PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL
TERHADAP RISIKO SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ 45
PERIODE 2004-2009
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Knowledge, Piety, Integrity
Oleh : Citra Ardhini NIM : 106081002396
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Hari ini Jumat Tanggal 10 Bulan Desember Tahun Dua ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Sidang Skripsi atas nama Citra Ardhini NIM: 106081002396 dengan judul skripsi “PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ 45 PERIODE 2004-2009”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Desember 2010
Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
Prof.Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warnida, SE, M.Si Ketua Sekretaris
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS Herni Ali, HT, SE, MM Penguji Ahli I Penguji Ahli II
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP
RISIKO SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ 45
PERIODE 2004-2009
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Citra Ardhini NIM: 106081002396
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, M.Si NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19731221 200501 2 002
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Hari ini Senin Tanggal 10 Bulan Mei Tahun Dua ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Citra Ardhini NIM: 106081002396 dengan judul Skripsi “Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Risiko Saham Pada Perusahaan LQ 45 Periode 2004-2009”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Mei 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
H.M. Arief Mufraini, Lc, M.Si Titi Dewi Warnida, SE, M.Si Ketua Sekretaris
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Citra Ardhini
NIM : 106081002396
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 12 November 2010
ABSTRACT
This study analyzed the influence of fundamental factors that are represented by the current ratio, debt to total assets, earning per share, and return on equity against the risk of stocks. Samples using 11 companies included LQ 45. Tests for this study using multiple regression analysis with the help of E-views program.
The result of this study indicate that partial return on equity is only a significant effect on the risk of stocks, while the current ratio, debt to total assets, earning per share, and return on equity is jointly significant effect on stock risk. In this study the most influential variables on the risk of stocks is the return on equity (ROE).
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh factor fundamental yang diwakili oleh current ratio, debt to total asset, earning per share, dan return on equity
terhadap risiko saham. Sampel penelitian ini menggunakan 11 perusahaan yang termasuk Indeks LQ 45. Pengujian penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan bantuan program E-views.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial hanya return on equity
yang berpengaruh signifikan terhadap risiko saham, sedangkan current ratio, debt to total asset, earning per share, dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap risiko saham. Dalam penelitian ini variabel yang paling berpengaruh terhadap risiko saham adalah return on equity (ROE). Kata kunci : current ratio, debt to total asset, earning per share, return on
equity, risiko.
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb
Puji dan syukur hamba panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah Nya yang memberikan jalan kemudahan dan keteguhan hati dari kesukaran, karena pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada bidang studi Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan namun berkat bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga telah membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama kepada:
v
ayah tidak sempat melihatnya tapi penulis yakin ayah selalu mendampingi penulis. Untuk Super Mama, Ibuku tercinta, yang selalu berusaha menjadi seorang ayah dan juga seorang ibu yang memberikan kekuatan kepada penulis agar bisa selalu memberikan yang terbaik.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen dan pembimbing I yang telah meluangkan waktunya dan sarannya serta keramah tamahannnya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Titi Dewi Warnida, SE, Msi selaku dosen dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya serta memberikan banyak masukan dan saran untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Kakakku uni Puti Ramadhani yang selalu mengingatkan agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini, serta adik-adikku Andhika Utama dan Sarah Chairunnisa serta keponakanku Fatih yang telah memberikan kecerian dan suasana yang berbeda setiap harinya. Dan keluarga besarku terutama sepupuku (uni Ami, uni Dian , Deny, Tia, Ina, Opik, Iva, Zia), serta om dan uncu yang selalu mendukung penulis.
7. Sahabat-sahabatku (Andri, Anien, dan Hana), teman-teman dekatku (Nila, Presti, Ismi, Nesya, Evan, Dipta, dan Farid), serta Modi dan Ka Ana yang telah banyak membantu dan terima kasih atas persahabatan yang luar biasa. 8. Teman-teman Manajemen B terutama kepada (Ajeng, Dea, Rezy, Beno,
Fadli) yang memberikan warna setiap harinya serta persahabatan yang luar biasa.
9. Teman-teman seperjuangan Keuangan A terutama kepada (Chandera, Chosiyatul, Ega, dan Arisyi). Serta semua teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun tidak mengurangi penghargaan penulis kepada kalian.
10. Semua dosen, staf, dan petugas perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas bantuannya kepada penulis.
Harapan besar dari penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang lain dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya. Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis maka dengan rendah hati penulis menerima saran dan krtitk yang membangun demi lebih baiknya skripsi ini.
Wassalammualaikum Wr.Wb
Jakarta, 12 November 2010
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Citra Ardhini
NIM : 106081002396
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Februari 1988 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mesran II Blok M 19 No.15 Komp. Pertamina Pondok Ranji Ciputat No. Telpon : 08561304688/021-96816671
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. MI Pembangunan Jakarta : (1994-2000)
2. Mts Pembangunan Jakarta : (2000-2003)
3. SMUN 29 Jakarta : (2003-2006)
4. Universitas Islam Negeri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Manajemen Keuangan : (2006-2010)
Jakarta, 12 November 2010
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Dosen Lembar Pengesahan Ujian Skripsi Lembar Pengesahan Ujian Kompehensif Riwayat Hidup
Abstract... i
Abstrak... ii
Kata Pengantar... iii
Daftar Isi... vi
Daftar Tabel... viii
Daftar Gambar... ix
Daftar Lampiran... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10
1.Tujuan Penelitian ... 10
2.Manfaat Penelitian ... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Pasar Modal ... 12
1. Pengertian Pasar Modal ... 12
2. Instrumen Pasar Modal ... 14
3. Fungsi Pasar Modal ... 15
B. Risiko Investasi ... 16
1. Pengertian Risiko ... 16
2. Jenis-jenis Risiko Investasi ... 17
3. Beta Saham... 19
C. Faktor Fundamental... 23
D. Nilai Saham ... 24
E. Teknik Analisis Saham ... 27
F. Penelitian Terdahulu ... 30
G. Kerangka Pemikiran... 32
H. Hipotesis Penelitian... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup... 36
B. Metode Penentuan Sampel... 36
C. Metode Pengumpulan Data ... 38
D. Metode Analisis ... 38
E. Identifikasi dan Operasional Penelitian ... 45
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 50
B. Pengujian dan Pembahasan ... 56
C. Interpretasi... 75
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 81
B. Implikasi ... 82
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
Tabel 3.1 Sampel Penelitian 37
Tabel 3.2 Uji Statistik Durbin-Watson 41 Tabel 4.1 Sampel Penelitian Indeks LQ 45 57
Tabel 4.2 Current Ratio (CR) 59
Tabel 4.3 Debt to Total Asset (DTA) 61
Tabel 4.4 Earning Per Share(EPS) 62
Tabel 4.5 Return On Equity(ROE) 64
Tabel 4.6 Risk (BETA) 66
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas 69
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas 70 Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas 71 Tabel .10 Hasil Uji Regresi Berganda 72
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal sebagai sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Oleh karena itu pasar modal dapat dijadikan wahana investasi bagi masyarakat. Dengan adanya pasar modal maka pihak yang mempunyai kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dengan mengharapkan imbalan. Sedangkan pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut tanpa harus menunggu dana dari kegiatan operasional perusahaan. (Ahmad Kamarudin, 2003:17).
Dalam transaksi di pasar modal, investor dapat langsung meneliti dan menganalisis keuntungan masing-masing perusahaan yang menawarkan modal. Begitu, mereka anggap menguntungkan dapat langsung membeli dan menjualnya kembali pada saat harga naik dalam pasar yang sama. Jadi, dalam hal ini investor dapat pula menjadi penjual kepada para investor lainnya. (Kasmir, 2005:194). Akan tetapi dalam bertransaksi di pasar modal investor tidak tahu pasti hasil yang akan diperolehnya, karena setiap investasi yang dilakukannya akan mengandung suatu risiko.
diharapkan baru akan diterima pada masa yang akan datang. Risiko itu juga timbul karena return yang diterima mungkin lebih besar atau lebih kecil dari dana yang diinvestasikan. Sehingga risiko merupakan faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan dari setiap pengambilan keputusan investasi, karena besar kecilnya risiko yang terkandung dalam suatu investasi akan mempengaruhi return yang diharapkan dari investasi tersebut. Risiko investasi dibagi menjadi dua yaitu risiko sistematis dan risiko unsistematis
(Jogianto,2000: 160).
Risiko sistematik mengacu kepada risiko pasar yaitu ketidakpastian hasil perolehan investasi yang akan mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan, sedangkan risiko tidak sistematik mengacu pada faktor risiko yang unik pada setiap perusahaan, hanya mempengaruhi satu (sekelompok kecil) perusahaan. (L. Thian Hin, 2008:20). Risiko sistematik merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi sedangkan risiko tidak sistematik merupakan risiko unik yang dapat dikurangi dengan cara didiversifikasi.
Risiko tidak sistematik atau risiko yang dapat didiversifikasi akibatnya hanya menimbulkan sedikit kekhawatiran bagi investor yang terdiversifikasi. (Bringham dan Hauston, 2006:214).
Risiko sistematik merupakan risiko yang berkaitan denganperubahan yang terjadi dipasar secara keseluruhan. Jadi perubahan pasar akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi (kondisi makro). (Darmawan Sjahrial, 2008). Untuk mengukur risiko sistematik digunakan koefisien beta yang merupakan ukuran tingkat respon atas kelebihan tingkat pengembalian atas sekuritas
(sebagai kelebihan dari tingkat bebas risiko) dibandingkan dengan yang di pasar menggunakan beberapa indeks yang ekstensif (James van Horne dan John Wachowicz, 2009:129).
Beta merupakan ukuran volatilitas return saham terhadap return pasar. Semakin besar fluktuasi return suatu saham terhadap return pasar maka semakin besar pula beta saham tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil fluktuasi return saham terhadap return pasar maka semakin kecil pula beta saham tersebut. Apabila kondisi pasar membaik (ditunjukkan dengan naiknya indeks pasar) maka saham yang memiliki beta positif akan menunjukkan kecenderungan meningkatnya harga saham, demikian juga sebaliknya apabila pasar memburuk maka harga saham cenderung turun. (Jogiyanto Hartono, 2008:358).
Untuk dapat memilih investasi yang aman diperlukan analisis yang cermat, teliti, dan mendukung dengan risiko yang akurat. Pemilihan teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi risiko investor dalam berinvestasi. Analisis yang dapat digunakan adalah analisis teknikal dan analisis fundamental.
Analisis fundamental dilakukan oleh investor menggunakan data keuangan perusahaan untuk menghitung nilai intrinsik saham. Oleh karena itu laporan keuangan sangat penting karena laporan keuangan menggambarkan aspek fundamental perusahaan yang bersifat kuantitatif, selain itu laporan keuangan diharapkan dapat berguna untuk menilai risiko suatu investasi.
Laporan keuangan akan menjadi informasi yang berguna, lebih mendalam, dan lebih tajam dengan teknik tertentu. Analisis laporan keuangan menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna satu dengan yang lain untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan suatu keputusan yang tepat. Dengan demikian tujuan analisis laporan keuangan adalah mengkonversikan data menjadi informasi. (Harahap, 2008:190).
Salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio keuangan merupakan cara untuk menganalisis laporan keuangan yang mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya, dimana dapat memberikan petunjuk yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. (Dwi P dan Rifka J, 2002:54).
Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas serta risiko sistematik yang diwakili oleh beta.
Dalam penelitian ini rasio likuiditas diwakili oleh current ratio (CR) yang merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang pada saat dilikuidasi. Rasio solvabilitas diwakili oleh debt to total asset
(DTA). Rasio profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh kekayaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas diwakili oleh earning per share (EPS) dan return on equity (ROE). (Ahmad Rodoni, 2010). Rasio keuangan ini digunakan karena merupakan salah satu komponen informasi yang mempengaruhi investor dalam menilai harga dan risikonya di pasar modal. (Surono Subekti, 2001:34). Risiko yang digunakan adalah beta saham, dikarenakan beta saham mencerminkan kondisi fundamental dari suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena pergerakan beta ditentukan dari pergerakan harga saham perusahaan. (Yulius Yulianto, 2010).
Penelitian ini dilakukan pada periode 2004-2009, dikarenakan adanya fluktuasi dari IHSG dalam rentang periode 2004-2009. Pada tahun 2004 IHSG berada pada level 1000,2 selanjutnya terus meningkat sampai dengan tahun 2007 di level 2745,8. Akan tetapi pada awal 2008 terjadilah krisis global yang mengakibatkan IHSG menurun tajam pada level 1355,4, sedangkan pada tahun 2009 IHSG kembali meningkat pada level 2534,3.
mempunyai kapitalisasi pasar yang besar serta selalu dipantau perkembangannya setiap 6 bulan sekali sehingga menarik untuk dijadikan sampel penelitian.
Beberapa peneliti yang juga meneliti faktor-faktor fundamental terhadap risiko saham, diantaranya Iqbal dan Bandi (2003), penelitian ini meneliti pengaruh tingkat suku bunga, rasio profitabilitas, dan beta akuntansi terhadap beta syariah di Bursa Efek Jakarta. Rasio profitabilitas yang digunakan yaitu ROA dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, rasio profitabilitas, dan beta akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap beta syariah baik secara parsial maupun simultan.
Yeni E Septiana (2004), juga meneliti pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap risiko saham pada perusahaan industri rokok. Faktor fundamental yang digunakan adalah earning per share, current ratio, return on investment, return on equity, dan debt to total asset. Kesimpulannya bahwa secara parsial hanya earning per share dan debt to total asset yang berpengaruh signifikan sedangkan secara simultan earning per share, debt to total asset, dan return on equity berpengaruh signifikan terhadap risiko.
Sunardi (2005), meneliti pengaruh pertumbuhan, ungkitan finansial, dan ukuran perusahaan terhadap risiko sistematis saham pada semua perusahaan yang terdaftar di BEI selain bank dan lembaga keuangan lain. Ungkitan finansial diwakili oleh debt to total asset. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan, ungkitan finansial, dan ukuran perusahaan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap risiko. Sedangkan secara parsial hanya pertumbuhan yang berpengaruh signifikan terhadap risiko.
Zubaidi Indra (2006), penelitian ini meneliti faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi risiko saham. Faktor-faktor fundamental yang digunakan yaitu debt to equity, return on equity, earning per share, price earning ratio,
dan operating profit margin. Kesimpulannya bahwa debt to equity, return on equity, earning per share, price earning ratio, dan operating profit margin
berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis.
Sugeng dan Sartika (2006), meneliti pengaruh factor fundamental terhadap beta saham dan beta akuntansi pada perusahaan go public di BEI. Faktor fundamental yang digunakan adalah financial leverage (DTA), current ratio, asset growth, dan firm size. Kesimpulannya bahwa pada pengujian pertama
financial leverage (DTA), current ratio, asset gowth, dan firm size terhadap beta saham menunjukkan baik secara parsial ataupun simultan tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan pada pengujian yang kedua, secara parsial hanya financial leverage yang berpengaruh signifikan terhadap beta akuntansi. Secara simutan tidak ada yang berpengaruh signifikan terhadap beta akuntansi. Deny Suryo Utomo (2006), meneliti analisis pengaruh asset growth, earning per share, debt to total asset, dan deviden yield terhadap beta saham pada perusahaan perbankan. Kesimpulannya secara parsial dan simultan tidak ada variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta saham.
Variyetmi Wira (2008), meneliti analisa karakteristik perusahaan terhadap
digunakan adalah earning per share, dividen payout ratio, current ratio, return on investment, dan cyclicality. Kesimpulannya bahwa secara parsial hanya variabel return on invesment yang berpengaruh signifikan terhadap beta. Akan tetapi secara simultan variabel earning per share, , dividen payout ratio, current ratio, return on investment, dan cyclicality mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta.
Yulius Yulianto (2010), meneliti pengaruh asset growth, earning per share, debt to total asset, return on invesment, dan dividen yield terhadap beta saham pada perusahaan perbankan. Kesimpulannya asset growth, debt to total asset, dan return on investment berpengaruh signfikan terhadap beta saham, sedangkan earning per share dan dividen yield tidak berpengaruh signifikan.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian terdahulu. Adapun yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Variabel yang digunakan
Pada penelitian ini variabel yang digunakan CR, DTA, EPS, dan ROE, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan EPS, CR, ROI, ROE, dan DTA.
2. Perbedaan sampel yang digunakan
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel industri rokok.
3. Periode penelitian yang digunakan
Pada penelitian ini menggunakan periode dari tahun 2004-2009, sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan periode dari tahun 1996-2003.
Berdasarkan pemikiran tersebut penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor fundamental apa saja yang dapat mempengaruhi risiko sahamnya dengan menggunakan rasio keuangan yang diwakili oleh variabel current ratio
(CR), debt to total asset (DTA), earning per share (EPS), dan return on equity
(ROE). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI sejak tahun 2004-2009. Maka berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Risiko Saham Pada Perusahan LQ 45 Periode 2004-2009”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh variabel current ratio, debt to total asset, earning per share, dan return on equity terhadap risiko saham?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti, yaitu:
a. Untuk menganalisis pengaruh variabel current ratio, debt to total asset, earning per share, dan return on equity terhadap risiko saham. b. Untuk menganalisis pengaruh current ratio, debt to total asset, earning
per share, dan return on equity yang paling berpengaruh terhadap risiko saham.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi Penulis
Diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan tentang manajemen investasi, khususnya mengenai pengaruh faktor fundamental terhadap risiko saham.
b. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan kepada calon investor, investor dan perusahaan-perusahaan dalam menentukan investasi yang akan dipilih dapat dilihat dari faktor-faktor fundamentalnya ataupun dari risiko sahamnya.
c. Bagi Akademisi
12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang perkembangan ekonomi negara yang
bersangkutan. Pasar modal muncul sebagai alternatif bagi pembiayaan
jangka panjang.
Pasar modal adalah pasar keuangan untuk saham dan utang jangka
menengah dan jangka panjang (satu tahun atau lebih lama). (Rodoni&Ali,
2010:32).
Ahmad Rodoni (2008:40) pasar modal (capital market) adalah pasar
keuangan untuk dana-dana jangka panjang (dana yang jatuh temponya
lebih dari satu tahun) dan merupakan pasar yang konkrit.
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisir di
mana efek-efek yang diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa Efek
(stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara
langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi Bursa efek
sendiri antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan
harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran.
Ahmad Kamarudin (2003:17) mengartikan pasar modal sebagai sarana
pembentuk modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna
menunjang pembiayaan pembangunan nasional.
Block (2002:639) capital markets, competitive markets for equity
securities or debt securities with maturities of more than one year. The
best examples of capital market securities are common stock, bonds, and
preferred stock.
Fabozzi (1999:15) pasar modal merupakan pasar keuangan bagi
instrumen-instrumen ekuitas dan instrumen-instrumen utang yang jatuh
tempo lebih dari satu tahun.
Suad Husnan (1993:1) secara formal pasar modal bisa didefinisikan
sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka
panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authotities,
maupun perusahaan swasta.
Sedangkan menurut UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah
pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan
2. Instrumen Pasar Modal
Menurut Rodoni (2005:128) ada beberapa instrumen pasar modal yang biasa diperdagangkan, yaitu:
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa dapat didefinisikan sebagai bukti tanda kepemilikan atas
suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan kertas tersebut.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen merupakan saham yang akan menerima dividen dalam
jumlah yang tetap, dan merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
pendapatan yang tetap (seperti bunga), tetapi juga bisa mendatangkan
hasil seperti yang dikehendaki investor.
c. Obligasi (Bond)
Obligasi merupakan surat tanda utang jangka panjang yang diterbitkan
oleh perusahaan ataupun pemerintah. Penerbit membayar bunga atas
obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara
periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat
jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah
bunga yang terutang.
d. Obligasi Konversi (Convertible Bond)
Obligasi konversi adalah obligasi yang dapat dikonversikan (ditukar)
menjadi saham biasa pada waktu tertentu atau sesudahnya.
e. Right
Right merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemiliknya
untuk membeli saham baru dengan harga tertentu. Sertifikat ini
diberikan kepada pemegang saham lama sewaktu melakukan
penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham lama.
f. Warant
Warant merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan yang
menerbitkan waran tersebut dengan harga tertentu pada waktu tertentu.
Warant biasanya diberikan sebagai ”pemanis” penerbit obligasi dengan
coupon rate yang lebih rendah dari tingkat keuntungan umum yang
berlaku.
3. Fungsi Pasar Modal
Menurut Ahmad Kamarudin (2003) fungsi pasar modal antara lain: a. Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah
ditawarkan kepada masyarakat.
b. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui
mekanisme penawaran dan permintaan.
B. Risiko Investasi 1. Pengertian Risiko
Risiko merupakan faktor yang penting untuk dipertimbangkan dari
setiap pengambilan keputusan investasi, karena besar kecilnya risiko akan
mempengaruhi tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut.
Sunaryo (2007:11) risiko adalah kerugian karena kejadian yang
tidak diharapkan terjadi.
Rodoni&Ali (2010:69) terdapat beberapa makna mengenai risiko,
yaitu (a) sebagai kondisi yang tidak pasti (uncertainty) di masa yang akan
datang, (b) perubahan dari variabilitas return yang diharapkan atau sesuatu
nilai yang tidak sesuai dengan harapan.
Jones (2007:10) risk, the chance that the actual return on an
invesment will be different from the expected return.
Sedangkan menurut Eiteman (2004:87) risiko biasanya
didefinisikan sebagai kemungkinan menderita kerusakan atau kerugian
atau suatu kejadian yang melibatkan bahaya atau kekacauan yang tidak
pasti.
Ahmad Kamarudin (2003:94) dalam pengertian investasi, risiko
selalu dikaitkan dengan variabilitas return yang dapat diperoleh dari surat
berharga.
Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan
yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan.
(Suad, Husnan, 2008:52).
2. Jenis-jenis risiko investasi
Menurut Rodoni (2008) ada beberapa jenis-jenis risiko investasi, yaitu:
a. Risiko Pasar
Semua surat berharga termasuk instrumen pasar uang memiliki risiko
yang disebut market risk atau kadang-kadang disebut juga interest rate
risk yaitu berkaitan dengan turunnya harga surat berharga yang
mengakibatkan investor mengalami capital loss.
b. Risiko Re-invesment
Dalam praktiknya bukan saja harga surat berharga yang dapat jatuh
tetapi juga tingkat bunga. Turunnya harga sekuritas pada gilirannya
menyebabkan timbulnya risiko yang disebut re-invesment risk yaitu
risiko terhadap penghasilan suatu asset financial yang harus di
re-invest dalam asset yang berpendapatan rendah.
c. Risiko gagal bayar
Risiko yang terjadi akibat peminjam tidak memenuhi kewajibannya
sesuai dengan yang dijanjikan.
d. Risiko Inflasi
Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya harga
barang-barang dan jasa-jasa yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan
e. Risiko Valuta
Investor internasional dihadapkan pada risiko mata uang yaitu
kerugian yang terjadi akibat adanya perubahan yang tidak
menguntungkan terhadap mata uang asing.
f. Risiko Politik
Berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan
perundangan yang mengakibatkan turunnya pendapatan yang
diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian
total dari modal yang diinvestasikan.
g. Marketability atau Liquidity Risk
Dapat terjadi apabila instrumen pasar uang yang dimiliki sulit untuk
dijual kembali sebelum jatuh tempo.
Sedangkan dalam manajemen investasi modern, pembagian risiko
total investasi dibagi menjadi dua:
1) Risiko sistematis (Systematic Risk), merupakan risiko yang
berkaitan dengan perubahan yang terjadi dipasar secara
keseluruhan. Jadi perubahan pasar akan mempengaruhi
variabilitas return suatu investasi (kondisi makro).
2) Risiko unsistematis (Unsystematic Risk), merupakan risiko
yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan.
Jadi lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan
emiten. (Darmawan Sjahrial,2008).
3. Beta Saham
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility)return suatu
sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i
mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta
merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) dari suatu
sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Volatilitas dapat
didefinisikan sebagai fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau
portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Jika fluktuasi return-return
sekuritas atau portofolio secara statistik mengikuti fluktuasi dari
return-return pasar maka beta dari sekuritas atau portofolio tersebut dikatakan
bernilai 1. Karena fluktuasi juga sebagai pengukur dari risiko maka beta
bernilai 1 menunjukan bahwa risiko sistematik suatu sekuritas atau
portofolio sama dengan risiko pasar. (Jogiyanto,2008:357-358).
Beta dapat diestimasi dengan menggunakan Model Indeks Tunggal
(Single Index Model). Peran beta dalam manajemen portfolio pada
dasarnya terbagi menjadi tiga peran utama (Barra, 1998) yang dikutip oleh
Deny Suryo Utomo (2006:2) yaitu:
1). Meramalkan risiko sistematis portfolio
2). Ukuran risiko sistematis yang terjadi
3). Meramalkan return yang diharapkan dari suatu portfolio
Beta juga dapat dibedakan menurut macamnya, yaitu beta pasar,
1). Beta Pasar
Beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai
historis return dari sekuritas dan return dari pasar selama
periode tertentu.
2). Beta Akuntansi
Beta yang dihitung dengan menggunakan data histories
berupa data akuntansi (laba perusahaan dan laba indeks pasar).
3). Beta Fundamental
Beta yang dihitung dengan menggunakan data historis berupa
beta fundamental (variable fundamental perusahaan).
Menurut Jogiyanto (2000:322) beta mempunyai konsep yang
ditentukan sebagai berikut :
1). Saham yang memiliki nilai beta lebih kecil dari satu (β<1)
dikatakan berisiko lebih kecil dari risiko portofolio pasar
sehingga return yang diperoleh lebih kecil dari return
portofolio pasar.
2). Saham yang memiliki nilai beta sama dengan satu (β=1)
dikatakan memiliki risiko yang sama dengan risiko portofolio
pasar sehingga return yang diperoleh sama dengan return
portofolio pasar.
3). Saham yang memiliki nilai beta lebih besar dari satu (β>1)
dikatakan lebih berisiko daripada risiko portofolio pasar
sehingga return yang diperoleh lebih besar daripada return
portofolio pasar.
Menurut Husnan (1998:183) besarnya beta dari suatu saham
memiliki arti sebagai berikut :
1). Saham-saham yang memiliki beta lebih dari satu (β>1) disebut
saham agresif (agresif stock), karena saham tersebut
merupakan saham yang sangat peka terhadap perubahan pasar.
Kalau terjadi perubahan (baik naik maupun turun) tingkat
keuntungan saham-saham tersebut berubah dengan arah yang
sama lebih dari 10%.
2). Saham-saham yang memiliki beta lebih kecil dari satu (β<1)
disebut saham defensive (defensive stock), yaitu saham yang
kurang peka terhadap perubahan pasar. Kalau terjadi perubahan
(baik naik maupuan turun) tingkat keuntungan portofolio pasar
sebesar 10% maka tingkat keuntungan saham tersebut berubah
dengan arah yang sama sebesar kurang dari 10%.
3). Saham-saham yang memiliki beta sama dengan satu (β=1)
disebut sebagai saham netral (neutral stock), yaitu saham yang
cenderung akan bergerak atau berubah mengikuti perubahan
Kalau terjadi perubahan (baik naik maupuan turun) tingkat
keuntungan portofolio pasar sebesar 10% maka tingkat
keuntungan saham tersebut berubah dengan arah dan besar
yang sama yaitu 10%.
Menurut Suad Husnan (2005:112) mengidentifikasi bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi beta, diantaranya ialah:
1). Siklikalitas (Cyclicality), faktor ini mempengaruhi seberapa
jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh konjungtor
perekonomian. Perusahaan sangat peka terhadap perubahan
kondisi perekonomian, merupakan perusahaan yang memiliki
nilai beta tinggi, dan begitu juga sebaliknya.
2). Operating leverage, faktor ini memperlihatkan proporsi biaya
perusahaan yang merupakan biaya tetap. Semakin besar
proporsinya maka semakin besar operating leverage-nya.
Perusahaan yang mempunyai operating leverage tinggi
cenderung memiliki beta yang tinggi, dan sebaliknya.
3). Financial leverage, perusahaan yang menggunakan hutang
adalah perusahaan yang mempunyai financial leverage.
Semakin besar proporsi hutang yang digunakan dalam struktur
modal, berarti semakin besar financial leverage.
Semakin besar proporsi hutang yang dipergunakan perusahaan,
pemilik modal akan menanggung risiko yang semakin besar.
Karena itu semakin tinggi financial leverage semakin tinggi
juga nilai beta.
C. Faktor Fundamental
Analisis fundamental dilakukan oleh investor dengan menggunakan data keuangan perusahaan untuk menghitung nilai intrinsik saham. Teknik yang
biasa digunakan untuk menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio.
Kinerja keuangan perusahaan akan dinilai melalui melalui analisis rasio
keuangan oleh para investor dan lembaga perbankan sebagai kreditor. Pada
umumnya, dasar evaluasi yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan
adalah memanfaatkan alat analisis rasio keuangan sebelum memberikan
kredit. (Harmono:2009).
Menurut Ahmad Rodoni (2010), rasio-rasio keuangan umumnya
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam,antara lain:
1). Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), yaitu mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh
tempo. Rasio likuiditas mencakup net working capital, current ratio,
quick ratio, dan cash ratio.
2). Rasio Aktivitas (Activity Ratio), yaitu mengukur kemampuan
perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia, tercermin dalam
perputaran modalnya. Rasio aktivitas mencakup total asset turnover,
average payment period, working capital turnover, dan fixed asset
turnover.
3). Rasio Hutang (Debt Ratio), yaitu mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang apabila suatu saat perusahaan dilikuidasi.
Rasio ini juga menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh
pihak luar atau kreditor. Rasio hutang mencakup debt ratio, total debt
to equity ratio, long term debt to equity ratio, time interest earned
ratio, dan fixed-payment coverage ratio.
4). Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), yaitu kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas mencakup gross profit
margin, operating profit margin, net profit margin, return on asset,
retun on equity, earning per share, dan price earning ratio.
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio,
debt to total asset, retun on equity, dan earning per share, dikarenakan rasio
keuangan diatas merupakan salah satu komponen informasi yang
mempengaruhi investor dalam menilai harga dan risikonya di pasar modal.
(Surono Subekti,2001:34).
D. Nilai Saham
Nilai saham merupakan hal yang sangat bermanfaat karena dapat
digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang tumbuh (growth),
murah (undervalued) atau mahal (overvalued). Dengan mengetahui nilai buku
dan nilai pasar maka pertumbuhan perusahaan dapat diketahui. Sedangkan
untuk mengetahui saham-saham yang murah, tepat nilainya atau yang mahal
dapat dilihat dari nilai pasar dan nilai intrinsiknya.. Apabila nilai pasar yang
lebih kecil dari nilai intrinsiknya, ini menunjukkan bahwa saham tersebut
dijual dengan harga yang murah (undervalued), karena investor membayar
saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar. Sebaliknya jika
nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham
tersebut dijual dengan harga yang mahal.
Menurut Jogiyanto (2008:117-126) nilai suatu saham dapat dipandang
dalam tiga konsep, yaitu:
1). Nilai Buku (Book Value)
Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan
(emiten). Nilai buku menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang
dimilliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.
Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang
saham maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi
dengan jumlah saham yang beredar. Untuk menghitung nilai buku
suatu saham ada beberapa nilai yang berhubungan yang perlu
diketahui, antara lain :
a. Nilai Nominal (par value) dari suatu saham merupakan nilai
kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham.
Kepentingan dari nilai nominal adalah untuk kaitannya dengan
hukum. Nilai nominal ini merupakan modal per lembar yang secara
hukum harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor
b. Agio Saham (additional paid-in capital atau in excess of par value)
merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan dengan nilai nominal sahamnya. Agio saham
ditampilkan di neraca dalam nilai totalnya yaitu agio per lembar
dikalikan dengan jumlah lembar yang dijual.
c. Nilai Modal Disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar
oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan
dengan saham preferen atau dengan saham biasa. Nilai modal
disetor merupakan penjumlahan total nilai nominal ditambah
dengan agio saham.
d. Laba Ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak
dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagikan ini
diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana
internal. Laba ditahan dalam penyajiannya di neraca menambah
total laba yang disetor. Karena laba yang ditahan ini milik
pemegang saham yang berupa keuntungan tidak dibagikan maka
nilai ini juga menambah ekuitas pemilik saham di neraca.
2). Nilai Pasar (Market Value)
Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham. Nilai ini adalah
harga saham yang terjadi di pasar atau bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa.
3). Nilai Intrinsik (Intrinsic Value)
Nilai intrinsik merupakan nilai yang sebenarnya dari saham. Nilai
intrinsik juga bisa disebut dengan nilai fundamental (fundamental
value). Untuk menentukan nilai intrinsik dari suatu saham dapat
menggunakan dua macam analisis, yaitu analisis fundamental dan
analisis teknikal.
E. Teknik Analisis Saham
Dalam menganalisis saham ada dua cara, yaitu :
a. Analisis Teknikal
Pada awalnya analisis teknikal hanya digunakan untuk mempelajari
fluktuasi pasar saham namun pada perkembangannya saat ini analisis
teknikal juga digunakan oleh para investor dalam pasar mata uang dan
pasar komoditi.
Jones (2007:432) technical analysis, the use of specific market data for
the analysis of both aggregate stock prices and individual stock prices.
Bodie Kane (2006:481) analisis teknikal pada dasarnya merupakan
upaya pencarian pola perulangan yang dapat diprediksi dalam harga
saham. Analisis teknikal kadang kala disebut sebagai pembuat bagan
(chartist) karena mereka mempelajari catatan atau bagan-bagan harga
saham di masa lalu, berharap dapat menemukan pola yang dapat
domanfaatkan untuk mendapatkan laba.
Rodoni (2005:4) analisis teknikal merupakan studi tentang tindakan
dengan melihat keadaaan harga, fluktuasi pasar serta analisis perkiraan
(estimasi) menggunakan pola yang dibentuk oleh grafik dan atau
perhitungan matematis mengenai pergerakan harga di waktu lampau
sehingga dapat diperkirakan harga di waktu yang akan datang.
Analisis teknikal melakukan analisis melalui harga dan volume
transaksi saham di bursa saham. Semua informasi di bursa saham akan
terefleksi dari harga dan volume transaksi saham yang terjadi di bursa
saham atau pasar modal. Data harga dan volume transaksi ini dibuat dalam
bentuk gambar dan dipergunakan untuk mengambil keputusan membeli
atai tidak membeli saham yang bersangkutan. (Adler Haymans. M,
2006:16).
Sedangkan menurut Ahmad Kamarudin (2003:79) analisis teknikal
merupakan analisis pasar atau sekuritas yang memusatkan perhatian pada
indeks saham, harga atau statistik pasar lainnya dalam menemukan pola
yang mungkin dapat memprediksi dari gambaran yang telah dibuat. Atau
analisis yang menganggap bahwa saham adalah komoditas perdagangan
yang pada gilirannya permintaan dan penawarannya merupakan
manifestasi kondisi psikologis dari pemodal.
b. Analisis Fundamental
Secara umum analisis fundamental merupakan suatu proses yang
memerlukan waktu yang lama dengan menyelidiki keadaan ekonomi,
politik, sosial, industri, dan laporan keuangan perusahaan. Analisis ini
digunakan untuk membuat keputusan tentang saham apa saja yang perlu
kita investasikan. Analisis ini tidak dapat membantu kita menentukan
waktu yang tepat untuk memasuki ataupun keluar dari pasar saham,
sebagaimana dapat dilakukan dengan menggunakan analisis teknikal.
Jogiyanto (2008:126) analisis fundamental atau analisis perusahaan
merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsic saham dengan
menggunakan data keuangan perusahaan.
Jones (2007:396) fundamental analysis at the company level involves
analyzing basic financial variables in order to estimate the company’s
intrinsic value. These variables include sales, profit margin, depreciation,
the tax rate, source of financing, assets utilization, and order factors.
Rodoni (2005:61) analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan
terhadap perusahaan itu sendiri yang berhubungan dengan prospek
pertumbuhan dan kemampuan memperoleh keuntungan.
Ahmad Kamarudin (2003:81) analisis fundamental adalah penelitian
dalam bentuk fundamental atau basic dalam menentukan nilai surat
berharga. Analisis ini mempelajari brosur atau data-data industri
perusahaan, penjualan, kekayaan, pendapatan, produk, dan penyerapan
pasar, evaluasi manajeman perusahaan, membandingkan dengan
pesaingnya dan memperkirakan nilai intrinsik dari saham perusahaan
Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham
mempunyai landasan yang kuat yang disebut dengan nilai intrinsik yang
dapat ditentukan melalui analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi
perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya di masa mendatang. (Tendi
Haruman et al, 2005:31).
Analisis fundamental merupakan analisis yang menilai perusahaan
berdasarkan informasi yang berasal dari perusahaan dan dikaitkan dengan
lingkungan makro serta estimasi ke masa mendatang. Analisis
fundamental ini sebenarnya untuk mendapatkan value intrinsic (nilai
intrinsic yang sebenarnya) dari perusahaan yang bersangkutan. Biasanya
situasi perusahaan yang menyangkut pendapatan dan keberadaan
perusahaan di masa mendatang menjadi fokus utama analisis fundamental
ini. (Adler Haymans. M, 2006:16).
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian Iqbal dan Bandi (2003), penelitian ini meneliti pengaruh tingkat
suku bunga, rasio profitabilitas, dan beta akuntansi terhadap beta syariah di
Bursa Efek Jakarta. Rasio profitabilitas yang digunakan yaitu ROA dan ROE.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, rasio profitabilitas,
dan beta akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap beta syariah baik
secara parsial maupun simultan.
Selanjutnya penelitian Sunardi (2005), yang meneliti pengaruh
pertumbuhan, ungkitan finansial, dan ukuran perusahaan terhadap risiko
sistematis saham. Ungkitan finansial diwakili oleh debt to total asset. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan, ungkitan finansial, dan
ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap risiko.
Sedangkan secara parsial hanya pertumbuhan yang berpengaruh signifikan
terhadap risiko.
Zubaidi Indra (2006), penelitian ini meneliti faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhi risiko saham. Faktor-faktor fundamental yang digunakan
yaitu debt to equity, return on equity, earning per share, price earning ratio,
dan operating profit margin. Kesimpulannya bahwa debt to equity, return on
equity, earning per share, price earning ratio, dan operating profit margin
berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis.
Sugeng dan Sartika (2006), meneliti pengaruh factor fundamental terhadap
beta saham dan beta akuntasi. Faktor fundamental yang digunakan adalah
financial leverage (DTA), current ratio, asset gowth, dan firm size.
Kesimpulannya bahwa pada pengujian pertama financial leverage (DTA),
current ratio, asset gowth, dan firm size terhadap beta saham menunjukkan
baik secara parsial ataupun simultan tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan
pada pengujian yang kedua, secara parsial hanya financial leverage yang
berpengaruh signifikan terhadap beta akuntansi. Secara simutan tidak ada
yang berpengaruh signifikan terhadap beta akuntansi.
Deny Suryo Utomo (2006), meneliti analisis pengaruh asset growth,
earning per share, debt to total asset, dan deviden yield terhadap beta saham
pada paerusahaan perbankan. Kesimpulannya secara parsial dan simultan tidak
Variyetmi Wira (2008), meneliti analisa karakteristik perusahaan terhadap
return dan beta perusahaan makanan dan minuman di BEI. Variabel yang
digunakan adalah earning per share, dividen payout ratio, current ratio,
return on investment, dan cyclicality. Kesimpulannya bahwa secara parsial
hanya variabel return on invesment yang berpengaruh signifikan terhadap
beta. Akan tetapi secara simultan variabel earning per share, dividen payout
ratio, current ratio, return on investment, dan cyclicality mempunyai pengaruh
signifikan terhadap beta.
Yulius Yulianti (2010), meneliti pengaruh asset growth, earning per share,
debt to total asset, return on invesment, dan dividen yield terhadap beta saham
pada perusahaan perbankan. Kesimpulannya asset growth, debt to total asset,
dan return on investment berpengaruh signfikan terhadap beta saham,
sedangkan earning per share dan dividen yield tidak berpengaruh signifikan.
G. Kerangka Pemikiran
Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, di mana dalam fungsi
ini pasar modal menunjukkan peran yang sangat penting dalam menunjang
perekonomian, karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. Selain itu
juga pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien,
karena dengan adanya pasar modal, maka pihak yang memiliki kelebihan dana
(investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang
paling optimal dengan asumsi investasi yang memberikan return yang lebih
besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar, sehingga
dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara produktif oleh
perusahaan tersebut. (Tandelin, 2001:13).
Analisis fundamental mempelajari semua informasi yang berhubungan
dengan saham dan pasar yang dituju dengan mencoba melihat bisnis di masa
yang akan datang dan perkembangan keuangan / finansial termasuk
pergerakan dari harga saham itu sendiri. Informasi fundamental yang
dipelajari termasuk laporan keuangan, dan akun-akunnya, data industri seperti
trend penjualan dan pemesanan serta melihat lingkungan ekonomi dan
keuangan seperti trend dari tingkat suku bunga. (Sunariyah, 2003:152).
Pada bagian ini penulis mencoba memberi gambaran/kerangka pemikiran
yaitu Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi Risiko Saham, seperti
CR, DTA, EPS, dan ROE yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil
keputusan investasi.
Kerangka pemikiran mengenai penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
BEI
Saham LQ 45
DTA
ROE ANALI SI S FUNDAMENTAL
EPS CR
I ndeks Pasar(β)
Single I ndex Model
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RI SI KO SAHAM
MODEL REGRESI BERGANDA
UJI ASUMSI KLASI K
KESI MPULAN UJI HI POTESI S - UJI t
- UJI F
UJI REGRESI BERGANDA
Sistematic RI SI KO
H. Hipotesis Penelitian
1. Ho : βp = 0, Faktor-faktor fundamental yaitu current ratio, debt
to total asset, earning per share, dan return on
equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap risiko saham.
Ha : βp≠ 0, Faktor-faktor fundamental yaitu current ratio, debt
to total asset, earning per share, dan return on
equity secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap risiko saham.
2. Ho : β1, β2,β3,β4 = 0, Faktor-faktor fundamental yaitu secara current ratio,
debt to total asset, earning per share, dan return on
equity simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap risiko saham.
Ha : β1, β2,β3,β4 ≠ 0, Faktor-faktor fundamental yaitu current ratio, debt to
total asset, earning per share, dan return on equity
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
36 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor
fundamental yang diwakili rasio keuangan, Current Ratio (CR), Debt To
Total Assets (DTA), Earning per Share (EPS, dan Return On Equity
(ROE) terhadap risiko saham pada periode tahun 2004 sampai dengan
tahun 2009. Dalam penelitian ini mengambil populasi seluruh perusahaan
yang termasuk dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Jangka waktu
tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 dipilih agar dapat memberikan hasil
yang paling terbaru.
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua emiten yang tercatat ke
dalam indeks LQ 45, yaitu terdiri dari 45 saham yang mempunyai
tingkat likuiditas yang tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang besar.
2. Teknik Sampling
Untuk menentukan emiten mana saja yang akan diteliti dalam
penelitian, maka dilakukan penyeleksian dengan menggunakan teknik
judgement sampling/purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih
a. Termasuk ke dalam indeks LQ 45 sejak tahun 2004-2009.
b. Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan.
c. Mengeluarkan laporan keuangan untuk tahun buku 31 Des 2004 s/d
31 Des 2009 di BEI.
d. Memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Setelah diseleksi dengan kriteria tersebut maka diperoleh 11 emiten
yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, seperti yang tampak pada
tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Sampel Penelitian Indeks LQ 45
No. Kode Emiten Nama Perusahaan 1. AALI Astra Agro lestari Tbk
2. ASII Astra International Tbk
3. BNBR Bakrie&Brothers Tbk
4. BUMI Bumi Resources Tbk
5. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6. INKP Indah Kiat Pulp&Paper Tbk
7. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
8. KLBF Kalbe Farma Tbk
9. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
10. UNTR United Tractors Tbk
C. Metode Pengumpulan Data 1. Penelitian Lapangan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
sekunder, yaitu data yang diperoleh di Bursa Efek Indonesia dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dalam bentuk data-data
laporan keuangan dan harga saham LQ 45 selama periode tahun 2004
– 2009.
2. Metode Kepustakaan
Untuk memperoleh tinjauan pustaka yang tepat maka peneliti
membaca, mengutip serta menganalisa dari berbagai sumber
buku-buku literatur, jurnal penelitian ilmiah dan skripsi yang berkaitan
dengan penelitian.
3. Internet Research
Untuk memperoleh data-data yang up - date maka peneliti juga
melakukan internet research pada beberapa situs seperti:
www.yahoofinance.com, dan jsx.co.id.
D. Metode Analisis 1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Apabila terjadi
penyimpangan terhadap asumsi klasik maka Uji t dan Uji F yang
dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan
kesimpulan yang diperoleh.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki data
yang berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat
histrogam atau normal probabilitas. (Dwi Priyatno:2008).
b. Uji Multikoliniearitas
Kolinearitas merupakan hubungan linear sempurna tunggal
antar variabel dan multikolieritas berarti terjadi lebih dari satu
hubungan semacam itu. (Gujarati, 2007:62-68).
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antara satu variabel bebas
dengan variabel bebas lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan cara
melihat gejala-gejala yang biasa dipakai untuk melihat adanya
multikolinearitas yaitu dengan melihat koefisien korelasinya.
Multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel
independen di dalam koefisien persamaan regresi yang dapat dilihat
dari matriks korelasi lebih dari 0.8. (Widarjono, 2007:111-114).
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dari
model regresi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual
yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas dimana nilai
variabel independen tertentu masing-masing kesalahan mempunyai
varians yang sama. Jika nilai model yang diperoleh tidak
memenuhi asumsi tersebut maka dalam model tersebut terjadi
heteroskedastisitas.
Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan
uji White. Park mengemukakan metode bahwa varians merupakan
fungsi dari variabel-variabel bebas. Suatu model dikatakan terdapat
gejala heteroskedastisitas jika nilai chi square hitung lebih besar
dibandingkan dengan nilai chi square kritis. Sebaliknya jika nilai
chi square hitung lebih kecil dari nilai chi square kritis maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas.
(Widarjono, 2007: 139-141).
d. Uji Autokorelasi
Istilah autokorelasi (autocorrelation) menurut Maurice G.
Kendall dan William R. Buckland, A Dictionary of Statistical
Term: “Correlation between member’s of series of observations
ordered in time (as in time-series data) or space (as cross-sectional
data)”. Jadi autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri
observasi yang disusun menurut urutan waktu (seperti data time
series) atau menurut urutan tempat (seperti data cross section) atau
korelasi pada dirinya sendiri.
Autokorelasi dapat didefinisikan pula sebagai terjadinya
korelasi diantara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain
bahwa munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya.
Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi atau tidak dapat dilihat
melalui nilai Durbin Watson (DW). Bila nilai DW terletak diantara
dU < d < 4-dU maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi baik
positif maupun negatif atau jika nilai d mencapai sekitar 2, dimana
dU adalah batas atas dan dL adalah batas bawah (Widarjono,
2007:158-160).
Menurut Durbin-Watson Statistics terdapat 5 (lima) kondisi
autokorelasi:
Tabel 3.2
Uji Statistik Durbin-Watson
Nilai Statistik d Hasil
0 < d < dL Menolak hipotesis nol;ada autokorelasi positif
dL≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan;tidak ada keputusan
du≤ d ≤ 4-du Menerima hipotesis nol;tidak ada autokorelasi
positif/negatif
4-du ≤ d ≤ 4-dL Daerah keragu-raguan;tidak ada keputusan
4-dL ≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol;ada autokorelasi negatif
2. Analisis Statistik
a. Uji statistik t (Uji secara Parsial)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui signifikan atau
tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Uji analisis regresi linier berganda dilakukan dengan uji
t. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a). Merumuskan hipotesis
Ho : ß = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen.
Ha : ß ≠ 0, ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen.
b). Menghitung nilai thitung dengan rumus thitung = β1
σβ1
c). Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
(Widarjono, 2007:70-71).
b. Uji statistik F (Uji secara Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model
regresi tersebut. Bila nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau tingkat
signifikannya lebih kecil dari 5% (α = 5% = 0.05) maka hal ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen (CR, DTA, EPS, ROE,) terhadap variabel dependen
(risikosaham) secara simultan.
Untuk menghitung Fhitung digunakan rumus sebagai berikut:
R2/ (k-1) F =
(1-R2) / (n-k)
F = F hitung
R2 = Koefisien Determinan
k = Jumlah variabel independent
n = Jumlah pengamatan/sampel
Adapun langkah-langkah uji F sebagai berikut:
a). Merumuskan hipotesis
Ho : ß = 0 : Secara parsial tidak ada pengaruh yang berarti
antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
Ha : ß ≠ 0 : Secara bersama-sama ada pengaruh yang berarti
antara variabel independent terhadap variabel
dependen.
b). Mencari nilai F kritis berdasarkan besarnya α dan df, dimana
besarnya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk
c). Membandingkan F hitung dengan F kritisnya
Jika Fhitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika Fhitung < F tabel maka Ho ditolak dan Ha ditolak.
(Widarjono, 2007:74-75).
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Koefisien determinasi (R²) adalah diantara nol dan satu, jika nilai
R² kecil atau mendekati nol maka variasi variabel dependen amat
terbatas. Sedangkan jika nilai R² besar atau mendekati satu maka
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen. R² digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variabel dependen. (Imam Ghozali,
2005:83).
Nilai Square dikatakan baik jika di atas 0.5 karena nilai
R-Square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data
deret waktu (time series) memiliki nilai R- Square maupun Adjusted
R-Square cukup tinggi (diatas 0.5). (Imam Ghozali, 2005:51).
4. Analisis Regresi Berganda
Menurut Imam Ghozali (2005:81), analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat)
dengan satu atau lebih variabel independen (bebas) dengan tujuan
untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai
ratra-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen
yang diketahui.
Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X6 + b6X6 + b7X7 + έ
Keterangan :
Y : Return saham
a : Konstanta
b1-b4 : Koefisien variabel-variabel independen
X1 : Earning Per Share (EPS)
X2 : Current Ratio (CR)
X3 : Return On Equity (ROE)
X4 : Debt to Total Assets (DTA)
ε : Standar error
E. Identifikasi dan Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependent ( Y )
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah risiko saham. Risiko saham dapat dihitung dengan menggunakan Holding Period
Return Model dan Single Index Model.
1). Holding Period Return Model
a. Menghitung return Sekuritas
Pt – Pt-1 + Dt
Rit =
Pt-1
Keterangan :
Rit : Hasil selama peride kepemilikan untuk periode akhir