• Tidak ada hasil yang ditemukan

LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan pedesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, dan system jaringan prasarana lainnya.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi:

1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang

memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten; dan

2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan: a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;

b. Kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi;

c. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten; dan d. Ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:

1. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;

2. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan;

3. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan pemerintah provinsi;

b. Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan (PPL); dan

c. Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu kesatuan system wilayah kabupaten.

4. Dapat memuat pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL (dengan notasi PKLp);

b. Pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan

c. Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) harus ditetapkan

sebagai kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program

pembangunannya di dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar

pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL.

5. Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh system jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Dalam rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Balangan terdapat tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan. Adapun tujuan dan rencana struktur ruang tersebut adalah;

1. Mewujudkan Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Balangan;

2. Menyelaraskan antara perkembangan penduduk dan kebutuhan kelengkapan

sarana dan prasarana pada setiap wilayah;

3. Mengoptimalkan keterbatasan ketersediaan sumber daya yang ada, baik sumber

daya manusia, alam, sumber daya binaan, dan sumber daya pembiayaan;

4. Pemecahan persoalan pengembangan wilayah;

5. Mewujudkan aspirasi masyarakat.

Pertimbangan rencana struktur tata ruang yang ditetapkan adalah:

1. RTRWP Kalimantan Selatan;

2. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Balangan;

3. Perkembangan penduduk dan kelengkapan sarana dan prasarana pada tiap

wilayah;

4. Keterbatasan Ketersediaan Sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia,

alam, sumber daya binaan, dan sumber dayapembiayaan;

5. Persoalan teknis Pengembangan Wilayah;

7. Usaha pengembangan wilayah yang mungkin (perlu) dikembangkan;

Selanjutnya dibawah ini akan diuraikan faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan Dinas Perhubungan yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Dinas Perhubungan ditinjau dari implikasi RTRW sebagaimana tabel berikut :

Tabel 3.4.1

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No RTRW Terkait Tugas dan Fungsi SKPD Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1 Pembangunan Terminal penumpang Tipe C di Kabupaten Balangan Belum terbangunnya terminal penumpang tipe C di Kabupaten Balangan Belum terbangunnya terminal penumpang tipe C di Kabupaten Balangan Terus dikembangkan Peningkatan simpul transportasi guna mendukung kelancaran dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat 2 Pembangungan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Masih kurangnya prasarana dan fasilitas perhubungan Masih kurangnya prasarana dan fasilitas perhubungan Meningkatkan pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

3.5 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” atau

kesenjangan harapan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan dan antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Capaian kinerja pembangunan di berbagai bidang pada masa sebelumnya telah menghantarkan masyarakat Kabupaten Balangan ke dalam kondisi kehidupan yang semakin baik. Berbagai permasalahan pokok yang muncul

pada awal periode pemerintahan sebelumnya telah seoptimalnya diatasi. Hal ini terbukti pada hasil capaian kinerjapembangunan pada akhir periode pemerintahan sebelumnya yang menunjukkan adanya perbaikan signifikan pada berbagai bidang kehidupan masyarakat. Namun demikian, patut diakui bahwa pembangunan yang sudah dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat pada periode pemerintahan yang lalu masih menyisakan beberapa permasalahan pokok yang mendasar guna mewujudkan kehidupan masyarakat Kabupaten Balangan yang lebih baik lagi.

Penyelenggaraan pembangunan dalam kurun waktu 2011-2015, telah membuahkan hasil yang menggembirakan, tetapi tetap menyisakan tugas ke depan, yaitu mengatasi permasalahan-permasalahan pokok yang mendasar di masa datang. Beberapa permasalahan pembangunan mendasar yang dapat diidentifikasi dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Balangan, diantaranya adalah:

1. Masih belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur transportasi baik dari segi kuantitas maupun kualitas sehingga berpengaruh terhadap investasi dan daya dukung untuk percepatan pembangunan di Kabupaten Balangan.

2. Prasarana perhubungan untuk mendukung terwujudnya system tata kota sesuai hirarkhi rencana tata ruang masih belum optimal , antara lain belum terwujudnya fisik bangunan terminal angkutan

3. Penyediaan bahan kebijakan teknis berupa dokumen perencanaan umum

bidang transportasi dan pemutahiran data data lalu lintas belum diwujudkan dengan optimal, antara lain penyusunan masterplan tranportasi (rencana induk jaringan lulintas jalan – RIJLLAJ dan Tatatan Rencana Transportasi Lokal – TATRALOK )

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas daerah/masyarakat di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,

dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Oleh karena itu,

isu-isustrategis harus memenuhi kriteria memiliki pengaruh yang

besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional dan daerah; merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah; luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat; memiliki daya ungkit yang sigiifikan terhadap pembangunan daerah; kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Isu-isu strategis yang harus dikelola dengan baik dalam perjalanan masyarakat Balangan lima tahun mendatang, yaitu:

1) Pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang mengacu nilai-nilai good governance dengan mengedepankan clear governance di semua aspek serta peningkatan kompetensi, daya kreasi dan inovasi aparatur pemerintah daerah dalam pemberian pelayanan publik

2)D Ketersediaan dan kualitas infrastruktur transportasi yang kurang memadai dalam mendukung pengembangan wilayah. Belum terwujudnya sistem pusat simpul transportasi (terminal) yang mengikuti rencana struktur ruang wilayah masih menjadi kendala dalam menata trayek angkutan yang menghubungkan antar wilayah.nMeningkatnya kebutuhan masyarakat pada fasilitas dan pelayanan publik membutuhkan peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dengan pengelolaan terpadu yang sinergi dan saling mendukung antar wilayahg 2014IV-3

3) Terbatasnya bahan kebijakan teknis bidang transportasi khusunya yang berkaitan dengan rencana sistem jaringan lalu lintas dan angkutan jalan.

4) Perkembangan penduduk dengan kebutuhannya pada sarana dan prasarana menuntut adanya data base yang lebih valid dan akurat.

5) Peningkatan aktivitas masyarakat memerlukan akses yang memudahkan dalam mencapai tujuan terutama pada daerah pelosok.

6) Pemasangan LPJ / PJU di tempat-tempat strategis untuk mengurangi tindakan kriminal terutama pada malam hari

BAB IV

Dokumen terkait