• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Lingkungan Belajar

Siswa yang mengalami proses belajar supaya berhasil sesuai dengan tujuan ya ng harus dicapainya perlu memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajarnya. Patterson dan Loeber (1984) dalam Muhibbin Syah mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga itu sendiri.

Faktor-faktor yang datang dari keluarga yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa (Roestiyah, 1982: 159), yaitu:

a. Cara mendidik

Orang tua dalam mendidik anak seharusnya tidak memanjakan atau menekan dengan keras si anak, karena hal itu dapat menjadikan anak kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi tantangan kesulitan. b. Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua, karena dengan adanya dorongan dan pengertian dari orang tua maka si anak akan merasa terbantu dan termotivasi dalam menentukan masa depannya. c. Keadaan sosial ekonomi keluarga

Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukupkanlah sarana yang diperlukan anak sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

d. Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi anak dalam bersikap. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk mewujudkan harapannya.

Keadaan sosial-ekonomis menunjukkan pada taraf kemampuan finans ial keluarga yang dapat bertaraf baik, cukup atau kurang. Keadaan ini tergantung sampai seberapa jauh keluarga dapat membekali siswa dengan pendidikan yang akan ditempuh. Keadaan sosial-kultur menunjuk pada taraf kebudayaan yang dimiliki keluarga yang dapat tinggi, sedang, atau rendah. Dari keadaan ini tergantung kemampuan siswa dalam pergaulan antara orang tua dan anak serta pandangan keluarga mengenai pendidikan. Sebenarnya yang penting di sini bukanlah keadaan itu sendiri melainkan kondisi intern pada siswa yang timbul sebagai akibat dari keadaan itu. Namun akibat itu tidak harus timbul secara otomatis dan dengan sendirinya. Sikap siswa sendiri terhadap keadaan itu, kerap menentukan apakah kondisi intern akan membantu membentuk diri siswa atau menghambatnya.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga dan bagaimana sikap anak menanggapi lingkungannya dapat menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikan dan dapat meneruskan harapannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.

2. Lingkungan Sekolah.

Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan berkebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia

berkembang mulai dari saat lahir sampai mencapai usia tua. Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi anak dalam belajarnya dan menyalurkan pengalaman-pengalaman belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (W. S. Winkel, 2004: 2)

Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya pendidikan tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan adanya sarana dan prasarana lain yang dapat menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak dalam belajar.

Menurut Roestiyah (1982:159-161) faktor-faktor yang mempenga ruhi kegiatan belajar siswa yang datang dari sekolah, yaitu: a. Interaksi guru dan murid. Guru yang kurang berinteraksi dengan para

murid menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar.

b. Hubungan antar murid. Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang bersaing secara tidak sehat.

c. Media pendidikan. Sekolah memerlukan alat-alat yang dapat membantu lancarnya kegiatan belajar siswa, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media lainnya.

d. Kurikulum. Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail agar dapat melayani siswa belajar secara individual.

e. Waktu sekolah. Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa yang bersekolah. Akibatnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal ini kurang dapat dipertanggungjawabkan. f. Pelaksanaan disiplin. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan

disiplinnya rendah, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar. Pelaksanaan disiplin dalam belajar penting bagi siswa untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

g. Metode belajar. Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu bimbingan dari seorang guru. Dengan belajar secara teratur dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

3. Lingkungan Masyarakat.

Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa adalah bagian dari masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang yang lebih tua ma upun dengan yang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982: 162), anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya, tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul. Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang pelajar.

Keberadaan mass media dan televisi serta banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah, dan koran kurang dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan karena siswa akan lupa dengan

tugas belajarnya. Maka bacaan siswa perlu diawasi dan diseleksi. Televisi yang banyak menyajikan acara hiburan akan dapat membuat siswa malas untuk belajar. Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat. Komunikasi dengan anggota masyarakat yang lain merupakan hal yang penting bagi perkembangan diri siswa, tetapi hal tersebut dapat memberi pengaruh positif maupun memberi pengaruh negatif bagi diri siswa.

Muhhibbin Syah (1995: 45) mengatakan bahwa kondisi sebuah kelompok masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan kemampuan ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti sekolah dan lapangan olahraga telah terbukti menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal. Sementara itu di masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin belajar.

Roestiyah (1982: 163) mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya mendapat prestasi belajar tinggi. Oleh karena itu, anak berusaha belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya itu teman sekelasnya, anak dapat belajar bersama agar ketinggalan dalam mengikuti mata pelajaran di kelas dapat diatasi.

Dokumen terkait