur

beta tersebut berbeda secara signifikan. Perbedaan tersebut karena adanya

perbedaan pada variabel inflasi. Berdasarkan penelitiannya Ahmed dan

Lockwood (1998) menyimpulkan nilai beta berbeda pada kondisi

perekonomian yang berbeda. Penelitian ini mengkonfirmasi Bhardwaj dan

Brooks (1993) yang menunjukkan beta pada periode pasar yang sedang

bear dan bullish berbeda. Tandelilin (2001) juga menunjukkan beta yang

dihitung secara terpisah pada periode pasar yang bear dan bullish dapat

menjelaskan return saham pada periode tersebut.

2. Miswanto dan Husnan (1999) menguji pengaruh variabel operating

leverage, cyclicality dan ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis. Hasil

penelitian mereka menunjukkan beta perusahaan yang unleverage

merupakan proksi terhadap risiko bisnis. Selanjutnya Miswanto dan

Husnan (1999) menguji pengaruh masing-masing variabel terhadap beta.

Sampel yang digunakan adalah 30 perusahaan teraktif berdasarkan volume

perdagangannya selama periode 1992-1995. Hasilnya menunjukkan secara

(51)

Sedangkan secara parsial, variabel cyclical dan ukuran perusahaan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta.

3. Natarsyah (2000) meneliti pengaruh faktor fundamental terhadap beta

dengan menggunakan sampel perusahaan yang termasuk industri barang

konsumsi yang go publik. Sampel penelitian terdiri dari 16 oerusahaan

selama periode 1990-1997. Hasil penelitian Natarsyah (2000)

membuktikan faktor fundamental yang berasal dari informasi laporan

keuangan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan pada

peta. Sedangkan secara parsial ROA, rasio utang terhadap modal, dan nilai

buku saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta.

4. Penelitian yang lain dilakukan oleh Brooks dan Shoong (2002) yang

menganalisis perubahan risiko sistematis akibat krisis moneter di Kuala

Lumpur Stock Exchange. Mereka mereview kebijakan kontrol terhadap

nilai tukar ringgit terhadap dollar US dan kontrol terhadap lalu llintas uang

di Malaysia terhadap nilai beta. Mereka membandingkan nilai beta pada

periode krisis moneter dan setelah adanya kebijakan kontrol ringgit.

Hasilnya menunjukkan nilai rata-rata beta setelah kebijakan kontrol nilai

tukar ringgit lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata beta pada

periode krisis moneter.

5. Andi Nugraha (2004), meneliti pengaruh CAR, LDR, ROA, dan BOPO

terhadap return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta,

serta menganalisis diantara variabel-variabel tersebut yang berpengaruh

(52)

dengan metode Purposive Sampling, dengan kriteria perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEJ selama tiga tahun yaitu 2002-2004.

Sampel yang memenuhi kriteria tersebut adalah 16 perusahaan perbankan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang berpengaruh

signifikan terhadap return saham perbankan yang terdaftar diBEJ adalah

LDR dan BOPO, sedangkan CAR dan ROA tidak berpengaruh yang

signifikan terhadap return saham. Di antara LDR dan BOPO, ternyata

LDR memiliki pengaruh yang dominan terhadap return saham perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

E. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini akan menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap

risiko saham bank dengan menggunakan data historis selama periode

2004-2008. Data sekunder yang berupa harga saham diambil dari periode Januari

2003 hingga desember 2008 kemudian diolah untuk menghitung besarnya

return serta risiko saham. Sedangkan data yang berupa rasio keuangan berasal

dari laporan Tahunan, Desember 2004 hingga Desember 2008.

Pada penelitian ini, aspek ekonomi dan non-ekonomi yang lain seperti:

perubahan suhu politik, sasaran konsumen (Nasabah), dan sebagainya tidak

diperhitungkan. Sesuai dengan penelitian ini, maka model penelitian path

analyze/analisis jalur dan hipotesis yang menggambarkan pengaruh kinerja

keuangan terhadap risiko saham seperti seperti pada gambar diagram jalur

(53)

Gambar 2.3

”Pengaruh Risiko Sistematik dan Likuiditas terhadap Return Saham.” (Kerangka konseptual diambil dari model Riduwan Engkos, 2007:5)

Risiko sistematik (X1)

Current Ratio (X2)

Harga saham (Y1)

Return saham (Y2)

Quick Ratio (X3)

ρ y1x1

ρ y1x2

ρ y2x3

ρ y1x3

ρ y2x2

ρ y2x1

πx1x2

πx2x3

πx1x3

ε1

(54)

F. Uji Hipotesis 1. Struktur I

Y1 = y1x1 + y1x2 + y1x3

Hipotesis Struktur I :

a. Dengan Uji Stimultan (F-Test)

1) Ha : x1y1 = x2y1 =x3y1≠ 0

Artinya : Terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta),

Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap

harga saham.

Ho : x1y1 = x2y1 =x3y1 = 0

Artinya : Tidak terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta),

Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap

harga saham.

b. Dengan Uji Parsial (t-Test)

1) Ha : x1y1 > 0

Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Risiko sistematis

(beta) terhadap harga saham.

Ho : x1y1 = 0

Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Risiko

sistematis (beta) terhadap harga saham.

2) Ha : x2y1 > 0

Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Current Ratio (CR)

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan antara Return dan Risiko saham
Gambar 2.2 Risiko tidak sistematis
Gambar 2.3 ”Pengaruh Risiko Sistematik dan Likuiditas terhadap Return Saham.”
Gambar 3.1 ”Pengaruh Risiko Sistematik dan Likuiditas terhadap Return Saham.”
+7

Referensi

Dokumen terkait

Besides that the uses of the research to find out how English teacher use the methodology of teaching learning at the school, especially in teaching speaking

Mengingat bahwa desain teras RRI belum final, sementara perhitungan termohidrolika harus dilakukan untuk memperkirakan model konfigurasi yang memenuhi aspek keselamatan kecukupan

Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi , maka saluran akan terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan , sedangkan jika kemiringan arah lebar

Pada perencanaan landfill dan analisis stabilitas, pengenalan karakteristik dari perilaku material MSW sangatlah penting, sama halnya dengan properti fisika

Salah satu pemahaman tentang wisata desa yang dikemukakan oleh Suyanti (2013) adalah suatu bentuk lingkungan yang memiliki ciri khusus, baik alam maupun budaya

Menghormati atau menunjukkan penghargaan pada orang lain merupakan suatu tindakan yang sangat terpuji, sehingga pondok pesantren Al-Halimy Sesela Lombok

Teknik analisis data yang digunakan adalah Pendekatan Kualitatif Deskriptif-Analitis, yaitu untuk memberikan pemecahan masalah dengan mengumpulkan data lapangan,

Karena rasio statistik bisa menjelaskan apakah ada kesamaan antara variabel- variabel yang ada pada sebuah grouping variable, seperti apakah berat badan orang yang tinggal di