• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kerangka Teori

4. Lingkungan Kerja Islami

a. Pengertian Lingkungan Kerja Islami

Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Nitisemito, 1992: 25). Selanjutnya menurut Sedarmayanti (2001: 1) lingkungan kerja merupakan keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.

Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila mansusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efesien (Sedarmayanti, 2001: 12).

Menurut Bambang (1991: 122), lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Seorang pegawai yang bekerja di lingkungan kerja yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika seorang

pegawai bekerja dalam lingkungan kerja yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga kinerja pegawai tersebut akan rendah.

Trisnawati, 2005: 62 (dalam Isni Purwati, 2016: 27) menyebutkan bahwa lingkungan adalah segala hal yang berkaitan dengan operasional perusahaan dan bagaimana kegiatan operasional tersebut dapat berjalan. Lingkungan kerja yang baik akan sangat memengaruhi tingkat produtivitas karyawan hal ini dapat dilihat dari peningkatan teknologi, cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan untuk oprasional perusahaan.

Sedangkan pengertian lingkungan kerja islami adalah keberadaan manusiadi sekeliling untuk saling mengisi dan melengkapi satudengan lainnya sesuai dengan perannya masing-masingdengan menjaga alam (lingkungan) dan makhluk ciptaanAllah yang lain yakni sebagai khalifah (pemimpin) yangharus menggunakan nilai-nilai syari’at Islam dalam segalaaktifitasnya agar dapat tercapainya kebahagiaan di dunia dandi akhirat (Tolhah Hasan, 2005: 19-20).

Pengertian Islam tentang lingkungan kerja islamimerupakan sebuah entitas yang tidak berdiri sendiri, tetapiberhubungan dengan manusia dan realitas lain yang

Ghaib, yang menciptakan alam. Alam merupakan representasi dariAllah, yang merupakan sumber keberadaan lingkungan itusendiri. Realitas alam ini diciptakan dengan tujuan tertentubukan karena kebetulan atau main-main. Lingkunganmempunyai eksistensi riil, objektif serta bekerja sesuaidengan hukum-hukum yang berlaku, yang disebut sebagaihukum Allah (sunnatullah) Yusmin dalam Mega(2013: 4-5).

Semua makhluk hidup mempunyai hak yang samaterhadap alam/lingkungan sekitar. Manusia diperkenankanuntuk memanfaatkan sumberdaya alam sekitarnya untukkehidupannya dan kemashlahatan umum, akan tetapi tidakboleh berlebihan, berbuat aniaya (dzalim) dan kerusakan(fasad).

Dalam Al-Qur’an:QS. Ibrahim( ayat : 13) yang artinya “Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-rasul mereka: ”Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami”. Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka: “Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu”.

QS. Al-Qashash (ayat : 77) yang artinya “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan

kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

b. Jenis-Jenis Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti, 2001:21 tentang jenis-jenis lingkungan kerja adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:

a) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai seperti pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya.

b) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia misalnya temperature, kelembapan, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanik, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.

2) Lingkungan kerja non fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan, maupun hubungan dengan sesama rekan kerja atau hubungan dengan bawahan.

Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antar tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status yang sama. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri (Nitisemito, 2000:171).Jadi lingkungan kerja non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

c. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Islami

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lingkungankerja islami tersebut banyak ragamnya termasuk dalamaspek, etika, ekonomi, sosial, hukum, politik, teknologi, dan lain-lain (Bashu, 1999: 30).

1) Etika Islam dalam lingkungan masyarakat, dibuat dengantujuan untukmengatur dan mengendalikan lingkungankehidupan dalam masyarakat. Iamerupakan sistem yangditegakan untuk melindungungi hak individu maupunmasyarakat secara luas. Di setiap tempat, sistem

hukumtersebut memiliki sifat, karakter dan ruang lingkup sendiri.Etika lingkungan juga dibedakan menjadi dua etikapelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarianadalah etika yang menekankan pada mengusahakanpelestarian alam dan lingkungan untuk kepentinganmanusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkanuntuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untukkepentingan semua mahluk.

2) Hukum, Islam sebagai agama yang ajarannya universal,dalam arti mencangkup semua manusia di dunia dan jugamemiliki sistem hukum sendiri untuk mengatur danmenjaga lingkungan itu sendiri. Sebagai bentuk kewajibanyang berhubungan dengan Allah ibadah dan kewajibanyang berhubungan dengan manusia dalam rangkamenjamin ketertiban dalam masyarakat (mu’amalah).Disadari ataupun tidak, pemahaman umat Islam seperti initelah meninggalkan salah satu aspek yang juga pentingdalam rangka jaminan ketertiban dalam masyarakat, yaitulingkungan.

3) Keragaman sosial dan budaya dalam Islam, komponensosial budaya merujuk kepada karakteristik demografiserta dapat di golongkan dari perilaku, sikap, dan norma-normaumum dari lingkungan penduduk dalam

suatumasyarakat tertentu. Pertama, perubahan karakteristikdemografi seperti, jumlah penduduk dengan keterampilankhusus, pertumbuhan atau pengurangan dari golonganpopulasi tertentu, mempengaruhi cara perusahaanmenjalankan usahanya. Kedua, perubahan sosial budayadalam perilaku, dan norma-norma juga mempengaruhipermintaan akan produk dan jasa suatu usaha yang dikerjakan.

4) Berpacuaan dengan teknologi seiring dengan tumbuhnyaindustri membutuhkan sumber daya alam yang langka(terbatas). Pengkrusakan sumber alam, populasi udarapolusi air, serta kebisingan adalah indikator teknologi saatini. Teknologi lingkungan Islam mencakup banyakragamnya, teknologi atau di sebut dengan informasi carapenggunaan dari sumber-sumber sosial dari lingkunganuntuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.Teknologi sekarang sangatlah pesat dan mudahberkembang dengan baik dan sekitar lingkungan yangsekarang kita miliki yang harus di perhatikan sepertikondisi fisik, kondisi psikologis, dan kondisi sementaradari lingkungan kerja, agar para pekerja dapat merasanyaman dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan

produktivitas kerja karyawan dengan tepat pada waktu yang ditentukan.

Berikut ini faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja menurut Nitisemito (1992: 21), yaitu:

1) Faktor internal a) Pewarnaan

Banyak perusahaan kurang memperhatikan masalah ini, padahal pengaruhnya cukup besar terhadap para pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang dibebankan. Masalah pewarnaan ini bukan hanya masalah pewarnaan peralatan kantor, mesin, bahkan pewarnaan seragam yang dipakai.

b) Lingkungan kerja yang bersih

Perusahaan hendaknya selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena kebersihan itu sendiri akan mempengaruhi kesehatan karyawan yang berada di dalam perusahaan tersebut. Jika lingkungan bersih, maka akan menimbulkan seseorang untuk bekerja lebih bersemangat dan bergairah.

c) Penerangan yang cukup

Penerangan yang cukup akan memberikan kenyamanan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, maka dari itu dalam memberikan penerangan harus pas, tidak terlalu terang ataupun redup.

d) Pertukaran udara yang baik

Pertukaran udara yang cukup sangat diperlukan terutama ruang cukup akan membuat kesegaran fisik karyawan.

e) Musik yang menimbulkan suasana gembira dalam bekerja

Apabila musik yang didengarkan tidak menyenangkan maka lebih baik tanpa musik. Sebaliknya bila musik yang didengarkan menyenangkan, maka musik akan menimbulkan suasana gembira yang dapat mengurangi kelelahan dalam bekerja.

2) Faktor eksternal

a) Jaminan terhadap keamanan

Jaminan terhadap keamanan selama bekerja dan setelah pulang dari kerja akan menimbulkan ketenangan yang akan mendorong semnagat kerja dan untuk lebih giat bekerja.

b) Kebisingan

Kebisingan yang terus menerus didalam kantor maupun di luar kantor mungkin akan menimbulkan kebosanan dan rasa terganggu untuk konsentrasi bekerja. Kebisingan merupakan gangguan yang harus

diperbaiki. Oleh karena itu, kebisingan harus di atasi, misalnya dengan perlindungan telinga atau adanya ruangan khusus kedap suara.

c) Bebas dari gangguan sekitar

Perasaan nyaman dan damai akan selalu menyertai karyawan dalam setiap pekerjaan bila lingkungan eksternal tidak menjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

QS. An-Nisa (ayat 36) yang artinya“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga- banggakan diri”.

Ayat-ayat di atas mengingatkan umat manusia agar senantiasa berperilaku (berpikir dan bertindak) yang aman dan sehat dalam bekerja ditempat kerja. Dengan berperilaku aman dan sehat akan tercipta suatu kondisi atau lingkungan yang damai.

d. Prinsip-prinsip Lingkungan Kerja Islami

Prinsip lingkungan kerja Islam bertumpu pada dua unsur pokok dari pendapat biosentrisme dan ekosentrisme. Pertama komunitas moral tidak hanya dibatasi dengan komunitas sosial, melainkan mencangkup komunitas ekologis seluruhnya. Kedua hakikat manusia tidak bukan hanya makhluk sosial, melainkan juga makhluk ekologis dan religius. Kedua unsur ini juga mewarnai hampir seluruh prinsip lingkungan kerja islami diantaranya menurut Arif (2010: 249):

1) Muhasabah (evaluasi diri)

Melakukan evaluasi terhadap lingkungan kerja merupakan suatu prinsip dasarbagi manusia sebagai bagian dari lingkungan. Manusia berkewajiban menghargai hak sesama makhluk hidup untuk berada, hidup, tumbuh dan berkembang secara alamiah secara dengan tujuan penciptanya.

2) Murroqabah (kedekatan pada pencipta alam)

Terkait dengan prinsip muhasabah terhadap linkungan kerja Islam merupakan tanggungjawab moral terhadap karyawannya.

3) Muaqobah

Dengan prinsip ini yang ditentukan adalah: nilai, kualitas, cara hidup dan bekerja dengan baik, bukan

kekayaan, saran standardmaterial saja yang dicari melainkan dengan hidup penuh mulia dan sederhana. 4) Muhaddah (kesatuan)

Muncul kenyataan bahwa manusia adalah bagian integral dari alam semesta. Ia ikut merasa apa yang terjadi dalam alam, karena ia merasa satu dengan alam dan lingkungan.

e. Indikator Lingkungn Kerja Islami

Menurut Swatha Bashu (1999: 30) beberapa faktor yang dapat dijadikan indikator Lingkungan kerja islami yaitu sebagai berikut:

1) Etika Islam 2) Hukum Islam 3) Sosial Budaya Islam 4) Tekhnologi

Dokumen terkait