SISTEM JARINGAN TRANSMISI TELEVISI
Rejection 60 dB 7. Kebocoran LO 70 dBm
9. Line Time waveform
distortion ± 1 % tilt 9. Level Audio
Monitor 0,5 watt maximal 10. Field tune waveform distortation ± 1 % tilt 11. Differential phase < 5; 10 % s/d 90 % APL. 12. Differential gain < 5,5 %; 10 s/d 90 % APL Ukuran Mekanik Tinggi 90 mm Lebar 420 mm Panjang 480 mm Kebutuhan Power 20 watt 4.2.3. Instalasi. a. Hubungan Input/Output.
Hubungan input/output dari penerima ini semuanya terletak pada panel belakang. Fungsi dari input/output konektor dapat dibaca pada keterangan dibawah ini: Konektor. Power Supply. Tabel 4.4 Spesifikasi Power Supply. A1s1 AC Power Toggle switch untuk menyalakan A1p1 AC Input Kabel tegangan input AC A1F1 Fuse Sekering 1,5 Ampere Output Video 1 dan output
Video 2 Dua buah konektor output Video dengan type BNC. Level nominal 1 Vpp dapat diatur dari ”Video Level” pada panel dimuka.
Output Composite BB Konektor type BNC level nominal 1 Vpp. Input IF Konektor type F. merupakan input IF dari Down Converter, Frekuensi, 9501450 MHz. OPT 2 Output Audio Balanced. b. Cara Menjalankan Satelite Receiver. 1. Switch power dalam keadaan OFF. 2. Switch AFC dalam keadaan OFF. 3. Switchclamper dalam keadaan OFF.
4. Pasang kabel AC Source ketegangan jalajala 220 V/50 Hz. 5. Pasang IF in dari LNB.
6. Pasang Video out pada waveform monitor atau oscilloscope dengan terminal 75 ohm.
7. Nyalakan power.
8. Atur frekuensi sehingga terlihat gambar pada waveform monitor. 9. Atur level Video sampai 1 Vpp. 10. Atur Audio sehingga 0 dBm. 11. “ON”kan AFC. 12. “ON”kan clamper. 13. Polarisasi: Atur potensio (dibelakang) sehingga penerimaan C/N pada meter menjadi maximum. 4.2.4. Cara Kerja Penerima Siaran Televisi Satelit. a. Gambaran Umum.
Pada bab ini akan dibahas mengenai cara kerja penerima Televisi Satelit, hal ini dimasukkan untuk memudahkan perbaikan bilamana ada yang tidak bekerja secara normal. Bilamana akan memperbaiki pesawat ini, maka diharapkan mempelajari dahulu cara kerja dari penerima ini sebelumnya, sehingga tidak mengakibatkan kerusakannya yang
lebih parah. Bilamana masih belum berhasil, maka hubungi UP LENBPIS.
b. Blok Diagram.
Penerima ini menerima carrier RF yang termodulasi pada frekuensi antara 9501450 MHz. RF tersebut didemodulasikan untuk mendapatkan informasi Audio dan Video pada Baseband. Output dari modul HB. 900901 kemudian dilewatkan pada modul Video clamper dimana sub carrier dihilangkan oleh Low Pass Filter. Output Video dihubungkan dengan konektor BNC. Pada panel belakang, sinyal sub carrier yang mengandung informasi audio didemodulasi dan dihubungkan ke panel belakang melalui kabel balance 600 Ohm.
Power Supply.
Tegangan input yang diberikan adalah ± 12 V DC (Power Supply dari luar).
Video Clamp.
Sinyal ini dibuffer oleh emitter follower TR5, kemudian melalui R32 kemudian dilewatkan melalui Low Pass Filter dan Phase Equalized, dimana Phase Equalized terdiri dari induktor L6 + L8 beserta komponenkomponen lainnya. Output dari Video tersebut, sebagian diterminasi oleh tahanan R33 yang levelnya dapat diatur melalui potensio ”VIDEO LEVEL” (pada panel depan) VR3. dari potensio, sinyal video diteruskan ke input inverting dan ke ICB yang merupakan Diffrerential Amplifier dengan sinyal input dihubungkan pada kaki nomor 5 dan sinyal feedback dihubungkan pada kaki nomor 1 kaki nomor 6 dan nomor 8 merupakan output dari Differential Amplifier tersebut yang kemudian diperkuat oleh Amplifier TR 13 dan TR 14.
D14/D17 merupakan dioda kompensai untuk mendrop tegangan dan R47 merupakan kompoensasi ”Closed Loop” untuk Amplifier Video. Transistor TR 13 dan TR 14 berfungsi untuk memperkuat tegangan sinyal dan sinyal outputnya diteruskan ke base dari transistor TR 145 ke TR16. Tahanan R49 dan capasitor C41 merupakan rangkaian feedback. Sinyal input Video dari R46 dan R47 dilewatkan melalui rangkaian ”Simple And Hold” yang terdiri dari transistor TR17, kapasitor C110 dan Non Inverting Buffer Amplifier IC9, transistor TR17 di ON kan oleh rangkaian Sync Separator selama terjadi ”Sync tip” sesuai dengan level yang ditentukan. Dari Buffer Amplifier IC9, sinyal sync yang sudah disampel dimasukkan ke Integrator yang terdiri dari IC10A dan Filter Low Pass IC10B. Kedua IC tersebut merupakan ”Servo Confersarion” untuk ”Loop Feed Back” yang digunakan untuk mereject gelombang dispersal. Sinyal output pada pin nomor 1 (IC10B) dimasukkan ke transisitor Buffer TR14 dan melalui R62 diinputkan ke Inverting Video Amplifier ICB. Sinyal yang terdapat pada emiter TR18 tersebut diperlukan untuk menjaga output Amplifier Video selama sync pada level tertentu. Jadi sinyal yang terdapat pada TR18 mempunyai bentuk gelombang triangle yang digunakan untuk menghilangkan gelombang disversal. Rangkaian sync separator yang terlihat pada bagian kiri ke bawah (lihat skema diagram), terdiri transistor berasal TR10TR112 dan IC11. Input in separator berasal dari emiter transisitor Buffer TR5, TR10 merupakan pemisah antara sinyal video dan sync separator. Transistor TR10 memberikan impedansi beban yang tinggi pada sinyal video (secara kapasitif dicouple melalui kapasitor C104).
Rangkaian Feedback didapat dari collector yang dikembalikan ke Gate TR11 melalui R151, R153, dan D11, dimana bila sync separator tanpa sinyal input dioda yang didrop terhadap ground. Bilamana sinyal video diberikan (positif going). Transistor TR12 berada pada daerah aktif dan tegangan pada collector naik menjadi 0 Volt
comparator IC11 akan mendeteksi perubahan tegangan
pada collector TR12 tersebut dan mengubahya ke bentuk sinyalswitching antara 12 Volt dan 0 Volt. Sinyal switching ini dipergunakan untuk mendrive transistor switch TR17.
Audio Demodulator.
Pada bab ini yang kita bahas adalah program
Demodulator 6,8 MHz. Input sub carrier, dihubungkan ke
Amplifier (Buffer), kemudian ke Bandpass Filter yang terdiri dari L11L13. Filter ini ditala pada frekuensi sub carrier, kemudian output dari filter dihubungkan ke IC7 yang berisi Amplifier ”Limiter” dan detektor ”Quadrature”. Detektor dapat ditune oleh kedua buah rangkaian tuner yang terdiri L14, L15 dan komponenkomponen yang lain. IC12A dan IC12B dengan komponen yang lain membentuk Low Pass Filter, yang berfungsi untuk menghilangkan
Noise Supersonic dari sinyal Audio, output dari Low Pass
Filter kemudian dihubungkan potensiometer pengontrol Level pada panel dimuka yang kemudian diteruskan ke rangkaian perubahUnbalanced menjadiBalanced.
Audio Monitor.
Audio pengontrol merupakan rangkaian penguat audio dengan:
Daya output 0,707 Watt (rumus) pada beban 8 ohm. Sinyal input 40 mV dan impedansi input 600 ohm.
Rangkaian didesain dengan ICLM 380 yang merupakan gain 34 dB pada tegangan supply + 12 V. Output Audio Monitortersebut terdapat pada panel depan.
Gambar 4.2 Blok Diagram TV Satelit Receiver.
Gambar 4.4 Blok Diagram Video Clamp. 4.3. Waveform Monitor.
Sinyal input sebelum siaran berwarna (sinyal Color Bar) sebagai berikut: Hitam, Biru, Majenta, Hijau, Cyan, Kuning dan Putih.
Blok diagram sinyal input dilihat darioscilloscope pada Gambar 4.5
Gambar 4.5 Blok Diagram Sinyal Input Dilihat Dari Oscilloscope. Ketentuan yang mesti dicapai kualitas gambar yang lebih baik sesuai standar Broadcast adalah 0,7 Vpp.
4.4. Prinsip Kerja Televisi Siaran Langsung. a. Gambaran Umum.
Dimulai dari kamera dipancarkan ke Bus OBVAN (Studio Mini), kemudian diterima oleh parabola transmit dan langsung dikirim
ke Stasiun Relay Panyandakan. Dan kemudian dipancarkan ke Stasiun TVRI Bandung diteruskan ke Master Control dan dikirim ke teknik studio (Studio Master). Setelah itu dikembalikan lagi kedua pemancar induk, baru dipancarkan ke rumahrumah. Dan untuk daerah yang jaraknya jauh dari TVRI Jabar dan Banten, harus dipancarkan terlebih dahulu melalui linklink ke StasiunRelay yang ada didaerah tersebut.
Gambar 4.6 Blok Diagram Televisi Siaran Langsung. 4.5. Terestrial Microwave.
4.5.1. Terestrial Microwave NEC. a. TVRI Jabar dan Banten.
Microwave NEC RX, terima dariWorking Bearer.
Working Bearer dari Timur dipergunakan TVRI Surabaya
untuk siaran rutin wilayah Jawa Timur dan temporary dipergunakan untuk Teleconference pengiriman berita untuk TVRI Pusat.
Working Bearer dari Timur juga dipergunakan TVRI
Yogyakarta untuk Teleconference pengiriman berita untuk TVRI Pusat dengan switch di Tawangmangu.
Working Bearer dari Timur juga dipergunakan TVRI Semarang untuk Teleconference pengiriman berita untuk TVRI Pusat dengan switch di Gombel.
Untuk Teleconference pengiriman berita ke TVRI Pusat dari ke3 Stasiun switchingnya di Bandung dan diteruskan ke Gunung Nagrak menggunakan Microwave Continental, di Gunung Nagrak output IF Continental dipergunakan untuk input TX NEC pada Working Bearer dan output IF NEC
Working Bearer Gunung Malang untuk input FPU TX ke
Jakarta, sedang untuk siaran rutin TVRI Jabar dan Banten menggunakan Protection Bearer sampai ke Cirebon dan di Cirebon diteruskan ke Timur sebagaiWorking Bearer.
b. Satuan Transmisi Gunung Nagrak.
Microwave NEC TX RX, pengiriman lewat Working Bearer
dipergunakan untuk Teleconference dengan input IF dari RX
Microwave Continental, sedang Protection Bearer
dipergunakan untuk siaran rutin TVRI Bandung. c. Satuan Transmisi Gunung Malang.
Microwave NEX TX RX, IF Working Bearer terima Gunung
Nagrak diteruskan ke FPU untuk siaran ke Teleconference ke TVRI Pusat, sedang Protection Bearer dipergunakan untuk siaran rutin.
d. Satuan Transmisi Cirebon.
Microwave NEX TX RX, untuk siaran rutin menggunakan jalur
4.5.2. Microwave Continental dan FPU. a. TVRI Jabar dan Banten.
Dua buah TX Microwave Continental:
Microwave A dipergunakan untuk pengiriman berita
Teleconference.
Microwave B dipergunakan untuk pengiriman siaran rutin TVRI Jabar dan Banten.
b. Satuan Transmisi Gunung Nagrak. Dua buah RX Microwave Continental:
Microwave A output IF dipergunakan untuk input IF
Microwave TX NEX pada Working Bearer.
Microwave B output Video/Audio untuk dipergunakan
pemancar dan sebagai input modulator NEC pada Protection Bearer.
c. Satuan Transmisi Gunung Malang.
RX Microwave NEX terima dari Gunung Nagrak:
IF output dari Working Bearer dipergunakan untuk input IF TX FPU ke Jakarta.
IF output dari Protection Bearer selain diteruskan ke TX arah Timur juga dipakai untuk demodulator yang Video/Audio dipergunakan untuk siaran rutin TVRI Jabar dan Banten.
4.6. Sistem Antena.
Tabel 4.5 Antena Distributor dan Feeder.
1. Type Antena : And 81431 (two dipole panel) 2. Power Dissipasi untuk satu
panel : 250 watt
yang dikehendaki 4. Polarisasi Antena : Horizontal 5. VSWR tiap channel antena Visual Carrier Frequency : Max. 1.1. Aural Carrier Frequency : Max. 1.1. 6. Penguatan antena tiap kanal : 8,0 dB 7. Connector Input : “N”female 8. Input Feeder : Coaxial cable RG 213 9. Dimensi perpanel : Panjang = 1,50 m. : Lebar = 1,33 m. : Tinggi = 0,55 m. : Berat = 20 Kg.. 10. VSWR Distributor : Max. 1.1 pada frequency 174 s/d 230 MHz, juga untuk 4364 MHz. 11. Power dissipasi distributor : 250 watt rms. 12. Input connector distributor : “N”female. 13. Output connector distribution : “n”female. 14. Feeder input distributor : LDF 450. Gambar 4.7 AntenaDipole Array.