• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 1.Pengertian Pembelajaran

3) Lingkungan Buatan

c) Memudahkan guru untuk mengetahui karakter para siswa sehingga mudah memberikan solusi ketika muncul masalah pribadi yang dihadapi oleh mereka.

3) Lingkungan Buatan

Disamping lingkungan sosial dan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakna atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lainirigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik.

Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagaiaspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungan serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberiakn di sekolah (Ahmad Rivai, 1997: 138).

Ketiga lingkungan belajar di atas dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar mengajar melalui perencanaan yang saksamaoleh para guru bidang studi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama. Penggunaan lingkungan belajar dapat dilaksanakan dalam jam pelajaran bidang studi di luar jam pelajaran dalam bentuk penugasan kepada siswa atau dalam waktu khusus yang sengaja disiapkan pada akhir semester, atau pertengahan semester. Teknis penggunaan lingkungan belajar

32

hendaknya ditempatkan sebagai media maupun sebagai sumber belajar dalam hubungannya dengan materi bidang studi yang relevan. Dengan demikian lingkungan dapat berfungsi untuk memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar para siswa. 2. Sumber Belajar

a. Pengertian Sumber Belajar

Menurut Iskandar (2009: 196), sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar baik secara terpisah maupun secara terkombinasi, sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar dan kompetensi tertentu. Menurut Iskandar (2009: 196-197), sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Sumber belajar mencangkup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan oleh orang yang belajar agar terjadi perilaku belajar.

Sudjarwo (1989: 141) menyatakan bahwa:

“Sumber belajar merupakan berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun secara terkombinasi, sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya”. Menurut Syaiful Sagala (2010: 48), sumber belajar dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar-mengajar.

33

Ahmad Rohani (2004: 161) menyatakan bahwa sumber belajar adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses atau aktivitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung di luar diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung. Menurut Suharjo (2006: 107), sumber belajar adalah segala sumber (data, manusia, dan benda) yang dapat digunakan oleh siswa baik secara sendiri maupun bersama-sama, biasanya dalam suatu cara yang informal untuk membantu belajar.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu baik yang hidup maupun tidak hidup yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan belajar yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses atau aktivitas belajar baik secara langsung maupun tidak langsung di luar diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung disebut sumber belajar.

Iskandar (2009: 204) mengemukakan bahwa fungsi sumber belajar dalam menjalankan proses pembelajaran sebagai berikut:

1) Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan, mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.

34

3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis, dan pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4) Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan meningkatkan kemampuan sumber belajar, penyajian informasi dan bahan secara konkret.

5) Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkret, memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung. 6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan

menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 84), dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut:

1) Ekonomis yaitu tidak harus berpatok pada harga yang mahal.

2) Praktis yaitu tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit, dan langka.

3) Mudah yaitu dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita.

4) Fleksibel yaitu dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional. 5) Sesuai dengan tujuan yaitu mendukung proses dan pencapaian tujuan

belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa sumber belajar dapat berupa segala sesuatu yang ada baik manusia, bahan, alat, pesan, teknik, maupun lingkungan yang dapat dijadikan tempat untuk mengungkap suatu pengalaman belajar dan memberikan kemudahan-kemudahan dalam memperoleh informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang lebih baik.

b. Hakekat Sumber Belajar dan Tujuan Sumber Belajar

Suhaenah Suparno (1999: 74) menjelaskan bahwa sumber belajar adalah manusia, bahan, kejadian/peristiwa, setting, teknik yang membangun

35

kondisi yang memberikan kemudahan bagi anak didik untuk belajar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Banyak tempat disekitar kita yang berpotensi menjadi sumber belajar tetapi luput dari perhatian peserta didik. Dikota-kota besar terdapat museum, kebun binatang, kebun raya, aquarium tetapi belum semua sepenuhnya dimanfaatkan. Didaerah terpencil juga terdapat berbagai macam sumber belajar tetapi guru/pendidik kurang memperhatikan lingkungannya. Misalnya halaman sekitar sekolah bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar apabila guru mau memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

Suhaenah Suparno (1999: 75) juga menjelaskan tujuan sumber belajar adalah membantu siswa untuk belajar lebih efektif dan efisien dengan meningkatkan kualitas sistem pembelajaran. Secara tidak langsung peningkatan tersebut terjadi karena sumber belajar juga membantu guru mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan lebih baik. Untuk kegiatan- kegiatan guru yang bisa digantikan dengan media, yang bisa dipelajari sendiri oleh siswa, berarti sebagian beban guru terkurangi.

Sumartono (1987: 128) menjelaskan bahwa lingkungan sebagai sumber belajar juga berfungsi sebagai media pembelajaran. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri karena gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuannya dia, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan sipahami oleh setiap

36

anak didik terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks (Zain Djamarah, 2003: 144).

c. Manfaat Sumber Belajar

Suhaenah Suparno (1999: 41) menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat sumber belajar yakni (1) secara umum sumber belajar bermanfaat membantu siswa belajar lebih baik. Pemahaman akan konsep, prinsip, dan prosedur secara benar, akan lebih menjadi lenggang menjadi milik siswa jika mereka mengalami proses belajar yang bermakna. Hasil belajar tersebut dapat digunakan untuk memahami dan memecahkan masalah dalam waktu dan situasi yang berbeda; (2) sumber belajar dapat mengakrabkan siswa maupun guru dengan lingkungan sekitar; (3) memungkinkan guru merancang dan melaksanakan program pembelajaran dengan baik; (4) mendorong penerapan pembelajaran siswa aktif; (5) kerjasama antar guru menumbuhkan rasa kebersamaan dan dngan demikian meningkatkan semangat kerja guru; (6) adanya sumber belajar memungkinkan anak yang cepat belajar untuk melakukan kegiatan pengayaan pengalaman belajarnya. Sebaliknya bagi anak yang lambat dimungkinkan untuk mempelajari bahan media dan bekerja dengan alat yang ada sumber belajar masuk memperbaiki hasil belajarnya.

d. Jenis-jenis Sumber Belajar

Pada bagian sebelumnya, kita telah mengenal adanya dua jenis sumber belajar, yaitu sumber belajar yang dirancang (by design resources) dan sumber belajar yang dimanfaatkan (by utility resources). Berbagai benda

37

yang terdapat di lingkungan kita dapat kita kategorikan ke dalam jenis sumber belajar yang dimanfaatkan (by design resources) ini. Dibanding dengan dengan jenis sumber belajar yang dirancang, jenis sumber belajar yang dimanfaatkan ini jumlah dan macamnya jauh lebih banyak. Oleh karena itu, sangat dianjurkan setiap guru mampu mendayagunakan sumber belajar yang ada di lingkungan ini. Pengertian lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu baik yang berupa benda hidup maupun benda mati yang terdapat di sekitar kita (di sekitar tempat tinggal maupun sekolah). Sebagai guru, kita dapat memilih berbagai benda yang terdapat di lingkungan untuk kita jadikan media dan sumber belajar bagi siswa di sekolah. Bentuk dan jenis lingkungan ini bermacam macam, misalnya sawah, hutan, pabrik, lahan pertanian, gunung, danau, peninggalan sejarah, musium, dan sebagainya.

Media di lingkungan juga bisa berupa benda-benda sederhana yang dapat dibawa ke ruang kelas, misalnya batuan, tumbuh-tumbuhan, binatang, peralatan rumah tangga, hasil kerajinan , dan masih banyak lagi contoh yang lain. Semua benda itu dapat kita kumpulkan dari sekitar kita dan dapat kita pergunakan sebagai media pembelajaran di kelas. Benda-benda tersebut dapat kita perloeh dengan mudah di lingkungan kita sehari-hari. Jika mungkin, guru dapat menugaskan para siswa untuk mengumpulkan benda-benda tertentu sebagai sumber belajar untuk topik tertentu. Benda-benda-benda tersebut juga dapat kita simpan untuk dapat kita pergunakan sewaktu-waktu diperlukan.

38 e. Prinsip-Prinsip Sumber Belajar

Sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa benda-benda atau peristiwa yang langsung dapat kita pergunakan sebagai sumber belajar. Selain itu, ada pula benda-benda tertentu yang harus kita buat terlebih dulu sebelum dapat kita pergunakan dalam pembelajaran. Media yang perlu kita buat itu biasanya berupa alat peraga sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan kita. Jika kita harus membuat media belajar semacam itu, maka ada beberapa prinsip pembuatan yang perlu kita perhatikan, yaitu:

1) Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya.

2) Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu konsep tertentu, terutama konsep yang abstrak.

3) Dapat mendorong kreatifitas siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri). 4) Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan, tidak

mengandung unsur yang membahayakan siswa.

5) Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal.

6) Usahakan memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan. 7) Media belajar hendaknya mudah dipergunakan baik oleh guru maupun

siswa.

8) Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hendaknya dipilih agar mudah diperoleh di lingkungan sekitar dengan biaya yang relatif murah. 9) Jenis media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan

sasaran didik.

f. Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Basuki Wibowo (1993: 39) menyebutkan bahwa lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari: (1) lingkungan

39

sosial dan (2) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memlihara dan melestarikan alam.

Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan apa yang disebut out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan alam terbuka. Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.

g. Keuntungan Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Beberapa beberapa keuntungan tersebut antara lain: 1) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di

lingkungan.

2) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik.

3) Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik.

4) Karena sumber belajar tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan

40

siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning).

5) Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.

6) Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.

7) Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain).