• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan kepribadian terhadap kinerja karyawan : studi kasus pada karyawan BLU Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan kepribadian terhadap kinerja karyawan : studi kasus pada karyawan BLU Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus : Karyawan BLU Universitas Sanata Dharma)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Astrid Anastasia Lase NIM : 102214080

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTO & PERSEMBAHAN

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu dan janganlah

bersandar kepada pengertianmu sendiri

(Amsal 3:5)

Segala Perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberiku

kekuatan kepadaku

(Filipi 4:13)

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus Papa&Mama tercinta Abang dan Kakakku

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertandatangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus : Karyawan BLU Universitas Sanata Dharma

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 24 September 2014 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan carap menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan referensi) pada tilisan saya.

Bila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan hal tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 26 September 2014 Yang membuat pernyataan

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya Mahasiswi Universitas Sanata Dharma : Nama : Astrid Anastasia Lase

NIM : 102214080

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK

DAN KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN. Dengan

demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya dalam internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada sayaselama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal 26 September 2014 Yang Menyatakan

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah atas berkat dan rahmat karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik Dan Kepribadian Terhadap Kinerja

Karyawan : Studi Kasus pada Karyawan BLU Universitas Sanata Dharma”. Skripsi

ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Program Studi Manajemen, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Daharma.

3. Alm. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., yang pernah membimbing saya

selama satu semester sejak awal mula penulisan skripsi ini dimulai.

4. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengetahuan, dan saran serta meluangkan waktu

untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A. selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan, pengetahuan, dan saran serta meluangkan

(8)

viii

6. Ibu Maria Theresia Ernawati, S.E., M.A. selaku dosen penguji yang telah

member masukan dan saran sehingga penulisan skripsi saya menjadi lebih

baik.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

8. Pimpinan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan

izin untuk melakukan penelitian pada karyawan BLU Universitas Sanata

Dharma.

9. Seluruh karyawan BLU Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas

kesediannya mengisi kuesioner.

10.Orang tuaku tercinta, Papa (Arief Amien Lase) dan Mama (Tetty Mardiana

Zebua), terima kasih atas doa, cinta, kasih sayang, kesabaran, dan nasihat

serta dukungan moril dan finansial yang diberikan sehingga aku dapat

menyelesaikan kuliah dan memperoleh gelar sarjana.

11.Saudara-saudaraku : Abangku Buala dan kakak-kakakku Agnes dan Bella.

Terima kasih atas segala bantuan dan semangat yang telah kalian berikan.

12.Yunar terima kasih atas segala pengertian, kesabaran, kasih sayang dan

dukungan selama aku berproses.

13.Sahabat dan teman-teman seperjuanganku Manajemen 2010. Terima kasih

atas waktu, saran yang telah kalian bagi bersamaku selama ini.

SEMANGAT dan SUKSES untuk kita semua!!!

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih

(9)

ix

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi

bahan masukan bagi rekan-rekan yang menyusun skripsi.

Yogyakarta, 26 September 2014

Penulis

(10)

x

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

(11)
(12)

xii

DAFTAR TABEL

III.1 Variabel Penelitian ... 26

III.2 Skala Likert ... 27

V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 74

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 74

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 75

V.4 Hasil Uji Validitas Gaya Kepemimpinan ... 77

V.5 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja Fisik ... 77

V.6 Hasil Uji Validitas Kepribadian ... 78

V.7 Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan ... 79

V.8 Hasil Uji Reliabilitas Gaya Kepemimpinan ... 80

V.9 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Kerja Fisik ... 80

V.10 Hasil Uji Reliabilitas Kepribadian ... 81

V.11 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan ... 81

V.12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 82

V.13 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 85

V.14 Hasil Uji F ... 86

V.15 Hasil Uji t ... 87

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

II. 1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 22

IV.1 Logo Universitas Sanata Dharma ... 44

V.1 Hasil Uji Normalitas ... 83

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Penelitian dan Kuesioner

Lampiran 2 : Tabulasi Data Kuesioner

Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas

Lampiran 4 : Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 5 : Hasil Uji Analisis Regresi dan Asumsi Klasik

Lampiran 6 : Tabel F

Lampiran 7 : Tabel t

Lampiran 8 : Tabel r.

(15)

xv

ABSTRAK

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK,

DAN KEPRIBADIAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Universitas Sanata Dharma

Astrid Anastasia Lase

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014,

(16)

xvi

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE, PHYSICAL WORKING

ENVIRONMENT AND PERSONALITY ON EMPLOYEE

PERFORMANCE

Case Study On Sanata Dharma University

Astrid Anastasia Lase

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2014

The research aims to find partial and simultaneous influence of leadership style, physical work environment, and personality on the performance of employees. The sample of the research was as many as 58 respondents. The sample was using convenience sampling technique. Data was collected using a questionnaire. The data analysis technique was using multiple linear regression. The research results show that simultaneously, leadership style, physical work environment, and personality have a significant influence on employee performance. Partially leadership style and personality have a significant influence on the performance of employees, while the physical work environment hasn’t significant influence on employee performance.

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya

manusia merupakan faktor utama yang mempengaruhi di setiap kegiatan.

Robbins (2006:4) mendefinisikan organisasi sebagai unit sosial yang dengan

sengaja dikelola, terdiri atas dua orang atau lebih, yang berfungsi secara relatif

terus-menerus untuk mencapai satu sasaran atau serangkaian sasaran bersama.

Tiap-tiap organisasi membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia

(SDM) yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan

pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan.

Gie (1999:17) menyatakan bahwa kinerja ditentukan oleh beberapa

dimensi, yaitu motivasi kerja; kemampuan kerja; lingkungan kerja;

leadership; misi strategi; budaya perusahaan; kinerja individu dan organisasi;

praktik manajemen; struktur dan iklim kerja.

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan karyawan sehingga

mempengaruhi banyaknya kontribusi yang diberikan kepada perusahaan

termasuk pelayanan yang berkualitas. Kesuksesan dari perusahaan bisa dilihat

dari pekerjaan yang telah dicapai oleh karyawannya, oleh sebab itu perusahaan

(18)

karena baik buruknya kinerja yang dicapai oleh karyawan akan berpengaruh

pada keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.

Peran seorang pemimpin juga sangat penting untuk menentukan efektifitas

dalam suatu organisasi atau perusahaan di masa yang akan datang. Kartono

(2005:153) menyatakan kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan

pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha

kooperatif guna mencapai tujuan yang sudah direncanakan.

Keefektifan suatu kepemimpinan adalah fungsi dari berbagai aspek situasi

kepemimpinan. Para ahli berpendapat bahwa tidak ada tipe atau gaya

kepemimpinan yang paling baik, yang terpenting adalah bagaimana seorang

pemimpin dapat menyesuaikan tipe atau gaya kepemimpinannya dengan

situasi yang sedang dihadapi. Dalam praktiknya, kepemimpinan memegang

peran kunci bagi pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan sehingga

pengembangan model kepemimpinan yang dikaitkan dengan lingkungan kerja

suatu organisasi dan outcome dari waktu ke waktu perlu dilakukan.

Menurut Sihombing (2004), lingkungan kerja merupakan faktor-faktor di

luar manusia, baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik

ini mencakup peralatan kerja, suhu tempat kerja, kesesakan dan kepadatan,

kebisingan dan luas ruang kerja, sedangkan faktor non fisik mencakup

hubungan kerja yang terbentuk di instansi antara atasan dan bawahan serta

antara sesama karyawan. Seorang karyawan dapat bekerja secara optimal

(19)

Ada juga satu variabel lain yang sangat berpengaruh terhadap kinerja

karyawan selain keberhasilan seorang pemimpin dan kenyamanan suasana di

lingkungan kerja karena variabel ini merupakan hal yang melekat erat pada

diri karyawan, yaitu kepribadian. Robbins (2008:126) mendefinisikan

kepribadian sebagai organisasi dinamis dalam sistem psikologis individu yang

menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap

lingkungannya. Dalam kepribadian manusia terdapat bermacam-macam sifat

dasar manusia yang nantinya sifat ini yang sedikit banyak akan mempengaruhi

kuantitas dan kualitas seorang karyawan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik, dan Kepribadian Terhadap Kinerja Karyawan”. Studi Kasus Pada Karyawan BLU di Universitas Sanata Dharma“.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan kepribadian

secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan BLU di

Universitas Sanata Dharma?

2. Apakah gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan kepribadian

secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan BLU di Universitas

(20)

C. Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah penelitian yaitu terbatas pada :

1. Gaya Kepemimpinan yang diteliti oleh penulis adalah gaya kepemimpinan

otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya kepemimpinan laissez

fire.

2. Lingkungan Kerja Fisik yang diteliti oleh penulis adalah peralatan kerja,

sirkulasi udara, dan penerangan.

3. Kepribadian yang diteliti oleh penulis adalah stabil secara ekstraversi

(extraversion), mudah akur atau mudah bersepakat (agreeableness), sifat

berhati-hati (conscientiousness), stabilitas emosi (emotional stability),

terbuka terhadap hal-hal baru (openness to experience).

4. Kinerja karyawan yang diteliti oleh penulis adalah kualitas, kuantitas,

ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian, dan komitmen kerja.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik

dan kepribadian secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan BLU di

Universitas Sanata Dharma.

2. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik

dan kepribadian secara parsial terhadap kinerja karyawan BLU di

(21)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Biro Layanan Umum (BLU)

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi,

masukan dan dapat dijadikan pertimbangan bagi pengelola maupun

pimpinan BLU agar memberikan perhatian yang lebih mengenai pengaruh

gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, dan kepribadian terhadap kinerja

karyawan BLU.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi

pengetahuan bagi penelitian selanjutnya dan sebagai tambahan referensi di

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bagi Penulis

Penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama menempuh

kuliah di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Gaya Kepemimpinan

a. Pengertian Kepemimpinan

Setiap dan semua organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan

memerlukan seorang pimpinan tertinggi (pimpinan puncak) dan/atau

manajer tertinggi (top manager) yang harus menjalankan kegiatan

kepemimpinan dan/ atau manajemen bagi keseluruhan organisasi

sebagai satu kesatuan (Nawawi, 2003: 18). Beberapa ahli merumuskan

pengertian kepemimpinan sebagai berikut:

1) Menurut Robbins (2003: 163) kepemimpinan adalah kemampuan

mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian (tujuan).

Pendapat ini memandang semua anggota kelompok/organisasi

sebagai satu kesatuan, sehingga kepemimpinan diberi makna

sebagai kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok atau

organisasi agar bersedia melakukan kegiatan atau bekerja untuk

mencapai tujuan kelompok/organisasi.

2) Menurut Rivai (2004:2) kepemimpinan merupakan proses

mempengaruhi dalam menentukan organisasi, memotivasi perilaku

pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk

(23)

3) Menurut Thoha (2007:9) kepemimpinan adalah kegiatan untuk

mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi

perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi bawahan atau

kelompok untuk bekerja sama mencapai tujuan organisasi atau

kelompok.

b. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan yang baik adalah suatu kepemimpinan yang

dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan,

dan dapat mudah menyesuaikan dengan segala situasi yang

berkembang di sekitar lingkungan kerjanya. Beberapa ahli

mendefinisikan pengertian gaya kepemimpinan sebagai berikut:

1) Menurut Thoha (2007:49) gaya kepemimpinan merupakan norma

perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut

mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat.

2) Menurut Winardi (2000:78) gaya kepemimpinan adalah suatu

pendekatan yang digunakan untuk memahami suksesnya

kepemimpinan dalam hubungan mana kita memusatkan perhatian

pada apa yang dilakukan oleh pemimpin tersebut.

3) Menurut Nawawi (2003:15) gaya kepemimpinan adalah perilaku

(24)

mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku para anggota

organisasi atau bawahannya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang

digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya

untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan

Menurut Rivai (2004:122) ada tiga macam gaya kepemimpinan

yang mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu :

1) Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter disebut juga kepemimpinan

direktif atau diktator. Pemimpin memberikan instruksi kepada

bawahan, menjelaskan apa yang harus dikerjakan, selanjutnya

karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan

oleh atasan. Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode

pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan

pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling

diuntungkan dalam organisasi.

2) Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur

yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan

(25)

kerjasama antara atasan dengan bawahan. Dibawah kepemimpinan

demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja

sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri

sendiri.

3) Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire)

Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada

bawahan, struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat

pasif. Peran utama pimpinan adalah menyediakan materi

pendukung dan berpartisipasi jika diminta bawahan.

2. Lingkungan Kerja Fisik

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Sihombing (dikutip oleh Tanjung, 2013), lingkungan

kerja merupakan faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non

fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini mencakup peralatan kerja,

suhu tempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang

kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di

instansi antara atasan dan bawahan serta antara sesama karyawan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Sondang Siagian (dikutip oleh Tanjung, 2013) bahwa

(26)

1) Hubungan Kerja

Hubungan kerja merupakan faktor dari lingkungan kerja yang

mempengaruhi kerja karyawan. Dalam suatu organisasi atau

perusahaan, karyawan akan terlibat dalam hubungan kerja antara

karyawan dengan karyawan, karyawan dengan atasan, dan

kedua-duanya sama-sama memberikan pengaruh terhadap kinerja

karyawan.

2) Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang mendukung sangat diperlukan, karena akan

meningkatkan produktivitas kerja, efisiensi dan efektivitas kerja.

Hal ini antara lain dengan tersedianya sarana dan prasarana kerja

yang memadai.

c. Indikator Lingkungan Kerja Fisik

Tiffin dan Mc Cormick (Trianasari, 2005) mengemukakan

beberapa aspek lingkungan kerja fisik yaitu :

1) Peralatan kerja, perlengkapan yang tersedia merupakan komponen

yang menunjang aktivitas kerja.

2) Sirkulasi udara, sirkulasi udara yang cukup di dalam ruangan

sangat diperlukan terutama jika di dalam ruangan yang penuh

dengan pegawai.

3) Penerangan atau pencahayaan, fasilitas penerangan dalam ruangan

(27)

4) Kebisingan atau suara gaduh, bising yang ada dalam lingkungan

kerja akan mengganggu konsentrasi.

5) Tata ruang kerja, penataan, pewarnaan dan kebersihan setiap

ruangan akan berpengaruh terhadap karyawan pada saat melakukan

pekerjaan

3. Kepribadian

a. Pengertian Kepribadian

Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu

konsep dinamis yang mendeskripsikan pertumbuhan dan

perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang. Definisi

kepribadian yang paling sering digunakan dibuat oleh Gordon Allport

hampir 70 tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa kepribadian adalah

organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang

menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap

lingkungannya. Untuk tujuan kita, menganggap bahwa kepribadian

(personality) merupakan keseluruhan cara di mana seorang individu

bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling

sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang

ditunjukkan oleh seseorang (Robbins, 2008:126)

b. Indikator Sifat-sifat Kepribadian

Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu

adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut.

(28)

situasi disebut sifat-sifat kepribadian (personality traits). Semakin

konsisten dan seringnya karakteristik tersebut dalam berbagai situasi,

maka akan semakin sering mendeskripsikan karakteristik seorang

individu. Ada 16 sifat kepribadian yang utama yaitu:

1) Penyendiri vs Peramah

2) Kecerdasan rendah vs Kecerdasan tinggi

3) Dipengaruhi oleh perasaan vs Stabil secara emosional

4) Pengikut vs Dominan

5) Serius vs Santai

6) Berani mengambil resiko vs Bijaksana/penuhpertimbangan

7) Pemalu vs Petualang

8) Keras hati vs Peka

9) Mudah percaya vs Pencuriga

10)Praktis vs Imajinatif

11)Blak-blakan vs Tersembunyi

12)Percaya Diri vs Mudah cemas

13)Konservatif vs Suka menolong

14)Tergantung pada kelompok vs Mandiri

15)Tidak terkendali vs Terkendali

(29)

Ada dua pendekatan yang selama 20 tahun terakhir ini sering

dipakai menjadi kerangka dominan untuk mengidentifikasi dan

mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang, yaitu Myers-Briggs Indicator

dan Model Lima Besar (Robbins, 2008: 130-133). Istilah-istilah dalam

Myers-Briggs Indicator adalah sebagai berikut:

a) Ekstraver vs Introver

Individu dengan karakteristik ekstraver digambarkan sebagai

individu yang ramah, suka bergaul, dan tegas sedangkan individu

dengan karakteristik introvert digambarkan sebagai individu yang

pendiam dan pemalu.

b) Sensitif vs Intuitif

Individu dengan karakteristik sensitif digambarkan sebagai

individu yang praktis dan lebih menyukai rutinitas dan urutan,

mereka berfokus pada detail. Sebaliknya, individu dengan

karakteristik intuitif mengandalkan proses-proses tidak sadar dan

melihat gambaran umum.

c) Pemikir vs Perasa

Individu yang termasuk dalam karakteristik pemikir

menggunakan alasan dan logika untuk menangani berbagai nilai

dan emosi pribadi mereka.

d) Memahami vs Menilai

Individu yang cenderung memiliki karakteristik memahami

(30)

terstruktur, sedangkan individu dengan karakteristik menilai

cenderung lebih fleksibel dan spontan.

Sedangkan faktor-faktor Model Lima Besar (Big Five Model)

mencakup :

(1) Ekstraversi (extraversion)

Dimensi ini mengungkapkan tingkat kenyamanan seseorang

dalam berhubungan dengan individu lain. Individu yang memiliki

sifat ekstraversi cenderung suka hidup berkelompok, tegas, dan

mudah bersosialisasi. Sebaliknya, individu yang memiliki sifat

introvert cenderung suka menyendiri, penakut, dan pendiam.

(2) Mudah akur atau mudah bersepakat (agreeableness)

Dimensi ini merujuk pada kecenderungan individu yang patuh

terhadap indvidu lainnya. Individu yang sangat mudah bersepakat

adalah individu yang senang bekerja sama, hangat, dan penuh

kepercayaan. Sementara itu, individu yang tidak mudah bersepakat

cenderung bersikap dingin, tidak ramah, dan suka menentang.

(3) Sifat berhati-hati (conscientiousness)

Dimensi ini merupakan ukuran kepercayaan. Individu yang

sangat berhati-hati adalah individu yang bertanggung jawab,

teratur, dapat diandalkan, dan gigih. Sebaliknya, individu dengan

sifat berhati-hati yang rendah cenderung mudah bingung, tidak

(31)

(4) Stabilitas emosi (emotional stability)

Dimensi ini menilai kemampuan seseorang untuk menahan

stres. Individu dengan stabilitas emosi yang positif cenderung

tenang, percaya diri, dan memiliki pendirian yang teguh.

Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi yang negatif

cenderung mudah gugup, khawatir, depresi, dan tidak memiliki

pendirian yang teguh.

(5) Terbuka terhadap hal-hal baru (openness to experience)

Dimensi ini merupakan dimensi terakhir yang

mengelompokkan individu berdasarkan lingkup minat dan

ketertarikannya terhadap hal-hal baru. Individu yang sangat

terbuka cenderung kreatif, ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal

yang bersifat seni. Sebaliknya mereka yang tidak terbuka

cenderung memiliki sifat konvensional dan merasa nyaman dengan

hal-hal yang telah ada.

4. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai

sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan

kemampuan seseorang. Banyak batasan yang diberikan para ahli

mengenai istilah kinerja, walaupun berbeda dalam tekanan

(32)

pencapaian hasil. Istilah kinerja berasal dari kata job

performanceatau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Sehingga dapat

didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

(Mangkunegara, 2004:67). Beberapa ahli mendefinisikan pengertian

kinerja sebagai berikut (dikutip oleh Berlian, 2011):

1) Menurut Kusnadi (2003:64) kinerja adalah setiap gerakan,

perbuatan, pelaksanaan, kegiatan atau tindakan yang diarahkan

untuk mencapai tujuan atau target tertentu.

2) Menurut Hariandja (2002:195) kinerja adalah hasil kerja yang

dicapai oleh pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai

dengan perannya dalam organisasi. Kinerja pegawai merupakan

suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi mencapai

tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi

tersebut untuk meningkatkan hasilnya.

3) Menurut Mathis dan Jackson (2002:78) kinerja pada dasarnya

adalah apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh

karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak

(33)

b. Kriteria Pengukuran Kinerja

Soedjono (dikutip oleh Berlian, 2011) menyebutkan enam kriteria

yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pegawai secara individu

yakni :

1) Kualitas, hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau

memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.

2) Kuantitas, jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat

diselesaikan.

3) Ketepatan waktu, yaitu dapat menyelesaikan pada waktu yang telah

ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk

aktivitas yang lain.

4) Efektivitas, pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada

pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi

kerugian.

5) Kemandirian, yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna

menghindari hasil yang merugikan.

6) Komitmen kerja, yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan

organisasinya dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasinya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor

(34)

dengan pendapat Keith Davis (dalam Anwar Prabu Mangkunegara,

2005:67) yang merumuskan bahwa :

1) Human Performance = Ability + Motivation

2) Motivation = Attitude + Situation

3) Ability = Knowledge + Skill

Menurut (Mangkunegara, 2005:67-68) faktor yang mempengaruhi

kinerja seseorang ialah :

a) Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini terbagi menjadi

2 yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality

(knowledge dan skill).

b) Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam

menghadapi situasi kerja.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Dian Sartika Yuda (2005) dengan judul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan Kompensasi Terhadap Kerja Karyawan. Studi

Kasus Pada Karyawan PT. Bank Perkreditan Rakyat Arta Agung”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan

dan kompensasi terhadap kinerja karyawan. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, dan

dokumentasi. Dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 50 responden

dengan teknik purposive sampling. Teknis analisis data yang digunakan

(35)

menunjukkan secara simultan gaya kepemimpinan dan kompensasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Secara parsial gaya

kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Sedangkan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Kedua variabel independen mampu menjelaskan perubahan pada kinerja

karyawan sebesar 70,2% sedangkan 29,8% kinerja karyawan dipengaruhi

oleh variabel lain.

2. Cornelius Danik Arfianti (2005) dengan judul “Pengaruh Budaya

Organisasi, Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan. Studi Kasus Pada Karyawan Bagian Produksi PT.

Batik Danar Hadi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

secara simultan dan parsial budaya organisasi, lingkungan kerja, dan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT. Batik

Danar Hadi Solo. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini dengan menyebar kuesioner kepada responden populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian produksi PT. Batik

Danar Hadi. Sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 128

responden dengan menggunakan rumus Solvin; dan pengambilannya

dengan teknik purposive sampling. Teknis analisis data yang digunakan

adalah analisis regresi berganda uji asumsi klasik, uji t dan uji F. Hasil dari

penelitian ini diketahui bahwa secara simultan budaya organisasi

(36)

karyawan; secara parsial budaya organisasi, lingkungan kerja, kepuasan

kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

3. Natalia Nurhastuti (2005) dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja

dan Karakteristik Individu Terhadap Kinerja Karyawan. Studi Kasus

Pada Bakpia Japon”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

lingkungan kerja (X1) dan karakteristik individu (X2) mempengaruhi

tingkat kinerja karyawan (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah

kasus pada karyawan Bakpia Japon dengan jumlah responden 30 orang

karyawan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi, kuesioner, dan dokumentasi, sedangkan teknik yang

digunakan dalam penentuan sampel adalah random sampling. Tekins

analisis data yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda dan Uji F.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, baik itu secara parsial

maupun simultan.

2. Kerangka Konseptual Penelitian

Menurut Sekaran dalam www.google.com (1992) kerangka pemikiran

teoritis adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan pertautan secara teoritis antara

(37)

independen dan dependen dan jika ada kedudukan variabel moderator dan

intervening dalam penelitian.

Kerangka pemikiran teoritis perlu dikemukakan apabila dalam penelitian

terdapatdua variabel atau lebih. Kriteria utama agar kerangka pemikiran

teoritis dapat meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur pemikiran yang logis

dalam membangun suatu kerangka pemikiran teoritis yang membuahkan

sebuah kesimpulan yang berupa hipotesis.

Untuk lebih mempermudah dalam pemahaman pertautan secara teoritis

antar variabel yang akan diteliti (hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen), maka diterangkan dan digambarkan dalam sebuah

kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :

Kerangka di bawah ini menjelaskan pengaruh parsial dan simultan gaya

kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan kepribadian terhadap kinerja

karyawan. Gaya kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe gaya kepemimpinan

yaitu gaya kepemimpinan otokratis,demokratis, dan laissez-fair. Lingkungan

kerja fisik yang harus diperhatikan yaitu peralatan kerja, sirkulasi udara, dan

penerangan. Kepribadian yang harus diperhatikan antara lain extraversion,

agreeableness, conscientiousness, emotional stability, dan openness to

experience dimana semua indikator ini disesuaikan agar dapat menjelaskan

pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Kinerja karyawan melputi kualitas,

(38)

Gambar III.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengaruh secara Parsial Pengaruh secara Simultan

3. Rumusan Hipotesis

Menurut Emory (dalam Widayat, 2004:62) hipotesis adalah rumusan

pernyataan yang bersifat sementara dan akan diuji secara empiris. Maka

berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah disusun,

maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan kepribadian secara

bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H2: Gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan kepribadian secara

parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Gaya Kepemimpinan (X1)

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis 2. Gaya Kepemimpinan Demokratis 3. Gaya Kepemimpinan Laissez-Fire

Lingkungan Kerja Fisik (X2)

1. Peralatan kerja

5. Openness to experience

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian explanatory

research. Menurut Mansri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:4), jenis

penelitian explanatory research digunakan untuk menjelaskan hubungan

kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

B. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud adalah karyawan BLU di Universitas

Sanata Dharma.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian yang dimaksud adalah variabel-variabel yang akan

diteliti oleh penulis yaitu; gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik,

dan kepribadian terhadap kinerja karyawan BLU di Universitas Sanata

Dharma.

C. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2014 di Universitas Sanata

Dharma.

(40)

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi bermacam-macam

nilai (Indriantoro dan Supomo, 1999:26).

a. Identifikasi Variabel

1) Variabel Bebas ( Independent Variable/ (X) )

Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel yang lain (Umar, 2002:62). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan, lingkungan kerja

fisik, dan kepribadian.

2) Variabel Terikat ( Dependent Variable/ (Y) )

Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2002:62). Variabel

dependen daalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.

b. Definisi Variabel

1) Gaya Kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh

seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya untuk

mencapai tujuan organisasi. Indikatornya antara lain: gaya

kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya

kepemimpinan laissez fire.

2) Lingkungan kerja merupakan faktor-faktor di luar manusia baik

fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini

mencakup peralatan kerja, suhu tempat kerja, penerangan,

(41)

hubungan kerja yang terbentuk di instansi antara atasan dan

bawahan serta antara sesama karyawan. Indikatornya antara lain:

peralatan kerja, sirkulasi udara, dan penerangan.

3) Kepribadian adalah pola sifat dan karakteristik tertentu, yang relatif

permanen dan memberikan, baik konsistensi maupun individualitas

pada perilaku seseorang. Indikatornya antara lain: extraversion,

agreeableness, conscientiousness, emotional stability, dan

openness to experience.

4) Kinerja adalah sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang

diperlihatkan dan kemampuan seseorang. Indikatornya antara lain:

kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian,

(42)

Tabel III.1

Variabel Penelitian

Variabel Indikator Variabel

Alat Ukur

Gaya Kepemimpinan (X1)

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis 2. Gaya Kepemimpinan Demokratis 3. Gaya Kepemimpnan Laissez-Fire

Skala Likert

Lingkungan Kerja Fisik (X2)

1. Peralatan Kerja 2. Sirkulasi Udara

3. Penerangan atau Pencahayaan

Skala

5. Terbuka terhadap hal-hal baru

Skala

Pengukuran variabel gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik,

dan kepribadian terhadap kinerja karyawan menggunakan skala Likert

(Likert Scale). Menurut Sugiyono (2011:136) skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan pembobotan sebagai

(43)

Tabel III.2 Skala Likert

Kriteria Jawaban Skor

SS (Sangat Setuju) 5

S (Setuju) 4

N (Netral) 3

TS (Tidak Setuju) 2

STS (Sangat Tidak Setuju) 1

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua indikator dalam

variabel dan istilah yang digunakan dalam penelitian secara operasional

sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna

penelitian. Berikut ini akan dijelaskan definifsi semua indikator yang akan

dibahas diteliti oleh penulis, antara lain sebagai berikut :

1) Gaya Kepemimpinan Otokratis adalah pemimpin yang cenderung

memusatkan otoritas, mendikte metode kerja, membuat keputusan

sepihak, dan membatasi keterlibatan bawahan.

2) Gaya Kepemimpinan Demokratis adalah pemimpin yang cenderung

melibatkan bawahan dalam menentukan saran-saran dan metode kerja,

dan menggunakan umpan balik sebagai peluang untuk melatih

bawahan.

3) Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire yaitu pemimpin cenderung

(44)

keputusan dan menyelesaikan pekerjaan apa saja yang dianggap

pantas.

4) Peralatan kerja, perlengkapan yang tersedia merupakan komponen

yang menunjang aktivitas kerja.

5) Sirkulasi udara, sirkulasi udara yang cukup didalam ruangan sangat

diperlukan terutama jika di dalam ruangan yang penuh dengan

pegawai.

6) Penerangan atau pencahayaan, fasilitas penerangan dalam ruangan

yang cukup memadai akan mendukung kelancaran dalam bekerja.

7) Ekstraversi, dimensi yang mengungkapkan tingkat kenyamanan

seseorang dalam berhubungan dengan individu lain. Individu yang

memiliki sifat ekstraversi cenderung suka hidup berkelompok, tegas,

dan mudah bersosialisasi.

8) Mudah akur/bersepakat, dimensi yang merujuk pada kecenderungan

individu yang patuh terhadap indvidu lainnya. Individu yang sangat

mudah bersepakat adalah individu yang senang bekerja sama, hangat,

dan penuh kepercayaan.

9) Sifat berhati-hatidimensi ini merupakan ukuran kepercayaan. Individu

yang sangat berhati-hati adalah individu yang bertanggung jawab,

teratur, dapat diandalkan, dan gigih.

10) Stabilitas Emosi dimensi ini menilai kemampuan seseorang untuk

menahan stres. Individu dengan stabilitas emosi yang positif

(45)

11)Terbuka terhadap hal-hal baru, dimensi ini merupakan dimensi terakhir

yang mengelompokkan individu berdasarkan lingkup minat dan

ketertarikannya terhadap hal-hal baru. Individu yang sangat terbuka

cenderung kreatif, ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal yang

bersifat seni.

12)Kualitas, hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau

memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.

13)Kuantitas, jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat

diselesaikan.

14)Ketepatan waktu, yaitu dapat menyelesaikan pada waktu yang telah

ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas

yang lain.

15)Efektivitas, pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada pada

organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi kerugian.

16)Kemandirian, yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna

menghindari hasil yang merugikan.

17)Komitmen kerja, yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan

organisasinya dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasinya.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Malhotra (dalam Widayat, 2004:93) populasi adalah

(46)

karakteristik umum, yang merupakan wilayah penelitian tersebut akan

digeneralisasikan. Atau bisa dikatakan, populasi adalah keseluruhan

kelompok dari orang-orang, peristiwa atau barang-barang yang

diminati peneliti untuk diteliti. Dalam penelitian ini populasi adalah

adalah seluruh karyawan BLU di Universitas Sanata Dharma.

2. Sampel

Sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih

dalam penelitian (Widayat, 2004:93). Berdasarkan rumus Solvin

(Umar, 2002:146), jumlah sampel yang ditentukan dalam penelitian

ini adalah:

Dimana:

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : estimasi tingkat kesalahan

G. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah convenience sampling.

(47)

ketentuan atau persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling

mudah dijangkau atau didapatkan.

H. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah :

a. Metode wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

bertanya langsung dengan responden (Soeratno dan Arsyad 1993:92).

Penulis akan melakukan wawancara dengan pihak terkait di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta guna mengetahui informasi

tentang profil perusahaan terkait dengan keperluan penelitian.

b. Metode angket atau kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Responden yang ditunjuk dalam

pengisian kuesioner adalah karyawan BLU di Universitas Sanata

Dharma.

Pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan kepada responden

berisi tentang gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik dan

(48)

I. Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum melakukan analisis, penulis perlu melakukan pungujian

validitas dan reliabilitas dari pernyataan kuesioner terlebih dahulu untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh dapat digunakan atau belum.

1. Uji Validitas

Menurut Husein Umar (2002:174) validitas adalah pernyataan

sampai sejauh mana data yang ditampung pada kuesioner dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Sehingga peneliti dapat mengetahui

sebberapa jauh responden menjawab pernyataan sesuai yang

diinginkan peneliti. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur

tingkat validitas adalah dengan koefisien korelasi menggunakan

program SPSS. Korelasi setiap item pernyataan dengan total nilai

setiap variabel dilakukan dengan uji Korelasi Pearson dengan rumus:

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak, digunakan

ketentuan sebagai berikut :

a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka

instrument itu dikatakan valid.

b. Jika rhitung≤ rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka

(49)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan

sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran diulang dua kali atau lebih (Umar, 2002:176). Relibialitas

diukur dengan uji statistik Cronbach’s Alpha (α). Suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60.

J. Teknik Analisis Data

Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis, maka

dalam penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik analisis data

kuantitatif.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi

pada analisis regresi berganda yang berbasis ordinary least square.

Untuk meyakinkan bahwa persamaan regresi yang diperoleh adalah

linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peralaman, maka

akan dilakukan pengujian asumsi normalitas, multikolinearitas dan

heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi, kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai

distribusi normal dan setidaknya mendekati normal

(50)

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik

atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar

keputusannya (Ghozali:2005) adalah :

1) Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan

pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.

Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem

multikolinearitas (Ghozali:2005). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model

regresi adalah sebagai berikut :

1) Nilai yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi

empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel

bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel

(51)

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Apabila

antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya

diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolinearitas.

3) Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF) . Kedua ukuran

ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan

oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF= 1/tolerance).

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama

dengan nilai VIF > 10 (Ghozali : 2005). Apabila di dalam

model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi seperti di atas,

maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bebas

dari multikolinearitas dan demikian sebaliknya.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu

(52)

homoskedistisitas dan jika varian berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedistisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk

mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat

grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPERD

dengan residualnya SRESID.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot

antara ZPERD dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisisnya adalah:

1) Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2) Apabila terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

2. Regresi Linier Berganda

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

analisis regresi berganda. Analisis regresi linier berganda ini

(53)

lingkungan kerja fisik, dan kepribadian terhadap kinerja karyawan.

Rumus yang digunakan yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi

Y = kinerja karyawan

X1 = gaya kepemimpinan

X2 = lingkungan kerja fisik

X3 = kepribadian

e = error / variabel pengganggu

3. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas yaitu gaya

kepemimpinan (X1), lingkungan kerja fisik (X2), kepribadian (X3)

secara parsial terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y).

Taraf signifikansi menggunakan α = 5% (0,05). Memiliki prosedur

pengujian sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

H0 : b1 = b2 = b3 = 0 berarti variabel gaya kepemimpinan,

lingkungan kerja fisik, dan kepribadian secara bersama-sama tidak

(54)

Ha : tidak semua bi sama dengan 0 atau minimal satu bi = 0 berarti

variabel gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan

kepribadian secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

b. Menentukan taraf signifikansi menggunakan 0,05

c. Menentukan Fhitung dan Ftabel

d. Pengambilan keputusan

H0 ditolak jika :

Fhitung > Ftabel

H0 diterima jika :

Fhitung≤ Ftabel

4. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas yaitu gaya

kepemimpinan (X1), lingkungan kerja fisik (X2), kepribadian (X3)

secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat yaitu

kinerja karyawan (Y). Taraf signifikansi menggunakan α = 5% (0,05).

Memiliki prosedur pengujian sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

H0 : b1 = 0 berarti variabel gaya kepemimpinan secara parsial tidak

berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan

Ha : b1 ≠0 berarti variabel gaya kepemimpinan secara parsial

(55)

H0 : b2 = 0 berarti variabel lingkungan kerja fisik secara parsial

tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan

Ha : b2 ≠ 0 berarti variabel lingkungan kerja fisik secara parsial

berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan

H0 : b3 = 0 berarti variabel kepribadian secara parsial tidak

berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan

Ha : b3 ≠ 0 berarti variabel kepribadian secara parsial berpengaruh

terhadap variabel kinerja karyawan

b. Menentukan taraf signifikansi menggunakan 0,05

c. Menentukan thitung dan ttabel

d. Pengambilan keputusan

H0 ditolak jika :

thitung > + ttabel atau thitung≤ - ttabel

Ha diterima jika :

-thitung≤ ttabel ≤ + ttabel

(56)

BAB IV

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

1. PTPG Sanata Dharma (1955 - 1958)

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)

oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam

Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim

disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1,

antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang

dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan

Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen,

S.J. dan Pater H.

Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan dari Conggregatio de

Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat

sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan

kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata

Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh

pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu

Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi

Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi

(57)

Nama "Sanata Dharma" diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang

waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. "Sanata Dharma"

sebenarnya dibaca "Sanyata Dharma", yang berarti "kebaktian yang

sebenarnya" atau "pelayanan yang nyata". Kebaktian dan pelayanan itu

ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. FKIP Sanata Dharma (1958 - 1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal

ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang

perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada

bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan

Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari

Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta.

Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status

"disamakan" dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961

pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walau

pun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP

(58)

3. IKIP Sanata Dharma (1965 - 1993)

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas

Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP

Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa

Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK

Menteri PTIP No. 237 / B - Swt / U / 1965. Surat Keputusan ini

berlaku mulai tanggal 1 September 1965. Selain melaksanakan

Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata

Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma

I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup

pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD

(Pendidikan Guru Sekolah Dasar)

4. Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai

dengan SK Mendikbud No. 46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma

dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal

dengan nama USD. Dengan perkembangan ini USD diharapkan tetap

dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi

dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah

berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk

(59)

mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP

(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka

beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki

8 Fakultas dengan 23 Program Studi, 4 Program Pasca Sarjana, 2

Program Profesi, dan Program Kursus Bersertifikat. Sekarang ini

banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma.

Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung,

lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem

informasi, manajemen, biro/ lembaga/ pusat/ serta unit pendukung),

peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian

pada masyarakat.

Nama-nama yang pernah menjabat Rektor Universitas Sanata Dharma:

Prof. Dr. N. Drijarkara,S.J. (1955-1967)

Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)

Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984)

Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988)

Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993)

Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001)

Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)

Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-2014)

(60)

B. Seputar Logo

Logo merupakan sebuah lambang atau simbol yang mewakili sebuah

semangat serta keberadaan suatu lembaga atau institusi. Demikian pula

Sanata Dharma memiliki logo yang mencerminkan nilai yang di anut dan

hendak ditumbuh kembangkan dalam menjalankan institusinya. Berikut

merupakan logo yang dimiliki Sanata Dharma :

Gambar IV.1

Logo Universitas Sanata Dharma

Arti dari logo Universitas Sanata Dharma:

1. Bingkai adalah teratai bersudut lima.

Teratai = kemuliaan.

Sudut lima = Pancasila.

2. Obor melambangkan hidup dengan semangat yang menyala-nyala.

3. Buku yang terbuka melambangkan ilmu pengetahuan yang selalu

berkembang.

4. Teratai warna coklat melambangkan sikap dewasa yang matang.

(61)

C. Visi dan Misi

1. Visi

“Menjadi penggali kebenaran yang unggul dan humanis demi

terwujudnya masyarakat yang semakin bermartabat.”

2. Misi

a. Mengembangkan sistem pendidikan holistik yang merupakan

perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan

melalui yang berciri cura personalis, dialogis, pluralistik, dan

transformatif.

b. Menciptakan masyakarat akademik Universitas yang mampu

menghargai kebebasan akademik serta otonomi kelimuan, mampu

bekerjasama lintas ilmu, dan mampu mengedepankan kedalaman

dari pada keluasan wawasan keilmuan dalam usaha menggali

kebenaran lewat kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengadian

pada masyarakat.

c. Menghadirkan pencerahan yang mencerdaskan bagi masyarakat

melalui publikasi hasil kegiatan pengajaran, penelitian, dan

pengabdian pada masyarakat, pengembangan kerjasama dengan

berbagai mitra yang memiliki visi serta kepedulian sama, dan

pemberdayaan para alumni dalam pengembagngan keterlibatan

(62)

D. Nilai Dan Moto

1. Nilai-nilai dasar Sanata Dharma

a. Mencintai kebenaran

b. Memperjuangkan keadilan

c. Menghargai keberagaman

d. Menjunjung tinggi keluhuran martabat manusia

2. Moto

“Memadukan keunggulan akademis dan nilai-nilai kemanusiaan,

disingkat dengan CERDAS dan HUMANIS.”

E. Tujuan Pendidikan

Pendidikan di USD bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri

bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai

humanistik yang berlandaskan nilai-nilai – nlai Kristiani yang universal

dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila,

sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya

dan integritas kepribadian yang tinggi.

F. Struktur Organisasi

1. Yayasan

Ketua : Albertus Budi Susanto, S.J., Ph.D.

Sekretaris Umum : Prof. Dr. R.A. Supriyono, S.U., Akt.

(63)

Bendahara : Drs. M. Sumarno Darmasuwarna, S.J.,M.A.

Anggota : 1. Drs. A. Budi Purnomo Brodjonegoro, M.B.A.

2. Prof. Dr. Johana Endang Prawitasari

3. Prof. Dr. Ir. Hendricus Priyosulistyo

4. Prof. Dr. Frans Susilo, S.J.

5. Henricus Subekti, S.H.

2. Universitas

Rektor : Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D.

Wakil Rektor I : Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt.

Wakil Rektor II : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si.

Wakil Rektor III : Patrisius Mutiara Andalas, S.J., S.S., S.T.D.

Wakil Rektor IV : Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D.

G. Lokasi Universitas Sanata Dharma

1. Kampus I

F. KIP, F. Sastra, F. Ekonomi

Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002.

Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383

2. Kampus II

Gedung Pusat, Pasca Sarjana, Perpustakaan

Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002.

(64)

3. Kampus III

F. Sains dan Teknologi, F. Psikologi, F. Farmasi

Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.

Telp. (0274) 883037, 883968 Fax. (0274) 886529

4. Kampus IV

F. Teologi

Kentungan, Jl. Kaliurang Km 7, Tromol Pos 1194 Yogyakarta.

Telp. (0274) 880957

5. Kampus V

Pendidikan Agama Katolik

Jl. Ahmad Jazuli No. 2, Yogyakarta.

Telp. (0274) 589035

H. Uraian Tugas Biro Layanan Umum

Kepala Biro Layanan Umum membawahi beberapa bagian yaitu:

1. Bagian Administrasi Umum

2. Bagian Rumah Tangga

3. Bagian Kendaraan dan Perlengkapan

(65)

Berikut uraian tugas dari Kepala Biro Layanan Umum.

Tugas Harian:

1) Merencanakan, mengatur, dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

Kepala Bagian Administrasi Umum.

2) Merencanakan, mengatur, dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

Kepala Bagian Rumah Tangga.

3) Merencanakan, mengatur, dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

Kepala Bagian Kendaraan dan Perlengkapan.

4) Merencanakan, mengatur, dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

Kepala Bagian Keamanan, Ketertiban dan Parkir.

5) Merencanakan, mengatur, dan mengawasi penggunaan

anggaran/keuangan.

6) Koordinasi dalam pelaksanaan tugas dengan Fakultas/Biro/Unit

lainnya.

7) Bertanggungjawab penuh dalam pelaksanaan pekerjaan dari

masing-masing Kepala Bagian.

8) Kerjasama dengan pihak-pihak di luar Universitas dalam hal hub

kemasyarakatan/sosial, pengembangan SDM, dll.

Gambar

Gambar III.1
Tabel III.1
Tabel III.2
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPERD
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 4. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler

Complete the following table with the expressions of congratulations and the responses you find in the preceding reading text!. The first row is done

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kemampuan siswa membaca Al-Qur’an materi ayat-ayat tentang akhlak dengan metode Al-Bayan pada siswa kelas X OI SMK Saraswati Kota

“On this PC” refers to music files actually on your machine, while “in the cloud” lists songs you’ve bought from Microsoft’s online music store; they’re held for you in

Hubungan antara limit satu sisi dan dua sisi juga berlaku untuk turunan, yakni sebuah fungsi memiliki turunan pada suatu titik jika dan hanya jika fungsi

Investasi Bidang Energi Minyak dan Gas Bumi Perusahaan Multinasional PetroChina di Indonesia, Irwan Muji Hartanto, 050910101114; 2012: 75 halaman; Jurusan Ilmu Hubungan

Faktor-faktor Resiko utama tersebut mendorong peneliti untuk menjawab permasalahan tentang “Adakah hubungan faktor resiko (status gizi, BBLR, pemberian ASI Eksklusif, polusi

In this play the pendulum clock not only shows the time every day but also shows the time when the liars inside the apartment house should pay for their sins in the past.. The