• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

2. Lingkungan Kerja Fisik

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Sihombing (dikutip oleh Tanjung, 2013), lingkungan

kerja merupakan faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non

fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini mencakup peralatan kerja,

suhu tempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang

kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di

instansi antara atasan dan bawahan serta antara sesama karyawan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Sondang Siagian (dikutip oleh Tanjung, 2013) bahwa

1) Hubungan Kerja

Hubungan kerja merupakan faktor dari lingkungan kerja yang

mempengaruhi kerja karyawan. Dalam suatu organisasi atau

perusahaan, karyawan akan terlibat dalam hubungan kerja antara

karyawan dengan karyawan, karyawan dengan atasan, dan

kedua-duanya sama-sama memberikan pengaruh terhadap kinerja

karyawan.

2) Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang mendukung sangat diperlukan, karena akan

meningkatkan produktivitas kerja, efisiensi dan efektivitas kerja.

Hal ini antara lain dengan tersedianya sarana dan prasarana kerja

yang memadai.

c. Indikator Lingkungan Kerja Fisik

Tiffin dan Mc Cormick (Trianasari, 2005) mengemukakan

beberapa aspek lingkungan kerja fisik yaitu :

1) Peralatan kerja, perlengkapan yang tersedia merupakan komponen

yang menunjang aktivitas kerja.

2) Sirkulasi udara, sirkulasi udara yang cukup di dalam ruangan

sangat diperlukan terutama jika di dalam ruangan yang penuh

dengan pegawai.

3) Penerangan atau pencahayaan, fasilitas penerangan dalam ruangan

4) Kebisingan atau suara gaduh, bising yang ada dalam lingkungan

kerja akan mengganggu konsentrasi.

5) Tata ruang kerja, penataan, pewarnaan dan kebersihan setiap

ruangan akan berpengaruh terhadap karyawan pada saat melakukan

pekerjaan

3. Kepribadian

a. Pengertian Kepribadian

Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu

konsep dinamis yang mendeskripsikan pertumbuhan dan

perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang. Definisi

kepribadian yang paling sering digunakan dibuat oleh Gordon Allport

hampir 70 tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa kepribadian adalah

organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang

menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap

lingkungannya. Untuk tujuan kita, menganggap bahwa kepribadian

(personality) merupakan keseluruhan cara di mana seorang individu

bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling

sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang

ditunjukkan oleh seseorang (Robbins, 2008:126)

b. Indikator Sifat-sifat Kepribadian

Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu

adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut.

situasi disebut sifat-sifat kepribadian (personality traits). Semakin

konsisten dan seringnya karakteristik tersebut dalam berbagai situasi,

maka akan semakin sering mendeskripsikan karakteristik seorang

individu. Ada 16 sifat kepribadian yang utama yaitu:

1) Penyendiri vs Peramah

2) Kecerdasan rendah vs Kecerdasan tinggi

3) Dipengaruhi oleh perasaan vs Stabil secara emosional

4) Pengikut vs Dominan

5) Serius vs Santai

6) Berani mengambil resiko vs Bijaksana/penuhpertimbangan

7) Pemalu vs Petualang

8) Keras hati vs Peka

9) Mudah percaya vs Pencuriga

10)Praktis vs Imajinatif

11)Blak-blakan vs Tersembunyi

12)Percaya Diri vs Mudah cemas

13)Konservatif vs Suka menolong

14)Tergantung pada kelompok vs Mandiri

15)Tidak terkendali vs Terkendali

Ada dua pendekatan yang selama 20 tahun terakhir ini sering

dipakai menjadi kerangka dominan untuk mengidentifikasi dan

mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang, yaitu Myers-Briggs Indicator

dan Model Lima Besar (Robbins, 2008: 130-133). Istilah-istilah dalam

Myers-Briggs Indicator adalah sebagai berikut:

a) Ekstraver vs Introver

Individu dengan karakteristik ekstraver digambarkan sebagai

individu yang ramah, suka bergaul, dan tegas sedangkan individu

dengan karakteristik introvert digambarkan sebagai individu yang

pendiam dan pemalu.

b) Sensitif vs Intuitif

Individu dengan karakteristik sensitif digambarkan sebagai

individu yang praktis dan lebih menyukai rutinitas dan urutan,

mereka berfokus pada detail. Sebaliknya, individu dengan

karakteristik intuitif mengandalkan proses-proses tidak sadar dan

melihat gambaran umum.

c) Pemikir vs Perasa

Individu yang termasuk dalam karakteristik pemikir

menggunakan alasan dan logika untuk menangani berbagai nilai

dan emosi pribadi mereka.

d) Memahami vs Menilai

Individu yang cenderung memiliki karakteristik memahami

terstruktur, sedangkan individu dengan karakteristik menilai

cenderung lebih fleksibel dan spontan.

Sedangkan faktor-faktor Model Lima Besar (Big Five Model)

mencakup :

(1) Ekstraversi (extraversion)

Dimensi ini mengungkapkan tingkat kenyamanan seseorang

dalam berhubungan dengan individu lain. Individu yang memiliki

sifat ekstraversi cenderung suka hidup berkelompok, tegas, dan

mudah bersosialisasi. Sebaliknya, individu yang memiliki sifat

introvert cenderung suka menyendiri, penakut, dan pendiam.

(2) Mudah akur atau mudah bersepakat (agreeableness)

Dimensi ini merujuk pada kecenderungan individu yang patuh

terhadap indvidu lainnya. Individu yang sangat mudah bersepakat

adalah individu yang senang bekerja sama, hangat, dan penuh

kepercayaan. Sementara itu, individu yang tidak mudah bersepakat

cenderung bersikap dingin, tidak ramah, dan suka menentang.

(3) Sifat berhati-hati (conscientiousness)

Dimensi ini merupakan ukuran kepercayaan. Individu yang

sangat berhati-hati adalah individu yang bertanggung jawab,

teratur, dapat diandalkan, dan gigih. Sebaliknya, individu dengan

sifat berhati-hati yang rendah cenderung mudah bingung, tidak

(4) Stabilitas emosi (emotional stability)

Dimensi ini menilai kemampuan seseorang untuk menahan

stres. Individu dengan stabilitas emosi yang positif cenderung

tenang, percaya diri, dan memiliki pendirian yang teguh.

Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi yang negatif

cenderung mudah gugup, khawatir, depresi, dan tidak memiliki

pendirian yang teguh.

(5) Terbuka terhadap hal-hal baru (openness to experience)

Dimensi ini merupakan dimensi terakhir yang

mengelompokkan individu berdasarkan lingkup minat dan

ketertarikannya terhadap hal-hal baru. Individu yang sangat

terbuka cenderung kreatif, ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal

yang bersifat seni. Sebaliknya mereka yang tidak terbuka

cenderung memiliki sifat konvensional dan merasa nyaman dengan

hal-hal yang telah ada.

4. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai

sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan

kemampuan seseorang. Banyak batasan yang diberikan para ahli

mengenai istilah kinerja, walaupun berbeda dalam tekanan

pencapaian hasil. Istilah kinerja berasal dari kata job

performanceatau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Sehingga dapat

didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

(Mangkunegara, 2004:67). Beberapa ahli mendefinisikan pengertian

kinerja sebagai berikut (dikutip oleh Berlian, 2011):

1) Menurut Kusnadi (2003:64) kinerja adalah setiap gerakan,

perbuatan, pelaksanaan, kegiatan atau tindakan yang diarahkan

untuk mencapai tujuan atau target tertentu.

2) Menurut Hariandja (2002:195) kinerja adalah hasil kerja yang

dicapai oleh pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai

dengan perannya dalam organisasi. Kinerja pegawai merupakan

suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi mencapai

tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi

tersebut untuk meningkatkan hasilnya.

3) Menurut Mathis dan Jackson (2002:78) kinerja pada dasarnya

adalah apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh

karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak

b. Kriteria Pengukuran Kinerja

Soedjono (dikutip oleh Berlian, 2011) menyebutkan enam kriteria

yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pegawai secara individu

yakni :

1) Kualitas, hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau

memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.

2) Kuantitas, jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat

diselesaikan.

3) Ketepatan waktu, yaitu dapat menyelesaikan pada waktu yang telah

ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk

aktivitas yang lain.

4) Efektivitas, pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada

pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi

kerugian.

5) Kemandirian, yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna

menghindari hasil yang merugikan.

6) Komitmen kerja, yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan

organisasinya dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasinya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor

dengan pendapat Keith Davis (dalam Anwar Prabu Mangkunegara,

2005:67) yang merumuskan bahwa :

1) Human Performance = Ability + Motivation

2) Motivation = Attitude + Situation

3) Ability = Knowledge + Skill

Menurut (Mangkunegara, 2005:67-68) faktor yang mempengaruhi

kinerja seseorang ialah :

a) Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini terbagi menjadi

2 yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality

(knowledge dan skill).

b) Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam

menghadapi situasi kerja.

Dokumen terkait